Pages

Rabu, Agustus 14, 2013

Dua Periode Pemerintahan SBY, Wilayah NKRI Utuh

JAKARTA-(IDB) : Politisi Partai Demokrat (PD), Hayono Isman mengatakan dua periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak satu pun pulau dan sejengkal tanah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jatuh ke negara lain.
 
"Bahkan pulau yang strategis, yang memiliki cadangan minyak dan gas (migas) terbesar di kawasan Asia seperti Natuna dan Ambalat masih utuh sebagai aset Negara Indonesia," kata Hayono Isman, di Jakarta, Rabu (14/8).


Padahal lanjut Hayono, Pulau Natuna dan Ambalat terang-terangan diklaim Malaysia sebagai bagian dari wilayahnya. Pada era Pemerintahan Presiden SBY, kedua pulau tersebut masih utuh sebagai bagian wilayah NKRI.


Bersamaan dengan itu, menurut anggota Komisi I DPR itu, dalam bidang pertahanan dan diplomasi, prestasi Pemerintahan SBY sudah cukup baik. "Keberhasilan itu tidak bisa dilepaskan dari penguatan dan modernisasi alutsista TNI yang secara bertahap dapat disaksikan dampaknya," ungkap  anggota Dewan Pembina (Wanbin) PD itu.


Terkait dengan pidato kenegaraan Presiden RI pada 16 Agustus mendatang, Hayono Isman berharap Presiden SBY memberi porsi lebih terhadap isu perbaikan ekonomi dalam pidato kenegaraannya nanti.


"Waktu yang tersisa satu tahun lagi hendaknya betul-betul dimanfaatkan Presiden SBY dan kabinetnya untuk mengajak masyarakat secara bersama-sama meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat," harap Hayono Isman.


Pemerintahan SBY lanjutnya, sudah memperlihatkan hasil pembangunan. Tapi ini bukan jaminan bahwa seluruh warga negara telah hidup sejahtera dan makmur.

"Karena itu, semua pihak sangat berharap sebelum menyelesaikan masa bhaktinya, Presiden SBY lebih gencar dan fokus pada bidang pemerataan ekonomi, percepatan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur untuk menstimulus ekonomi rakyat pedesaan dan daerah terpencil," saran Hayono Isman. 






Sumber : JPNN

Mesin Final Untuk T-50 Akan Selesai Pada 2020

Sukhoi T-50
Sukhoi T-50 (Foto: Sukhoi)
MOSCOW-(IDB) : Mesin versi final untuk pesawat tempur generasi kelima Rusia T-50 akan selesai pada akhir dekade ini, United Engine Making Corporation Rusia mengatakan pada hari Senin.


Prototipe T-50 sekarang masih menggunakan mesin awal, yaitu "mesin tahap 1," sementara "mesin tahap 2" nantinya akan menjadikan kemampuan T-50 lebih mengesankan, kata seorang juru bicara perusahaan itu kepada RIA Novosti, tanpa memberikan rincian teknis.

Mesin versi final untuk T-50 saat ini masih dalam pengembangan, dan harus sudah selesai (namun belum uji coba) pada pertengahan 2015, katanya.


Angkatan Udara Rusia sendiri baru akan menerima pesawat tempur T-50 pertamanya pada kuartal ketiga tahun ini dan uji coba penerbangan tahap akhir akan dimulai pada kuartal keempat, ujar seorang petinggi Angkatan Udara Rusia , Letnan Jenderal Viktor Bondarev, mengatakan Selasa.


Pada akhir April lau, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan T-50 akan segera dioperasikan Angkatan Udara Rusia pada tahun 2016, bukan 2015 seperti yang diumumkan sebelumnya. Presiden United Aircraft Corporation Rusia, Mikhail Pogosyan, mengatakan uji coba penerbangan T-50 akan dimulai pada tahun depan.


T-50, yang akan menjadi tulang punggung kekuatan tempur udara Rusia di masa depan, adalah pesawat tempur multiguna dengan dilengkapi fitur siluman, super manuver, kemampuan super-cruise, dan avionik canggih termasuk active electronically scanned array radar.


India juga berencana untuk membeli pesawat tempur yang didasarkan pada T-50, yang dikenal sebagai FGFA (Pesawat tempur Generasi Kelima). Ini adalah versi dua kursi, berbeda dengan T-50 yang satu kursi pilot dan pembuatannya akan dilakukan bersama-sama.


United Aircraft Corporation adalah perusahan induk yang menyatukan seluruh industri pesawat tempur militer dan sipil di Rusia termasuk Sukhoi dan MiG.
Sumber : Artileri

Korsel Luncurkan Kapal Selam 1.800 Ton Ke-4

Peluncuran kapal selam Tipe 214 Korea Selatan


SEOUL-(IDB) : Kapal selam tersebut dinamai dengan tokoh pejuang kemerdakaan ternama Korea Kim Jwa-Jin (1889-1930), dan merupakan kapal selam yang ke-4 dari jenisnya (Tipe-214) yang sudah dioperasikan Korsel sejak 2010. Kim adalah pejuang kemerdekaan Korea (kala itu Korea masih satu) yang memimpin pertempuran Cheongsan-ri untuk mengalahkan 3.300 tentara Jepang di wilayah timur laut China pada tahun1920.

Presiden Park Geun-hye, Menteri Pertahanan Kim Kwan-jin dan petinggi-petinggi militer Korsel turut menghadiri upacara pemotongan pita yang diadakan di galangan kapal Daewoo (produsen) di Pulau Geoje, dekat kota pelabuhan selatan Busan.


Kapal selam ini bisa memukul 300 target secara bersamaan, dilengkapi dengan rudal dan torpedo serta sistem sonar canggih untuk peperangan anti kapal selam, pengawasan dan pengintaian.


Kapal selam diesel ini juga dilengkapi dengan fitur Air Independent Propulsion (AIP), yang menambah daya tahan kapal selam di dalam air dibandingkan dengan kapal selam konvensional. Sistem AIP menjadikan kapal selam bisa terus berada di bawah air selama beberapa minggu tanpa perlu muncul ke permukaan untuk mengambil oksigen.


Angkatan Laut Korsel sendiri baru akan menerima kapal selam ini pada akhir 2014 setelah proses uji coba dan baru beroperasional penuh pada tahun 2015, kata pejabat Korsel.


Korsel saat ini mengoperasikan lebih dari 10 kapal selam, termasuk kapal selam 1.200 ton Tipe 209 (9 unit) dan 1.800 ton Tipe 214 (3 unit + sekarang). Tipe 209 sendiri adalah jenis kapal selam yang dibeli Indonesia saat ini dari Korsel dengan proses transfer teknologi. Indonesia membeli 3 kapal selam jenis ini, dua unit dibangun di Korsel dan satu unit lagi dibangun sendiri oleh Indonesia.


Angkatan Laut Korsel juga berencana untuk mengakuisisi sembilan kapal selam serang kelas berat 3.000 ton pada 2020 dengan peningkatan signifikan pada radar dan persenjataan dibandingkan dengan kapal-kapal selam pendahulunya.


Korea Utara diketahui memiliki sekitar 70 kapal selam, salah satunya lah yang diduga menembak kapal korvet Korea Selatan di laut barat (wilayah ketegangan) pada Maret 2010. Sebanyak 46 personelnya tewas dalam insiden itu.






Sumber : Artileri

KRI Diponegoro-365 Singgah Di Cyprus

CYPRUS-(IDB) : Setelah enam hari sebagai peacekeeper melaksanakan patroli dan pengamanan di Wilayah perairan Lebanon KRI Diponegoro melaksanakan bekal ulang (bekul) dan Port Visit untuk pertama kali di Limassol Cyprus , Minggu (11/8).

