Pages

Selasa, September 03, 2013

Bersama Eurocopter Kita Terbang

Helikopter Serang AS-550 Fennec (photo:eurocopter)
Helikopter Serang AS-550 Fennec.


JKGR-(IDB) : Geliat PT DI semakin kencang setelah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan 8 helikopter serang untuk melengkapi satu Skuadron Helikopter Apache AH-64E, akan dibuat diproduksi di Indonesia.


Kedelapan helikopter serang yang dimaksud kemungkinan besar AS550 Fennec yang memang telah ditawarkan oleh PT DI kepada TNI AD dengan harga 90 juta USD.  Kebutuhan helikopter Fennec buatan Eurocopter ini sudah lama dibahas TNI AD dan memang direkomendasikan untuk dibeli.


Dengan demikian komposisi skuadron baru helikopter serang TNI AD pada tahun 2014 nanti berupa, 8 helikopter AH64E serta 8 Helikopter AS550 Fennec, dengan harga total sekitar 600 juta USD.


Helikopter Anti-Kapal Selam AS565 MB Panther (photo:eurocopter)
Helikopter Anti-Kapal Selam AS565 MB Panther.

Untuk TNI AL, PT DI juga telah menawarkan 11 Helikopter anti kapal selam AS-565 Panther. Satu helikopter Panther dibandrol seharga Rp 200 Miliar. Sama dengan helikopter Fennec, pesawat rotary ini juga buatan Eurocopter yang akan dirakit  oleh PT DI.


EC725 Brazil Navy (photo:defenseindustrydaily.com)
EC725 Brazil Navy


Tidak ketinggalan PT DI juga menawarkan helikopter jenis EC-725 Cougar Combat SAR, untuk TNI AU sebanyak 6 unit dengan harga 200 juta USD, plus 2 unit NAS332 Super Puma seharga Rp 370 miliar.


Keempat jenis helikopter yang ditawarakan itu produksi dari Erucopter yang memberi kepercayaan dan lisensi perakitan kepada PT DI.


Kauntungan  dari pembelian helikopter dari satu fabrikan ini (Eurocopter) tentunya mempermudah dan yang paling penting memperingan biaya perawatan pesawat serta penggantian suku cadang. Di sisi lain teknologi yang diserap PT DI akan semakin meningkat.

Soal kesiapan, sejak dua tahun lalu, PT DI telah siap merakit helikopter-helikopter tersebut. Semoga saja tawaran dari PT DI ini, direspon positif  oleh user dan Kementerian Pertahanan.
 
Sumber : JKGR

Lapan Kembangkan Peralatan Produksi Bahan Baku Roket

JAKARTA-(IDB) : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tengah menyiapkan pengembangan peralatan produksi Propelan, sebagai bahan baku roket.

Lapan menargetkan pada 2015 sudah mampu mengembangkan fasilitas produksi dan uji teknologi roket, di antaranta peralatan produksi Propelan berdiameter besar, filament winding dan autoclve, dan laboraturium combustion.

Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto Hardhienata mengakui memang ada hambatan dalam produksi Propelan dalam negeri yakni metode penguasaan teknologi produksi. Adapun, untuk memproduksi Propelan diperlukan penguasaan metode pembuatan berstandar tinggi baik kualitas maupun sistem pengamanan. Oleh karena itu, investasinya cukup tinggi.

"Ada penawaran kerja sama dari Korea untuk membantu alih teknologi pembuatan peralatan produksi Propelan," kata Soewarto, Minggu (1/9/2013)

Dia merinci penawaran tersebut berupa formulasi Propelan, sistem insulasi thermal, desain konfigurasi Propelan dan sistem propulsi, dasar engineering fasilitas gedung laboraturium, serta pemberian pengetahuan SOP.

Untuk riset pengembangan roket,  Soewarto menyebutkan sejak 2010 pihaknya telah menghasilkan beberapa prototipe yang terus dikembangkan.

Pada 2010, LAPAN membuat RX 1210, RX 3227, dan RX 420. Tahun berikutnya ada Rhan 122 A berdaya jangkau 15 km, RX 2020 dan RX 550. Pada tahun lalu RX 1220, sementara pada tahun ini dikembangkan Rhan 122 B berdaya jangkau 25 km, Rhan 200 untuk 35 km, RX 3240, RX 450, dan RX 550.

Pada 2014, LAPAN menargetkan pengembangan Rhan 320 untuk 70 km dan roket pertahanan 3 digit untuk daya jangkau 100 km dan 200 km. Pada 2015 hingga 2016 LAPAN menargetkan mampu melakukan uji terbang RX 550.





Sumber : Bisnis

Putin: Menyerang Suriah Adalah Omong Kosong !

Putin: Syria attack would be utter nonsense ! (photo; AP)

MOSCOW-(IDB) : Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengingatkan warga Australia untuk segera angkat kaki dari Suriah, di tengah rencana aksi militer Amerika Serikat dan Perancis terhadap Suriah.


“Saya tekankan sekali lagi. Jika ada warga Australia yang masih berada di Suriah, segera pergi dari sana. Ini bukan waktu untuk bermain-main,” tegas Rudd seperti dilansir News.com.au, Sabtu (31/8/2013).


Pernyataan Kevin Ruud muncul setelah AS dan Perancis semakin menegaskan sikapnya, bahwa harus ada aksi militer terhadap Rezim Presiden Suriah Bashar Assad, atas penggunaan senjata kimia dalam melawan oposisi.


Dalam masa-masa terakhir sebelum dilakukannya serangan oleh AS, Presiden Rusia Vladimir Putin, menggertak AS untuk membuktikan tuduhannya bahwa Suriah menggunakan senjata kimia.


Dengan garang Putin menantang AS untuk membuktikan tuduhannya itu kepada PBB. Bahkan Putin mengeluarkan kata-kata “utter nonsense” (omong kosong) jika pemerintah Suriah memprovokasi musuhnya dengan serangan senjata kimia.


Putin mengatakan, kegagalan AS untuk menghadirkan bukti ke komunitas internasional adalah sesuatu yang memalukan.


“Jika memang ada bukti, harus ditunjukkan. Jika tidak ditunjukkan berarti tidak ada Bukti”, ujar Vladimir Putin seperti ikutip bbc.co.uk 31/8/2013.


Vladimir Putin mengaku terkejut dengan sikap Inggris yang akhirnya menolak serangan militer ke 
Suriah. Putin mengatakan meski Inggris adalah Sekutu terdekat AS, namun mereka masih menggunakan akal sehat dan nilai-nilai moral bangsa.


Sebelumnya, dalam perdebatan di parlemen Perdana Menteri Inggris David Cameroon, tidak bisa membuktikan bahwa Suriah menggunakan senjata kimia terhadap oposisi. Sebagian anggota 

Parlemen juga mengingatkan Inggris agar tidak mengulang kebodohan pada kasus serangan miiter ke Irak dengan alasan adanya senjata pemusnah massal Saddam Hussein.


Sekarang semua sedang menunggu, akankah AS dan Perancis jadi melakukan aksi militer ?. Suriah senndiri mengaku siap melakukan perlawanan jika negara mereka diserang.

Adapun posisi kekuatan militer di wilayah Suriah adalah:

Destroyes USS Mahan, Arleigh Burke-class dengan rudal jelajah Tomahawk (photo:Mate 2nd Class Greg Roberts)
Destroyer USS Mahan, Arleigh Burke-class dengan rudal jelajah Tomahawk
* Arleigh Burke-class destroyer (154 meter): USS Gravely, USS Ramage, USS Barry dan USS Mahan di laut Mediterania Timur yang semuanya membawa rudal jelajah tomahawk. Rudal tersebut juga bisa ditembakkan melalui kapal selam, namun AS tidak mau menyebut lokasi kapal selam mereka. Tomahawk memiliki jangkauan 1600 km denga hulu ledak bervariasi 450kg-1360kg.


* Kapal Induk USS Nimitz (330 meter dengan 85 fighter) dan USS Harry S Truman dalam wilayah lebih luas


* Fighter F-16s jangkauan 3220 km di Pangkalan Militer Incirlik dan Izmir, Turki, serta kemungkinan melibatkan Jordan jika serangan udara dilakukan.


* Fighter F15E Strike Eagles yang dilengkapi navigasi dan target sistem “Lantirn” untuk meningkatkan akurasi serangan lewat infra merah atau bom berpandu laser. Fighter ini memiliki terrain-following radar, sehingga bisa melakukan penerbangan autopilot mengikuti kontur bumi di ketinggian 30 meter.
Kapal induk Perancis, Charles de Gaulle (photo: U.S. Navy)
Kapal induk Perancis, Charles de Gaulle


* Kapal Induk Perancis tenaga nuklir Charles de Gaulle (262 meter dengan 40 fighter) yang berada di Toulon, Mediterania Barat.


* Pesawat temur Rafale dan Mirage Perancis yang bisa beroperasi dari Pangkalan Udara Al-Dhahra airbase, UAE.

Rusia
Kapal Penjelajah The Moskva, Slava Class Rusia yang dikirim ke Laut Mediterania
Kapal Penjelajah The Moskva, Slava Class Rusia yang dikirim ke Laut Mediterania

Rusia mengatakan telah mengirim dua kapal perang ke laut Mediterania, Kapal Penjelajah The Moskva (184 meter, 16 rudal antikapal SS-N-12 dan 64 rudal anti-udara S-300-MPU), serta satui destroyer anti kapal selam. Rusia adalah sekutu Suriah yang menentang aksi militer. Namun hingga kini belum jelas kapan kapal perang Rusia itu tiba di laut Suriah. Menurut Rusia mengiriman kapal ini bagian dari rotasi kapal mereka di Mediterania.


Suriah
 
* Rudal anti-pesawat S-200 Angara. Nato menyebut rudal ini SA-5 Gammon yang merupakan buatan Rusia tahun 1960-an. Suriah diperkirakan memiliki 8 baterai S-200 yang dibagi ke dalam 2 resimen. Rusia sendiri telah menonaktifkan rudal ini sejak 20 tahun lalu.


* Rudal anti-udara S300. Namun tidak diketahui apakah rudal ini telah dikirim oleh Rusia atau telah beroperasi.

Rudal anti-kapal P-800 Yakhont  SS-N-26 Suriah
Rudal anti-kapal P-800 Yakhont SS-N-26 Suriah
* Rudal anti kapal permukaan P-800 Yakhont / SS-N-26. Rudal canggih ini memiliki jangkauan 300km dan membawa 200 kg hulu ledak yang bisa terbang diketinggian 5-15 dari permukaan laut, sehingga susah dideteksi.


* Fighter. Suriah memiliki berbagai jenis pesawat tempur yang sebagian besar dari Rusia, namun mayoritas pesawat mereka sudah tua. Laporan dari Institute for the Study of War (ISW) Mei 2013, menyebutkan banyak pesawat Mig dan SU Suriah terkendala suku cadang dan perawatan.
Pepatah mengatakan dua hal di dunia yang sering melanggar aturan, perang dan cinta, sehingga susah ditebak ending-nya. 





Sumber : JKGR

Rantis TNI Uji Coba Gunakan BBG

JAKARTA-(IDB) : PT Pertamina (Persero) bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) sepakat untuk bekerjasama memanfaatkan bahan bakar gas (BBG) 'Pertamina Envogas' sebagai bahan bakar kendaraan operasional di lingkungan TNI. Penggunaan BBG ini sebagai permulaan akan dilakukan di Jakarta dan Surabaya terlebih dahulu.


Hadir dalam acara tersebut Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Menteri ESDM Jero Wacik, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, dan Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto.


Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan penggunaan BBG ini merupakan langkah penting dalam rangka pengalihan beban konsumsi bahan bakar transportasi. Estimasi total konsumsi bahan bakar gas yang dibutuhkan di sektor ini dinilai cukup signifikan.


"Penggunaan energi ramah lingkungan ini pernah digerakkan sebelumnya merupakan program yang berkesinambungan dengan program diversifikasi BBM ke BBG yang dicanangkan pemerintah melalui Peraturan Presiden No.64 tahun 2012 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga BBG CNG (compressed natural gas) untuk transportasi," ujar dia di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (2/9).


Dengan diluncurkannya program penggunaan BBG di lingkungan TNI, diharapkan ke depannya kebutuhan bahan bakar transportasi bagi armada TNI dapat terpenuhi secara berkelanjutan. Langkah TNI ini juga diharapkan dapat memotivasi institusi dan lembaga-lembaga lainnya untuk beralih dari BBM ke BBG.


Menurutnya, penggunaan BBG bermanfaat agar udara lebih bersih, keberlanjutan pasokan bahan bakar dari ketersediaan gas yang berlimpah, serta mendukung program dunia dalam menahan laju pemanasan global. "Tentunya, Pertamina juga akan terus melakukan upaya serius untuk mengembangkan SPBG dan infrastruktur yang diperlukan guna mendukung program diversifikasi ini," ungkapnya.


Untuk menyukseskan program diversifikasi BBM ke BBG, ketersediaan infrastruktur adalah salah satu faktor kunci kesuksesan. Saat ini, penyebaran SPBG telah ada di Jabodetabek, Palembang, Surabaya.


Sebagai informasi, tahun ini, Pertamina akan membangun 6 (enam) unit SPBG baru di wilayah Jabodetabek dengan alokasi gas khusus transportasi sebesar 35.5 juta standar metrik kaki kubik per hari (MMSCFD).


Dalam pelaksanaannya, Pertamina bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Pemprov DKI Jakarta sebagai pusat konsumsi BBM nasional, Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian dalam pengadaan dan pendistribusian converter kit.





Sumber : Merdeka

Mengasah Racun Tarantula

BANDUNG-(IDB) : Kedatangan panser kanon Doosan Tarantula tentu saja membawa tantangan tersendiri bagi Korps Kavaleri TNI AD dalam mengoperasikan kendaraan tempur yang satu ini. Maklum saja, Tarantula memang alutsista baru yang belum pernah dioperasikan sebelumnya. Sebelum latihan besar bagi para awak Tarantula, minggu ini sudah mulai dilaksanakan pengenalan terhadap sistem senjata utama yang terpasang di Tarantula.



Senjata tersebut tak lain tak bukan adalah meriam Cockerill MK3M-A1 kaliber 90mm yang terpasang sebagai senjata utama Tarantula didalam kubah CSE-90. Seperti terlihat pada foto, para peserta pelatihan tengah asyik mengelilingi kanon 90mm Tarantula yang sedang dilepaskan dari kubahnya dan menyimak penjelasan dari instruktur CMI di hangar milik PT Pindad.

Meriam 90mm LP (Low Pressure) berulir ini sejenis dengan yang terpasang di kubah tank ringan Scorpion, dan memiliki populasi lebih dari 2.500 unit di dunia. Sistem meriam 90mm Tarantula terpasang pada kubah yang dioperasikan oleh 2 awak, juru tembak (gunner) dan danran alias komandan kendaraan. 

Untuk akurasi penembakan tersedia laser rangefinder yang dapat mengukur jarak ke sasaran secara akurat. Pertempuran malam pun dapat dijajaki berkat kehadiran sistem NVG/ thermal generasi III yang merupakan bawaah CSE 90. Sayangnya, pengisian pada kamar peluru (breech) kanon masih menggunakan sistem manual, kurang lebih masih mirip dengan sekuensial deteksi-pengisian munisi-penembakan pada Scorpion. 

Walaupun Tarantula terhitung cukup canggih, namun sayangnya sistem kubah CSE-90 belumlah distablisasi, sehingga kendaraan harus berhenti untuk melakukan penembakan apabila menginginkan akurasi yang paling maksimal.

Tipikal amunisi yang disediakan adalah APFSDS-T (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot-Tracer), HEAT (High Explosive Anti Tank), HE-T, dan Canister (anti personil). Walaupun munisinya sudah tidak efektif untuk melawan tank modern, kanon 90 masih memiliki gigi untuk tugas-tugas pengamanan, penyekatan, dan dukungan tembakan, fungsi yang nantinya akan diemban oleh Tarantula.

Walaupun TNI telah melakukan persiapan yang sungguh-sungguh dalam mengoperasikan Tarantula, rupanya masih ada beberapa ganjalan. Info yang ARC terima, sejumlah komponen vital untuk pelatihan tersebut masih tertahan di Bea Cukai dan belum mendapatkan clearance. 

Sungguh ironis, mengingat komponen tersebut sangat dibutuhkan untuk kelancaran operasional TNI AD, yang notabene adalah penjaga kedaulatan Republik. Sudah seharusnya Bea Cukai sebagai institusi Negara memprioritaskan kebutuhan TNI yang notabene adalah sama-sama aparatur Negara, apalagi tujuan penggunaannya pun jelas.


