Pages

Selasa, Desember 17, 2013

Menhan : PT. DI Harus Mampu Ekspor

BANDUNG-(IDB) : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengharapkan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dapat melakukan diversifikasi, dalam arti mampu melakukan kegiatan ekspor atau pemenuhan kebutuhan luar negeri, sehingga industri pertahanan dalam negeri tidak selamanya bergantung kepada pemerintah, dan dapat lebih mandiri dalam mendukung kekuatan TNI serta dapat mendorong pembangunan perawatan pesawat dari berbagai instansi.
 
Hal tersebut disampaikan Menhan RI yang didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol. M. Sutarman, Kabasarnas Letjen TNI (Mar) M. Alfan Baharuddin dan Wakasau Marsdya TNI Sunaryo serta anggota Komisi I DPR/RI Chandra Tirta Wijaya, pada acara penyerahan tiga pesawat CN-295 untuk TNI Angkatan Udara dan Sembilan helikopter masing-masing enam unit jenis Bell 412-EP untuk TNI Angkatan Darat, satu unit untuk Kepolisian RI dan dua unit helikopter jenis Dauphin AS365 N3+ untuk Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) dari PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Selasa (17/12).


Lebih lanjut Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menyampaikan, moment penyerahan alat utama sistem persenjataan (alustsista) produksi PT DI ini, menandai perkembangan pesat industri pertahanan dalam negeri selama kurun waktu lima tahun terakhir, khususnya bidang kedirgantaraan. Dan hal tersebut sangat relevan dengan prinsip bahwa negara yang kuat adalah apabila memiliki industri pertahanan yang kuat. Sedangkan untuk membangun industri pertahanan yang kuat, perlu ditopang dengan penelitian dan pengembangan atau litbang yang juga mumpuni.


Sementara itu, hal senada juga disampaikan Dirut PT DI Budi Santoso, bahwa dengan penyerahan pesawat dan helikopter kepada tiga institusi pemerintah yang dilaksanakan serentak ini, menunjukkan komitmen PT DI untuk dapat memenuhi kebutuhan sekaligus modernisasi alutsista TNI.


Pesawat CN-295 yang akan digunakan oleh TNI AU merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision goggles (NVG), sehingga pesawat angkut sedang versi militer ini dapat diandalkan di kelasnya.


Sedangkan Helikopter Bell 412-EP memiliki spesifikasi awak dua pilot serta dapat mengangkut 13 orang personel. Sementara Helikopter jenis Dauphin AS365 N3+ memiliki spesifikasi pengawak sebanyak dua orang pilot dengan kapasitas 11 orang personel dan berkecapatan maksimum 306 km/jam.




Sumber : DMC

PT. DI Serahkan Pesanan Pesawat Kemenhan, Basarnas Dan POLRI

BANDUNG-(IDB) : PT. Dirgantara Indonesia menyerahkan tiga pesawat CN 295 dan enam helikopter Bell 412 EP kepada Kementerian Pertahanan. Acara serah terima alutsista itu digelar di hangar Dirgantara Indonesia Bandung, Selasa (17/12/2013). 

Menurut keteranan dari Dinas Penerangan TNI, ketiga unit pesawat CN 295 tersebut merupakan bagian dari

rangkaian pembelian sembilan unit pesawat CN 295 yang dilakukan oleh Kemenhan pada 2012. Sebelumnya Kemenhan telah menerima dua pesawat CN 295 dan telah menyerahkannya kepada TNI AU.

CN 295 adalah pesawat berdimensi panjang 24,50 meter, lebar 8,66 meter dan, panjang sayap mencapai 25,81 meter dengan kemampuan jelajah 400 km/jam dan maximum daya angkut sampai dengan 9.250 kilogram.


Pesawat itu akan digunakan sebagai penunjang misi militer TNI, misi kemanusiaan, dan pengiriman logistik. Sebelum menggunakan pesawat CN 295, TNI menggunakan pesawat Fokker F-27.

Adapun enam helikopter Bell 412 EP akan dioperasikan oleh TNI AD. Helikopter ini merupakan helikopter bermesin Twin Turbine Pratt & Whitney PT6T-3D Twin-Pac Engines yang mampu terbang pada ketinggian 5.000 kaki dengan kecepatan 240 km/jam selama 3,7 jam.

Helikopter ini memiliki daya angkut 15 crew. Satu helikopter Bell 412 EP juga diserahkan kepada Kepolisian Republik Indonesia dan dua unit Helikopter AS365 N3-Dauphin kepada Badan SAR Nasional (Basarnas).

Berita acara serah terima tersebut ditandatangani oleh Direktur utama Dirgantara Indonesia, Budi Santoso dan Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan, Laksmana Muda TNI Ir. Rahmat Lubis.

Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kabasarnas Letjen TNI (Mar) Alfan Baharuddin, dan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman.

Berikut foto-foto yang bisa dihimpun dari berbagai sumber :

Sumber : BisinisIndonesia

Satgas Indobatt Konga XXIII-G/UNIFIL Akhiri Tugas Di Lebanon

BEIRUT-(IDB) : Berbagai prestasi dan kinerja prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan tugas Indonesian Battalion (Satgas Indobatt) Konga XXIII-G/Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) telah ditunjukkan selama satu tahun ini.

Di bawah pimpinan Komandan Satgas Indobatt Konga XII-G/Unifil, Letkol Inf Lucky Avianto, prajurit TNI melaksanakan tugasnya di Lebanon Selatan mengibarkan bendera Merah Putih dalam misi PBB menjaga perdamaian di wilayah Lebanon.


Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Konga XIII-G/Unifil menjadi kloter terakhir yang selesai bertugas dilepas Dansatgas Indobat Konga XXIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) Letkol Inf M. Asmi di Lapangan Soekarno Markas Indobatt UN Pos 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan, Minggu siang (15/12/2013).


Untuk pemberangkatan kloter pertama Satgas Indobatt Konga XXIII-G/UNIFIL sudah dilakukan beberapa waktu lalu, dan kini giliran kloter terakhir yang akan meninggalkan Lebanon Selatan untuk kembali ke tanah air tercinta yaitu negara Indonesia.


Dalam sambutannya, Letkol Inf Lucky Avianto mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL, yang telah melaksanakan tugasnya selama satu tahun di Lebanon dengan penuh rasa tanggungjawab.


“Kepada Dansatgas Indobatt Konga XXIII-H/UNIFIL beserta staf dan anggotanya, agar meneruskan tugas operasi perdamaian di Lebanon selama satu tahun kedepan dengan penuh semangat dan dedikasi tinggi,” pesannya.


Pada kesempatan yang sama, Dansatgas Indobatt Konga XXIII-H/UNIFIL Letkol Inf M. Asmi juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Letkol Inf Lucky Avianto dan seluruh anggota Satgas Konga XXIII-G yang telah berbagi ilmu dan pengalamannya selama menjalani tugasnya di Lebanon.


“Dengan bekal ilmu dan pengalaman tersebut semoga Satgas Indobatt Konga XXIII-H/UNIFIL akan dapat menjalankan tugas dengan lebih baik lagi,” kata Letkol Inf M. Asmi.




Sumber : PelitaOnline

Posisi Tegas Indonesia Perihal Konflik LCS

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, Menhan China Jenderal Chang Wanquan tidak menyinggung soal kebijakan mereka memperluas zona udara di kawasan Laut China Selatan, dalam pertemuan bilateral di Jakarta, Senin 16 Desember 2013. China hanya menyampaikan argumentasi mereka soal sengketa lahan di Laut China Timur dan Laut China Selatan.

Dalam pembicaraan hampir 3 jam di kantor Kementerian Pertahanan RI, kata Purnomo, Jenderal Chang tetap mengedepankan dialog sebagai solusi utama terhadap konflik itu. "Tadi mereka sempat menyebut bahwa China tetap akan menyelesaikan konflik sengketa melalui konsultasi dan dialog. Mereka sudah memiliki niat seperti itu dan akan tetap direalisasikan," ujar Purnomo.

Sementara Indonesia juga telah menyampaikan posisi tegas Pemerintah terhadap konflik tersebut. Sikap itu menyangkut tiga hal yaitu: satu, masalah di antara Jepang dan China sangat berpengaruh terhadap stabilitas di kawasan Asia Pasifik.

"Peranan kedua negara ini sangat penting dalam membangun hubungan kemitraan. Oleh sebab itu, saya berharap poin ini dapat benar-benar dipahami oleh sahabat kita dari Tiongkok," ujar dia.

Kedua, Purnomo mendorong Pemerintah China supaya tidak terjadi konflik terbuka di antara kedua negara besar itu. Seandainya konflik terjadi, maka hal itu akan meluas hingga ke area lain.

"Ketiga, kami menyarankan agar kedua negara berkomunikasi langsung untuk mempermudah pembicaraan mengenai hal ini. Lagipula, ini kan masalah bilateral kedua negara, sehingga China tidak perlu mengundang negara-negara lain," kata dia.

Sementara terkait konflik di Laut China Selatan, posisi Indonesia sama dengan posisi organisasi ASEAN. Pemerintah berharap konflik sengketa lahan di sana bisa diselesaikan melalui protokol tata kelakuan baik (Code of Conduct).

"Tapi kan COC belum selesai dirundingkan oleh ASEAN dan China. Jadi untuk saat ini kami menggunakan Declaration of Conduct yang telah dibuat tahun 2002," imbuh dia.

Namun, dari pertemuan kelompok kerja ke-9 yang berlangsung September kemarin, sudah ada hasil positif. Pemerinta China berpendapat yang penting dialog mengenai COC ini selalu mengalami kemajuan, kendati berjalan lambat.

Tiga Konflik China
 
China memiliki tiga jenis konflik dengan beberapa negara di kawasan Asia Pasifik. Konflik pertama adalah perebutan sebuah pulau tak berpenghuni yang oleh Jepang disebut Senkaku, sementara China menyebutnya Diaoyu. Kendati pulau itu hanya memiliki luas 7 kilometer persegi, namun telah diklaim lebih dulu sebagai wilayah China yang berada di bawah kekuasaan Provinsi Taiwan.

Menurut penulis buku Territorial Disputes among Japan, China and Taiwan concerning the Senkaku Islands, Lee Seokwoo, Kepulauan yang menjadi sengketa itu memiliki ladang minyak bumi berlimpah tahun 1970 silam.
Konflik kedua, menyangkut China, Taiwan dan beberapa negara ASEAN soal kawasan laut dan darat yaitu Pulau Paracel dan Spratly. Menurut kantor berita BBC, 15 Mei 2013,  China sebagai salah satu negara yang ikut berkonflik, mengklaim teritori yang paling luas.

Bahkan mengakui daerah tersebut sudah menjadi wilayahnya sejak 2000 silam. Untuk mempertegas itu, mereka secara resmi mengeluarkan sebuah peta di tahun 1947 yang menjelaskan klaim lahan versi mereka.

Konflik ketiga menyangkut perluasan zona udara (ADIZ) yang dilakukan secara sepihak oleh China tanggal 27 November lalu. Jepang memprotes kebijakan kontroversial China itu lantaran mencakup wilayah udara Jepang di atas pulau sengketa, Senkaku.




Sumber : Vivanews

Australia Installs Permanent Radar On Christmas Island

SharpEye™ For Christmas Island Coastal Surveillance


CHRISMAS-(IDB) : Kelvin Hughes is delighted to announce the permanent installation of an S-Band SharpEye™ radar and antenna on Christmas Island in the Indian Ocean.

An Australian territory, located 2,600 kilometres northwest of Perth, Christmas Island has been regularly used by immigrants and asylum seekers as a pathway to obtaining refugee status. This has placed significant pressure on the Australian government with its duty of care requirements, creating a need for a permanent radar installation on the island.



Drawcom Pty Ltd based in Victoria, Australia selected Kelvin Hughes to supply a SharpEye™ solution for the Defence Science and Technology Organisation (DSTO), part of Australia’s Department of Defence, because of the industry-leading operational capabilities of the company’s SharpEye™ radar. 
The vessels typically used to transport asylum seekers are small, slow-moving, wooden boats with an inherently low Radar Cross Section (RCS). Unlike traditional magnetron radar systems, the SharpEye™, with its solid state technology and Doppler processing, is able to detect these craft reliably even in the difficult sea states that can occur off the coast of Christmas Island.


Following the success of a trial that began in August 2011 involving a semi-permanent structure, the SharpEye™ radar has now been installed on a permanent tower. Providing coastal surveillance of the northern maritime approaches to the island, with the raw radar feed being transmitted directly to a control centre in Adelaide, the installation is now playing a critical role in managing border control as well as safety at sea.


It can be a challenge for the authorities to control the area, given high sea states, a large geographical spread and the continued threat of asylum seekers. SharpEye™ solid-state radar allows authorities to better meet these challenges.

Russell Gould, CEO Kelvin Hughes, commented: “The decision by the DSTO to select SharpEye™ is a further validation of the system’s technological superiority. Providing effective maritime surveillance off the coast of Christmas Island calls for the ability to separate targets from clutter even in adverse weather conditions.”




Source : KelvinHughes

China Sepakat Bantu Indonesia Bangun Sistem Peluru Kendali

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia tidak mengincar sistem peluru kendali jarak jauh yang dapat menjangkau antarbenua. Indonesia justru ingin membangun sistem peluru kendali jarak menengah yang bisa menembakkan rudah berjarak 150-300 kilometer.

“Peluncur peluru kendali antarbenua tidak masuk dalam agenda Indonesia. Keinginan Indonesia tidak muluk-muluk,” kata Purnomo usai menerima kunjungan Menteri Pertahanan China Jenderal Chang Wanquan di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta. Senin 16 Desember 2013.

Purnomo menyatakan, saat ini kementeriannya tengah membahas pembelian kapal selam jenis Kilo dan Amur dari Rusia. Kemenhan juga sudah menyetujui kemungkinan penggunaan rudal Club S, yakni rudal antikapal jarak jauh yang diluncurkan dari bawah permukaan air. Jenis peralatan tempur ini termasuk kategori misil pembunuh yang mempunyai jarak tembak hingga 400 kilometer.

Rudal Club S itu akan melengkapi rudal lainnya yang telah dioperasikan oleh TNI AL, yaitu Yakhont. Kemampuan rudal Yakhont dapat menempuh jarak hingga 200 kilometer.

“Yang kami bangun saat ini yaitu kemampuan peluru kendali yang bisa mencapai 100, 150, 200, 250, dan 300 kilometer, apakah itu dilemparkan dari kapal selam atau pesawat tempur,” kata Purnomo.

Transfer Teknologi Rudal

 
Untuk kerjasama militer dengan China, Purnomo mengatakan saat ini Indonesia tengah membahas mekanisme transfer teknologi Rudal C-705 yang akan digunakan oleh Angkatan Laut Indonesia. Rudal C-705 ketika diluncurkan dapat menempuh jarak 150 kilometer.

Ini merupakan bagian dari kerjasama industri pertahanan kedua negara. Kerjasama itu tertuang dalam nota kesepakatan yang ditandatangani Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Nasional Pertahanan Cina.

Dalam nota kesepakatan itu, disepakati lima hal pokok, antara lain pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah atau Government to Government. Selanjutnya, alih teknologi peralatan militer tertentu mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, upgrade, dan pelatihan.

Selain itu ada pula produksi dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu yang disepakati antara lain rudal kendali C-705. Kesepakatan pembuatan rudal tersebut dibahas ketika digelar pertemuan di Beijing antara perwakilan Kemhan kedua negara pada tahun 2012.

Saat itu disepakati pembuatan bersama rudal antikapal C-705 akan direalisasikan oleh Kemhan serta Badan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Industri Pertahanan Negara (SASTIND) China.

Rudal C-705 merupakan pengembangan dari C-704. Bentuknya lebih menyerupai miniatur C-602. Pengembangan rudal baru ini fokus ke tiga hal, yakni elemen mesin, hulu ledak, dan sistem pemandu. Desain modular dari mesin baru meningkatkan jangkauan rudal yang sebelumnya 75-80 kilometer menjadi hingga 170 kilometer, dengan jarak efektif 140 kilometer jika didukung sistem targeting di balik cakrawala (OTHT).

C-705 dipersiapkan untuk mengandaskan kapal perang lawan yang berbobot hingga 1.500 ton (kelas light corvette). Daya hancur yang dihasilkan rudal C-705 bisa mencapai 95,7 persen, ideal untuk menenggelamkan kapal.



Sumber : Vivanews

Satkor Koarmatim Siap Hadapi Peperangan Anti Kapal Selam

SURABAYA-(IDB) : Untuk  meningkatkan kesiapsiagaan dan naluri tempur prajurit dalam menghadapi peperangan anti kapal selam,  Satkor Koarmatim melaksanakan Latihan Pemantapan Peperangan Anti Kapal Selam di Tactical floor Game (TFG)  Satkor, minggu lalu, Kamis (12/12).

Peserta Latihan adalah Tim PIT (Pusat Informasi Tempur) dan Tim AKS (Anti Kapal Selam) unsur-unsur Satkor Koarmatim. Latihan membahas tentang dasar peperangan AKS, perhitungan masuk daerah bahaya Torpedo Eta TDA, serta penyusunan materi latihan rencana merah.

Dalam latihan ini para peserta latihan juga berdiskusi tentang hal-hal yang mungkin berbeda dalam memahami peralatan dan karakteristik masing-masing KRI. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kerja sama tim PIT dan AKS dalam mengawaki kapal sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas sesuai azasinya. 




Sumber : Koarmatim

Medio 2014 Koarmatim Laksanakan Uji Coba Senjata Strategis

SURABAYA-(IDB) : Pertengahan tahun 2014 jajaran TNI AL khususnya Koarmatim akan menggelar uji coba Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) berupa penembakan senjata strategis (Fire Power). Hal itu disampaikan oleh Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., saat membuka Sidang Ke-63/2013 Dewan Pengembangan Operasi dan Taktik (Wanbangopstik), di Auditorium Pusat Latihan Kapal Perang (Puslatkaprang) Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (16/12).

Pada tahap fire power tersebut seluruh senjata yang ada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) mulai dari senapan ringan, senapan mesin dan peluru kendali  ditembakkan. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan uji coba komunikasi terpadu menggunakan sarana komunikasi milik TNI AL.

Selain itu, kata Asops Kasal, even besar lain di tahun 2014 yakni TNI Angkatan Laut berencana menggelar latihan multilateral (Multilateral Exercise) yang dilaksanakan oleh seluruh komponen kekutan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL mulai dari unsur KRI, Pesawat Udara, Marinir dan Pangkalan di perairan Kepulauan Riau dan Batam.

Asops Kasal menegaskan  dalam amanatnya bahwa Forum Dewan Pengembangan Operasi dan Taktik ini pada hakekatnya merupakan wadah bagi para Perwira TNI AL dalam melakukan pengkajian /pengembangan dan pengujian doktrin-doktrin TNI AL baik untuk menyempurnakan doktrin-doktrin yang sudah ada maupun untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran baru berkaitan dengan tugas-tugas yang diemban oleh TNI-AL.

Adapun dalam sidang Wanbangopstik kali ini membahas beberapa konsep materi tentang operasi perlindungan garis perhubungan laut sendiri, operasi mengatasi gerakan separatis bersenjata, operasi dukungan oleh TNI AL pada operasi gabungan TNI serta  petunjuk lapangan dukungan informasi oleh TNI AL pada operasi gabungan.

“Diharapkan agar dalam forum diskusi ini dapat memicu lahirnya pemikiran-pemikiran baru dan inovatif, adanya output yang berupa doktrin-doktrin yang up to date dan aplikatif serta dapat dijadikan pedoman dalam penentuan langkah-langkah dan pengambilan keputusan pada pelaksanaan di lapangan”, kata Asops Kasal.

Selain itu  Asops Kasal berharap forum ini dapat dimanfaatkan  secara maksimal sebagai sarana untuk berinteraksi antara perwira  muda dan perwira senior  sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif sekaligus menumbuhkan kreatifitas dan  daya pikir yang kritis khususnya bagi para perwira muda guna mewujudkan profesionalisme prajurit matra laut yang handal dan mencerminkan World Class Navy.

Hadir dalam acara sidang Wanbangopstik tersebut, Komandan Kobangdikal Laksamana Muda TNI Widodo, Gubernur Akademi Angkatan Laut Laksamana Muda TNI I.N.G.N Ari Atmaja, Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji, Komandan Gugus Tempur Laut Armabar Laksamana Pertama TNI Amarulla Oktavian, S.T., M.Sc., Komandan Lantamal V Laksamana Pertama TNI Sumadi serta pejabat TNI AL lainnya.



Sumber : Koarmatim

Dengan Rudal K-77M Absolute Killer Sukhoi TNI AU Jadi Pemangsa Mematikan

JAKARTA-(IDB) : Para produsen pesawat tempur kini terus berusaha menciptakan pesawat tempur generasi kelima, dimana para  pengamat keudaraan menyatakan, “The future is now. There is a new era in military aviation: the F-22 Raptor, the F-35 Lightning II and the T-50 PAk FA– the world’s only 5th Generation Fighters.” Jadi kesimpulannya persaingan utama pesawat tempur generasi kelima sementara ini hanya akan terjadi antara pesawat F-22 dan F-35 buatan Amerika Serikat dengan T-50 PAK FA produksi Rusia.
 
Pesawat generasi kelima dirancang untuk menggabungkan berbagai kemajuan teknologi di atas jet tempur generasi keempat. Karakteristik yang tepat dari jet tempur generasi kelima yang kontroversial dan hanya samar-samar diketahui detail datanya. Pabrik pesawat Lockheed Martin mendefinisikan mereka memiliki semua aspek-siluman (stealth) termasuk ketika pesawat itu lengkap dipersenjatai. Dengan kelengkapan  teknologi Low Probability of Intercept Radar (LPIR),  high-performance air framesadvanced avionics features dan highly integrated computer systems, pesawat akan terintegrasi dalam sebuah sistem yang memudahkan penerbang dalam melaksanakan tugasnya dalam teater pertempuran udara.


Kini satu-satunya pesawat generasi kelima saat ini yang sudah siap tempur dan beroperasi adalah F-22 Raptor, yang dipergunakan Angkatan Udara AS (US Air Force) sejak  tahun 2005. F-22 Raptor kini adalah unggulan USAF yang oleh Lockheed dikatakan sebagai “advanced stealth, extreme performanceinformation fusion and advanced sustainment.”  Pemerintah AS tidak mengijinkan F-22 dijual kepada negara manapun karena itulah tulang punggung pertahanan udara mereka. Sementara F-35 kini sudah dijual kepada sekutu-sekutunya dan dipersiapkan sebagai fighter bomber canggih yang dipersiapkan akan mampu menyusup hingga kegaris belakang musuh.

Dilain sisi, pesawat tempur generasi kelima Rusia dan Cina diharapkan akan memasuki tahap operasional pada tahun 2017 dimana kini dalam pengembangan lebih lanjut akan sukses bersama-sama dengan kemajuan dari F-35.  Bahkan F-35 yang dipergunakan oleh USMC (Marinir AS) kini sudah dikembangkan berkemampuan STOL (Short Take Off and Landing).


Absolute Killer K-77M Missile


Dalam menghadapi persaingan keunggulan di udara, para produsen di Rusia memunculkan design rudal baru dengan kode K - 77M , disebutkan oleh Russia Today sebagai “absolute killer.” K-77M mempunyai keunggulan dibandingkan air to air missile lainnya karena implementasi dari “active phased array antenna (APAA),” yang pada dasarnya memecahkan masalah lock- on dengan membahas masalah esensial bidang pandang dari radar. Menurut Rusia Today, K-77M pada dasarnya menerapkan solusi yang mirip dengan sistem rudal SAM (Surface to Air Missile) Patriot buatan Raytheon.


Rudal K-77M pada dasarnya disiapkan untuk melengkapi pesawat tempur Rusia T-50 PAk FA, yang akan membuat pesawat generasi kelima Rusia itu semakin diminati pembeli. K-77M adalah rudal yang paling akurat di kelasnya. Gabungan antara  kemampuan “fire-and-forget” dan “single-shot kill.” Sistem ini bertujuan untuk menggagalkan setiap manuver penghindaran pesawat musuh dari ancaman K-77M hingga tidak memungkinkan target dapat melarikan diri.


Rusia Times mencatat bahwa Mikhail Vershinin, chief engineer dari biro desain Detal, perusahaan negara Rusia yang berbasis di kota Kamensk - Uralsky di Ural  berharap akan memulai produksinya pada tahun 2015 setelah didirikannya fasilitas produksi. Dengan dilengkapi K-77M, maka T-50 PAK FA akan menjadi pembunuh yang sulit ditandingi.  Para pengamat militer menyebutkan bahwa Amerika Serikat tampaknya saat ini tidak memiliki rudal  udara ke udara    ataupun yang sedang dalam pembuatan yang dapat bersaing dengan akurasi K - 77M tersebut.


Yang menarik, K - 77M juga dilaporkan kompatibel untuk dipasang pada pesawat tempur  Sukhoi generasi sebelumnya juga. Sistem rudal canggih sepenuhnya kompatibel dengan sistem komunikasi digital dari jet tempur generasi kelima , tetapi dikatakan K-77M dipastikan bisa digunakan pada jet tempur modern dari generasi sebelumnya. Ini berarti absolute killer dapat dipergunakan untuk melengkapi persenjataan pesawat Sukhoi yang kini dimiliki oleh TNI AU.


Dengan demikian, maka dalam menjaga kedaulatan  negara di udara, nampaknya apabila K-77M siap beroperasi dan Sukhoi TNI AU diberi persenjataan ini, maka Sukhoi TNI AU akan menjadi pemangsa udara teratas yang mematikan. Apabila dibandingkan, akan semakin sulit bagi pesawat-pesawat tempur yang dimiliki negara-negara tetangga di Asia Tenggara, termasuk Australia dapat meloloskan diri dari sergapan penerbang-penerbang TNI AU. Hanya dengan satu tembakan rudal diluncurkan, kemudian tinggal pergi,  lupakan, pesawat lawan akan runtuh tanpa mampu menghindarinya.




Sumber : Kompasiana

Shoft Power Jadi Pilihan TNI AD Hadapi Negeri Jiran

JAKARTA-(IDB) : Wilayah perbatasan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga tak jarang mengundang konflik, terutama soal pelanggaran batas wilayah. TNI-AD sebagai instrumen negara yang bertanggung jawab terhadap stabilitas keamanan nasional memberikan pemaparan mengenai peran mereka dalam menjaga teritorial Indonesia.

Dalam seminar TNI-AD yang digelar di Balai Kartini, Senin (16/12), KSAD Jenderal Budiman mengungkapkan upaya yang dilakukan TNI-AD dalam berbagai konflik dengan negara tetangga dengan cara diplomasi atau soft power.


Hal tersebut sudah tertuang juga dalam kesepakatan antarnegara ASEAN yang mengatur tiga sektor, politik dan keamanan, ekonomi, dan budaya.


"Kami melakukan diplomasi seperti diplomasi ASEAN yang memiliki tiga pilar kesepakatan di bidang politik keamanan, ekonomi, dan budaya," ungkapnya.


KSAD juga mengatakan upaya yang dikedepankan adalah upaya damai. "Di bidang politik keamanan, apabila ada konflik dengan negara ASEAN, penyelesaian dilakukan dengan damai atau soft power."


Pernyataan tersebut memberikan gambaran mengenai sikap TNI-AD dalam berbagai konflik yang pernah terjadi dalam masalah perbatasan.



Sumber : Metrotvnews