Di hari pertama sandar di Dermaga Limassol, KRI Diponegoro menerima kunjungan dari Atase Pertahanan Roma Kolonel ARM Teddy Surachmat beserta staf. Kunjungan diterima langsung oleh Komandan KRI Letkol Laut (P) Hersan, S.H., beserta perwira Staf. Dilanjutkan undangan dinner (makan malam bersama) oleh Athan Roma.

Sedangkan untuk para Prajurit KRI Diponegoro memanfaatkan waktu mereka untuk melaksanakan refreshing setelah melaksanakan patroli rutin selama sepekan di Laut Mediterania, dengan mengunjungi obyek-obyek pariwisata yang ada di sekitar kota Limassol.

Pada keesokan harinya Senin (12/8) Komandan KRI melaksanakan Courtesy Call (CC) ke Commander Task Group (CTG) 448.03 Captain Brach (germany Navy). kemudian untuk mempererat kerjasama sesama Maritime Task Force, Komandan KRI mengunjungi kapal jerman FGS Frettchen P-6126, yang di Komandani oleh Lieutenant Commander Dubnitzki, kunjungan diakhiri dengan tukar menukar plakat dan cendera mata.

Di tempat yang sama, dalam rangka kegiatan serial Winchex antara Heli NV 409 (Indonesia) dan FGS Frettchen pada on task 18, Kepala Departemen Operasi Kapten Laut (P) Nyoman Gede Pradnyana beserta pilot  Lettu Laut (P) Joko Wahyu dan Copilot Lettu Laut (P) Slamet Hayat melaksanakan briefing Whincing Procedure dengan perwira pelaksana serta perwira operasi kapal Jerman tersebut di Lounge Room FGS Frettchen.

Pada hari berikutnya Selasa (13/8), KRI Diponegoro kembali bertolak dari Limassol untuk melaksanakan patroli di perairan Lebanon, Laut.






Sumber : Koarmatim

Bendera Delapan Meter Berkibar Di Perbatasan Indonesia Malaysia

ENTIKONG-(IDB) : Bendera berukuran panjang delapan meter, Selasa, dikibarkan di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat oleh Pasukan Pengamanan perbatasan Batalion Infanteri 403/Wirasada Pratista dan masyarakat setempat.

Pengibaran bendera berukuran besar itu guna menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-68 di perbatasan Entikong (Indonesia) dengan Tebedu (Malaysia Timur).

Komandan Pamtas RI-Malaysia (Malindo) Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga, mengatakan bendera tersebut dipasang di puncak Gunung Benuan. Selain itu juga dilakukan pemasangan bendera di Tugu Pancasila Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Entikong.

"Pengibaran bendera tersebut sebagai wujud cintanya masyarakat perbatasan terhadap NKRI. Sekaligus untuk memupuk rasa nasionalis di perbatasan," katanya. Petugas Pamtas Yonif 403/WP bersama-sama masyarakat saling mendukung saat bendera tersebut dipasang.

Menurut Komandan Pamtas Yonif tersebut, masyarakat perbatasan khususnya di Entikong tidak luntur semangat "merah putih"-nya.

Meskipun pembangunan belum merata menyentuh di daerah pedalaman, pemasangan bendera di sepanjang jalur darat perbatasan dan pengibaran bendera dengan ukuran delapan meter di puncak Gunung Benuan merupakan simbol semangat warga di perbatasan untuk mengisi kemerdekaan ini dengan berperan aktif di segala bidang, baik itu dalam menyukseskan pembangunan dan lain sebagainya.

"Saya berharap, masyarakat di perbatasan bukan hanya sebagai penonton semata. Namun harus mengambil peran aktif dalam membangun beranda NKRI ini," katanya.

Sementara Camat Entikong Drs Markus menegaskan ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan ini jangan sampai menjadi alasan untuk melemahkan semangat "merah putih" di perbatasan.

"Dengan keterbatasan dan ketertinggalan itu, mari kita bahu-membahu membangun beranda NKRI di perbatasan Entikong," katanya. Entikong berjarak 312, 4 kilometer dari Pontianak ke arah timur.

Dia juga mengungkapkan, selain memasang bendera di jalur darat menuju ke perbatasan. Upacara Peringatan HUT kemerdekaan yang Ke-68 akan dipusatkan di Desa Suruh Tembawang.

"Ini upacara yang pertama kalinya di luar kota kecamatan Entikong. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kembali semangat `merah putih` yang sudah mulai memudar," ujar Markus.

Kepala Desa Entikong R Nurdin mengatakan, masyarakat tidak menuntut terlalu banyak kepada pemerintah, selama ini yang diinginkan masyarakat hanya akses jalan yang lancar mudah dan berkualitas.

"Jika jalan bagus dan berkualitas sudah tentu, masyarakat dengan mudah menjalankan aktivitas. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi juga meningkat," katanya.

Menurut Nurdin, selama merdeka sudah 68 tahun. Masyarakat masih terkucil akibat minimnya sentuhan pembangunan terutama akses jalan menuju daerah pedalaman.

"Semoga dengan adanya program pemerintah pusat untuk melanjutkan kembali pengerjaan jalan paralel perbatasan bisa mengubah wajah NKRI yang dahulunya terbelakang menjadi terdepan," katanya.

Sementara dari perbatasan RI di Kabupaten Sintang juga akan mengadakan upacara peringatan HUT RI pada Sabtu, 17 Agustus, di Desa Nanga Bayan, Kecamatan Ketungau Hulu.

Koordinator Kelompok masyarakat perbatasan (Kimtas) Kabupaten Sintang, Ambresius Murjani mengatakan upacara itu akan dihadiri seluruh masyarakat desa Nanga Bayan, yang merupakan desa terdekat dengan wilayah Malaysia. Desa itu berjarak tempuh sekitar 2,5 jam menuju desa terdekat di wilayah Malaysia Gua Ming.

"Pemimpin upacaranya, Kepala Desa Nanga Bayan, Nikolaus, dan dihadiri anggota Pamtas Nanga Bayan dan Satuan Jogya," kata Murjani saat dihubungi. Sebanyak 100 bendera, bantuan Kepala Polres Sintang, Ajun Komisaris Besar (Pol) Veris Septiansyah akan dikibarkan di desa tersebut. 






Sumber : Antara

650 Personel Raider-100 Siaga Di Perbatasan Indonesia Malaysia

LANGKAT-(IDB) : Sebanyak 650 personel TNI Kodam Satu Bukit Barisan dari Batalyon Raider-100 yang bermarkas di Sei Bingei Kabupaten Langkat Sumatera Utara akan diberangkatkan untuk menjaga perbatasan Indonesia dan Malaysia pada September mendatang.

Danyon Raider-100 Letkol (inf) Safta Feriansyah di Stabat, Rabu, menjelaskan personel yang diberangkatkan itu akan menjaga perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur antara Indonesia dan Malaysia selama tujuh sampai sembilan bulan.

Berbagai tugas yang akan dilakukan adalah patroli perbatasan dan kegiatan sosial bagi masyarakat setempat. Serangkaian latihan dan persiapan untuk keberangkatan juga sudah dilakukan.

Safta Feriansyah mengungkapkan salah satu latihan yang dilakukan termasuk latihan anti teror. Dalam latihan simulasi anti teror ini prajurit Raider-100 berhasil mengamankan aksi teror yang dilakukan para teroris.

Menurutnya latihan ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas prajurit TNI, jika sewaktu-waktu diminta untuk menanggulangi aksi terorisme.

"Ini juga menjelang keberangkatan prajurit untuk menjaga perbatasan," katanya.






