Pages

Selasa, Juli 22, 2014

Lanud Tarakan Terlibat Operasi “Garda Wibawa 14” Ambalat

TARAKAN-(IDB) : Komandan Lanud Tarakan Letkol Pnb Tiopan Hutapea, S.Sos, menerima Kedatangan Pesawat Boeing 737-200 AI-7303 Intai Strategis yang dipimpin Kapten Pnb I Kadek Wiliantara beserta 13 Crew dalam rangka Operasi Garda Wibawa-14 Perairan Ambalat, di apron Bandara Juwata Kota Tarakan, Kamis (17/07).

Menurut Komandan Lanud Tarakan Letkol Pnb Tiopan Hutapea, S.Sos, TNI dan TNI Angkatan Udara menggelar Operasi Garda Wibawa-14 untuk meningkatkan pengamanan di Perairan Ambalat sebagai bentuk dari upaya pengamanan Negara dalam menyikapi adanya klaim wilayah perbatasan oleh Malaysia di Perairan Ambalat.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, telah memerintahkan untuk menggelar Operasi Gabungan dengan sandi Garda Wibawa-14 yang bertujuan untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI serta pengamanan wilayah perbatasan laut dan udara dengan Malaysia.

Perairan Ambalat masih menjadi persoalan tersendiri bagi Indonesia dan Malaysia. Malaysia sebagai Negara Littoral (bukan Negara Kepulauan), masih menganggap perairan kaya cadangan energi itu sebagai wilayah Malaysia, namun Indonesia sebagai Negara Kepulauan telah meratifikasi UNCLOS 1982 bersama Malaysia, menetapkan titik pangkal pengukuran batas wilayah perairan ada di atas Karang Unarang.




Sumber : TNI AU

Pangarmatim Hadiri Pengukuhan Dua Kapal Perang Indonesia

LONDON-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim menghadiri pengukuhan dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), di Anchor Line Barrow in Furness Inggris, Jumat (18/7), baru-baru ini.

Kedua kapal perang yang dibeli dari Inggris itu dikukuhkan dengan nama KRI Bung Tomo-357 dan KRI John Lie-358, bertindak selaku Inspektur Upacara Menteri Pertahanan RI Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M. Sc, MA., Ph.D.

Disamping Pangarmatim, juga hadir Asops Kasal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto dan rombongan dari Komisi 1 DPR RI.

Upacara Pengukuhan dan Pemberian Nama (Commissioning And Shipnaming) bagi kedua kapal perang tersebut diawali dengan laporan pelaksanaan oleh Komandan Satuan Tugas (Satgas) Yekda Multi Role Light Fregatte (MRLF) Kolonel Laut (P) Nyoman Sudihartawan, S.E.

Prosesi selanjutnya penyematan tanda jabatan Komandan KRI Bung Tomo-357 kepada Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T, dan jabatan Komandan KRI John Lie-358 kepada Kolonel Laut (P) Antonius Widyoutomo.

Kemudian dilanjutkan prosesi pemberian nama kapal, dan sebagai ibu kandung bagi kedua kapal perang tersebut adalah Ibu Sri Murniati Yusgiantoro.

Personil yang mengawaki KRI Bung Tomo-357 sebanyak 85 prajurit, dengan rincian: Perwira 17 orang, Bintara 40 orang, dan Tamtama 28 orang. Sedangkan di KRI John Lie-358 jumlah personil 85 orang, dengan rincian: Perwira 17 orang, Bintara 33 orang, dan Tamtama 35 orang.




Sumber : TNI

Rusia Perkenalkan UAV Amfibi

UAV amfibi Chirok
MOSCOW-(IDB) : Belum cukup memiliki rudal balistik, Rusia mengembangkan pesawat tak berawak (UAV) amfibi yang merupakan hibridisasi antara UAV dengan hovercraft amfibi. UAV unik yang tidak memerlukan lapangan untuk lepas landas dan mendarat ini ditampilkan saat pameran teknologi Innoprom-2014 di Yekaterinburg, Rusia tengah, 9-12 Juli 2014.

UAV yang dijuluki Chirok ini dikembangkan oleh perusahaan Rusia Rostec, dan baru kali ini dipamerkan di hadapan publik. Chirok mampu mendarat di medan apapun, termasuk di salju, pasir, air, rawa atau daerah apapun yang relatif datar.

Prototipe Chirok yang ditampilkan ini masih dalam ukuran 1:5, yang sengaja dibuat untuk menguji kinerja aerodinamisnya di wind tunnel (terowongan angin) di Central Aero-hydrodynamic Institute di kota Zhukovsky, Rusia.

UAV amfibi Chirok
Pada 2015 nanti, UAV Chirok dengan ukuran penuh akan memulai uji penerbangan. Chirok akan memiliki rentang sayap 10 meter, dan memiliki bobot lepas landas maksimum sekitar 700 kg, yang mana 300 kg nya merupakan muatannya. Mampu terbang di ketinggian 6.100 meter, UAV ini diharapkan mampu melakukan penerbangan sejauh 2.500 km. Informasi mengenai sistem propulsi Chirok, masih belum dipublikasi.

UAV amfibi yang bodinya mirip dengan kepala paus pembunuh ini dibuat secara eksklusif dari bahan komposit (kemungkinan besar utamanya dari serat karbon namun hal ini belum dikonfirmasi. Sedangkan membran bantalan udaranya (air cushion) terbuat dari bahan ultra-modern yang dikembangkan oleh ahli Rusia dan dipatenkan oleh Rostec Corporation (informasi dari Russian Times, Rostec sendiri tidak mengonfirmasi hal ini.

UAV amfibi Chirok
UAV amfibi Chirok

Meskipun saat ini UAV amfibi Chirok akan digunakan masih dalam ruang lingkup sipil, seperti pemantauan kebakaran hutan, daerah bencana, lalu lintas, pengiriman kebutuhan untuk rig minyak yang jauh, namun konstruksinya sudah memungkinkan untuk digunakan oleh militer.

Chirok mampu membawa bom, roket dan senjata presisi tinggi, seperti rudal berukuran kecil. Dan tidak sepeti kebanyakan UAV, Chirok memiliki inner space (ruang dalam) yang pas untuk membawa senjata internal, sehingga tidak akan mengganggu visibilitas dan sifat aerodinamisnya. Karena Chirok berukuran sedang dan terbuat dari bahan komposit, Chirok juga diyakini berkarakteristik siluman yang sangat baik.

Diharapkan pada pameran dirgantara MAKS-2015 di Moskow nanti, UAV Chirok sudah akan tampil dalam ukuran penuh. Produksinya sendiri secepatnya akan dimulai pada 2016.
Sumber : Artileri

Geliat Pengembangan Kapal Selam Nuklir China

BEIJING-(IDB) : Akhir 2013 lalu, China berhasil melucuti reaktor nuklir salah satu kapal selam nuklirnya. Membuatnya tergabung dengan kelompok negara yang mampu melakukannya, yaitu Amerika Serikat, Rusia dan Perancis. Sementara Inggris saat ini masih dalam rencana untuk melucuti reaktor nuklir kapal selamnya, setelah bisa menentukan tempat penyimpanan (untuk selama-lamanya) reaktor nuklir dan semua komponen radioaktif dari kapal selamnya. Ketika reaktor nuklir sudah dilucuti, maka kapal selam nuklir berubah menjadi kapal selam konvensional. Pembongkarannya dilakukan secara parsial, kemudian komponen radioaktif kapal selam disegel dalam kontainer kokoh tahan radiasi. Kontainer ini kemudian disimpan di tempat aman dengan penjagaan, biasanya disimpan di daerah yang terisolir dan stabil secara geologi.



Kapal selam nuklir yang China bongkar ini adalah kapal selam serang bertenaga nuklir (SSN) Type 091 (Kelas Han) yang dibuat pada awal 1970-an dan aktif digunakan sampai awal 1990-an. Dari tahun tersebut hingga ke pembongkaran, kapal selam ini hanya bersandar di dermaga.



Pada akhir tahun 2013, China pertama kali menampilkan kapal selam nuklirnya kepada media China. Acara ini diadakan untuk memperingati 42 tahun China mengoperasikan kapal selam nuklir tanpa mengalami kecelakaan reaktor. Sementara satu-satunya negara yang pernah mengalami kecelakaan reaktor kapal selam nuklir adalah Uni Soviet.



Sejak tahun 1950-an, ratusan miliar dolar telah dihabiskan untuk mengembangkan dan membangun kapal selam bertenaga nuklir. Sekitar 300 unit pernah dibangun, sebagian besar merupakan milik Rusia. Kapal selam nuklir baru satu kali digunakan dalam pertempuran (pada tahun 1982, ketika sebuah SSN Inggris menenggelamkan sebuah kapal Argentina). Ketika Perang Dingin berakhir, Rusia mulai membongkar armada kapal selam nuklirnya yang besar, terdiri dari puluhan kapal selam tua yang memiliki banyak masalah ketimbang harus dipertahankan. Seiring keruntuhan armada besar kapal selam nuklir Rusia, kekuatan kapal selam nuklir Angkatan Laut AS yang mencapai puncaknya (100 unit) pada akhir Perang Dingin juga menyusut menjadi kurang dari 50 hingga saat ini.



China saat ini memiliki sekitar selusin kapal selam nuklir yang aktif (8 SSN dan 4 SSBN) dan track record kapal-kapal selam ini selama 42 tahun belakangan cukup suram. SSN China bising (mudah terdeteksi sensor) dan kurang dapat diandalkan. SSN China juga jarang melaut, mungkin inilah salah satu alasan mengapa China tidak pernah mengalami kecelakaan reaktor nuklir kapal selam. Kapal selam nuklir pembawa rudal balistik (SSBN) China pada dasarnya hanyalah versi SSN yang lebih besar dan sekalipun belum pernah melakukan patroli tempur, hanya menjalani beberapa misi pelatihan singkat.



China butuh waktu hampir satu dekade untuk perencanaan, konstruksi, dan mencoba-coba untuk membangun kapal selam nuklir. Yang pertama lahir adalah Type 091 Long March No.1, yang mulai digunakan pada tahun 1974. SSN pertama China ini dinilai hanya sebagai kapal pembelajaran, dan tidak benar-benar dioperasikan hingga pertengahan tahun 1980-an. Sebagai SSN, Type 091 terbilang kecil (4.100 ton) dan hanya diawaki oleh sekitar 75 pelaut. Pelaut China menganggap Type 091 lebih berbahaya dari musuh. 

Risiko kebocoran radiasi dari kapal ini sangat ditakuti pelaut China. Sonar buatan Perancis terinstal di dalamnya, dan banyak peralatan elektronik lain yang berasal dari negara lain. Pada tahun 1980-an, banyak yang berpikir China akan membatalkan kapal selam ini, tapi ternyata China terus memperbaiki dan mengupgrade mereka. Dibanding kapal selam modern AS, Rusia, Inggris, Perancis saat ini, Type 091 memang dianggap ketinggalan zaman. 

Lima unit telah dibuat, dua telah pensiun dan salah satunya diubah menjadi kapal museum. Meskipun jarang melaut, tapi Type 091 dijadikan China sebagai kapal pelatihan prosedur dasar untuk pengawak kapal selam nuklir. Jika memang hanya digunakan untuk hal ini, ketidakmampuan Type 091 untuk "silent" ketika di bawah air tentu tidaklah menjadi masalah.
Setelah Type 093 melaut, China tampaknya masih tidak puas dengan kinerjanya. Masalah yang sama, terlalu berisik dan memilki daftar panjang kecacatan kecil.

SSBN generasi pertama China adalah Type 092 (Kelas Xia) 6.500 ton, mulai beroperasi pada awal 1980-an, dan sebagai versi yang lebih besar dari SSN Type 091. Selain berukuran lebih besar, perbedaan mencoloknya adalah Type 092 dilengkapi dengan empat tabung rudal, tapi juga jarang melaut. Masalah kebisingan dan risiko kebocoran radiasi juga menguntit Type 092. Sebelum akhirnya membangun SSN Type 093 (Kelas Shang) dan SSBN Type 094 (Kelas Jin), China fokus memecahkan masalah pada Type 092.


Type 093 7.000 ton muncul pada tahun 2002 dan memiliki banyak kemiripan dengan SSN Victor III Rusia dari tiga dekade lalu. Setelah Type 093 melaut, China tampaknya masih tidak puas dengan kinerjanya. Masalah yang sama, terlalu berisik dan memilki daftar panjang kecacatan kecil. Dan jenis selanjutnya yaitu SSBN Type 094 juga masih terlihat seperti Victor III namun dengan penambahan kompartemen rudal. Membuat SSBN dengan memanfaatkan desain SSN dengan penambahan kompartemen rudal balistik bukanlah hal baru, pada 1950-an Amerika Serikat melakukannya untuk membangun SSBN pertamanya. Dan China tampaknya memang melakukan hal yang sama dengan SSN mereka, membangun SSBN yang lebih besar dengan bobot benaman 9.000 ton dan ditambah kompartemen rudal balistik. Untuk SSBN, prioritas China tampaknya jatuh pada Type 094, yang mana memiliki rudal yang mampu mencapai Amerika Serikat, menambah pengaruh China di dunia ketimbang beberapa SSN baru mereka.



China diyakini sudah membangun tiga Type 094 dan diyakini masih berencana membangun tiga lagi. Type 094 sama dengan Type 093, hanya saja ukurannya lebih besar dan dilengkapi dengan rudal balistik. Kapal selam ini sudah dikembangkan selama lebih dari satu dekade dari sekarang. Yang pertama diluncurkan pada tahun 2004 dan mulai beroperasi pada tahun 2007.



China memang sudah mengoperasikan SSBN Type 094, namun sekalipun belum pernah melakukan patroli tempur, yaitu melaut selama 30 hari dengan rudal nuklir yang siap digunakan. Tapi kembali lagi, apapun kesulitan yang dihadapi China dalam membangun SSBN, tetap saja kemampuan ini menakutkan. China tidak terburu-buru dalam mengoperasikan kapal-kapal selam nuklirnya dan rencananya baru pada tahun ini China akan melakukan operasi patroli tempur SSBN dengan rudal balistik JL-2.



Terakhir, jenis SSN baru Type 095 China diluncurkan pada tahun 2010 dan diharapkan akan beroperasi pada tahun depan. Sebuah 095 (kemungkinan sudah dibuat 2 unit) diketahui telah menjalani uji coba laut, tapi tidak banyak yang diketahui dari SSN baru China ini.
Sumber : Artileri

Jika PPRC Diturunkan, Berarti Negara Sedang Kritis

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 1.260 Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) mengikuti apel siaga dalam rangka pengamanan Pemilihan Umum Presiden 2014 di Markas Besar TNI AD, Selasa (22/7/2014).

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, PPRC tidak akan diterjunkan secara langsung untuk membantu pengamanan pilpres ini.

"Sekarang ini di depan saya berdiri pasukan cadangan terpusat. Saya tidak ingin kalian diturunkan. Kalau kalian diturunkan, negara dalam kondisi kritis," kata Moeldoko.

Pasukan PPRC ini terdiri dari atas pasukan khusus yang dimiliki tiga matra TNI, yaitu Kopassus TNI AD, Paskhas TNI AU, dan Marinir TNI AL. Pasukan ini nantinya akan bergerak di bawah komandi Divisi II Kostrad TNI AD.

Moeldoko menambahkan, pasukan saat ini berada dalam kondisi Siaga I. Pasukan harus siap digerakkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Status Siaga I, menurut Moeldoko, akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.

"Siaga I itu seperti karet. Jika kondisi tidak baik, saya akan minta seluruh pasukan dalam kondisi siaga tertinggi dan siap sewaktu-waktu. Tapi, kalau kondisi menurun, status Siaga I dapat diturunkan menjadi Siaga II hingga Siaga III," ujarnya.




Sumber : Kompas

Panglima TNI Ajukan Tiga Nama Pengganti KSAD

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko telah mengajukan tiga nama calon Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan KSAD Jenderal TNI Budiman yang akan memasuki masa pensiun pada September 2014.

“Panglima TNI sendiri telah mengajukan tiga orang calon KSAD kepada Presiden SBY, yang kemudian akan dipilih. Setelah itu, Presiden akan menerbitkan Keputusan Presiden soal penggantian KSAD yang baru,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Fuad M Basya, di Jakarta, Senin malam.


Pengajuan tiga nama calon kuat KSAD itu dilakukan pada Senin (21/7) siang ketika Panglima TNI dipanggil oleh Presiden SBY.


Tiga calon KSAD yang diusulkan adalah:

  1. Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Gatot Nurmantyo
  2. Wakil KSAD Letjen TNI M Munir
  3. Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Letjen TNI Waris

“Jenderal bintang tiga tersebut merupakan nama-nama terbaik yang dipilih oleh Panglima TNI. Namun, calon kuat untuk menggantikan KSAD Jenderal Budiman diserahkan sepenuhnya kepada Presiden SBY,” katanya.


Menurut dia, tidak ada unsur politis dalam pergantian KSAD Jenderal TNI Budiman itu menjelang pengumuman rekapitulasi suara Pilpres oleh KPU, karena memang dua bulan lagi Jenderal Budiman akan memasuki masa pensiun.

“Ini wajar, bila pergantian KSAD dipersiapkan karena tinggal dua bulan lagi. Kecuali kalau masih tiga tahun lagi menjabat, baru ada unsur politis,” demikian Fuad.




Sumber : Antara

Pemberhentian KSAD

KSAD : Saya Diberhentikan

JAKARTA-(IDB) : Jenderal TNI Budiman membuat pengakuan mengagetkan. Dia mengaku telah diberhentikan dari jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) per hari ini, Senin 21 Juli 2014.

Kabar tersebut diterima Budiman melalui Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang menghubunginya Minggu 20 Juli malam.


“Itu bukan pemecatan. Memang salah saya apa? Itu pemberhentian (dari jabatan KSAD),” terang Jenderal Budiman saat berbicang dengan Liputan6.com melalui telepon di Jakarta, Senin (21/7/2014).


Hari ini, Jenderal Budiman masih berkantor di Mabes AD yang terletak di Jalan Veteran, Jakarta. Ia bahkan turut berpidato dalam acara buka puasa yang digelar Mabes AD.

Bahkan, dalam jumpa persnya, Budiman sempat menyampaikan mengenai pengamanan pengumuman hasil pemungutan suara Pilpres oleh KPU yang akan berlangsung Selasa 22 Juli.

Hendropriyono Pertanyakan Pencopotan KSAD

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberhentikan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman mulai Jumat pekan ini. Pemberhentian itu lebih cepat dua bulan ketimbang seharusnya saat Budiman memasuki masa pensiun.

Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Jusuf Kalla, A.M. Hendropriyono, mempertanyakan pencopotan Budiman. Menurut dia, Budiman telah bersikap netral selama Pemilihan Umum 2014.


“Budiman difitnah telah bertemu dengan Megawati. Itu tidak benar. Sampai hari ini Budiman belum pernah bertemu Megawati,” kata Hendropriyono melalui BlackBerry Messenger kepada Tempo, Selasa, 21 Juli 2014.


Budiman menerima kabar pemberhentiannya dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang meneleponnya. Budiman tak menanyakan alasan pemberhentian dini itu dan langsung menerima keputusan tersebut.


Hendropriyono menilai netralitas Budiman terlihat dari kengototannya memberi sanksi terhadap personel Badan Pembina Desa atau Babinsa yang bertindak tak netral dan mengarahkan pemilih ke salah satu calon presiden-wakil presiden. Budiman, kata Hendro, juga menolak permintaan dari seorang petinggi TNI supaya personel tersebut tak ditahan. “Itu fakta,” kata bekas Kepala Badan Intelijen Negara ini.

Pergantian KSAD Tidak Pengaruhi Pilpres

Panglima TNI Jenderal Moeldoko memastikan, pergantian Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, tidak membuat pengamanan rekapitulasi suara hasil Pilpres 2014 terganggu.

“Tidak ada pengaruhnya dengan kesiapan pasukan menghadapi pilpres,” kata Moeldoko, disela-sela apel kesiapan TNI menghadapi pengamanan pilpres, di Mabes Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2014).


Dia menegaskan, pergantian yang dilakukan tidak membuat struktur di TNI tidak berjalan, sehingga tugas pengamanan pilpres menjadi kendor.


Panglima mengatakan, TNI sudah kuat. Apalagi, lanjut dia, pasca dipanggil Presiden SBY pada Senin (21/7/2014) untuk mengajukan nama KSAD baru, semua berjalan normal dan untuk kepentingan regenerasi semata.


“Pak budiman sebentar lagi masuk masa pensiun. Hanya kebetulan, dilakukan mau pengumuman pilpres,” katanya.


Ada tiga nama yang diajukan oleh Panglima TNI menggantikan Jenderal Budiman. Mereka adalah Pangkostrad Letjen Gatot Nurmantyo, Wakil KSAD Letjen Muhammad Munir, dan Sekjen Wantannas Letjen TNI Waris.




Sumber : SCTV

Teknologi Anti-Rudal Untuk Pesawat Komersial

JAKARTA-(IDB) : Dengan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 rute Amsterdam-Kuala Lumpur akibat tembakan rudal menunjukkan pesawat komersial masih minim perlindungan untuk seluruh penumpang dan awak di dalamnya. Padahal sebenarnya sudah ada sistem perlindungan pesawat, seperti yang digunakan Israel dengan nama Sky Shield.

Dikutip dari Fox News, Ahad, 20 Juli 2014, Sky Shield adalah sistem perlindungan pesawat yang dikembangkan Israel yang bisa melindungi pesawat jenis Boeing. Dalam sebuah uji coba, para pejabat mengklaim Sky Shield efektif melindungi EI Airlines Boieng 737 dari lima tembakan rudal.

"Sistem Sky Shield, dengan menggunakan teknologi laser yang bisa mengalihkan rudal yang ditembakkan pesawat dari lintasan udara, telah dipilih oleh Kementerian Perhubungan Israel untuk melindungi penerbangan pesawat. Rangkaian tes membuktikan Sky Shield bisa melindungi pesawat dan seluruh isinya," kata Kementerian Pertahanan Israel dalam pernyataan setelah sukses melakukan tes awal tahun ini.

Adapun perlindungan seperti ini juga digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat dengan sistem Large Aircraft Infrared Counter-Measure (LAIRCM). Dengan sistem tersebut, pesawat kargo berukuran jumbo-jet dan tanker udara juga bisa dilindungi dari misil.

Air Force One, hasil modifikasi dari Boeing 747, merupakan salah satu pesawat yang dilengkapi teknologi ini. Namun, selain Air Force One, belum ada pesawat lain yang menggunakan sistem ini.

