Pages

Minggu, Juni 08, 2014

Bakorkamla Programkan Pangkalan Kapal Patroli Setiap Satgas

MANADO-(IDB) : Badan Koordinasi Keamanan Laut RI memperogramkan pembangunan dermaga pangkalan kapal patroli di setiap satuan tugas yang dimiliki.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorlamla Laksda TNI Dr DA Mamahit di Minahasa Utara, Sabtu, mengatakan pada masing-masing satgas akan dibangun dermaga pangkalan dan kantornya.

"Untuk dermaga pangkalan kapal patroli di Serei, Minahasa Utara, merupakan yang kedua," kata Mamahit usai peresmian dermaga kapal patroli Satgas II Korkamla Manado di Serei.

Mamahit mengatakan sebelumnya telah melakukan peresmian dermaga kapal patroli di Batam yang merupakan Satgas I Korkamla.

Untuk dermaga pangkalan ketiga akan dilakukan di Ambon yang merupakan Satgas III Korkamla.

Dengan melihat luas wilayah Indonesia, ketiga dermaga atau pangkalan itu dinilai belum cukup, sehingga memprogramkan juga untuk membangun dermaga di pos-pos Bakorkamla lainnya.

Pembangunan dermaga pangkalan itu akan dilakukan secara bertahap.

"Karena selain Satgas, kami juga punya stasiun Radar yang berjumlah sekitar 18 buah. Program kedepan akan membangun dermaga, sehingga kapal-kapal yang dioperasikan Bakorkamla memiliki tempat sandar," katanya.

Menjawab pertanyaan, dia mengatakan, degan dibangunnya dermaga pangkalan kapal patroli di Serei, Minahasa Utara, akan memberikan dukungan logistik kepada kapal-kapal yang dioperasikan di wilayah ini.

"Kapal tidak selamanya di laut tetapi perlu sandar di dermaga yang antara lain mengisi bekal ulang, untuk logistiknya mulai dari bahan bakar, air tawar maupun bahan makanan," katanya.

Sementara itu hadir pada peresmian dermaga pangkalan kapal patroli di Serei, antara lain sejumlah pejabat Bakorkamla RI, Wadanlantamal VIII Manado Kolonel (Mar) Saud Tamba Tua, Dirpolair Polda Sulut Kombes Pol Hero Bachtiar.




Sumber : Republika

Kapal Selam Nuklir Brasil

Kapal Selam Nuklir Pertama AS, USS George Washington (SSBN 598)
Kapal Selam Nuklir Pertama AS, USS George Washington (SSBN 598)

BRAZIL-(IDB) : 55 tahun yang lalu kapal selam yang memiliki rudal balistik pertama milik Amerika Serikat, USS George Washington, diluncurkan. Selain dilengkapi rudal balistik, kapal selam ini juga dipersenjatai dengan torpedo dan rudal jelajah.


Menurut the History Chanel, kapal selam semacam ini sangat penting untuk satuan keamanan maritim di manapun, karena sulit untuk ditemukan dan menyerang dengan efektif, terutama menghancurkan kapal serupa bertenaga nuklir.


Hanya angkatan laut AS, Rusia, Inggris, Prancis, dan China yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir. Negara lainnya masih bergantung pada kapal selam tenaga diesel yang konvensional.


Kapal selam tenaga nuklir mulai dikenal saat peluncuran USS Nautillus pada 1944. Daya yang melimpah yang disediakan oleh reaktor berbahan bakar uranium membuat kapal selam tenaga nuklir dapat tetap terendam dan beroperasi pada kecepatan tinggi tanpa batas.


Kapal selam sendiri pertama kali ditemukan pada abad ke 18 dan 19 oleh David Bushnell dan Robert Fulton, dengan kapal selam manualnya. Pada 1898, John P. Holland meluncurkan The Holland, yang memiliki mesin bensin untuk bergerak di permukaan serta motor listrik tenaga baterai untuk menjelajah dalam air.


Kapal ini akhirnya dibeli pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1900. Kapal temuan Simon Lake (1866-1945) diadopsi pertama kali di Eropa dan akhirnya oleh AS. Pada malam sebelum terjadinya Perang Dunia I, semua angkatan laut dilengkapi kapal selam bertenaga diesel.


