BANGKOK-(IDB) : Tentara Thailand berbaris di barak militer di Bangkok, Rabu (20/4), saat PM Abhisit menyampaikan pidato tentang pemilu. Militer memiliki peran sangat menentukan dalam politik Thailand.
Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, Rabu (20/4), berusaha membujuk warganya untuk mensukseskan pemilu. Permintaan ini ia sampaikan saat kondisi warganya yang masih terpecah sejak pelengseran Thanksin Shinawatra.
Abhisit berjanji untuk membantu rakyat berpenghasilan rendah dan petani serta mengatasi kejahatan narkoba.
Dalam pidatonya di televisi, Abhisit Vejjajiva menyatakan keberhasilan kepemimpinannya di bidang ekonomi sejak berkuasa pada Desember 2008 melalui pemungutan suara di parlemen dengan dukungan dari kaum elit Bangkok dan militer.
"Kami akan mendorong ke depan dengan beberapa kebijakan yang kami yakin akan membuat rakyat Thailand kuat," katanya.
Abhisit, pemimpin Partai Demokrat kelahiran Inggris dan berpendidikan Oxford, mengatakan ia berharap untuk membubarkan majelis rendah parlemen pada pekan pertama bulan Mei untuk pemilihan yang akan diadakan pada bulan Juli awal.
"Kami bertekad untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah narkoba. Kebijakan kami tentang obat terlarang akan dimulai dengan undang-undang tentang pencegahan, penekanan dan penyembuhan," katanya.
Masyarakat Thailand tetap terpecah setelah peristiwa kekerasan sipil terburuk dalam beberapa dasawarsa terakhir yang terjadi tahun lalu. Lebih dari 90 orang tewas dalam bentrokan jalanan antara pengunjuk rasa kelompok oposisi "Baju Merah" dan pasukan bersenjata di pusat Bangkok.
Yingluck Shinawatra, saudara perempuan mantan perdana menteri Thailand yang menjadi buronan Thaksin Shinawatra - pahlawan bagi kebanyakan kelompok "Baju Merah"- telah muncul sebagai kandidat calon perdana menteri pihak oposisi.
Dalam pernyataan yang tampaknya ditujukan terutama pada para pemimpin Baju Merah, kepala militer Thailand Jenderal Prayut Chan-O-Cha memperingatkan para tokoh politik untuk menjaga kehormatan monarki diluar perdebatan pemilihan umum.
"Terutama dengan politik, jangan menyeret monarki ke dalamnya. Lembaga ini di atas semua konflik," katanya, seraya menambahkan bahwa militer "akan melakukan tugasnya untuk melindungi monarki".
Prayut telah berjanji untuk mematuhi hasil pemilihan umum, dan telah menampik rumor kudeta militer.
Tapi itu tidak menghilangkan spekulasi tentang kemungkinan intervensi militer di negara yang telah mengalami 18 kudeta yang sebenarnya atau percobaan sejak 1932.
Sumber: Anlisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar