Pages

Selasa, Mei 27, 2014

Cerita Dibalik Intercept Destroyer USS Donald Cook Oleh Su-24 Rusia

Destroyer USS Donald Cook (DDG 75) photo by Chief Mass Communication Specialist Scott B. Boyle.
Destroyer USS Donald Cook (DDG 75) photo by Chief Mass Communication Specialist Scott B. Boyle.


JKGR-(IDB) : Departemen Luar Negeri AS mengakui  kru kapal perusak Amerika Donald Cook gentar ketika berhadapan dengan pesawat pembom Rusia SU-24, meski pesawat tersebut hanya sebuah kompleks persenjataan radio-elektronik yang tidak membawa bom ataupun misil. Apa yang membuat kru Amerika begitu ketakutan?


Kapal perusak Amerika USS Donald Cook (DDG 75) memasuki perairan Laut Hitam, Kamis 10/4/2014. Dua hari kemudian, pesawat pembom taktis Rusia Su-24 “membekukan” kapal perusak itu. Beberapa media melaporkan kru Donald Cook gentar saat bertemu dengan pesawat tersebut dan 27 pelaut Amerika mengajukan permohonan pengunduran diri dari Angkatan Laut.


Donald Cook adalah kapal perusak armada generasi ke-4 milik Angkatan Laut AS. Senjata kunci Donald Cook berupa rudal jelajah Tomahawk yang memiliki jangkauan terbang hingga 2.500 kilometer dengan membawa bahan ledak nuklir. Kapal ini membawa 56 rudal Tomahawk dalam mode standar, dan 96 rudal untuk mode menyerang.


USS Donald Cook
USS Donald Cook

Kapal perusak ini dilengkapi  sistem pertahanan militer rudal balistik Aegis terbaru. Kapal ini dapat mengintegrasikan sistem pertahanan udara dari semua kapal yang terpasang dalam jaringan yang sama dengannya, sehingga kapal dapat melakukan pelacakan dan menembak ratusan target pada saat bersamaan. Empat radar besar udara standar dipasang di sisi-sisi kapal di atas dek menggantikan radar biasa. Sekitar 50 rudal pencegat dari berbagai kelas dipasang bersama Tomahawk dalam instalasi peluncuran universal pada bagian haluan dan buritan.


Sementara, pembom taktis Rusia SU-24 yang mendekati Donald Cook tidak membawa bom ataupun rudal, hanya sebuah wadah berisi kompleks militer radio-elektronik Khibiny. Setelah mendekati kapal perusak itu, Khibiny mematikan radar, sirkuit kendali tempur, dan sistem pertukaran datanya. Dengan kata lain, Su-24 mematikan seluruh Aegis seperti mematikan TV dengan remote control. Setelah itu, SU-24 melakukan simulasi serangan rudal pada kapal yang tidak dapat melihat dan mendengar serangan itu, dan mengulangi manuver tersebut sebanyak 12 kali. Ketika pesawat tempur pergi, Donald Cook segera bergerak menuju pelabuhan Rumania dan tidak pernah mendekati perairan Rusia lagi.


Senjata Tak Terlihat
 
Rusia memang unggul dalam peralatan perang radio-elektronik. Vladimir Balybin, Kepala Pusat Penelitian Pertempuran Radio-Elektronik dan Efisiensi Persembunyian menyatakan semakin rumit sistem radio-elektronik, semakin mudah mengganggu operasinya dengan peralatan perang radio-elektronik. “Untuk memenangkan perang di zaman sekarang, tidak cukup hanya mendominasi di udara. Kita perlu unggul dalam hal informasi,” ujar Balybin.


Selain Khibiny, industri pertahanan Rusia juga memiliki berbagai peralatan perang radio-elektronik yang dapat mengejutkan musuh, kriminal, bahkan teroris. Pasukan udara Rusia dilengkapi dengan kompleks Infauna. Kompleks-kompleks ini dipasang pada kendaraan lapis baja atau kendaraan militer lain dan dapat mencari dan mengganggu koneksi radio musuh dalam frekuensi gelombang pendek maupun gelombang ultrapendek, dan “mematikan” bom darat yang dikendalikan dari jarak jauh. Bom-bom ini tetap akan meledak, tetapi setelah pasukan Rusia lewat dan cukup jauh sehingga aman.


SU-24 Fencer
SU-24 Fencer

Infauna memiliki fungsi lain. Sensor optik yang terpasang di kedua sisi kendaraan dapat mendeteksi tembakan dan mengaktifkan pengeluaran tabir asap untuk melindungi barisan dari tembakan.


Ada pula perangkat Lesochek yang memiliki fungsi sama seperti Infauna, tapi berbentuk portabel dan dapat masuk ke dalam ransel atau koper. Alat ini berguna dalam perbincangan penting untuk perlindungan terhadap sistem pencegat layanan keamanan yang paling canggih.

Kompleks Borisoglebsk-2 adalah inti peralatan perang radio-elektronik dari unit taktis tentara Rusia. Kompleks ini terdiri dari sebuah titik komando otomatis dan empat jenis stasiun pengganggu. Peralatan ini menggunakan satu algoritma untuk mengidentifikasi sumber aktivitas musuh di udara.


SU 24 Fencer
SU 24 Fencer


Perangkat Zhitel mencari dan memblokir satelit dan telepon seluler, dan kompleks langganan navigasi GPS. Alat ini terbukti efisien selama konflik di Ossetia Selatan dengan membuat pesawat tanpa awak milik Georgia tersesat.


Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menunjukkan bahwa pembekalan ulang senjata nuklir strategis Rusia dengan peralatan REW mutakhir telah digalakkan. Sementara, secara keseluruhan 70 persen pasukan dan armada akan dibekali ulang pada 2020, dan REW pasukan strategis akan diperbaiki 100 persen.


“Peralatan REW memperkuat persenjataan cerdas kita dan melumpuhkan senjata musuh. Memang begitulah seharusnya,” ujar Rogozin. 


USS DONALD COOK (DDG-75)


CLASS – BURKE Flight II As Built.
Displacement 8373 Tons (Full), Dimensions, 504′ 7″ (oa) x 66′ 11″ x 20′ (Max)
Armament 1 x 5″/54 RF, 2 Phalanx 20mm Guns, 90 VLS Cells,
8 Harpoon Missiles, 6 x 12.75″ TT.
Machinery, 100,000 SHP; 4 GE LM-2500 Gas Turbines, 2 screws
Speed, 30+ Knots, Range 4400 NM@ 20 Knots, Crew 370.
Operational and Building Data
Laid down by Bath Iron Works, Bath ME on July 7 1996.
Launched May 3 1997.
Commissioned December 4 1998.
Active unit of the US Navy.
Homeported at Norfolk, VA.



Sumber : JKGR

9 komentar:

  1. Hebat Indonesia harus memiliki peralatan yang dipasang pada Su24 itu. hehe. tolong camkan .

    BalasHapus
  2. top...markotop...sistem jamming rusia

    BalasHapus
  3. indonesia ga minat barang baru yg berclaas broo...indo paling demam pesawat bekas alutsista rongsokan contoh : f16 ...leopart 2 and kapal perang bekas ...angkut hercules .
    kita indonesia di luar negeri sudah terkennal akusisi alutsista ronsokan .

    BalasHapus
  4. Wow... inilah yg perlu dimiliki Indonesia. Pesawat tempur kita dilengkapi peralatan yg sangat canggih seperti rusia. Yakin sama uncle bear pasti dikasih TOT nya apalagi kalo beli banyak lengkap dg pesawat su34 n su35. Makin garang aja indonesia di mata dunia. Australia.. singapura.. malaysia dijamin bertekuk lutut dan menyatakan diri sebagai kawan yg baik . Merdeka!!!

    BalasHapus
  5. wah2 itu Rusia memang pinter banget ya bisa membuat sebuah kapal USS kelas berat jadi bagaikan seonggok Kapal tak berguna. Kalau aku presiden Indonesia pasti pesan jammer radio elektronik bikinan rusia ini. hehe. kenapa tidak?

    BalasHapus
  6. Mudah2an para petinggi yg di pertahanan negara sana baca tulisan kabar baik ini. Dan segera memesan peralatan canggih ini. Sudah sangat urgen utk mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi gejolak di LCS . Indonesia harus tampil mengagumkan penuh percaya diri dg peralatan tempurnya sebagai penengah diatas ketegangan yg terjadi.

    BalasHapus
  7. kalo tu kapal di ibaratin rumah mah ama russia sekring listrik nya di matiin dari luar udah dech penghuni nya yg di dalem panik, bingung krn gelap gulita hehehe kereeennn2...

    BalasHapus
  8. Gk mudah mendapatkan teknologi ini dgn mudah krn teknologi ini bagi Rusia sangatlah berharga dan top secret. Ini salah satu dr sekian banyak senjata rahasia yg tdk dimunculkan rusia di publik yg terbukti memberi efek kejut dan detterent sangat ampuh. Semoga para peneliti2 Indonesia sdh berpikir tuk memulai mengembangkan teknologi ini. Bravo TNI !!!

    BalasHapus