Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu |
YERUSALEM-(IDB):Deputi Menteri Luar Negeri Israel Danny Ayalon hari Senin mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap para pemimpin Hamas setelah puluhan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menghantam Israel selatan.
"Jika para pemimpin Hamas memutuskan meningkatkan kekerasan, kami akan mengakhirinya... Kami mengambil sejumlah tindakan sebelum menempatkan pasukan darat di Gaza, termasuk ancaman langsung terhadap para pemimpin Hamas," kata Ayalon kepada radio pemerintah.
Ayalon, seorang anggota partai ultra-nasionalis Yisrael-Beitenu, mengeluarkan peringatan itu ketika ketegangan lintas-batas antara Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Israel tinggi lagi, yang mengacaukan gencatan senjata yang telah berlangsung dua tahun.
Sebuah roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza pada Minggu menghantam kota Askhelon, Israel selatan, namun tidak ada korban atau kerusakan.
Sabtu, Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, menembakkan sekitar 50 mortir ke wilayah Israel setelah dua anggota mereka dilaporkan tewas.
Serangan itu, yang mencederai dua orang Israel dan menimbulkan kerusakan kecil, merupakan yang tersengit sejak Israel menggempur Gaza dua tahun lalu.
Israel membalas serangan itu Sabtu, yang mencederai lima orang Palestina dan memutuskan aliran listrik Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan sebuah pernyataan yang memperingatkan bahwa negara Yahudi itu akan mengambil segala langkah yang diperlukan untuk melindungi penduduknya".
Israel meluncurkan perang 22 hari di Jalur Gaza dua tahun lalu dengan tujuan menghentikan serangan-serangan roket dan mortir yang hampir setiap hari ke negara Yahudi tersebut.
Jumlah serangan dari wilayah kantung Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun 2010 hampir 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer.
Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.
Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
"Jika para pemimpin Hamas memutuskan meningkatkan kekerasan, kami akan mengakhirinya... Kami mengambil sejumlah tindakan sebelum menempatkan pasukan darat di Gaza, termasuk ancaman langsung terhadap para pemimpin Hamas," kata Ayalon kepada radio pemerintah.
Ayalon, seorang anggota partai ultra-nasionalis Yisrael-Beitenu, mengeluarkan peringatan itu ketika ketegangan lintas-batas antara Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Israel tinggi lagi, yang mengacaukan gencatan senjata yang telah berlangsung dua tahun.
Sebuah roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza pada Minggu menghantam kota Askhelon, Israel selatan, namun tidak ada korban atau kerusakan.
Sabtu, Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, menembakkan sekitar 50 mortir ke wilayah Israel setelah dua anggota mereka dilaporkan tewas.
Serangan itu, yang mencederai dua orang Israel dan menimbulkan kerusakan kecil, merupakan yang tersengit sejak Israel menggempur Gaza dua tahun lalu.
Israel membalas serangan itu Sabtu, yang mencederai lima orang Palestina dan memutuskan aliran listrik Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan sebuah pernyataan yang memperingatkan bahwa negara Yahudi itu akan mengambil segala langkah yang diperlukan untuk melindungi penduduknya".
Israel meluncurkan perang 22 hari di Jalur Gaza dua tahun lalu dengan tujuan menghentikan serangan-serangan roket dan mortir yang hampir setiap hari ke negara Yahudi tersebut.
Jumlah serangan dari wilayah kantung Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun 2010 hampir 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer.
Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.
Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Sumber: Antara News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar