T-50 Golden Eagle |
JAKARTA-(IDB): Pemerintah Indonesia akan membeli pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan sebanyak satu skuadron untuk menggantikan jet latih Hawk Mk-53 milik TNI AU yang sudah usang.
"Jumlahnya, kalau dengan batas anggaran itu, satu skuadron," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada pers di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Hal tersebut disampaikan usai dirinya mengikuti rapat Keketuaan Indonesia dalam Forum ASEAN di Kantor Wapres yang dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono dan diikuti antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Menkeu Agus Martowardojo, Mendag Mari Elka Pangestu, Menkominfo Tifatul Sembiring, serta Menbudpar Jero Wacik.
Dikatakan Purnomo, sampai saat ini kontrak pembelian jet latih tersebut belum ditandatangani tapi proses penawaran sudah dilakukan sejak tahun 2010.
"Itu kontraknya belum dibuat. Tetapi memang itu salah satu pertimbangan kita untuk memperkuat skuadron kita," kata Purnomo.
Presiden Korea Aerospace Industries (KAI) Kim Hong Kyun mengumumkan bahwa telah mendapatkan status dari Menteri Pertahanan Indonesia sekalipun meski negosiasi harga dan rincian pembelian belum tuntas.
Pesawat T-50 bisa juga dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel berencana membuat T-50 yang lebih dominan untuk versi tempur.
Rencana pembelian pesawat ini sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel yang mencoba membobol dokumen milik delegasi Indonesia, Februari 2011 silam. Meski demikian, kerja sama pertahanan Korsel dan Indonesia sepertinya tidak terpengaruh.
Pada 2008, Korsel membeli 4 pesawat transpor Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar untuk fungsi patroli laut.
"Jumlahnya, kalau dengan batas anggaran itu, satu skuadron," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada pers di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Hal tersebut disampaikan usai dirinya mengikuti rapat Keketuaan Indonesia dalam Forum ASEAN di Kantor Wapres yang dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono dan diikuti antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Menkeu Agus Martowardojo, Mendag Mari Elka Pangestu, Menkominfo Tifatul Sembiring, serta Menbudpar Jero Wacik.
Dikatakan Purnomo, sampai saat ini kontrak pembelian jet latih tersebut belum ditandatangani tapi proses penawaran sudah dilakukan sejak tahun 2010.
"Itu kontraknya belum dibuat. Tetapi memang itu salah satu pertimbangan kita untuk memperkuat skuadron kita," kata Purnomo.
Presiden Korea Aerospace Industries (KAI) Kim Hong Kyun mengumumkan bahwa telah mendapatkan status dari Menteri Pertahanan Indonesia sekalipun meski negosiasi harga dan rincian pembelian belum tuntas.
Pesawat T-50 bisa juga dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel berencana membuat T-50 yang lebih dominan untuk versi tempur.
Rencana pembelian pesawat ini sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel yang mencoba membobol dokumen milik delegasi Indonesia, Februari 2011 silam. Meski demikian, kerja sama pertahanan Korsel dan Indonesia sepertinya tidak terpengaruh.
Pada 2008, Korsel membeli 4 pesawat transpor Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar untuk fungsi patroli laut.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar