Pages

Sabtu, Maret 29, 2014

Potret : Krisis Crimea

Putin : Obama Angkat Senjatamu Kita Perang
 
CRIMEA-(IDB) : Langkah NATO yang melakukan penyebaran pasukan di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina, direaksi keras Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan sebuah tantangan perang.

Ini menyusul sikap mendua Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, yang menolak penggunaan kekuatan militer untuk mengembalikan Crimea ke Ukraina, namun di satu sisi memerintahkan pengerahan kekuatan militer besar di perbatasan Belarus.


“Jika anda (obama) adalah pemimpin, jangan ragu saat mengerahkan pasukan. Angkat senjata anda dan lawan kami. Jangan menjadi badut yang menjual ancaman tapi tidak melakukannya,” tegas Putin, dilansir Inter-fax, Kamis (27/03/2014) di Kremlin, Moskow.


Putin juga mewanti-wanti NATO untuk tidak mengirimkan pasukan ke Ukraina khususnya ke Transnistria di Moldova, dengan alasan untuk mencegah serangan Rusia propinsi itu.


“Jangan pernah mengarang cerita menyeramkan. Rakyat di wilayah itu masih ingat 1000 orang meninggal karena serangan NATO. Tidak ada jejak darah Rusia di sana, jangan mencoba menjadi orang suci padahal tangan kalian berlumuran darah,” lanjut Putin.


Pernyataan paling keras Putin itu menimpali pernyataan Presiden AS Barack Obama yang memastikan Washington tidak akan menggunakan kekuatan militer terhadap Rusia untuk mengembalikan Republik Otonomi Crimea kepada Ukraina.


Bahkan Obama berjanji bahwa AS akan menggunakan kekuatan militer untuk membela negara NATO manapun dan mengirim peringatan ke Rusia, salah satunya pengerahan kekuatan militer NATO di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.


“Namun untuk kasus di Crimea, saya pikir kekuatan militer tidak akan digunakan untuk mengembalikan Crimea ke Ukraina, yang bukan anggota NATO dan tak ada harapan Crimea bisa dilepaskan dengan cara kekerasan,” dalih Obama, seperti dilansir CBS News.

Obama secara terbuka mengakui bahwa AS dan sekutunya hanya memiliki pilihan sangat terbatas untuk menekan Rusia.

Putin Perintahkan Rudal Nuklir Bulava “On Fire”

Urusan gertak menggertak dengan todongan senjata ternyata bukan hanya didominasi Amerika Serikat (AS) saja.

Pasca PBB menjatuhkan resolusi yang menyebut referendum dan penggabungan Crimea ke Rusia adalah ilegal, lewat perintah rahasia Moskow dikabarkan menyiagakan Pasukan Rudal Strategis (SMF).

Tak tanggung-tanggung, kapal selam Yuri Dolgoruky, yang membawa rudal nuklir Bulava, seperti dilaporkan Inter-fax, Jumat (28/03/2014) juga diperintahkan meninggalkan pangkalannya di Severodvinsk di utara Rusia.


Dilaporkan, perintah rahasia kepada Departemen Pertahanan itu langsung datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun pihak Kremlin tidak bersedia berkomentar tentang perintah rahasia itu.


Ada dugaan, pergerakkan Pasukan Rudal Strategis dan dilayarkannya kapal selam Yuri Dolgoruky adalah untuk menggertak AS dan Eropa, menyusul sikap Barat yang kini terang-terangan menunjukkan permusuhannya dengan Rusia.


Yang menarik, dari sekian kapal selam pengangkut rudal nuklir milik Rusia, Departemen Pertahanan hanya memerintahkan kapal selam Yuri Dolgoruky.


Karena selain membawa rudal Bulava, senjata nuklir terkuat di dunia saat ini, kapal selam Yuri Dolgoruky ini adalah kapal selam yang paling ditakuti AS dan NATO karena pergerakkannya sulit dideteksi radar.


NATO menjuluki kapal selam Yuri Dolgoruky ini sebagai “The Silent Killer”, karena kecanggihannya hilang dari pantauan radar militer musuh dan dapat meluncurkan rudal Bulava berdaya jangkau 10 ribu kilometer dari perairan manapun di dunia.


Bulava mampu membawa 6 hingga 10 hulu ledak nuklir yang masing-masing berkekuatan 100-150 kiloton. Sebagai perbandingan, bom “Fat Man” yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima hanya berkekuatan 22 kiloton.


Bulava menggunakan bahan bakar padat untuk dua tahap pertama penerbangannya dan kemudian bahan bakar cair untuk tahap ketiga.

Rudal ini didesain untuk mampu bertahan dari ledakan nuklir dikisaran 500 meter dengan spesifikasi panjang 11,5 meter (tanpa hulu ledak), diameter 2 meter, berat 36.800 kg.

100 Ribu Pasukan Rusia Tunggu Perintah Perang Putin

Meski sudah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, Rusia tetap cuek dan terus menunjukkan kekuatannya sebagai negara adidaya militer.

Kini, sebanyak 100 ribu pasukan Rusia di perbatasan Ukraina tinggal menunggu perintah Presiden Vladimir Putin untuk melakukan serangan ke dalam wilayah Ukraina.

Ketua dewan keamanan nasional Ukraina, Andriy Parubly, dilansir VOA, Jumat (28/03/20140)) dalam teleconference jarak jauh dengan Presiden Barack Obama dan pejabat tinggi di Washington, mengatakan, Rusia telah menempatkan 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina di utara, selatan, dan timur.


“Pasukan Rusia saat ini dalam kesiagaan penuh untuk menyerang, tinggal menunggu perintah Putin dan mereka akan menyerang masuk ke negara kami,” ujar Parubly.


Dalam menjawab penjelasan itu, Presiden Obama mengatakan, info dari Departemen Pertahanan AS menyebutm Rusia memang terus memperkuat pasukannya di tiga wilayah perbatasan itu, namun hingga kini maksud penempatan pasukan itu masih tidak jelas.


“Kami belum bisa memastikan apakah pasukan besar itu akan menyerang atau tidak. Semuanya masih teka-teki dan kita menunggu serta mengamati apa yang terjadi di sana,” timpal Obama.

Pemerintah Rusia sendiri, pasca Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pasukan itu hanya melakukan “latihan musim semi” minggu lalu, hingga kini sudah tak memberikan penjelasan terbaru mengenai meningkatnya jumlah pasukan di perbatasan Ukraina.



Sumber : Jurnal3

11 komentar:

  1. Go ahead Mr President . . .
    hahaha bisa mengurangi jatah pangan dunia . . .
    coba bayangkan biola rata2 sehari orang menghabiskan bahan pangan 600 gram, dan anggap aja yang gugur di peperangan 100.000 org; maka dunia bisa menghemat :
    0.6 Kg x 365 hari x 100.000 rang = 21.900 ton . . . Ruuuar biasa

    BalasHapus
  2. Panas ... Panas !!!

    Bulava on fire.

    BalasHapus
  3. Dalam urusan pertahanan Putun memang jagonya.Tak percuma dia bekas KGB.Sangat paham staregi perang dan keamanan.Adalah bodoh bagi Nato untuk terlibat perang dengan Rusia,sebagian besar energi gas mereka dapatkan dari Rusia apalagi eropa belum keluar dari krisis ekonomi.Ini lah suatu bukti untuk menjaga negara dan untuk memenangkan perang tidak harus dengan senjata.Ketahanan ekonomi suatu bangsa lebih berguna dari pada kuat secara militer.Betapa kuatnya Uni sovyet dulu tapi ekonominya rapuh makanya uni sovyet bubar..Berkaca dari sana saat ini kita masih bergantung dari negara lain,terutama Singapure.Harus kita inventarisir ketergantungan kita sama negara lain dan usahakan di hilangkan. Semoga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kt bom aja singapura.. Rusia melawan nato ma amerika. Indonesia menyerang anggota persemakmuran.

      Hapus
    2. Setuju...kita serbu aja singapura begitu rusia dan amerika perang

      Hapus
  4. Sudah menjadi trade mark negara munafik USA dan Nato, mereka berkoar menegakkan HAM padahal mereka pelanggar HAM terberat, Kebiadaban Israel, kebiadaban Amerika dan Nato di Afganistan, di Irak dan negara-negara lain. Mereka mendukung penggulingan Mursi yang dipilih demokratis, mendukung hukuman mati pendukung Mursi dengan dalih teroris, mendukung penggulingan presiden Ukraina karena yang menggulingkan pro barat, pantas USA dan Nato negara super munafik (Dajjal).

    BalasHapus
  5. bagaimana tuan obama, beranikah melayani tantangan mr.putin ??? (h)

    BalasHapus
  6. saat amerika dan russia perang . kita serbu semenanjung malaysia , singapura dan kalimantan utara dengan dalih sejarah di mana majapahit pernah berkuasa di sana serta serang australia . konsentrasi amerika akan pecah seketika .. obama akan bingung daerah mana yang akan diamankannya terlebih dahulu .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Se7ju.serang malaysia timur sabah sarawak. Hancurkan singapura. Tpi ingt bro simpankan ausi ma china. Biar cina yg urusin ausi, indonesia sikat mpe habis malaysia ma singapura.nanti kerajaan sulu pasti datang membantu merebut sabah... Rusia vs barat.oke mantap coy

      Hapus
  7. waduh22... penggemar perang semua nih. kalau jadi perang NATO vs Rusia, dunia pasti lebur bro!!! nggak usah mikir nyerang Singapur, mikir nyawa dari bom nuklir sj sdh mumet. apalagi efek turunan nuklir; radiasi, awan yg akan menutupi matahari ygb akan menyebabkan bumi tanpa matahari selama beberapa bulan, penyakit2 bawaan nuklir, dll. kita mungkin tdk akan habis krn ledakan nuklirnya, tapi yakinlah kita akan sgt menderita karena efek turunan nuklir. jadi nggak usah mikir perang lah! do'a yg bak2 saja.

    BalasHapus
  8. sudah saatnya perang dunia 3 d mulai, karena negara" d dunia jg udh muak dgn orang" munafik seperti Asu dan sekutunya...
    perang dunia 3 d mulai kiamat d depan mata, bagi Asu dan sekutunya dunia ini surga bagi mereka...haha
    bagi mereka hidup hanya untuk fun, money and music...

    BalasHapus