Pages

Sabtu, Oktober 25, 2014

Rusia Bisa Membangun Kapal Perang Mirip Mistral

MOSCOW-(IDB) : Rusia tidak tergantung pada Prancis dalam membangun operator helikopter sendiri mirip dengan kapal induk helikopter Prancis kelas Mistral, dan mampu untuk membangun kapal perang seperti itu sendiri, kata Wakil Panglima Angkatan Laut Laksamana Muda Victor Bursuk Sabtu.

"Kami tidak tergantung pada Prancis dengan cara apapun, itu hanya salah satu kontrak kerja sama teknis-militer dan tidak lebih. Program pembuatan kapal (Rusia) direncanakan pembangunan kapal perang kelas ini, dan itu pasti akan dilaksanakan," kata Bursuk dalam satu wawancara dengan radio Ekho Moskvy.

Pada Kamis, kepala staf Kremlin Sergei Ivanov mengatakan, Rusia akan menuntut Prancis jika Paris menolak untuk menghormati kontrak Mistral.

Rusia dan Prancis menandatangani kesepakatan 1,2 miliar euro (1,5 miliar dolar AS) untuk dua operator helikopter kelas Mistral pada Juni 2011.

Kapal induk pertama, Vladivostok, diharapkan tiba di Rusia pada akhir 2014. Kapal kedua, Sevastopol, seharusnya tiba pada tahun 2015.

Penyelesaian kesepakatan tersebut telah beresiko sejak Barat mulai menerapkan sanksi ekonomi yang ditargetkan terhadap Rusia atas krisis Ukraina, demikian OANA.




Sumber : Antara

Yonkav-13 Satya Lembuswana Diresmikan

BALIKPAPAN-(IDB) : Denkav-1/Mtc yang berkedudukan di Jl Soekarno-Hatta Km 28 Kabupaten Kutai Kartanegara mulai Kamis (23/10) berubah status menjadi Batalyon Kaveleri-13 Satya Lembuswana yang diresmikan oleh Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, S.IP.

 

Acara ditandai dengan penyerahan Lambang Satuan, Tongkat Komando dan Tunggul Satuan oleh Pangdam VI/Mlw kepada Danyon Kaveleri-13 Satya Lembuswana, Mayor Kav Aria S.Saleh. Dengan digelarnya Batalyon Kavaleri-13/Satya Lembuswana di wilayah Kalimantan Timur, merupakan jawaban atas kesungguhan TNI AD dalam menyikapi dan menyiasati kecenderungan ancaman ke depan yang semakin berat dan kompleks.

 

Kehadiran Batalyon Kavaleri-13/Satya Lembuswana ini, diharapkan dapat menambah kemampuan jajaran Kodam VI Mulawarman dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai komando operasional dan komando pembinaan. Demikian penegasan Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, S.IP. saat meresmikan Yonkav-13/SL.

 

“Saya berharap masyarakat di wilayah Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara dapat menerima kehadiran Batalyon Kavaleri-13/Satya Lembuswana dengan tangan terbuka dan menaruh harapan penuh sehingga pelaksanaan tugas pokoknya dapat berhasil dengan baik,” kata Pangdam dalam sambutannya.

 
Di akhir acara peresmian, Kapolda Kaltim Irjen Pol Andayono berkenan menyampaikan selamat secara khusus kepada Pangdam Benny dengan “salam Komando“ sebagai wujud keakraban dan kekompakan antara kedua Institusi di wilayah Kaltim.




Sumber : BalikpapanPos

5 Hal yang Mungkin Tidak Anda Ketahui dari F-35

F-35



ARTILERI-(IDB) : Anda pasti sudah tahu bahwa F-35 Lightning II adalah pesawat tempur siluman multiperan generasi kelima yang dibuat oleh Lockheed Martin di fasilitasnya di Fort Worth, Texas, Amerika Serikat. Tapi yang mungkin Anda tidak tahu adalah bahwa saat ini lebih dari 100 pesawat telah diserahkan dan sedang diterbangkan oleh pilot AS dan pilot internasional di enam lokasi di Amerika Serikat.



Berikut adalah lima hal lainnya tentang F-35 Lightning II yang mungkin Anda tidak ketahui:



1. F-35B adalah pesawat STOVL supersonik pertama

F-35B STOVL


Ini baru pertama kali dalam sejarah penerbangan, F-35B merupakan pesawat tempur short-take off and vertical-landing (STOVL) atau lepas landas pendek dan mendarat vertikal yang mampu terbang melampaui kecepatan suara. F-35B merupakan salah satu varian dari F-35 yang digunakan oleh Korps Marinir AS. 
Pada tanggal 10 Juni 2010, Letkol Matt Kelly, pilot percontohan Korps Marinir AS  menerbangkan F-35B STOVL dengan kecepatan Mach 1,07 atau 1.311 kilometer per jam. Uji coba dilakukan di ketinggian 30.000 kaki di sekitar Naval Air Station Patuxent River, Maryland.