"Sistem ini bukanlah seperti 'tongkat ajaib'. Tapi ide untuk melindungi pesawat dengan sistem itu perlu ditelaah kembali," ujar Jim Walsh, Direktur Program Studi Keamanan di Massachusetts Institute of Technology.

Selain itu, tutur Walsh, dibutuhkan biaya yang fantastis untuk bisa memasangkan teknologi LAIRCM. Untuk satu pesawat komersial atau jet dari serangan (Man-Portable Air Defense System) atau salah satu senjata antipesawat terbang, misalnya, dibutuhkan dana sekitar US$ 1 juta hingga US$ 4 miliar.

Northrop Grumma--perusahaan teknologi pertahanan pesawat--juga mengembangkan sistem penolak rudal dengan sebutan The Guardian. Teknologi ini telah dipasangkan pada pesawat penumpang Boeing MD-11.

"Sistem The Guardian menyediakan perlindungan 360 derajat untuk pesawat dari ancaman rudal. Ketika The Guardian mendeteksi peluncurkan MANPADS, alat itu akan menggunakan sinar laser untuk mengacaukan arah rudal. Seluruh proses terjadi dalam waktu dua-lima detik dan tanpa kerja dari awak pesawat atau pilot," kata perusahaan.



Sumber : Tempo

16 Kapal Perang Koarmatim Dukung Sail Raja Ampat

SURABAYA-(IDB) : KRI Usman Harun di Inggris telah dijemput oleh 44 prajurit TNI meSEBANYAK 16 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di jajaran Koarmatim siap mendukung kegiatan Sail Raja Ampat tahun 2014. Kesiapan unsur KRI dibahas dalam rapat Tactical Floor Game (TFG) yang dipimpin oleh Komandan KRI Arun-902 Kolonel Laut (P) Harnoko Djodi Pamungkas bertempat di Ruang TFG Satkor Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (21/07).

Kapal perang yang terlibat dalam Sail Raja Ampat merupakan gabungan berbagai jenis KRI di jajaran Koarmatim antara lain kapal perang jenis Korvet, Frigate, Sigma, Kapal Cepat Rudal (KCR), kapal Buru Ranjau (BR), kapal patroli cepat Fast Patrol Boat (FPB) dan kapal bantu.

Dalam menjalankan tugas pengamanan perairan, Satuan Tugas Laut (Satgasla) Sail Raja Ampat tahun 2014, juga didukung sekitar 23 kapal perang yang sedang melaksanakan tugas tempur dan patroli laut disekitar wilayah perairan tesebut.

Selain itu Satgasla juga diperkuat dengan tujuh Pesawat Udara (Pesud) dan helikopter, kendaraan tempur air cepat Comat Boat dan (Sea Rider), perahu karet serta personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL. “Rapat TFG ini digelar untuk membahas tentang tugas masing-masing unsur dalam mendukung dan mengamankan acara Sail Raja Ampat tahun 2014, yang akan digelar di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat”, kata Komandan KRI Arun-902 dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, Senin.

Satuan tugas laut ini menurut Kolonel Laut (P) Djodi Pamungkas memiliki beberapa tugas penting antara lain mengamankan Very Very Inportant Person (VVIP), pejabat negara dan tamu-tamu asing yang hadir dalam puncak acara Sail Raja Ampat.

Sedangkan unsur KRI akan turut memeriahkan puncak acara Sail Raja Ampat dengan melakukan parade dan sailing pass. Dalam acara puncak Sail Raja Ampat tesebut jajaran Satgas Laut juga mendemontrasikan atraksi Helly Water Jump dan terjun payung oleh personel pasukan khusu TNI AL, lanjut Komandan KRI Arun-902.


‪KRI ini merupakan kapal perusak yang memiliki bobot 2.000 ton dan jangkauan tembakan yang jauh sejauh 40 nautical mile. Kapal ini adalah armada tercanggih TNI AL dibandingkan dengan yang lain.



Sumber : Jurnas