Pages

Rabu, September 25, 2013

Berita Foto : Serah Terima Sukhoi TNI AU

MAKASSAR-(IDB) : Skadron 11 TNI AU yang bermarkas di Lanud Sultan Hasanuddin hari ini diadakan acara penyerahan resmi pesawat-pesawat Sukhoi Su-30MK2 dan Su-27SKM yang merupakan pesanan pemerintah Indonesia pada tahun 2007. 

Dengan penyerahan resmi ini maka jumlah pesawat tempur Sukhoi menjadi lengkap 16 pesawat. 6 Pesawat Su-30MK2, merupakan pesanan pelengkap, setelah sebelumnya Ska-11 mengoperasikan 10 unit Su-27 dan Su-30. 

Menhan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala staf tiga angkatan berada diantara yang hadir. Hadir juga para pejabat dari Komisi 1 DPR RI, Bappenas, Kementerian Keuangan, Gubernur Sul-Sel, Pangkoopsau II, Pangdam Wirabuana dan Kapolda Sulselbar. Termasuk diantara undangan adalah Pangkosekhanudnas II, Komandan Lantamal VI, Komandan Lanud Hasanuddin, Muspida Sul-Sel serta awak media yang ikut serta meliput acara serah terima resmi ini. 

Kontributor ARC yang juga berada diantara undangan yang hadir segera mengirimkan foto foto liputan dari lokasi acara yang dapat dilihat di galeri foto di bawah:





Sumber : ARC

Pesawat F16 TNI AU Laksanakan Latihan Tetuka Di Biak

BIAK-(IDB) : Satu flight pesawat tempur F-16 Figthing Falcon Skadron Udara 3, Sabtu (21/9), berangkat dari Iswahjudi Air Force Base menuju Lanud Biak, Papua, guna melaksanakan latihan Tetuka ke-37. 

Latihan yang diberi gelar Tetuka tersebut digelar di wilayah timur Indonesia yaitu di Lanud Biak, Papua, dengan melibatkan unsur tempur TNI Angkatan Darat dan unsur tempur TNI Angkatan Laut dan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) IV.

Latihan yang digelar hingga tanggal 27 September 2013, tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan, dengan melibatkan 60 personel Skadron Udara 3, yang terdiri dari para penerbang dan para teknisi, yang dilepas langsung oleh Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Minggit Tribowo dan Kadisops Lanud Iswahjudi Letkol Pnb Djoko Hadipurwanto.

Keterangan Gambar : Para penerbang Skadron Udara 3, siap lepas landas melaksanakan latihan Tetuka di Lanud Biak, Papua, Sabtu (21/9). 





Sumber : TNI AU

Latma JFWC TNI AU Dan RSAF

PEKANBARU-(IDB) : Penerbang tempur F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, berikut dua pesawat tempur F-16, berangkat ke Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, melaksanakan Joint Fighter Weapon Course (JFWC), Senin (23/9). 

Joint Fighter Weapon Course, dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara dengan Royal Singapore Air Force (RSAF). selama tiga bulan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Adapun penerbang yang mengikuti Joint Fighter Weapon Course, yaitu Mayor Pnb G.M. Yoga Ambara dan Mayor Pnb Bambang Apriyanto.

Tampak pada gambar : Mayor Pnb Yoga Ambara, memerikasa pesawat tempur F-16, sebelum tinggal landas menuju Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, guna melaksanakan Jont Figther Weapon Corse (JFWC), Senin (23/9). 




Sumber : TNI AU

KRI Banda Aceh Bersiap Amankan KTT APEC 2013 Di Bali

DENPASAR-(IDB) : Setelah selesai mendukung kegiatan Sail Komodo 2013, melalui  Ekspedisi Bhakti Kesra Nusantara (Bhakesra) yang baru saja berakhir, KRI Banda Aceh-593 kembali disiapkan untuk mendukung kegiatan operasi pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economy Cooperation (APEC) 2013 yang dilaksanakan di Bali bulan Oktober mendatang. 

Dalam mendukung operasi pengamanan KTT APEC 2013 tersebut, KRI Banda Aceh-593 yang merupakan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) ini, Sabtu (19/9/2013) tiba di Benoa, Bali, dengan mengangkut sebanyak 18 unit Ranpur milik Kopassus dan masing-masing dua unit jeep dan sea rider Kopaska.

Selain mengangkut ranpur dalam rangka persiapan operasi pengamanan KTT APEC di Bali, KRI Banda aceh yang merupakan kapal binaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) ini juga membawa sebanyak 1760 pohon guna mendukung salah satu rangkaian kegiatan KTT APEC di Bali.

KRI Banda Aceh-593 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Yana Hardiyana, rencananya sebelum kembali ke Jakarta akan singgah di Surabaya guna mengangkut beberapa Ranpur Marinir dalam rangka mendukung kegiatan upacara HUT TNI yang dilaksanakan di Jakarta.

Selanjutnya KRI Banda Aceh-593 akan kembali mengangkut pasukan pengamanan VVIP menuju Bali, dan akan berada di Bali guna mendukung selama kegiatan KTT APEC 2013 berlangsung.






Sumber : Tribunnews

KRI Dewaruci Promosi Wisata Indonesia Di Darwin

DARWIN-(IDB) : Hawa panas yang menyengat kulit ternyata menimpa juga di Darwin. Padahal waktu masih pagi, sekitar pukul 09.00 local time, saat rombongan dari KRI Dewaruci melaksanakan kunjungan kehormatan ke kantor Konsulat Jenderal RI di Darwin, Senin (23/9). Rombongan terdiri dari Seklem  AAL Kolonel Laut Marinir  Trusono, Dirdik AAL Kolonel Laut (P) Kris Sri Hod , Athan Laut  RI di Australia Kolonel Didik Kurniawan ,S.H., M.Si., 

Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Anung Sutanto,  Palaklat Mayor Laut (P) Agus Praptopo serta tiga Kadet AAL. Rombongan diterima dengan hangat oleh Konjen RI di Darwin Bpk. Ade Padmo Sarwono. Setelah melaksanakan pembicaraan ringan dan ucapan selamat datang di Darwin dari Konjen, kegiatan kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata.

Setelah kegiatan kunjungan, pada pukul 11.00 waktu setempat, rombongan kembali ke KRI Dewaruci.  Kemudian Dirdik dan Seklem AAL memberi pengarahan kepada Kadet AAL Tk.  III Anggkatan ke-60 yang mengikuti KJK ke Australia. Dalam arahannya, kedua pejabat ini memberi semangat kepada para Kadet  yang sudah menjalani pelayaran 80 persen.

Pada siang harinya, tepatnya pukul 13.00 waktu setempat,  Kadet AAL mempertontonkan kebolehanya  di sekolah menengah tingkat atas setempat. Drum Band Genderang Suling Gita Jala Taruna  yang dimainkan sejumlah 75 Kadet yang beraksi meliuk liuk dihadapan para siswa di Darwin mendapat sambutan yang meriah, selain itu juga dibagikan brosur Beautiful Wonderful Indonesian kepada para siswa. 

Kegiatan serupa juga dilaksanakan di sekolah menengah tingkat pertama di Darwin. Disini, selain Drum Band Gita Jala Taruna  juga ditampilkan Tarian Badinding yang dimainkan oleh prajurit KRI Dewaruci. Selesai pertunjukan seni, para Kadet menyaksikan presentasi dari siswa setingkat SMP ini. 

Yang menarik ternyata di sekolah ini juga ada kurikulum pelajaran bahasa Indonesia, ada beberapa siswa yang fasih berbahasa Indonesia walaupun dialeknya agak aneh ditelinga kita.





Sumber : Koarmatim

KRI Dewaruci Singgah Di Darwin Australia

DARWIN-(IDB) : Sebelum merapat di pelabuhan Darwin, KRI Dewaruci melakdanakan lego jangkar di perairan Darwin selama 2 hari untuk menunggu antrian labuh. Akhirnya hari Minggu tanggal 22 September 2013 pukul 12.00 local time KRI Dewaruci sandar di dermaga HMAS Coonawarra Basiis Al Australia. Kedatangan KRI Dewaruci disambut oleh Consul General RI di  Darwin Bpk. Ade Padmo Sarwono  dan staff, Atase Laut RI di Australia  Kolonel Laut  (P) Didik Kurniawan SH, M.Si serta  Marsma TNI Benudictus Widjanarko , M. Han. dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Darwin.

Dalam acara penyambutan ini rombongan tamu disuguhi penampilan tarian Reog Ponorogo yang dimainkan oleh prajurit KRI Dewaruci dan tarian Badinding yang juga dimainkan oleh prajurit KRI Dewaruci  serta tarian Rampak Bambu yang dimainkan Kadet AAL anggktan 60. Selanjutnya masyarakat Indonesia  diberi kesempatan berkeliling  KRI Dewaruci.


Pada pukul  14.00 Drum Band Genderang Suling Gita Jala Taruna tampil di acara Festifal Mindil Beach di kota Darwin. Acara ini diselenggarakan setiap tahun yang dilakasanakan pada bulan April sampai dengan Oktober. 

Acara yang  dilakukan pada hari Minggu dan Kamis ini menyuguhkan berbagai macam makanan dari berbagai etnis. Penampilan Drum Band Genderang Suling Gita Jala Taruna mampu menyedot para pengunjung untuk melihat dari dekat dan memberikan sambutan yang meriah sekali. Pertunjukkan atraksi dan kesenian lain pun ditampilkan dan disaksikan para pengunjung sambil melihat panorama sun set di pantai Darwin. 





Sumber : Koarmatim

Prajurit KRI Diponegoro-365 Terima UN Medal

LEBANON-(IDB) : Pada hari Jumat 20 September 2013 seluruh prajurit KRI Diponegoro-365 melaksanakan acara Medal Parade dan Cocktail Party. Acara yang dilaksanakan di  dermaga 4 Beirut tersebut berlangsung dengan khidmat dan meriah. Upacara medal parade merupakan upacara penganugerahan UN medal kepada seluruh prajurit KRI Diponegoro-365 atas kontribusi yang diberikan dalam melaksanakan mandat PBB dalam misi perdamaian dunia di Lebanon.

Sebagai Inspektur Upacara adalah Komandan Maritim Task Force (MTF Commander) Rear Admiral Joese de Andrade Bandeira Leandro (Brazil). Turut hadir dalam acara tersebut adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk Lebanon Bpk. Dimas Samodra Rum,  Dubes Srilanka, perwakilan Dubes Bangladesh, Commander in Chief of LAF Navy Rear Admiral Nazih Jbaily, UNIFIL Chief of Staf Brig Gen Jean Jacques Toutous,  Athan RI di Cairo Kolonel Marinir Ipung dan para Komandan Satuan Tugas Kontingen Garuda TNI serta beberapa pejabat teras UNIFIL dan MTF.

Pukul 17.50 waktu setempat upacara medal parade dimulai. Barisan pasukan upacara berbaju black navy terlihat gagah berjajar rapi selama rangkaian upacara. Dalam amanatnya, Irup memberi apresiasi yang tinggi atas peran seluruh prajurit KRI Diponegoro dalam mengamankan garis pantai Lebanon. Admiral berbintang dua tersebut berharap agar seluruh prajurit terus mempertahankan hasil yang telah dicapai di sisa penugasan yang hampir selesai ini.

Pada acara Cocktail Party, para prajurit KRI Diponegoro kembali menunjukkan kebahagiaan serta kesungguhan untuk menghibur para undangan dengan  mempersembahkan band KRI Diponegoro, tari perang, tari saman dan poco-poco. Para undangan terasa terbawah oleh suasana pesta, ini terlihat dari kegembiraan para undangan dalam menikmati hiburan yang ditunjukkan oleh para Prajurit KRI.

Kesuksesan dan kepuasan juga ditunjukkan oleh Dubes RI Lebanon dengan ucapan sangat bangga  atas prestasi seluruh jajaran KRI Diponegoro dalam melaksanakan tugas dan misi MTF sesuai resolusi 1701/2006. Prestasi yang dicapai sudah tentu akan mengharumkan nama bangsa dan Negara Republik Indonesia di mata dunia Internasional.

Diakhir acara Medal Parade dan Cocktail Party, Rear Admiral Leandro tunjukkan kepuasan dan ucapan sukses terhadap Komandan beserta Prajurit KRI Diponegoro dengan tulisan “Congratulation for the commander and the crew of Diponegoro fool demonstration professionalism at sea to accomplish all the task in excellence way as brave sailors and to keep the mind and heart open to all good things the seaman needs to do, thank you very much for sailing together. Fear winds and following for seas, BRAVO ZULU… GARUDA ”. 





Sumber : Koarmatim

KRI Makasar-590 Angkut Satgas Pamtas Indonesia Timor Leste

SURABAYA-(IDB) : Salah satu unsur dari jajaran Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim, KRI Makasar-590 melaksanakan bantuan angkutan laut dalam rangka pergeseran pasukan (Serpas) terhadap 650 personel Satgas Yonif Linud 503/18/2 Kostrad yang telah usai melaksanakan tugas pengamanan di daerah perbatasan RI dengan Republik Demokratik Timor Leste (RTDL). Kegiatan debarkasi material dan personel sekaligus upacara penyambutan dilaksanakan di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya hari ini, Senin (23/9).

