Pages

Kamis, Oktober 16, 2014

KH 179, Meriam Tarik Armed TNI AD

JAKARTA-(IDB) : Meriam 155/KH 179 diterima TNI AD sejak tahun 2014. Alat utama sistem persenjataan  (alutsista) pabrikan Korea Selatan ini diangkut dengan kendaraan penarik REO KM-500.

Jarak tembak Meriam 155/KH 179  mencapai 22 kilo meter (km) dengan amunisi standar dan dapat mencapai jarak hingga 30 km dengan amunisi RAP. Kemampuan lain dari senjata ini memiliki daya hancur ledakan di sasaran dengan radius 50 meter.

Meriam 155/KH 179 merupakan senjata artileri medan TNI AD dan selanjutnya akan ditempatkan di tiga batalyon artileri medan TNI AD sebagai batalyon komposit, yaitu Yonarmed 16 di Ngabang Kalimantan Barat, Yonarmed 17 di Aceh dan Yonarmed 18 di Berrau, Kalimantan Timur.

Selain dapat ditarik dengan kendaraan truck, Meriam 155/KH 179 juga dapat diangkut dengan menggunakan pesawat Hercules C-130.



Sumber : Sindo

Australia Incar F-35B Untuk LHD Canberra Class

CANBERRA-(IDB) : Australia mempertimbangkan untuk membeli jet tempur siluman F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF) varian lepas landas pendek dan mendarat vertikal (STOVL), selain varian take-off dan landing (CTOL) konvensional yang sudah dipesan, ujar juru bicara Menteri Pertahanan Australia, David Johnston.


Juru bicara itu mengatakan kepada IHS Jane bahwa akuisisi F-35B “akan masuk dalam Buku Putih Pertahanan”, yang dijadwalkan dikeluarkan pada kuartal kedua tahun 2015.


Keterangan ini untuk menanggapi laporan media bahwa Perdana Menteri Tony Abbott telah menginstruksikan Kementerian Pertahanan untuk memeriksa kemungkinan membeli F-35B untuk beroperasi di dua kapal amfibi pendaratan helikopter (LHD) Canberra Class, yang dioperasikan Royal Australian Navy (RAN).


Disain HMAS Adelaide Class Australia
Disain HMAS Adelaide Class Australia
Satu dari dua LHD berbobot 27,800 ton itu, kini sedang menjalani uji coba. Yang kedua akan ditugaskan pada tahun 2016.


Pemerintah mengumumkan pada 23 April keputusannya untuk membeli 58 jet tempur F-35A dengan komitmen pembelian hingga 72 unit. Dua yang pertama akan dikirimkan pada akhir tahun ini, meskipun unit itu dan pengiriman berikutnya tidak akan tiba di Australia sampai akhir tahun 2018.


Tidak jelas apakah akuisisi F-35B akan di samping 72 varian CTOL atau dikurangkan dari angka tersebut.



Komentar
 
Sumber telah mengkonfirmasi ketertarikan Perdana Menteri Tony Abbott terhadap pesawat F-35B STOVL, tapi untuk itu diperlukan upgrade yang signifikan untuk LHD Canberra Class, agar bisa mengoperasikan F-35B.

Upgrade diperlukan untuk memasukkan lapisan dek tahan panas agar operasi LHD Canberra Class bisa panjang, bahan bakar tambahan dan bunker senjata, dan perangkat tambahan untuk fasilitas komando dan pengawasan, yang mana LHD sekarang masih fokus pada operasi amfibi yang melibatkan helikopter dan kapal/boat.



Sumber : JKGR

Berita Foto : 20 Prajurit Indobatt Terima Penghargaan Dari LAF

LEBANON-(IDB) : Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Indobatt (Indonesia Battalion) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) kembali menerima penghargaan. Kali ini, penghargaan diperoleh dari LAF (Lebanese Armed Forces) kepada 20 prajurit tim patroli Satgas Indobatt yang berasal dari Kompi Alpha.

Kedua puluh peacekeeper Indobatt yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di kancah Internasional, khususnya di UNIFIL diberikan penghargaan oleh South Litani Sector of Lebanese Armed Forces Commander.

Ke-20 prajurit yang meraih penghargaan adalah Tim Patroli-1 (Lettu Inf M.A. Maulana, Sertu Ricardo, Serda Purwanto, Praka Adi Susanto, Kopda Kasim, Praka Tulus, Praka Aziz Yodi, Praka Jarmanto, Praka Andri Atmoko, Praka Mangara Panjaitan) dan Tim Patroli-2 (Lettu Asep Saroi, Sertu Aceng, Sertu M.Ali, Serda Wawan, Pratu nurdin, Praka Fauzan, Praka Romadlon, Praka Sunggono, Kopda Adi Wibowo, Kopda Tarjani).