Spek Teknis Kubah CSE-90

Sistem kanon    :  Cockerill Mk3M-A1 kal 90mm
Panjang laras    :  3.248mm
Proteksi            :  Kubah STANAG 1-4569 Level IIA (7,62x51mm NATO)
Sistem tenaga   :  Electromechanical
Tekanan laras   :  210 MPa
Jangkauan        : 6km; efektif 1.500m
Sensor             :  laser rangefinder, day/ night sight





Sumber : ARC

DPR Sarankan TNI AD Beli Helikopter Chinook

Komisi I sempat menyarankan TNI untuk membeli terlebih dulu helikopter yang multifungsi dan berbadan besar karena sangat diperlukan untuk penanganan bencana. Tapi TNI lebih memilih helikopter jenis tempur. Namun pada akhirnya keputusan akhir di internal TNI, Khusus AD, tetap memprioritaskan pembelian Apache



JAKARTA-(IDB) : Setelah menyetujui pengadaan helikopter Apache dari Amerika Serikat, Komisi I berharap TNI Angkatan Darat melanjutkan pembelian alutsista lain dari negara itu, yakni helikopter multifungsi Chinook.

Anggota Komisi I DPR Muhammad Najib mengungkapkan, saat muncul gagasan TNI Angkatan Darat membeli helikopter Apache, Komisi Pertahanan juga memberikan pandangan untuk pembelian helikopter multifungsi berukuran besar. Bahkan Komisi I menyarankan TNI AD terlebih dulu membeli helikopter Chinook sebelum Apache.

Pandangan Komisi itu didasarkan pada pertimbangan bahwa helikopter multifungsi sangat berguna untuk penanganan bencana alam. Kebutuhan akan helikopter jenis itu makin besar jika dilihat dari rentannya kondisi geografis Indonesia terhadap bencana seperti gunung berapi, banjir, tsunami, dan gempa bumi.

Sementara helikopter Apache yang dilengkapi persenjataan canggih belum terlalu dibutuhkan karena Indonesia belum menghadapi ancaman serius penyerbuan pihak asing. Dengan demikian, kebutuhan terhadap helikopter multifungsi dan berbadan besar lebih dibutuhkan ketimbang helikopter jenis serbu.

"Namun pada akhirnya keputusan akhir di internal TNI, Khusus AD, tetap memprioritaskan pembelian Apache. Sehingga seperti yang terjadi saat ini, realisasi pengadaan Apache akan segera dilakukan pada 2014 mendatang," ujar Muhammad Najib di Kompleks Parlemen, Senin (2/9).

DPR Awasi Pembelian Helikopter Apache


Pembelian helikopter jenis serbu Apache dari Amerika Serikat menghabiskan anggaran Rp 6,4 triliun. Komisi I akan memastikan pembelian itu sudah sesuai syarat yang sudah disepakati.
Adapun yang akan kita awasi adalah bagaimana realisasi pembelian helikopter itu, sudahkah sesuai syarat. 


Komisi I DPR RI memastikan akan mengawasi realisasi pengadaan delapan unit helikopter Apache produksi Amerika Serikat. Kontrak pengadaan heli jenis serbu itu sudah diteken Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro, Senin pekan lalu.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, kebijakan pembelian alutsista tersebut disepakati DPR dan pemerintah dengan syarat ada komitmen alih teknologi, jaminan suku cadang, serta bebas pakai.

"Adapun yang akan kita awasi adalah bagaimana realisasi pembelian helikopter itu, sudahkah sesuai syarat. Kalau perlu kemudian alutsista itu kita produksi sendiri di dalam negeri," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (2/9).

Pembelian Apache sudah direncanakan sejak awal 2013. Namun, TNI Angkatan Darat belum merealisasikannya karena Kementerian Keuangan memasukkannya dalam anggaran reguler sehingga bikin berat. Khawatir biaya operasional terganggu, TNI AD lalu meminta tambahan anggaran khusus pada APBN 2014.

Pembelian alutsista itu menghabiskan anggaran Rp 6,4 triliun. Pada Oktober 2014, helikopter tersebut diharapkan sudah datang lengkap dengan senjata dan suku cadangnya.






Sumber : Jurnamen

Menhan : Sengketa Pulau Terluar Tak Perlu Dibawa Ke Pengadilan Internasional

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan jika ada sengketa perbatasan pulau terluar Indonesia dengan negara tetangga, pihaknya tak akan mudah membawanya ke ranah internasional apa lagi ke tingkat pengadilan internasional.

"Jika ada kasus sengketa perbatasan, gak usah di putuskan di pengadilan internasional, karena Indonesia punya pengalaman menangani kasus Sipadan dan Ligitan tahun 2002, yang hasilnya menyakitkan bagi bangsa Indonesia," kata Menhan menjawab pertayaan mahasiswa baru usai memberikan kuliah perdana di Universitas Mercubuana di Jakarta, Senin.

Kasus Sipadan dan Ligitan yang dibawa ke Mahkamah Internasional, dari 17 hakim pemutus, 16 hakim memenangkan Malaysia. Itu menjadi pelajaran berharga.

Indonesia mempunyai 92 pulau terluar dari sekitar 17 ribu pulau-pulau besar dan kecil. Karena letaknya terpisah-pisah tentu punya potensi konflik dengan negara tetangga. Oleh karenanya perlu dijaga secara baik melalui pembangunan pertahanan yang kuat.

Ke-92 pulau terluar itu yang dapat dijaga secara baik hanya 12 pulau yang punya letak strategis terhadap penjagaan kedaulatan. Para bintara yang masih muda belia, tiap hari melakukan patroli di tengah laut maupun di daratan. Di daratan kita serahkan TNI seperti dari Kostrad, kemudian yang di laut kita percayakan para marinir.

"Tiap hari anggota TNI kita melakukan patroli membawa senjata berat mengawal dan menjaga jalur itu dari ancaman para perompak. Kita perlu membangun ketahanan hingga dapat disegani kawan dan lawan," katanya, seranya menambahkan, saat ini Indonesia mempunyai lebih dari 500 ribu tentara yang siap menjaga kedaulatan nasional.

Menurutnya, meski secara anggaran Indonesia lebih kecil dari Singapura, tetapi jumlah personilnya terbesar se Asean.

"Jadi secara bertahap terus akan kita tingkatkan alat utama sistim persenjataan (alusista) seperti pesawat tempur, kapal perusak, roket dan jenis persenjataan lainnya, termasuk di dalamnya meningkatkan jumlah pasukan," katanya.

Menjadi 10 terbaik Kuliah perdana mahasiswa UMB Jakarta yang dibuka oleh Menhan itu juga dihadiri antara lain Rektor UMB Dr. Ir Aris Setyanto Nugroho, Direktur Pindad Wahyu Utomo, Wakiil Rektor UMB Dr. Purwanto SK, Ketua Pelaksana Yayasan Mercubuana Suharjo Subardi dan Kepala Kopertis Wilayah III Jakarta Prof. Dr. Ilza Mayuni.

Menuruut Ilza, UMB dari waktu kewaktu terus tubuh baik. Ini terbukti jumlah minat masuk pertumbuhannya cukup besar.

"Tadi disebut pak Rektor Aries, saat ini jumlahnya sudah mencapai 23 ribu mahasiswa, karena untuk tahun ajaran 2013/2014 sudah mencapai sekitar 5 ribu mahasiswa. Dalam penilaian Kopertis, UMB juga masuk 10 besar Universitas swasta terbaik," katanya.

Oleh karena itu pihaknya mendukung berbagai kerjasama yang dilakukan seperti dengan BUMN stategis, Pindad, Deparatemen pertahanan dan BUMN lainnya yang terkait dengan peningkatan mutu siswa dan meningkatkan kecintaan pada ketahanan negara.

Ilza juga memuji UMB yng punya tradisi untuk selalu memanggil para pejabat atau praktisi untuk membuka kuliah perdananya. Kampus yang dibangun Pengusaha Nasional, Probo Sutejo ini juga pernah mendatangkan mantan Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahatir Mohammat untuk memberikan kuliah umum.




Sumber : Investor

TNI AL Akan Gelar Manuver Di Natuna

JAKARTA-(IDB) : Kepala staf Komando Armada RI Kawasann Barat ( Kasarmabar) Laksma TNI M Atok Urrahman melepas keberangkatan sejumlah KRI   unsur jajaran Koarmabar dalam kegiatan  manuver lapangan Latihan Mako Koarmabar di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta , Sabtu (31/8).