Upacara penyambutan dipimpin oleh Panglima Divif 2 Kostrad Mayor Jenderal TNI Agus Kriswanto serta dilaksanakan pengecekan personel dan material kepada Satgas setibanya di pangkalan setelah bertugas selama kurang lebih delapan bulan. Hadir dalam upacara ini antara lain Komandan Guspurlaarmatim Laksmana Pertama TNI Arie Soedewo, Komandan Lantamal V Surabaya Laksamana Pertama TNI Sumadi, S.Sos, Kasgartap III Surabaya Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra serta pejabat TNI terkait. 





Sumber : Koarmatim

Korsel Batalkan Pembelian 60 Pesawat Tempur Senilai Rp.77 Triliun

SEOUL-(IDB) : Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menolak tawaran Boeing untuk pengadaan jet tempur senilai US$ 7,7 miliar (Rp 77 triliun). Pengadaan pesawat militer ini pun akan ditender ulang.

Dalam penawaran tersebut Boeing akan mengirimkan 60 pesawat tempur dengan teknologi terkini untuk mengganti armada F-4 dan F-5 yang selama ini dipakai negeri ginseng tersebut.

Selain Boeing, tender pengadaan pesawat militer dengan nilai terbesar di dunia itu juga diikuti oleh rivalnya dari Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin Corp dan konsorsium European Aeronautic Defence & Space Co. dari Eropa.

Sebelumnya Boeing menjadi satu-satunya produsen pesawat yang tawarannya cocok dengan keinginan dan anggaran Kementerian Pertahanan Korsel. Sayangnya, biro Administrasi Program Pembelian Alat Pertahanan Korsel (DAPA) menilai F-15 Silent Eagle tidak cocok dengan spesifikasi yang diinginkan.

"Mayoritas anggota komite (DAPA) sepakat menolak (F-15) dan mengulang kembali proyek ini," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-Seok dikutip AFP, Selasa (24/9/2013).

Kim menambahkan, penolakan DAPA itu sudah mempertimbangkan situasi keamanan nasional Korsel saat ini, program nuklir Korea Utara dan pesatnya perkembangan teknologi di industri aviasi saat ini.

Dalam tender tersebut, Korsel sudah menetapkan batas anggaran sebanyak Rp 77 triliun untuk pengadaan pesawat.

Selama ini Boeing sudah mensuplai militer Korsel dengan jet tempur miliknya. Kerjasama Korsel-AS juga tidak terbatas dari pembelian pesawat tapi juga dengan berbagai pelatihan bersama para tentaranya.




Sumber : Detik

Vietnam Kembali Beli 12 Sukhoi SU-30Mk2

HANOI-(IDB) : Vietnam resmi membeli dua belas pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2 dari Rusia dengan harga masing-masing lebih dari AS$ 46 juta (sekitar Rp 500 miliar). Sebelumnya Vietnam telah memiliki 24 Su-30MK2 yang mereka beli dari Rusia dalam delapan tahun terakhir, dan kedepan artinya Vietnam akan memiliki 36 Sukhoi Su-30MK2.

Versi MK2 dari Sukhoi Su-30 dilengkapi dengan perangkat elektronik canggih yang memungkinkan penggunaan rudal anti-kapal. Pesanan Vietnam ini baru akan dikirimkan pada tahun 2015 nanti. Disamping Su-30MK2, Vietnam juga telah memiliki 10 Sukhoi Su-27.



Sebagian besar dari total 400 pesawat tempur Vietnam adalah buatan era 60-70-an yaitu MiG-21 (200+ aktif) dan Sukhoi Su-22 (145 aktif) untuk serangan darat. Walaupun secara kuantitas memang banyak, tapi melihat umur dan teknologinya, Vietnam tampaknya memang butuh upgrade dengan pesawat yang lebih modern.

Sebagian analis menganggap Sukhoi Su-30 (33 ton) setara dengan F-15 buatan AS, namun tentunya dengan harga yang lebih murah. Dikembangkan menjelang akhir Perang Dingin, Su-27/30 merupakan salah satu pesawat tempur terbaik yang pernah Rusia buat. Walaupun disaat kondisi ekonomi tidak menentu pada 1990-an, pemerintah Rusia terus menjaga "keberlangsungan hidup" pesawat ini, bahkan menyediakan dana untuk pengembangan versi yang lebih baik dari Su-27, yang disebut dengan Su-30. Hasilnya pun terbukti, Su-30 menjelma menjadi pesawat luar biasa sekaligus menjadi pesawat tempur utama yang diproduksi Rusia.




Sekarang sudah ada beberapa varian Su-30 dan beberapa upgrade signifikan. Sementara Su-27 hanya diproduksi sekitar 700 unit (terutama antara tahun1984 hingga runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991), produksi Su-30 kini sudah mendekati 1.000 pesawat (termasuk yang diproduksi India dan China di bawah lisensi Rusia) dan mungkin akan mencapai 2.000 unit, jika India dan China terus memproduksinya.

Su-30 memang belum pernah digunakan dalam pertempuran sesungguhnya, akibatnya reputasinya di mata barat tidak cukup bagus. Namun perlu diingat bahwa Su-27/30 ini merupakan lompatan besar Rusia yang mengalahkan pesawat-pesawat tempur barat yang selama ini telah mengalahkan desain Rusia selama berpuluh-puluh tahun.



Dalam latihan-latihan tempur, kemampuan Su-30 dinilai sangat baik dan kini selalu dilibatkan Rusia dalam setiap latihan. Di masa lalu, kurangnya waktu latihan menjadi masalah besar bagi pesawat-pesawat tempur Rusia.





Sumber : Artileri

Kemhan: Pengadaan Alat Intelijen Untuk Amankan Informasi Strategis TNI

ARC-(IDB) : Mencermati perkembangan pemberitaan di media masa beberapa hari terakhir terkait kekhawatiran pengadaan peralatan intelijen akan disalahgunakan untuk kepentingan politik pihak tertentu, Kementerian Pertahanan melalui Pusat Komuniasi Publik Kemhan memandang perlu untuk menjelaskan dan menegaskan bahwa pengadaan tersebut adalah bagian dari proses modernisasi Alutsista TNI yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian tugas pokok dan fungsi TNI sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pertahanan Negara dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.


Pengadaan peralatan intelijen oleh Kemhan berawal dari pengajuan kebutuhan peralatan intelijen oleh Badan Inteligen Strategis (BAIS) TNI. Proses awal pengajuan kebutuhan tersebut sudah dimulai sejak tahun 2009. Dalam pembahasan anggaran tahun 2012, rencana pengadaan peralatan intelijen tersebut telah mendapat persetujuan dari Komisi I DPR untuk dibiayai dengan Kredit Eksport.


Kontrak pengadaan pelaratan intelijen tersebut dilakukan dengan perusahaan Inggris (Gamma TSE Ltd), setelah melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai Prepres Nomor 54 Tahun 2010 junto Perpres Nomor 70 Tahun 2012.  Kontrak senilai USD 5,6 juta (€ 4,2 juta) tersebut mencakup materiil peralatan intelijen dan paket pelatihan bagi personel yang mengoperasikannya, baik yang bertugas di dalam negeri maupun kantor-kantor Atase Pertahanan Indonesia di luar negeri.


Peralatan intelijen yang tercakup dalam kotrak tersebut meliputi peralatan komunikasi data yang dilengkapi dengan encryptor dan decryptor, peralatan surveillance yang dilengkapi dengan source code serta peralatan pengamanan komunikasi. Menurut terminologi yang berlaku di lingkungan TNI, peralatan tersebut dikategorikan sebagai materiil khusus intelijen teknik (Matsusintelnik) yang berfungsi untuk mendukung tugas-tugas di bidang intelijen. 

Secara operasional, peralatan tersebut akan digunakan untuk meningkatkan sistem pengamanan instalasi Atase Pertahanan RI di luar negeri, meningkatkan kualitas pengamanan petukaran data/informasi serta mengamankan sistem komunikasi antara Bais TNI dengan kantor-kantor Atase Pertahanan RI di luar negeri.


Pengadaan peralatan intelijen tersebut bertujuan agar proses pertukaran informasi antara Bais TNI dengan kantor-kantor Atase Pertahanan RI yang tersebar di seluruh dunia dapat berlangsung dengan aman dan kedap dari gangguan. Peralatan tersebut sangat diperlukan untuk menjamin bahwa pengiriman data/informasi strategis tidak terganggu atau tersadap oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.


Peralatan intelijen tersebut tidak akan digunakan TNI untuk menyadap rakyat Indonesia. Selain secara teknis peralatan tersebut tidak berfungsi untuk menyadap, jati diri TNI sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional telah terbukti efektif untuk mencegah institusi TNI melakukan tindakan-tindakan inkonstitusional dalam kehidupan bernegara sejak reformasi 1998.


Peralatan intelijen tersebut tidak akan digunakan untuk kepentingan politik praktis. Sesuai penjelasan Panglima TNI dalam beberapa kesempatan, telah ditegaskan bahwa seluruh jajaran TNI menjunjung tinggi komitmen netralitas dan tidak masuk dalam urusan politik praktis menjelang Pemilu 2014. Selain itu, netralitas TNI juga telah teruji dan terbukti memberikan kontribusi positif dalam menopang kehidupan demokrasi sejak pemilu 2004 sampai saat ini. Kedua hal tersebut merupakan jaminan bahwa peralatan intelijen tersebut juga tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan politik pihak tertentu.


Demikian siaran pers Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan ini, diharapkan dapat memberikan klarifikasi terhadap berbagai pemberitaan di media masa yang berkaitan dengan pengadaan peralatan intelijen TNI.





Sumber : ARC

Pesawat Neo N-250 Terbang Tahun 2016

Pesawat N-250 buatan IPTN - sekarang PT DI (photo; PT DI)
Pesawat N-250 buatan IPTN – sekarang PT DI.
BANDUNG-(IDB) : NAM Air, Maskapai Group Sriwijaya Air berencana memakai pesawat R80 (Neo N-250) yang saat ini dikembangkan PT Regio Aviasi Industri. Menurut Direktur Utama Sriwijaya Air Chandra Lie, pihaknya yakin dengan peswat R80 yang merupakan produk dalam negeri dan ingin menjadikan NAM sebagai maskapai pertama yang menggunakannya.

“Pada saat launching NAM Air besok, kita juga akan menandatangani kontrak pemesanan 50 pesawat R80 plus 50 pesawat lagi sebagai opsi tambahan,” ujar Chandra.

Selain berkomitmen mendukung produksi dalam negeri, Sriwijaya Air juga berkomitmen untuk melatih sendiri para pilot dan kru kabinnya dengan cara hampir semua lulusan NAM Flying School langsung diserap oleh Sriwijaya Air.

“Kami butuh pilot 28 set per tahun, karena target kami tiap tahun tambah tujuh pesawat, satu pesawat perlu 4 set pilot. Belum lagi untuk NAM Air, kami butuh lebih banyak lagi pilot karena target kami 10 pesawat per tahun,” ujarnya.

PT Regio Aviasi Industri (RAI) menggandeng lima maskapai nasional untuk mengembangkan pesawat komersial R80. Kelima maskapai itu antara lain Merpati, Citilink, Wingsair, Sky Aviation dan Kal Star.

Komisaris PT Regio Aviasi Industri Ilham Habibie mengungkapkan, pengembangan pesawat R80 membutuhkan masukan dari kelima maskapai tersebut. Masukan itu diantaranya mengenai kemampuan pesawat, desain interior, mesin, kargo, kondisi kokpit dan sebagainya.

“Kami sudah mulai kick off meeting di Bandung dan pertemuan lainnya. Diharapkan masukan itu bisa membuat pesawat ini menjadi lebih baik,” tutur Ilham Habibie.

Pengembangan pesawat R80 akan mempertahankan beberapa aspek pada pesawat N250 yang dibuat BJ Habibie. Namun, pesawat R80 sekitar 70% berbeda dengan pesawat N250. Badan pesawat lebih besar dengan jumlah kursi bertambah dari 60- 80 menjadi 80 kursi. Mesin dan sistem pengendalian juga berbeda.

Ilham Habibie Mencoba hidupkan kembali N-250 lewat Pesawat R80 (photo: detik.com)
Ilham Habibie Mencoba hidupkan kembali N-250 lewat Pesawat R80.
Penggunaan bahan bakar pesawat baru ini diharapkan lebih ekonomis dibandingkan pesawat lainnya yang biasanya menghabiskan 50% bahan bakar. “Kami harap ini lebih hemat, karena faktor terbesar dari industri bergantung pada bahan bakar,” terang dia.

Ilham Habibie berharap, pesawat R80 ditaksir bernilai US$ 500-600 juta dan jauh lebih murah dibandingkan buatan Eropa yang di atas US$ 3 miliar. Pesawat R80 direncanakan dapat terbang perdana pada 2016 apabila proses sertifikasi laik terbang dari Kementerian Perhubungan telah terbit. Adapun penyerahan pesawat kepada pelanggan pertama pada 2018.

“Pesawat R-80 berjenis komersial dan diharapkan dapat dipesan oleh lima maskapai tadi,” tuturnya.

PT DI sebagai kontraktor utama dan mitra dalam menangani program sejak awal, perancangan, sertifikasi sampai dengan pembuatan pesawat serta serial dan melakukan pemasaran bersama. Kerja sama ini diharapkan menghasilkan pesawat dalam negeri pada 2018. “Kerja sama ini juga bertujuan mengembalikan kejayaan PT DI sebagai pembuat pesawat terbang,” tandas Ilham Habibie.




Sumber : JKGR

Analisis : Membangun Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Sistem Pertahanan Udara S-300 MPU
Sistem Pertahanan Udara S-300 MPU
JKGR-(IDB) : Beberapa hari sebelum Tim Kementerian Pertahanan, TNI AL dan TNI AU berangkat ke Rusia untuk melihat rencana hibah 10 kapal selam Rusia, Tim Kemenhan dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. 

Pertemuan Kementerian Pertahanan dengan Pemerintah Provinsi Jakarta, untuk membahas strategi pertahanan ibu Kota Negara. Wakil Menteri Pertahanan meminta rencana pembangunan ruang bawah tanah di kawasan Monas, diintegrasikan dengan strategi pertahanan ibukota.

Apakah urusan pembangunan sistem pertahanan Jakarta, akan menjadi bagian pembicaraan di Rusia ?.

Usulan membangun sistem pertahanan Indonesia yang lebih baik dan terintegrasi sebenarnya telah disampaikan Rusia pada tahun 2012. Pada event Indo Defence 7 November 2012, Rusia menawarkan kerjasama pembangunan sistem pertahanan udara advance, karena sistem pertahanan udara Indonesia saat ini masih sistem rudal dan senjata jarak pendek.

Sistem Pertahanan Udara S-300 MPU
Sistem Pertahanan Udara S-300 MPU
Wakil Kepala Eksportir Persenjataan Rusia, Rosoboroneksport menawarkan konsep integrasi pertahanan udara berbasis sistem rudal pertahanan udara jarak menengah Buk-M2E dikombinasikan dengan Pantsir-S1 sebagai sistem rudal/senjata anti-udara jarak pendek. 

Ahli senjata Rusia mempercayai konfigurasi tersebut akan efektif melindungi obyek-obyek vital Indonesia dari seluruh jenis serangan udara musuh, termasuk serangan udara yang masif.

Kita berharap sistem pertahanan itu bisa lebih advance lagi, yakni paduan sistem anti-udara jarak jauh S-300 dikombinasikan dengan jarak pendek Pantsir S-1. Sistem pertahanan yang akan dibangun harus masih efektif dalam 10-20 tahun ke depan, dimana teknologi pesawat tempur dan rudal akan semakin canggih.

Namun Indonesia menemukan posisinya dalam sebuah dilema. Sistem pertahanan udara jarak pendek Indonesia saat ini, khususnya Jakarta berbasis kepada sistem NATO. Batalyon Arhanudse 10/1/F Kodam Jaya, menggunakan Starstreak buatan Inggris. 

Adapun TNI AU sedang mendatangkan 6 baterai Oerlikon Skyshield dari Rheinmetall Air Defence Swiss, untuk pertahanan jarak pendek bagi sejumlah Pangkalan Udara. Begitu pula dengan sistem radar Indonesia. Sebagian besar menggunakan produk Perancis dan Inggris.

Apakah sistem pertahanan jarak pendek dan radar NATO ini bisa diintegrasikan dengan sistem pertahanan udara jarak menengah/jauh buatan Rusia ?.

s-300-diagram
Dilema Turki
 
Kasus yang mirip terjadi dengan negara Turki. Turki berencana membangun sistem pertahanan udara jarak jauh dengan mengucurkan dana 4 miliar USD. 

Tiga perusahaan besar mengajukan proposal. Pihak Barat gabungan dari Raytheon dan Lockheed Martin menawarkan sistem pertahanan udara Patriot. Rusia melalui Rosoboronexport menawarkan S-300. Sementara China mengajukan sistem HQ-9.

Namun pilihan Turki tampaknya akan jatuh ke sistem HQ-9 China. Alasannya China mau berbagi teknologi. Keputusan finalnya tinggal menunggu persetujuan dari Menteri Pertahanan Turki Ismet Yilmaz dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.

Sejumlah diplomat dan pakar senjata Barat mengatakan, Turki tidak akan diperbolehkan mengintegrasikan sistem Turki-China ke dalam Sistem peringatan dini Turki yang saat ini menggunakan sistem NATO.

“Saya melihat Turki tetap menantang dan akan tetap maju. Tapi, saya berpikir tidak mungkin mengintegrasikan sistem pertahanan udara maupun sistem anti-rudal buatan Turki-Cina ke dalam radar NATO, ” ujar pakar militer di London yang mencermati militer Turki. “Turki akan memiliki masalah yang sama jika memilih sistem Rusia, tapi saya pikir kehadiran sistem pertahanann udara dan anti-rudal China di Turki, akan dianggap Amerika Serikat, sebagai ancaman langsung”.

Sekitar setengah dari jaringan radar Turki (air defense picture), dibiayai oleh NATO, ujar seorang pejabat pertahanan Turki yang bekerja di NATO. Sistem itu bagian dari Pertahanan Udara NATO secara keseluruhan. Apa jadinya jika Turki menggabungkannya dengan sistem yang diadopsi dari China ?.

