Central Intelligence Agency (CIA) |
WASHINGTON DC-(IDB): Presiden AS Barack Obama diketahui telah memerintahkan operasi rahasia untuk mendukung pemberontak di Libya. Misinya untuk mengusir pemimpin Libya Muamar Khadafi.
Obama menandatangani perintah itu sekitar dua atau tiga minggu lalu, demikian ditulis Reuters, dari sumber di pemerintahan, Kamis (31/3/2011).
Perintah tersebut akan diteruskan dengan memberikan otorisasi pada Central Intelligence Agency (CIA) untuk melakukan operasi rahasia. Tapi baik Gedung Putih maupun CIA belum memberikan komentar atas hal ini.
Berita Obama telah memberikan perintah rahasia tersebut menguat setelah Obama, dan pejabat pasukan koalisi yang lain berkata ada kemungkinan akan memberikan bantuan senjata pada para pemberontak yang melawan tentara Khadafi.
AS sendiri terkenal dengan operasi rahasianya. Tahun 2009 lalu, Obama juga disebut memberikan otorisasi bagi CIA untuk aksi antiteroris di Yaman. Tapi tentu saja berita seperti ini disangkal oleh Gedung Putih.
Sumber lainnya mengatakan AS belum akan memberikan bantuan berupa senjata, karena masih mengumpulkan informasi soal para pemimpin pemberontak di Libya. Hal yang dilakukan saat ini masih pada mengumpulkan data intelijen.
Hal ini dipertegas oleh pernyataan veteran CIA yang menjadi penasihat di Gedung Putih, Bruce Riedel. "Semua hal mengenai pelatihan dan perlengkapan membutuhkan pengetahuan siapa sebenarnya para pemberontak itu," jelasnya.
Dia juga menambahkan mengorganisir para pemberontak dan melatih mereka, lebih dibutuhkan daripada mengirimkan senjata.
Sementara itu dalam artikelnya di VOA, penulis intelijen Gary Thomas menjelaskan bantuan ini bisa berupa apa saja. Termasuk propaganda, manipulasi penghitungan suara, mempersenjatai, melatih, bahkan mendorong kudeta.
Obama menandatangani perintah itu sekitar dua atau tiga minggu lalu, demikian ditulis Reuters, dari sumber di pemerintahan, Kamis (31/3/2011).
Perintah tersebut akan diteruskan dengan memberikan otorisasi pada Central Intelligence Agency (CIA) untuk melakukan operasi rahasia. Tapi baik Gedung Putih maupun CIA belum memberikan komentar atas hal ini.
Berita Obama telah memberikan perintah rahasia tersebut menguat setelah Obama, dan pejabat pasukan koalisi yang lain berkata ada kemungkinan akan memberikan bantuan senjata pada para pemberontak yang melawan tentara Khadafi.
AS sendiri terkenal dengan operasi rahasianya. Tahun 2009 lalu, Obama juga disebut memberikan otorisasi bagi CIA untuk aksi antiteroris di Yaman. Tapi tentu saja berita seperti ini disangkal oleh Gedung Putih.
Sumber lainnya mengatakan AS belum akan memberikan bantuan berupa senjata, karena masih mengumpulkan informasi soal para pemimpin pemberontak di Libya. Hal yang dilakukan saat ini masih pada mengumpulkan data intelijen.
Hal ini dipertegas oleh pernyataan veteran CIA yang menjadi penasihat di Gedung Putih, Bruce Riedel. "Semua hal mengenai pelatihan dan perlengkapan membutuhkan pengetahuan siapa sebenarnya para pemberontak itu," jelasnya.
Dia juga menambahkan mengorganisir para pemberontak dan melatih mereka, lebih dibutuhkan daripada mengirimkan senjata.
Sementara itu dalam artikelnya di VOA, penulis intelijen Gary Thomas menjelaskan bantuan ini bisa berupa apa saja. Termasuk propaganda, manipulasi penghitungan suara, mempersenjatai, melatih, bahkan mendorong kudeta.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar