Pages

Kamis, November 14, 2013

Pesawat T50i-GE Pesanan TNI AU Lengkap Akhir Tahun 2013

SEOUL-(IDB) : Pesawat tempur T-50 buatan Korea Selatan (Korsel) pesanan TNI akan tuntas diserahkan oleh Korea Aerospace Industries Ltd akhir 2013. Delapan pesawat sudah diserahkan, sedangnya delapan sisanya akan diserahkan dalam dua bulan jelang tutup tahun.
 
"Kami akan serahkan tepat waktu sesuai pesanan," kata President & CEO Korea Aerospace Industries Ltd (KAI) Ha Sung-Yong saat menerima Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korsel, Rabu (13/11).


Hadir pada kesempatan itu, Duta Besar Indonesia untuk Korsel John A Prasetio dan tiga pemimpin redaksi media massa dari Indonesia, yakni Rikard Bagun dari harian umum Kompas, Heidy Lukito dari majalah mingguan Gatra, dan Primus Dorimulu dari harian umum Suara Pembaruan, harian bisnis Investor Daily, dan portal berita Beritasatu.com.


Selain melihat pesawat T-50 kesembilan (nomor TT-5009) dan kesepuluh (TT-5010) yang masih dalam tahap ferry flight, Wamenhan dan rombongan juga meninjau pembuatan enam pesawat terakhir. Delapan pesawat T-50 sudah berada di pangkalan TNI Angkatan Udara, Madiun. TNI memesan satu skuadron atau 16 pesawat T-50 buatan KAI sejak 2011. Namun, karena proses politik anggaran di DPR, pembuatan pesawat tempur ini baru dimulai pertengahan tahun 2013.


Dalam peninjauan sepintas, tampak jelas keseriusan pemerintah Korsel dalam meningkatkan kemampuan di bidang industri militer. Pabrik pesawat KAI cukup besar dan dilengkapi peralatan modern. Selama 2,5 jam di Sancheon City terlihat beberapa pesawat tempur latih buatan KAI silih berganti take-off, bermanuver di udara, dan landing.


Ha Sung-Yong menyatakan kegembiraannya bekerjasama dengan Indonesia. Setelah kerjasama ekonomi dan politik internasional, Korsel dan Indonesia meningkatkan kerjasama di bidang industri pertahanan. Pesawat yang ditumpangi Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan rombongan dari pangkalan udara Seoul ke Sancheon City pulang-pergi adalah "Tetuko", pesawat CN-235 khusus pesawat angkut militer buatan PT Dirgantara Indonesia (DI), dahulu PT industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).


Sjafrie memuji KAI yang sudah memproduksi tepat waktu pesawat tempur T-50 pesanan TNI. "Kami berterimakasih kepada Korsel yang sudah membantu modernisasi persenjataan TNI," ujarnya.


Pembelian satu skuardon pesawat T-50 dari Korsel, kata Sjafrie, merupakan langkah awal menuju kemandirian Indonesia dalam memproduksi pesawat tempur. Pemesanan 16 pesawat buatan KAI ini disertai transfer teknologi. Perlahan, PT DI akan memproduksi pesawat tempur.


Indonesia, kata Sjafrie, sudah memasuki era industri pertahanan. Bekerjasama dengan Korsel, TNI akan memproduksi pesawat tempur dan kapal selam. Panser dan sejumlah senjata sudah bisa diproduksi Indonesia. Modernisasi, peningkatan kekuatan militer, dan pembangunan industri pertahanan Indonesia sudah dimulai sejak sembilan tahun lalu.




Sumber : BeritaSatu 

Kemhan Rumuskan Formulasi "Cyber Defense"

SEOUL-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia sedang merumuskan formulasi prinsip dan filosofi cyber defense sebagai pedoman perang inkonvensional. Para wakil menteri pertahanan dari 21 negara pada pertemuan Seoul Defense Dialogue (SDD), Selasa (12/11) dan Rabu (13/11) menyadari pentingnya cyber defense, tapi mereka belum bisa merumuskan formula mengenai prinsip dan filosofi cyber defense.
 
"Semua negara sudah sibuk menangani cyber defense. Tapi, yang disentuh adalah masalah di hilir, sedang hulunya belum jelas," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Tokyo (Kamis (14/11). Masalah cyber defense di hulu adalah ketidakjelasan prinsip dan filosofi cyber defense karena belum ada formulasinya. SDD belum bisa merumuskan formulasi itu.


Di level hilir, cyber war sudah terjadi. Sistem informasi institusi strategis sebuah negara, termasuk institusi pertahanan, diganggu bahkan bisa dilumpuhkan. Sistem informasi institusi strategis dirusak, sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Perang lewat jaringan informasi, baik berbasis telepon maupun internet kian marak.


"Ini bukan hanya urusan militer, tapi semua pihak," kata Sjafrie.


Bidang Cyber Monitoring Center Kemenhan saat ini ditugaskan untuk merumuskan formulasi tentang prinsip dan filosofi cyber defense. Indonesia berniat menjadi pionir dalam formulasi prinsip dan filosofi cyber defense. Setelah rampung, formulasi yang dibuat Indonesia ini akan disampaikan kepada negara lain agar cyber defense secara internasional dapat memiliki pedoman.


Perang konvensional sudah bergeser ke perang inkonvensional dan itu sudah terjadi sejak dulu. Pada masa lalu, perang gerilya adalah juga inkonvensional, tapi memiliki asas univesal.


Sekarang, cyber war juga inkonvensional, namun juga memiliki asas universal. Karena itu, kata Sjafrie, Indonesia perlu menginisiasi altenatif formulasi tentang pedoman cyber defense agar menjadi rujukan internasional.

Pertahanan Cyber Libatkan Semua Komponen Bangsa

Dalam menghadapi acaman pertahanan negara yang bersifat nir militer khususnya di bidang cyber, sebagai leading sector-nya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), tetapi apabila  ancaman tesebut sudah menyangkut kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, maka Kementerian Pertahanan dan TNI mempunyai kewenangan penuh dengan didukung oleh seluruh komponen bangsa yang lain.
 
Demikian dikatakan Direktur Komponen Pendukung Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan) Ir Bennyta Suryo Septanto, MT,  saat menjadi nara somber dalam Forum Discussion Group (FGD) tentang “Standarisasi  Keamanan Informasi Pertahanan Siber Nasional”, Kamis (14/11).


Lebih lanjut Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan mengatakan, dalam sistem pertahanan yang bersifat semesta, dalam menghadapi ancaman militer walaupun leading sector-nya itu TNI tatapi perlu didukung komponen lain.  Demikian juga dalam menghadapi ancaman nir militer seperti ancaman cyber, walaupun leading sector-nya Kemenkominfo tentunya kementerian lainnya, TNI dan Polri serta komponen bangsa yang lain diharapkan juga terlibat.


“Sesuai dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bahwa ancaman cyber termasuk dalam ancaman nir militer, dimana dalam menghadapi ancaman nir militer leading sector adalah kementerian diluar pertahanan sesuai dengan jenis ancamannya”, jelasnya.


Dalam rangka menghadapi ancaman pertahanan negara di bidang cyber, Kemhan saat ini sedang membangun system pertahanan cyber nasional dengan menyiapkan regulasi, kelembanggaan/organisasi, infrastruktur pendukung dan menyiapkan Sumber Daya Manusia dengan mengadakan pelatihan-pelatihan.


FGD diselenggarakan oleh Ditjen Pothan Kemhan dan dihadiri kurang lebih 40 peserta yang berasal dari instansi pemerintah, akademisi dan komunitas IT.  FGD ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan-masukan dari pihak-pihak terkait tentang bagaimana system pertahanan cyber nasional akan dibangun.


Selain Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan, FGD juga menghadirkan nara sumber Staff Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Luminto dan dimoderatori oleh Dosen Luar Biasa Jurusan Informatika ITB Setiadi Yazid, Ph.D.




Sumber : BeritaSatu

Empat Negara Siap Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Indonesia

SEOUL-(IDB) : Hubungan kerjasama Indonesia dan Korea Selatan khususnya kerjasama di bidang pertahanan terus meningkat. Korsel melihat bahwa Indonesia tepat sebagai mitra sejajar kerjasama untuk masa kini dan masa mendatang. Untuk itu, Korsel menyatakan komitmennya dalam kerjasama dengan Indonesia khususnya di bidang industri pertahanan.


Pernyataan tersebut disampaikan  Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan Baek Seung-joo saat pertemuan bilateral dengan Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin  di sela-sela Forum Seoul Defence Dialogue (SDD) 2013, Senin (11/11) di The Westin Chosun, Seoul, Korea Selatan.



Usai pertemuan tersebut, Wamenhan RI menjelaskan bahwa kedua negara sepakat untuk mengimplementasikan MoU kerjasama pertahanan yang telah ditandatangani kedua negara pada tanggal 12 Oktober 2013.



“Korsel mempelajari 40 tahun hubungan dengan Indonesia, mereka melihat bahwa Indonesia tepat sebagai mitra sejajar kerjasama untuk masa kini dan masa depan, sebaliknya Indonesia  menempatkan kerjasama dengan Korea Selatan menjadi comprehensive strategic partnership”, jelas Wamenhan RI.



Lebih lanjut Wamenhan RI mengungkapkan, di bidang industri pertahanan,  kedua negara berharap kerjasama strategis khususnya pembangunan kapal selam dan pesawat tempur dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun kedepan.



Selain itu,  Korsel juga menaruh perhatian terhadap peningkatan kerjasama di bidang capacity building,  sebagai contoh Korsel telah mengirimkan instruktur bahasa-nya di Pusat Bahasa Badiklat Kemhan.



Korsel  berkeinginan untuk terus memelihara hubungan personal baik militer maupun pejabat pertahanan agar antara  tataran kebijakan dan implementasi  memiliki presepsi yang sama, dan yang utama untuk mempersiapkan hubungan kerjasama dalam jangka panjang ke depan.



Wamenhan RI menambahkan,  Indonesia dan Korsel juga sepakat untuk memperluas dan meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara diantaranya kerjasama di bidang cyber defence. Kesepakatan tersebut akan ditindaklanjuti dalam langkah nyata dan menekankan pentingnya hubungan kerjasama dalam jangka panjang.



Selain pertemuan bilateral dengan Wamenhan Korsel,  pada SDD 2013 tersebut Wamenhan RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pejabat senior pertahanan dari negara sahabat antara lain Secretary Policy Department of Defence Australia Michael Shoebridge, Deputy Permanent Secretary for Defence Thailand Admral Polawat Sirodom, dan Deputi Menhan Brunei Darussalam Dato Paduka Haji Pustappa bin Haji Sirait.



Wamenhan RI mengungkapkan, secara terpisah pejabat senior dari  tiga negara  yaitu Thailand, Brunei Darussalam, dan Australia menyatakan kesiapan negaranya  untuk bekerja sama mengembangkan industri pertahanan dengan Indonesia.


Mereka menilai Indonesia mempunyai potensi memproduksi Alutsista. Industri pertahanan Indonesia dinilai sudah menunjukkan hasil nyata baik untuk Alutsista darat, laut, maupun udara. 




Sumber : DMC

Menhan RI Terima Kunjungan Kasau Vietnam

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Vietnam Lt. Gen Phuong Minh Hoa, Selasa (12/11) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
 
Kunjungan  tersebut,  merupakan rangkaian kunjungannya kepada Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia yang dimaksudkan untuk mempererat kerjasama kedua Angkatan Udara serta menjajaki kemungkinan kerjasama yang lebih luas.


Kasau Vietnam mengatakan bahwa angkatan udara dari kedua negara telah  sepakat untuk meningkatkan kerjasama melalui kerjasama  di bidang pendidikan dan pelatihan hingga kunjungan antar pejabat.


Selama kunjungannya di Indonesia, Kasau Vietnam menyampaikan akan berkunjung PT. DI untuk melihat bagaimana proses pembuatan pesawat CN 295. “Salah satu kunjungan hari ini, saya ingin mempelajari dan mencari hasil produksi dari Indonesia, kita ingin melihat pesawat CN 295”, ungkapnya.


Menanggapi Kasau Vietnam tersebut, Menhan RI menyampaikan sangat mendukung upaya –upaya dalam meningkatkan kerjasama kedua angkatan udara sebagai bagian upaya meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan.


Menurut Menhan,  kerjasama pertahanan  Indonesia - Vietnam telah terjalin sangat baik, bahkan kedua negara sepakat untuk mengembangkan kerjasama patroli terkoordinasi di perbatasan laut kedua negara.


Turut mendampingi  Menhan dalam kesempatan tersebut antara lain Direktur Jenderal Strategi Pertahanan (Dirjen Strahan)  Kemhan  Mayjen TNI Sonny ES Prasetyo, MA, dan Wakil Kepala Staff Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Sunaryo.


Sedangkan, Kasau Vietnam Letjen Phuong Minh Hoa didampingi beberapa pejabat Angkatan Udara Vietnam  antara lain Wakasau Vietnam SrCol Do Duc Minh, Komandan Hanud Divisi 377 SrCol Le Viet Khanh dan Komandan Brigade 918 Angkatan Udara SrCol Le Kiem.




Sumber : DMC

Prajurit TNI Berhasil Redakan Ketegangan Lebanon-Israel

LEBANON-(IDB) : Para prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Indonesian Battalion (Indobatt) Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) berhasil meredakan ketegangan antara pasukan Lebanese Armed Force (LAF) dan Israel Defence Force (IDF).
 
Berkat negosiasi pasukan TNI yang dipimpin Dansatgas Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto, dua pasukan Israel dan Lebanon yang sudah saling mengarahkan senjata akhirnya bisa didamaikan.


Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL Kapten Sus Sundoko dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (14/11) mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa waktu lalu. Sebanyak enam Personel Kompi Alpha Satgas Indobatt pun diganjar penghargaan atas keberhasilan mereka meredakan ketegangan tersebut.


Diceritakan, peristiwa bermula saat tim dari Kompi Alpha Indobatt yang dipimpin oleh Komandan Kompi Lettu Inf MS Yahya Ginting mengutus regu jaga untuk melaksanakan tugas jaga rutin di TP 37. Daerah itu masuk dalam wilayah perbatasan (blue line) antara Lebanon dan Israel.


Tim yang berjumlah enam orang dan dipimpin oleh Serda Basuki tiba-tiba saja mendapati tiga personel IDF yang sudah siap mengambil posisi tiarap dan membidik ke arah personel LAF, yang saat itu sedang berpatroli. Ketegangan pun terjadi. Namun, personel Indobatt langsung menjadi penyekat dan menghadap kedua belah pihak (LAF-IDF) sambil mengibarkan bendera PBB dan berteriak “peace” berkali-kali.


Di tengah ketegangan tersebut, personel Indobatt yang bertugas saat itu juga melakukan negosiasi selama kurang lebih enam menit dan menghasilkan kesepakatan untuk meredakan ketegangan. Akhirnya, tentara Israel pun menghentikan bidikan mereka dan segera meninggalkan tempat itu. Hal sama dilakukan personel militer Lebanon.


Ketegangan itu langsung dilaporkan kepada Sektor Timur dan diteruskan ke Markas UNIFIL di Naqoura. Menerima laporan tersebut, Force Commander Mayjen Paolo Serra memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Indobatt.


“Satgas Indobatt telah berhasil melaksanakan Mandat UNSCR 1701 sesuai Standardised Tactical Incident Reaction (STIR) V.26 poin 2 (Foreseeable Blue Line Ground Incident Between LAF and IDF),” kata Mayjen Serra. Pemberian penghargaan itu dilakukan di Lapangan Soekarno Markas Indobatt UN Post 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan, Rabu (13/11).




Sumber : BeritaSatu

Kemampuan Baru SU 30 MKM Malaysia

SU-30 MKM Malaysia mengusung Jammer Advance SAP-518 KNIRTI di kedua ujung sayap (photo:malaysiamilitarypower.blogspot.com)

JKGR-(IDB) : Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MKM milik Royal Malaysian Air Force (RMAF) bisa dikatakan salah satu pesawat tempur papan atas di negara ASEAN, yang mampu memberikan efek gentar bagi lawan-lawannya. Betapa tidak, US Navy saja tengah mempelajari terpasangnya peralatan peperangan elektronik Knirti SAP-518 pada Sukhoi Su-30 MKM Malaysia.


Kalangan AL Amerika Serikat belum dapat memperkirakan kemampuan pasti dari SAP-518, tetapi dengan adanya teknologi DRFM (digital radio frequency memory) dan antena phased-array di depan dan belakang dapat menjadi ancaman serius karena mampu mengacaukan radar, terutama terhadap peralatan yang digerakkan baterai seperti rudal AIM-120, yang selama ini menjadi tumpuan dominasi kekuatan udara AS.


Self Protection Jammer untuk melindungi diri dari serangan rudal ini, terpasang pada ujung sayap pesawat. SAP-518 merupakan modul jamming tingkat advance yang dipasang di pesawat Su-30 MK, Su-32/34 serta Indian Air Force Su-30 MKI. Tugas dari SAP-518 adalah untuk men-jamming pertahanan anti udara modern saat melakukan serangan, dengan cara meniru (imitasi) tanda elektronik berbagai pesawat terbang dengan memberikan target palsu bagi sensor dan radar musuh.

SU-30 MKM Malaysia mengusung Jammer Advance SAP-518 KNIRTI (photo:Iwan@Malaysianwings.net)

Jamming dengan teknik Cross Eye yang dimiliki SAP-518 Sukhoi SU-30 MKM Malaysia diyakini sulit untuk ditangkal. Jamming cross eye ini secara teoritis akan menciptakan missil yang ditembakkan musuh, meleset jauh dari target. Cross eye jamming adalah teknik mengecoh rudal lawan dengan memunculkan dua sumber jamming yang terpisah. 

Dua buah signal sama yang dikirim bersamaan akan mengacaukan missile seeker lawan yang pada akhirnya menciptakan incorrect missile tracking sehingga missile autopilot lawan, terkecoh karena menerima informasi yang salah.


Demikian pula dengan radar lawan. Cross eye jamming yang dilepas SAP-518, membuat data visual yang diterima minitor radar menjadi kacau. Memunculkan gambaran gelombang dan frekuensi yang tidak jelas dan tidak bisa dicerna oleh komputer radar.


Sistem SAP-518 ini telah dirancang sejak jaman Uni Soviet untuk dapat melumpuhkan pertahanan udara NATO yang terintegrasi dan multi-layer. Jammer itu kemudian dipasang di Su-20 Family yang merupakan evolusi dari SU-27 Flanker, sebagai jawaban USSR terhadap pesawat tempur AS yang kala itu dianggap sangat mumpuni.

SU-34 Rusia mengusung SAP-518 di sayap dan SAP-14 di bawah perut pesawat
SU-34 Rusia mengusung SAP-518 di sayap dan SAP-14 di bawah perut pesawat

Jammaer SAP-518 yang dipasang dikedua ujung sayap jet tempur Sukhoi ini, dinilai dapat mengatasi ancaman dari rudal darat ke udara dan udara ke udara NATO. Sistem pertahanan elektronik ini dikembangkan oleh Kaluzhsky Scientific Research Radio-Technical Institute (KNIRTI) Rusia dan pertama kali diperkenalkan ke publik pada MAKS Airshow 2009.


Selain SAP-518, Knirti juga mengeluarkan jammer lain yakni SAP-14 jamming pod yang dipasang di bawah perut pesawat tempur Sukhoi. SAP-14 ini dianggap sejenis dengan sistem jamming ALQ-99 Amerika Serikat yang dipasang di EA-6B Prowler dan EA-18G Growler electronic attack aircraft.
KNIRTI SAP-14 (photo: Miroslav Gyurosi)
KNIRTI SAP-14

Dengan adanya SAP-518, SU 30 MKM Malaysia memiliki kemampuan misi SEAD/DEAD (Suppression of Enemy Air Defense)/ Destruction of Enemy Air Defenses, untuk menghancurkan pertahanan udara musuh, termasuk ketika harus menetralisir platform Airborne Early Warning (AEW).

kh31

Untuk mendapatkan semua kemampuan itu, SU-30 MKM dilengkapi rudal anti radiasi Kh-31 P, Rudal R-77 BVR AAM dan R-73. Lebih dari itu Malaysia juga berencana memasang Rudal Brahmos di SU-30 MKM. Rudal Brahmos adalah sejenis rudal Yakhont namun dipasang di pesawat tempur dengan jangkauan 280-290 km. 

India dikabarkan sukses mengujicoba rudal Brahmos di SU-30 MKI dan kini memasuki program pemasangan di Skadron SU-30 MKI.

Modifikasi khusus Su-30MKI membawa rudal supersonik BrahMos anti-kapal, dan dua subsonik Kh-59. (photo: Tamir Eshel, Defense-Update)

Modifikasi khusus Su-30MKI membawa rudal supersonik BrahMos anti-kapal, dan dua subsonik Kh-59. 


Untuk kapal perang korvet atau frigate, rudal BrahMos akan menjadi senjata yang mematikan. Ditembak tanpa mampu melawan, karena korvet dan frigate rata-rata memiliki air defence system jarak pendek-menengah, 3 hingga 12 km.




Sumber : JKGR

Tentara China Puji Pasukan Baret Jingga

BANDUNG-(IDB) : Tentara China memuji taktik dan teknik tempur Korps Baret Jingga atau Pasukan Khas (Korpaskhas). Paskhas merupakan pasukan khusus yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU).

Senior Kolonel Li Zhonghua mengungkapkan pujian tersebut usai penutupan latihan bersama TNI dan People Liberty Army (PLA) Airforce bersandi Sharp Knife Airborne 2013 di area PT Dirgantara Indonesia (DI), Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (11/11/2013). Kegiatan ini salah satu yang diperagakan yakni simulasi penanggulanga aksi teroris.

"Selama proses latihan, pasukan khusus TNI AU (Paskhas) memperlihatkan kemampuan dan teknik mengantisipasi teror," ucap Li Zhonghua selaku Komandan Pendidikan Latihan PLA Airforce saat diminta komentar soal prajurit Paskhas.

Paskhas merupakan satuan tempur yang berkemampuan tiga matra yaitu udara, laut, dan darat. Personel Paskhas memiliki kemampuan khusus yang siap diterjunkan di lintas udara, kota, hutan, laut, sungai, dan rawa. Motto Paskhas ialah 'Karmaye Vadikarate Mafalesu Kadatjana' yang berarti bekerja tanpa menghitung untung rugi.

"Mereka bagi kami memberikan kesan yang signifikan dan baik," ujar Li Zhonghua.

Dia mengatakan latihan bersama ini merupakan momen bersejarah serta sekaligus merintis jalan baru bernilai persahabatan dan kerjasama antarkedua negara. "Latihan bersama ini mendalami taktik dan teknik para personel, serta mengikat persaudaraan antara kedua negara," ucap Li Zhonghua.





Sumber : Detik

PM Abbott : Sebagai Super Power Asia, Indonesia Negara Penting Bagi Kami

CAMBERRA-(IDB) : Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyebut Indonesia sebagai super power Asia. Karena itu, kerja sama di antara kedua negara sangat penting di segala bidang.

Abbott berpidato di sela-sela acara penandatanganan plakat Australia-Indonesia Centre di Australia Parliament House, Canberra, Rabu (13/11/2013), bersama Wapres Boediono. Sebelumnya, mereka sudah bertemu empat mata dan bersama para delegasi untuk membahas isu terkini.

"Kerja sama dengan Indonesia adalah hal yang sangat penting bagi kami," kata Abbott dalam sambutan singkatnya.

Menurut Abbott, Indonesia penting bagi Australia dari segi jumlah penduduk, luas wilayah, kedekatan dan berbagai potensinya. Ke depan, Indonesia diprediksi akan jadi super power Asia.

"Tak hanya super power Asia, tapi negara demokratik super power Asia," sambungnya.

Pemimpin partai Liberal ini pun merasa terhormat dengan kedatangan Boediono. Termasuk dengan peresmian pusat studi Australia-Indonesia Centre.

Pernyataan Abbott ini disampaikan di tengah ramainya soal kabar keretakan hubungan Indonesia dan Australia. Dua pemicunya adalah isu penyadapan dan imigran pencari suaka.

Indonesia mengecam kabar yang menyebutkan ada penyadapan terhadap aktivitas pemerintah oleh Australia. Sementara Australia kecewa karena Indonesia tak mau menerima para pencari suaka yang diselamatkan pihak mereka.




Sumber : Detik

Operasi Informasi TNI AU

Mengapa Operasi Informasi dimasukkan ke dalam salah satu operasi udara dalam doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa ?

ANGKASA-(IDB) : TNI Angkatan Udara menyadarai bahwa ledakan pertumbuhan jaringan komunikasi telah mengakibatkan penurunan jumlah populasi terisolasi di dunia. Siapa saja kini terkoneksi melalui perangkat dan jaringan informasi. Munculnya informasi dari sistem kabel dan nirkabel canggih telah memasilitasi komunikasi global tidak saja dengan individu, perusahaan, dan pemerintahan namun juga digunakan organisasi dan individu ekstremis.

Kemampuan untuk berbagi informasi secara “real time” secara anonim dan terlindungi telah menjadi aset yang menguntungkan sekaligus menjadi potensi kerentanan terhadap kita, sekutu kita, dan tentunya juga pada lawan kita. Informasi adalah alat yang ampuh untuk memengaruhi, mengganggu, mencegah atau merebut kemampuan lawan untuk membuat keputusan serta membagi informasi.

Perangkat (instrumen) kekuatan nasional setiap negara yaitu instrumen Diplomatik, Informasional, Militer, dan Ekonomi telah menjadi sarana dan cara untuk menghadapi pesaing atau lawan yang mengganggu kepentingan nasional. Penggunaan segenap instrumen kekuatan nasional dalam lingkungan informasi membutuhkan kemampuan untuk secara aman menransmisi, menerima, menyimpan, dan memroses informasi secara “real time”.

Di sisi lain lawan-lawan kita, baik dalam bentuk negara dan organisasi non-negara tentunya juga menyadari pentingnya teknologi baru ini, dan akan menggunakan kemampuan berbasis dengan informasi untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan informasi, seperti halnya mereka tetap menggunakan teknologi militer tradisional untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan operasional lainnya.

Lingkungan strategis pasti terus berubah, demikian pula dengan Operasi Informasi. Berdasarkan perubahan tersebut, Operasi Informasi bisa didefinisikan sebagai tugas terpadu, selama operasi militer, dilaksanakan secara bersamaan dengan operasi lain untuk memengaruhi, mengganggu, merusak, atau merebut sistem pengambilan keputusan lawan dan lawan potensial sekaligus melindungi sistem kita sendiri. Jadi betapa pentingnya lingkungan informasi secara efektif diintegrasikan ke dalam sebuah operasi gabungan untuk menciptakan efek dan kondisi operasional yang dieksploitasi untuk mencapai tujuan sesuai keinginan Panglima Komando Gabungan.


  1. Operasi Informasi diselenggarakan dalam lingkungan informasi kawan dan lawan. Lingkungan informasi adalah kumpulan individu, organisasi, dan sistem yang mengumpulkan, memroses, menyebarkan, atau bertindak berdasarkan informasi. Lingkungan ini terdiri dari tiga dimensi yang saling terkait, yang secara terus menerus berinteraksi dengan individu, organisasi, dan sistem. Dimensi ini adalah dimensi Fisik, dimensi Informasi, dan dimensi Kognitif.  
  2. Dimensi Fisik terdiri dari sistem komando dan kendali, pengambil keputusan utama, dan sarana penunjang yang memungkinkan individu dan organisasi untuk menciptakan efek. Ini adalah dimensi dimana platform fisik dan jaringan komunikasi yang menghubungkan mereka berada. Dimensi fisik meliputi manusia, fasilitas Komando Kendali, koran, buku, menara microwave, unit pengolahan komputer, laptop, ponsel pintar, komputer tablet, atau benda lain yang tunduk pada pengukuran empiris. Dimensi fisik tidak terbatas hanya untuk sistem dan proses militer atau bahkan berbasis negara, namun merupakan jaringan yang terhubung melintasi batas-batas geografis,kedaulatan nasional, dan kepemilikan ekonomi.
  3. Dimensi Informasi menentukan di mana dan bagaimana informasi dikumpulkan, diolah, disimpan, disebarluaskan, dan lindungi. Dimensi kognitif meliputi benak orang yang mengirimkan, menerima, dan menanggapi atau bertindak berdasarkan informasi. Ini adalah dimensi di mana Komando Kendali kekuatan militer dilakukan dan di mana maksud tujuan Panglima disampaikan. Tindakan dalam dimensi ini memengaruhi isi dan arus informasi yang disampaikan.

Dimensi Kognitif meliputi pikiran orang-orang yang mengirim, menerima, dan menanggapi atau bertindak berdasarkan informasi. Hal ini mengacu pada individu atau kelompok di mana terjadi pengolahan informasi, persepsi, penilaian, dan pengambilan keputusan. Unsur-unsur ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk budaya dan kepercayaan individu, norma, kerentanan, motivasi, emosi, pengalaman, moral, pendidikan, kesehatan mental, identitas, dan ideologi. Mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi ini dalam suatu lingkungan tertentu sangat penting untuk memahami bagaimana cara terbaik mempengaruhi pikiran dari pembuat keputusan agar menciptakan efek yang diinginkan. Dengan demikian, dimensi ini merupakan komponen yang paling penting dari lingkungan informasi.

Kegiatan militer termasuk operasi informasi harus selalu sejalan dengan hukum dan kebijakan . Unsur hukum (legal ops) akan selalu memberi pertanyaan hukum dan kebijakan dalam perencanaan Operasi Informasi, baik dari aspek hukum lokal, nasional hingga internasional, khususnya hukum humaniter. Operasi Informasi dilihat lebih pada kemampuan penggandanya untuk menciptakan efek yang diinginkan di benak sasaran.

Ada banyak kegiatan dan kemampuan operasi informasi yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan, diantaranya : Komunikasi Strategis, Public Affairs, Operasi Sipil–Militer, Kontra Propaganda, Operasi Cyberspace, Operasi Serangan Fisik, Operasi Jaringan Komputer, Jaminan Informasi, Operasi Psikologi, Kontra Intelijen, Pengelabuan Militer, Operasi Keamanan Informasi, Intelijen Citra, Legal Ops, dan Operasi Perang Elektronika.

Semua kegiatan Ops Info ditujukan untuk merebut Information Superiority atau keunggulan informasi yang dibutuhkan sebelum kita meraih keunggulan udara. Serangan udara atau darat dan laut secara fisik akan lebih efektif bila kita memiliki perencanaan dan pelaksanaan operasi informasi yang baik, mulai dari doktrin, alutsista, pelatihan dan pembinaan personel yang baik. Perang modern tidak akan bisa dimenangkan tanpa kemampuan kita memenangkan pertempuran dalam benak manusia, untuk merebut hati dan pikiran publik. 





Sumber : Angkasa

Hercules TNI AU Angkut Bantuan Bencana Philipina

bansos-sub
JAKARTA-(IDB) : Tiga Pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara dua dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma A-1323 dan A-1327 serta satu dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulraman Saleh A-1308 bertolak ke Philipina dengan mengangkut paket bantuan sosial Pemerintah Indonesia bagi korban angin Topan Haiyan yang terjadi di Philipina, Rabu, (13/11)


Paket bantuan sosial yang dikirimkan seberat 36,6 ton berupa makanan siap saji, obat-obatan, genset dan selimut dari Lanud Halim Perdanakusumah dengan 3 sorti penerbangan. Pengiriman bantuan tersebut dilepas oleh Sestama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ir. Facthul Hadi Dipl.HE didampingi Direktur Logistik BNPB  Sunardi dan Komandan Lanud (Danlanud) Halim Perdanakusuma Marsma TNI Sri Pulung D SE, MMgt Studt .


Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Sri Pulung D SE, MMgt Studt . menyatakan pengerahan tiga Pesawat Herkules C-130 TNI AU merupakan wujud pelaksanaan tugas TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP), “seperti pada pelaksanaan bantuan-bantuan bencana alam sebelumnya”, ujar Alumni AAU 88.


Sorti pertama  membawa 12,54 ton yang berangkat pukul 06.30 WIB. Sorti kedua membawa 12,76 ton pada 07.40 WIB, dan sorti ketiga membawa  11 ton pada pukul 10.00 Wib. Setiap sorti terdapat 11 crew pesawat TNI AU didampingi oleh satu personel BNPB.  Rute pesawat meliputi Lanud Halim-Lanud Balikpapan dan Lanud Sam Ratulangi, Manado.  Esok paginya (Kamis)  kemudian bertolak ke Cebu Philipina, di Bandara terdekat dengan lokasi bencana di Pulau Leyte dan kota pesisir Tacloban.




Sumber : Poskota

Latihan Pendaratan Taruna AAL Korps Marinir

KUTAI-(IDB) : Sebanyak 24 Taruna Akademi Militer Angkatan Laut (AAL) Korps Marinir melaksanakan Latihan Pendaratan di Pantai Sekerat Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur, baru-baru ini.
 
Terdengar dentuman dua kali menandakan Latihan Pendaratan dimulai dan dari buritan KRI Banjarmasin-592 terlihat 2 unit BTR dan 2 unit PTR Tank Amphibi meluncur membawa Taruna AAL menuju Pantai Sekerat untuk melaksanakan simulasi peperangan perebutan pantai.
Latihan ini dinilai berhasil karena Taruna Korps Marinir mampu mengaplikasikan ilmu yang selama ini diperoleh di lingkungan kampus sehingga dalam pelaksanaan di lapangan mendapatkan hasil yang maksimal.
Latihan Pendaratan tersebut dihadiri oleh Pasops Lanal Sangatta Kapten Laut (P) Muhamad Puji Santoso didampingi Danposal Bengalon Letda Laut (E) Endro Tri Martono dan Paur Hartib Denpomal Letda Laut (PM) Heri Mardianto. Pejabat AAL yang hadir Letkol Laut (P) Muhammad Yusup sebagai Komandan Latihan, Letkol Mar Budi sebagai Pengawas Latihan, Mayor Laut (P) Agus Sulis sebagai Pasops, Kapten Mar Tan Tahara sebagai Perwira Pendamping, serta Kapten Mar Imam sebagai Ketua Pendaratan.



Sumber : TNI AL

Kapal Selam Nuklir China Mulai Keluar Dari 'Persembunyian'

SSBN Tipe 094 BEIJING-(IDB) : Pada akhir Oktober lalu China menampilkan armada kapal selam nuklirnya di media untuk yang pertama kalinya. Tema dari unjuk kekuatan China ini adalah bahwa sejak 42 tahun dioperasikan, belum ada satupun kapal selam nuklir China yang mengalami kecelakaan pada reaktor nuklirnya. Berbeda dengan Rusia yang menjadi satu-satunya negara yang mengalami kecelakaan kapal selam nuklir.

Dalam 60 tahun terakhir, dunia telah menghabiskan ratusan miliar dolar untuk mengembangkan dan membangun kapal selam bertenaga nuklir. Sekitar 300 kapal telah dibangun hingga saat ini, dan sebagian besar milik Rusia. Meskipun terkesan angker, kenyataannya kapal selam nuklir baru satu kali digunakan dalam pertempuran yaitu pada tahun 1982 ketika sebuah SSN (kapal selam serang bertenaga nuklir) Inggris menenggelamkan sebuah kapal jelajah Argentina.




Ketika Perang Dingin berakhir, Rusia mulai melakukan cek ulang besar pada armada besar kapal selam nuklirnya, yang terdiri dari puluhan kapal selam tua yang ternyata jumlah yang bermasalah lebih banyak daripada jumlah patut dipertahankan. Dengan runtuhnya kekuatan kapal selam Rusia, Angkatan Laut Amerika Serikat otomatis menjadi kekuatan utama dunia untuk kapal selam nuklir, mencapai 100 kapal selam nuklir pada akhir Perang Dingin, namun saat ini menyusut hingga di bawah angka 50.