Untuk menghalau ancaman rudal jarak jauh, Turki membutuhkan satelit serta alat pelacak rudal yang dedicated serta radar tracking seperti yang dipasang NATO di Pangkalan Angkatan Udara Kucerik Turki. Untuk komponen pertahanan anti-pesawat tempur, Turki membutuhkan gambar yang menyeluruh tentang wilayah udaranya. Patriot dalam waktu singkat bisa menanggulanginya dengan radar yang ada di Turki. Namun lain halnya dengan sistem pertahanan China jika jadi dibeli. Sistem pertahanan udara itu tidak akan efektif tanpa integrasi dengan gambaran udara Turki secara menyeluruh.

patriot
Turki bisa saja membangun sistemnya sendiri (stand alone), tapi hal itu akan mengabaikan milik NATO yang terpasang di Turki. Turki akan kehilangan setengah dari kemampuan radar mereka. 

Turki membutuhkan data penghubung (interface) untuk membuat sistem pertahanan udara mereka (Turki-China) bisa dioperasikan dengan aset NATO di Turki, khususnya data sistem pengenalan teman dan lawan (friend or foe). “Data ini rahasia dan tidak bisa diinstal ke dalam sistem China”, ujar seorang pakar militer.

Pertanyaan yang tidak kalah penting adalah bagaimana mengintegrasikan sistem IIF (Identification Friend or Foe (IFF) China ke dalam armada pesawat tempur F-16 Turki. Sejumlah pakar menilai akan banyak ketidakcocokan jika sistem NATO dan China digabungkan ke dalam sistem Pertahanan udara Jarak jauh milik Turki.

Kasus Turki ini bisa jadi akan dialami oleh Indonesia, apalagi doktrin pengadaan persenjataan TNI saat ini adalah menganut azas keseimbangan, yakni mendatangkan alutsista dari dari Negara Barat maupun Rusia, untuk mengindari ketergantungan atau embargo. Dan kini Indonesia merupakan lahan berebut pengaruh dari negara barat dan Rusia, dalam urusan suplai alat pertahanan.

Sistem Pertahanan Udara HQ-9 China (photo: china-defense-mashup.com)
Sistem Pertahanan Udara HQ-9 China.
Kehadiran Rusia Dan AS Di Indonesia.
 
Menguatnya hubungan militer Indonesia dengan Rusia, disebabkan kebijakan Amerika Serikat yang melakukan embargo senjata termasuk suku cadang ke Indonesia 1999-2005, dengan alasan pelanggaran HAM Timor Timur.

Sejak tahun 2003 hingga tahun 2013, Rusia telah mengirim 16 pesawat tempur Sukhoi. Rusia pun telah menjual Helikopter Serang Mi-35, Helikopter Angkut Mi-17, IFV BMP-3F, APC BTR-80A serta senjata serbu AK-102.

Bahkan kedua negara melakukan kerjasama untuk urusan teknis militer, pada tahun 2005. Adapun tahun 2007, Moskow peningkatkan kredit import senjata kepada Indonesia menjadi 1 miliar USD. Selama rentang waktu itu, terjadi pembelian sejumlah alutsista dari Indonesia. Pada tahun 2011, Angkatan Laut kedua negara juga melakukan latihan anti-bajak laut, yang merupakan latihan bersama pertama kali militer Indonesia-Rusia.

Situasi ini akhirnya dibaca oleh Amerika Serikat. Mereka merasa mulai kehilangan grip penjualan peralatan militer di Indonesia. Amerika Serikat bergerak dengan cepat. Pada tahun 2011 mereka memperbaiki hubungan militer itu dengan hibah/ refurbish pesawat tempur 24 F-16 C/D Block 25. Pada tahun 2012, Indonesia-AS juga membicarakan pengadaan helikopter multirole Sikorsky UH-60 Black Hawk, serta Helikopter Serang Boeing AH-64E. Hingga saat ini kedua negara telah sepakat mendatangkan 8 helikopter AH-64E.

Tak lama setelah gebrakan AS dengan penjualan Apache AH-64E, Rusia langsung menawarkan hibah 10 kapal selam, dengan model pengadaan seperti hibah 24 F-16 AS. Rusia ikut memperkuat posisinya.

Kini Indonesia berada di persimpangan jalan. Apakah akankah Indonesia menerima tawaran Rusia untuk membangun sistem pertahanan udara yang lebih canggih, atau beralih ke barat, karena radar dan pertahanan udara jarak pendek Indonesia berbasis NATO.




Sumber : JKGR