Selama Perang Dunia II, inovasi kapal selam mengalami kemajuan. Para penemu mengenalkan snorkel penyuplai udara segar bagi mesin diesel sehingga tidak perlu sering-sering muncul ke permukaan.


Kapal Selam Bertenaga Nuklir Brasil.
 
Kini, setelah 55 tahun berlalu, Brasil akan bergabung dengan negara negara elit pemilik kapal selam bertenaga nuklir.


Brasil membuat lima kapal selam untuk menjaga pantai panjangnya, termasuk satu bertenaga nuklir, yang akan menempatkan negara itu dalam kelompok negara pemilik senjata nuklir.


Presiden Brazil Dilma Rousseff, mengumumkan Brazil akan bergabung  ke grup negara yang memiliki kapal selam nuklir
Presiden Brazil Dilma Rousseff, mengumumkan Brazil akan bergabung ke grup negara yang memiliki kapal selam nuklir


Negara Amerika Selatan itu dalam upaya mengeksplorasi ladang minyak besar di lepas pantai, yang dapat menjadikannya salah satu dari pengekspor penting minyak dunia.


Kapal selam baru itu bertujuan untuk melindungi sumber-sumber itu, kata pejabat angkatan laut Gilbeto Max Roffe Mirshfeld. Mirshfield merupakan sosok yang mengkoordinasikan proyek senilai 10 miliar dolar AS itu.


image“Kapal selam bertenaga nuklir itu adalah salah satu dari senjata-senjata dengan kekuatan pencegah terbesar,” katanya kepada AFP.


“Brasil memiliki kekayaan di perairannya. Adalah tanggung jawab kita untuk memiliki angkatan bersenjata yang kuat. Tidak untuk berperang, tetapi untuk menghindari perang. Karena itu siapapun jangan berusaha mengambil kekayaan-kekayaan kita.”


Kapal-kapal selam baru itu, yang semuanya akan menggantikan armada tua lima kapal selam konvensional, sedang dibangun di satu kompleks seluas 540.000 meter persegi di Itagual, selatan Rio de Janeiro.

Proyek itu adalah usaha patungan antara angkatan laut, perusahaan konstruksi Brasil Odebrecht dan perusahaan pertahanan negara Prancis DCNS. 


 

Sumber : Republika

Berita Foto : Simulasi Pertempuran Jarak Dekat

JAYAPURA-(IDB) : Sejumlah pasukan Korps Marinir TNI AL melakukan parameter tempur pertempuran jarak dekat (PJD) dengan perompak ketika menguasai KRI Banda Aceh-593 ketika melintasi perairan Jayapura, Jumat (6/6/2014).


PJD tersebut merupakan bagian dari simulasi dari close quarter battle (CQB) penanggulangan teroris dalam menjaga keutuhan NKRI.




Sumber : Metrotvnews

Panglima TNI Perintahkan Siapkan Kapasitas Personel

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko memerintahkan kepada seluruh unsur pimpinan satuan di jajaran TNI, untuk menyiapkan kapasitas personel dan satuan dalam rangka menyambut kehadiran alat utama sistem persenjataan (Alutsista), baik terkait sinkronisasi doktrin, penyiapan strategi, operasional maupun taktik dan prosedur.

“Realisme latihan harus menjadi fokus dalam evaluasi Latihan Gabungan TNI tahun 2014, khususnya realisme penggunaan informasi dan teknologi (IT) dalam komando dan pengendalian operasi gabungan di setiap strata sesuai sifatnya, baik yang bersifat stasioner maupun bersifat mobile,” ujar Panglima TNI pada acara penutupan Latihan Gabungan (Latgab)TNI tahun 2014 di Dermaga Komando Armada RI KawasanTimur (Koarmatim) Ujung Surabaya, Jumat (6/6).

Upacara tersebut ditandai dengan pelepasan tanda peserta latihan, yang sekaligus menandai berakhirnya latihan gabungan yang melibatkan 15.108 prajurit dari tiga matra kekuatan TNI tersebut.

Menurut Moeldoko, bagi TNI, latihan dan latihan adalah tugas prajurit dalam menunaikan tugas negara guna memenuhi tuntutan jaminan terhadap keamanan dan keselamatan bangsa.