Saat ini China mengoperasikan sekitar 12 kapal selam nuklir yang terdiri dari 8 SSN dan 4 SSBN (kapal selam nuklir rudal balistik). Meskipun sudah 42 tahun China menguasai teknologi pembangunan kapal selam nuklir, track record-nya selama itu tidak bagus. Terutama soal kebisingan, SSN China terlalu bising (mudah dideteksi) dan kurang dapat diandalkan. SSN China juga jarang sekali melaut, mungkin inilah salah satu alasan mengapa negara ini tidak pernah mengalami kecelakaan kapal selam nuklir. Sedangkan SSBN China juga bukan desain baru karena pada dasarnya itu adalah SSN namun lebih besar. Selain itu, SSBN China juga belum sekalipun melakukan patroli tempur (melaut 1 bulan penuh atau lebih, lengkap dengan rudal balistik), dan misi pelatihannya juga tidak banyak.

Setidaknya butuh waktu satu dekade bagi China untuk membangun kapal selam nuklir pertamanya, yaitu Tipe 091 Long March yang mulai masuk layanan pada 1974. Sebagai SSN pertama (tahap belajar), kapal selam ini tidak lagi dioperasikan hingga pertengahan 1980-an. Tipe 091 berukuran kecil (4.100 ton) dan diawaki oleh sekitar 75 pelaut. Didalamnya tertanam sonar buatan Perancis, dan berbagai peralatan elektronik lainnya yang merupakan buatan asing. Pada 1980-an China diperkirakan akan menonaktifkan kapal-kapal selam nuklir ini, namun ternyata tidak, China memperbaiki dan meng-upgrade-nya. Sudah lima unit Tipe 091 yang dibangun, dua sudah pensiun dan satu lagi diubah menjadi museum. Meskipun sudah di-upgrade, Tipe 091 juga jarang sekali pergi melaut. Selama ini China hanya menggunakannya untuk pelatihan awak, ini semua karena tingkat kebisingan kapal yang tidak layak untuk tugas tempur.


Tipe 091 dianggap lebih membahayakan kru daripada musuh. Meskipun belum pernah mengalami kecelakaan reaktornya, tapi tidak dapat diandalkannya kapal selam ini dan risiko bocornya radiasi, telah membuat ketakutan besar bagi mereka yang mengawakinya. Generasi SSBN China pertama, yaitu Tipe 092 (6.500 ton) mulai dioperasikan pada awal 1980-an, merupakan versi yang lebih besar dari Tipe 091. Tipe 092 dilengkapi dengan empat tabung rudal, dan juga jarang pergi melaut. Selanjutnya China kembali menghabiskan waktu untuk membangun kapal selam nuklir yang lebih baik lagi, terutama untuk mengatasi masalah kebisingan, yaitu dengan membangun SSN Tipe 093 dan SSBN Tipe 094.


SSN Tipe 093 muncul pada tahun 2002. Tipe 093 juga sudah dinggap teknologi usang oleh China, lalu muncullah SSN Tipe 095 yang diluncurkan pada tahun 2010 dan diharapkan akan masuk layanan pada 2015 nanti. Tipe 095 saat ini telah menjalani uji coba laut namun sedikit sekali informasi mengenai kapal selam nuklir baru China ini.




SSBN Tipe 094

Tipe 093 dan Tipe 094 China desainnya mirip dengan kapal selam Victor III Rusia, namun pada Tipe 094 terdapat penambahan kompartemen rudal (karena untuk difungsikan sebagai SSBN). Menggunakan desain SSN dan selanjutnya menambahkan kompartemen tambahan untuk rudal balistik bukanlah hal baru, Amerika Serikat sudah melakukannya di tahun 1950 untuk melahirkan SSBN pertamanya. 
China tampaknya memang melakukan hal yang sama dengan desain SSN, hasilnya lahirlah SSBN yang lebih besar dengan bobot benaman (displacement) 9.000 ton. Prioritas China untuk SSBN tampaknya adalah pada Tipe 094, yang dilengkapi dengan rudal nuklir yang mampu mencapai Amerika Serikat, sekaligus menjadikan China memiliki pengaruh besar di dunia.

Kembali ke SSN Tipe 093, setelah kapal ini pergi melaut, rupanya China tidak puas dengan kinerjanya karena Tipe 093 masih berisik dan memiliki daftar panjang cacat kecil. Hingga kini China terus dihantui problem mendasar dalam membangun kapal selam nuklir, namun bangsa China terus bertekad untuk membangun kapal selam nuklir yang lebih baik lagi.




Kini China telah membangun Tipe 94 dan saat ini mungkin sudah enam unit. Meskipun SSBN 094 sudah dalam layanan, sama seperti yang sebelumnya, kapal selam ini juga belum pernah melakukan patroli laut. Tipe 094 pertama kali diluncurkan pada 2004 dan dikatakan masuk layanan pada 2007. Tipe 094 juga mirip dengan SSN 093. SSBN ini dipersenjatai dengan dua belas rudal balistik JL-2 dan enam tabung torpedo.



Menguasai teknologi SSBN memang menakutkan bagi negara lain. Namun China tidak terburu-buru mengoperasikan kapal-kapal selam nuklirnya secara penuh. Jika jadi, 094 akan memulai patroli tempur pertamanya pada 2014. Namun tidak hanya pada kapal selam, ini juga tergantung dari kesiapan rudal balistik JL-2.
Sumber : Artileri