Turut hadir dalam acara penerimaan penghargaan tersebut adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon Bapak Drs. Dimas Samodra Rum, MBA, Komandan Kontingen Garuda Kolonel Inf Adipati Karnawijaya, Dansatgas SEMPU Letkol Cpm Andri Gunawan, Komandan Batalyon Nepal Letkol Sushil, dan tamu undangan dari kontingen negara lain seperti Indiabatt dan Spainbatt.



Sumber : Detik

AS Berlatih Perang Untuk Hadapi China

GUAM-(IDB) : Para pejabat Amerika Serikat (AS) terbiasa untuk mengeluarkan retorika humas bahwa militernya tidak sedang berlatih untuk perang dengan negara mana pun, terutama China yang kini dianggap sebagai kekuatan baru dunia dari sektor keuangan maupun militer.

Namun berapa besar kemungkinan bahwa angkatan laut AS mengerahkan dua grup kapal induk lengkap dengan sedikitnya 200 jet tempur di luar pantai Guam hanya untuk main-main? "Melihat pengerahan angkatan laut AS seperti itu, sulit untuk tidak terpesona," kata wartawan BBC Rupert Wingfield-Hayes.

Hayes dalam laporannya saat berada di atas kapal induk AS USS George Washington di Guam, Selasa 14 Oktober 2014, menyebut tidak ada angkatan laut lain di dunia dengan "mainan" yang sama seperti dimiliki AS dan memamerkannya dengan cara yang mudah.

"Anda tidak akan memiliki banyak kesempatan mendapat undangan untuk berada di kapal induk bertenaga nuklir AS dan setelah tulisan ini mungkin Saya tidak akan diundang lagi," tulis Hayes, menyebut dari apa yang disaksikannya jelas bahwa AS bersiap untuk pertempuran dengan China.

Hayes mengatakan ratusan jet tempur yang diluncurkan dari atas kapal induk AS melakukan latihan yang disebut Pentagon sebagai pertempuran laut-udara. Sebuah konsep yang telah ada sejak 2009 dan spesifik didesain untuk menghadapi China.

Komandan Grup Serang 5 Laksamana Muda Mark Montgomery, mengatakan pasukan di bawah kendalinya melakukan simulasi skenario anti-akses, resistensi wilayah. "Beberapa negara telah mengembangkan senjata anti-akses, maka kita harus mengembangkan taktik, teknik, dan prosedur," kata Montgomery.

Montgomery enggan mendiskusikan latihan secara spesifik, tapi kapal induk dan jet tempur AS melakukan simulasi berbagai ancaman yang rumit dari laut, udara, ruang angkasa, dan internet.

"Secara umum dipahami bahwa beberapa negara memiliki kemampuan untuk mengalihkan atau membatasi komunikasi satelit. Jadi kita harus berlatih untuk bekerja dalam situasi dengan komunikasi yang terbatas," ucap Montgomery.

Angkatan laut China jelas belum setara dengan AS dan tidak akan dapat menyamai untuk waktu yang lama. Tapi China telah mengembangkan berbagai senjata yang didesain untuk menghadapi kapal induk AS. Termasuk kapal selam, rudal supersonik jarak jauh.

China juga mengklaim telah memiliki teknologi rudal balistik yang sangat akurat dalam mengejar sasaran. Mereka sebut sebagai pembunuh kapal induk. Rudal itu disebut dapat melakukan manuver untuk mengenai sasaran yang bergerak.

Selama satu dekade terakhir China berusaha memberikan persepsi pada internasional, bahwa munculnya China sebagai kekuatan baru tidak akan menjadi ancaman bagi dunia. Hingga Xi Jinping menjadi presiden pada 2013, yang membawa beberapa perubahan signifikan.

China kini mulai mempertegas klaim wilayah maritimnya. Kapal-kapal China secara agresif melakukan patroli di dekat pulau Senkaku atau Diaoyu di Laut China Timur yang selama ini dikuasai Jepang.

Pada Agustus lalu, sebuah jet tempur China terlibat konfrontasi dengan pesawat mata-mata AS di atas Laut China Selatan. Montgomery mengatakan insiden itu membuat peran angkatan laut AS di kawasan semakin vital.

Dia mengklaim bahwa AS telah menjadi kontributor tunggal yang menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Asia Pasifik dalam 70 tahun terakhir. Para pemimpin China dipastikan bakal tidak setuju dengan pernyataan itu. Beijing sejak lama ingin mendominasi wilayah sekitar perairannya.

Jika AS berusaha untuk menghentikan keinginan itu, maka potensi konflik bukan lagi sesuatu yang akan mudah diperdebatkan. Beberapa negara seperti Jepang, Filipina dan Vietnam telah mengisyaratkan dukungan bagi AS, sekalipun itu akan membuat dominasi AS di Asia semakin tidak terbatas. 



Sumber : Vivanews