Dalam kesempatan tersebut, PanglimaTNIjuga mengucapkan terima kasih dan bangga kepada segenap prajurit TNI, atas motivasi,disiplin dan semangat berlatih.

“Latihan ini akan semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para prajurit sekalian, guna menghadapi tuntutan tugas di masa mendatang yang tidak semakin ringan,” kata Jenderal TNI Moeldoko seperti dilansir dalam siaran pers Koordinator Penerangan Latgab TNI 2014, Kolonel Inf Bernardus Robert.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menekankan agar melaksanakan evaluasi secara rinci, kritis dan tajam serta transparan guna mendapatkan perspektif yang lebih luas, bagi kepentingan penyempurnaan doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur serta bagi kepentingan elaborasi aspek psikologis, penelitian dan pengembangan khususnya yang terkait dengan peningkatan kemampuan interoperability.




Sumber : Jurnas

Panglima TNI Dan Netralitas Pemilu

JAKARTA-(IDB) : “Netralitas TNI akan saya pertanggungjawabkan kepada Tuhan dan negara, bukan hanya sekedar bicara, oleh karena itu saya menjamin TNI tetap netral, sehingga jalannya Pemilihan Presiden akan dikawal dengan baik”, demikian ditegaskan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko kepada media, sebelum melakukan kunjungan kerja ke wilayah Timur Indonesia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (8/6/2014).


“Netralitas TNI adalah harga mati, oleh karena itu tidak boleh ada satu prajurit-pun yang melakukan kampanye dalam mendukung salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pilpres 2014 ini. Tidak ada perintah komando bagi anggota TNI untuk mendukung salah satu calon dan tidak ada perintah dari pimpinan TNI”, tegas Panglima TNI.


Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI membantah adanya isu kecenderungan Babinsa (Bintara Pembina Desa) yang mendukung salah satu pihak Capres-Cawapres, karena perintah dari atas sudah jelas bahwa TNI bersikap netral dalam Pemilu 2014. “Tugas Babinsa adalah menjaga stabilitas keamanan rakyat sekitar”, ujar Jenderal Moeldoko.


Disamping itu, masyarakat diimbau dapat melakukan cara-cara yang baik sehingga kejadian di sudut-sudut daerah dapat terjaga dan teratasi dengan baik. “Bila ada oknum TNI yang melakukan menyimpangan dalam Pilpres ini, foto dia, cari saksinya, setelah itu laporkan ke pimpinannya. Bukan mengembangkan isu yang semrawut seperti ini”, ujar Panglima TNI.


Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko mengatakan bahwa, Babinsa bukan milik salah satu partai politik, bukan miliknya siapa-siapa tetapi Babinsa adalah milik seluruh rakyat Indonesia. “Babinsa bukan hantu, jadi tidak perlu ditakuti. Dia juga bukan malaikat, bukan boneka, yang ketika tidak suka lalu dikunci di lemari. Kalau ada kesalahan, jangankan Babinsa, Komandan Kodim (Dandim) saja kami copot”, tegas Panglima TNI.


Ditambahkan Jenderal Moedoko bahwa siapapun yang menjadi pemimpin nasional akan membutuhkan struktur teritorial. Karena saat ini kekuatan TNI tidak mencukupi rasio seluruh Indonesia. Panglima TNI meminta kepada para Babinsa agar tetap bekerja dan jangan kendor dengan situasi seperti ini. “Saya perintahkan kepada seluruh Babinsa untuk tegar melakukan tugas dan dilarang melakukan penyimpangan sedikit pun. Seluruh tanggung jawab di pundak Panglima,” imbuhnya.

Terkait dengan banyaknya warga masyarakat yang menggunakan atribut seperti TNI, Panglima TNI menegaskan dalam setiap kesempatan bahwa Panglima telah memerintahkan kepada militer di daerah untuk menekan atau melarang penggunaan atribut yang menyerupai TNI. “Saya mengimbau kepada organisasi-organisasi kemasyarakatan agar jangan menggunakan atribut TNI karena dampaknya sangat luas”, kata Jenderal TNI Moeldoko.




Suber : TNI