Sejumlah KRI lebih dari 6 unsur diantaranya jenis parchim, Fast Patrol Boat (FPB) 57 dan penyapu ranjau tipe Kondor dan yang tergabung dalam bentuk Komando Tugas laut gabungan dan sejumlah pesawat tempur dari Satuan Tugas Udara melaksanakan operasi laut  gabungan dengan daerah latihan mulai laut Jawa sampai dengan perairan Natuna.


Unsur KRI jajaran Komando Armada RI kawasan Barat  yang terlibat dalam latihan manuver  diantaranya  jenis parchim KRI Patiunus-384, KRI  Imam Bonjol 383,KRI Sutanto dam KRI Teuku Umar-385 serta jenis FPB 57 KRI Barakuda-633. Sedangkan unsur Udara dari sattuan Tugas Udara melibatkan pesawat Udara 2 Hawk dan pesawat Intai strategis.
 
Latihan manuver lapangan yang direncanakan sampai dengan 5 Agustus 2013 dalam bentuk Komando Tugas laut gabungan -13 tersebut bertugas melaksnakan operasi laut gabungan di mandala operasi di perairan laut natuna guna memutus   garis penghubung  laut lawan serta melaksanakan penyekatan dan pengendalian laut dalam mendukung tugas pokok TNI.

Unsur –unsur KRI yang tergabung dalam Komando Tugas Laut Gabungan 13 tersebut  melaksanakan  manuver  lapangan mulai dari pangkalan di Jakarta lintas laut menuju daerah operasi menuju petrairan Natuna  melaksanakan kegiatan latihan diantaranya manuver taktis, latihan pengembangan kerjasama taktis unsur laut dan udara, melaksanakan peperangan elektronika, peperangan anti udara dan peperangan anti kapal permukaan 





Sumber : Koarmabar

Guspurla Koarmabar Gelar Operasi Arung Pari 13 Di Samudera Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurlaarmabar) menggelar operasi Arung Pari-13 dengan melibatkan kapal perang klas Van Speijk KRI Yos Sudarso-353 di perairan samudera Indonesia sekitar perairan Bengkulu.

Dalam kegiatan operasi tersebut KRI Yos Sudarso-353 melaksanakan bekal ulang operasi dan disambut Komandan Lanal Bengkulu Letkol Laut (P) Horas Wijaya Sinaga beserta Staf pada saat merapat di Dermaga Nusantara II Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.


Kegiatan dukungan operasional tersebut dilaksanakan sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi Lanal ketika mendapat kehormatan kehadiran salah satu kapal perang RI yang sedang melaksanakan tugas patroli keamanan laut.

KRI Yos Sudarso-353 sedang melaksanakan tugas Operasi Arung Pari-13 tahap II di perairan wilayah barat Sumatera. Kapal perang tersebut adalah kapal perang jenis Perusak Kawal berpeluru kendali, dengan kemampuan anti pesawat udara, anti kapal permukaan dan anti kapal selam.


KRI Yos Sudarso 353 dengan Komandan Letkol Laut (P) Didong Rio Duta Purwo, selama bersandar di Pelabuhan Nusantara II Bengkulu menerima kunjungan masyarakat dan memberikan kesempatan kepada masyarakat dan para pelajar untuk melihat langsung alat peralatan dan  persenjataan.


Dalam kesempatan tersebut, antusias warga dan masyarakat serta pelajar secara terpimpin dan terkoordinasi oleh Lanal Bengkulu berkunjung ke KRI Yos Sudarso 353.

Saat sandar di BengkuluGubernur Bengkulu bersama unsur Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (FKPD) berkunjung ke KRI dan melaksanakan makan siang bersama di gladak heli KRI Yos Sudarso 354. Kesempatan tersebut, nampak dari tamu undangan yang hadir merasa bangga dan senang bisa berkunjung dan bersilaturahmi dengan Komandan dan Perwira staf KRI Yos Sudarso 353 diatas geladak kapal perang.


Selama berada di Bengkulu para Anggota KRI Yos Sudarso 353 melaksanakan  kunjungan secara terpimpin ke situs sejarah seperti Benteng Marlborough  sebagai benteng  pertahanan peninggalan Inggris, rumah pengasingan Presiden pertama RI Soekarno, rumah Fatmawati Soekarno dan lokasi  pantai panjang. Selain itu, melaksanakan olah raga bersama sepak bola di lapangan sepakbola Lanal Bengkulu. 




Sumber : Koarmabar