2. F-35 adalah satu-satunya pesawat yang pilotnya dapat melihat sekeliling melalui helm

Helm F-35

Helmet Mounted Display Systems (HMDS) yang khusus dibuat untuk F-35 akan memproyeksikan informasi pada visor helm, berbeda dengan Heads-up Display (HUD) biasa. HMDS memberikan semua informasi yang dibutuhkan pilot F-35 untuk melakukan misinya dan kembali ke pangkalan dengan selamat tanpa harus kehilangan kewaspadaan.



Distributed Aperture System (DAS) pada F-35 merupakan rangkaian dari enam kamera inframerah yang dipasang di sekitar pesawat yang akan mengirimkan citra real-time ke helm, yang membuat pilot mampu melihat 'menembus' badan pesawat. Pilot dapat melihat lingkungan sekitar mereka dengan jelas baik siang atau malam hari. DAS juga sepenuhnya terintegrasi dengan sensor lain dalam pesawat, jadi jika radar F-35 ini mendeteksi sesuatu yang menarik, perangkat lunak DAS akan menganalisanya dengan cermat dan memberikan 'warning' kepada pilot jika itu adalah ancaman.



3. F-35 adalah pesawat tempur siluman pertama yang dijual di luar Amerika Serikat

F-35


F-35 dikembangkan melalui program "Joint Strike Fighter" di awal 1990-an. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menciptakan pesawat tempur generasi kelima yang dapat diekspor ke luar negeri. Akhirnya proyek ini berhasil melahirkan pesawat tempur siluman, yang dikenal sebagai F-35, dengan tiga varian dan sembilan negara mitra pembuatnya: Australia, Kanada, Denmark, Italia, Belanda, Norwegia, Turki, Inggris dan Amerika Serikat.



Israel, Jepang, dan Korea Selatan juga telah bergabung ke dalam program ini melalui Foreign Military Sales (FMS) atau penjualan militer asing. Dengan semakin banyaknya sekutu yang menerbangkan F-35, koalisi akan semakin kuat karena setiap pesawat dapat berbagi informasi pertempuran secara real-time.



4. Kokpit F-35 dari seluruh varian dan yang dijual ke asing sama persis

3 varian F-35


Tidak seperti pesawat-pesawat AS sebelumnya, kokpit F-35 dilengkapi dengan kaca layar sentuh besar agar pilot mudah berinteraksi dengan sentuhan, cursor hooking dan pengenalan suara. 
Dengan teknologi baru ini, pilot dapat mengubah ukuran, lokasi, dan isi dari apa yang tampil pada layar, termasuk jendela besar dengan Tactical Situation Display (TSD). Pilot dapat memanipulasi panel kontrol dan berinteraksi dengan layar terpisah hanya dengan perintah sederhana. 
Dengan penggunaan sensor fusion, pilot juga dapat melihat gambar operasional yang terintegrasi di TSD. Sensor fusion memberikan gambaran situasi pertempuran yang mudah dipahami oleh pilot.



5. Hampir 300.000 bagian dengan sekitar 11.000 nomor bagian unik yang digunakan untuk membuat F-35

Perakitan F-35


Seluruh komponen yang diperlukan untuk membangun F-35 berada di pabrik Lockheed Martin di Fort Worth, Texas. Proses produksi F-35 berdasarkan prinsip-prinsip manufaktur yang telah teruji, peralatan generasi terbaru dan tenaga kerja yang terampil. 
Strategi produksi F-35 berdasarkan moving component assemblies, seperti sayap dan bagian depan pesawat, dari satu pesawat ke pesawat lainnya. Ritme produksi semacam ini akan meningkatan efisiensi, menurunkan biaya dan menghemat waktu, dan posisi pekerja untuk mencapai standar kerja pada setiap pekerjaan. Lihat video dibawah.




Sumber : Artileri

Taruna Korps Marinir Latihan Perang Di Purboyo

MALANG-(IDB) : Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL), Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman, SE beserta para Pejabat utama AAL berkesempatan meninjau langsung Latihan dan Praktek (Lattek) Suroyudho yang sedang dilaksanakan 21 taruna AAL Tingkat IV Korps Marinir, di Puslatpur Marinir Purboyo, Malang, Jumat (24/10).

Dalam latihan taktik serangan darat ini, para taruna korps marinir berlatih bersama dengan para prajurit Yonif 5 Marinir.

Berbagai kegiatan dalam serial latihan dilaksanakan dan disaksikan langsung Gubernur AAL Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman, beserta rombongan diantaranya saat taruna melaksanakan Serangan Gunung yang mengambil lokasi di Desa Sumber Kerto Malang Selatan.

Gubernur AAL dengan seragam khasnya turut mengikuti rute latihan para taruna Korps Marinir meskipun harus naik ketinggian dataran yang merupakan sasaran yang dijadikan latihan.

Latihan dan Praktek Suroyudho ini dilaksanakan selama 5 hari (20-26 Oktober). Tujuan latihan ini agar mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, kemudian melaksanakan kepemimpinan lapangan dengan Prosedur Pimpinan Pasukan (P3), melaksanakan operasi darat yang meliputi Gerakan Menuju Kontak (GMUK), serangan, pertahanan, patroli tempur, dan patroli penyelidik.




Sumber : Jurnas