Sumber : Antara

Continental Pemasok Utama Ban Ranpur Buatan Indonesia

Continental Pasok Ban Kendaraan Tempur Buatan Indonesia

BANDUNG-(IDB) : Produsen ban asal Jerman, Continental, jadi pemasok utama untuk kendaraan tempur (ranpur) produksi PT Pindad. Selain digunakan untuk panser Anoa 1 dan 2, ban Continental juga dipakai pada jenis ranpur lain, termasuk panser produksi PT Pindad yang diekspor ke negara lain.

Sejak tahun 2008 kita sudah pasok ban ke PT Pindad, namun setiap tahun trend penggunaan ban Continental terus meningkat. Dan baru pada tahun 2012 kita suplai 100 persen, ujar Elly Pudjiati, General Manager Sales & Marketing PT Continental Sime Tyre Marketing Indonesia, beberapa waktu lalu.

Panser buatan Pindad

Continental memasok beberapa jenis ban dari berbagai ukuran untuk sejumlah ranpur produk dalam negeri. Sebelumnya ada dua merek berbeda selain Continental yang menyuplai ban khusus panser untuk PT Pindad. Namun, kini ban asal Jerman tersebut menjadi pemasok utama.

Kami menyediakan ban tidak hanya untuk panser Anoa saja, tapi untuk kendaraan perang lain. Misalnya kita pasok ban ukuran 14/20 dan 12,5/20. Ban yang kami suplai merupakan standar kendaraan perang NATO, terang Aries Abdullah, Customer Service Manager General Manager Sales & Marketing PT Continental Sime Tyre Marketing Indonesia.

ban Continental

Di luar produksi PT Pindad, alat utama sistem persenjataan TNI (Alutsista) impor seperti panser VAB NG juga menggunakan karet pembungkus Continental HSO Sand 14.00 R20. Ban berstandar NATO tersebut jika kondisi tertembus peluru atau serpihan granat, panser yang menggunakan ban ini masih bisa jalan hingga 3 kilometer.

Selain untuk kendaraan penumpang (passenger car) dan komersial (commercial car), ban bikinan Continental juga dipakai untuk panser maupun unit mobil tempur lainnya. Ban tersebut telah lama dipercaya oleh angkatan bersenjata Jerman untuk mendukung mobilitas unit-unit tempurnya.
Salah satu ranpur milik Indonesia 
Walaupun banyak digunakan untuk kendaraan-kendaraan mewah merek Eropa, ban Continental cocok digunakan untuk mobil-mobil Jepang. Ban Continental dapat dipakai Untuk Kijang Innova dan mobil-mobil mewah serta SUV pabrikan Jepang lainnya. Di Indonesia, ban passenger car Continental telah digunakan pada Ford Fiesta.
Sumber : Otosia

KRI Sultan Nuku-373 Siaga Antisipasi Letusan Gunung Rokatenda

PALUE-(IDB) : Dalam Operasi Taring Hiu–13 KRI Sultan Nuku–373 mendapat perintah untuk bergerak ke Pulau Palue atau yang disebut dengan Pulau Raja dalam rangka membantu evakuasi warga terkait dalam letusan gunung api Rokatenda yang terdapat di pulau Palue.

Letusan gunung api yang terjadi pada hari Sabtu pagi tanggal 10 Agustus 2013 pukul 04.27 WITA memuntahkan lahar dan asap panas pada saat warga masih tertidur lelap, sehingga memakan korban jiwa sebanyak lima warga setempat, dimana tiga korban sudah ditemukan sementara dua lainnya belum ditemukan. Korban jiwa terdiri dari tiga korban lanjut usia dan dua korban anak-anak yang meninggal terkena aliran lahar saat sedang beristirahat di pondok kecil untuk mencari ikan.

Gunung api Rokatenda masih dalam status siaga semenjak meletus pada bulan Oktober 2012, jadi aktivitas vulkanis gunung ini sebenarnya telah berlangsung selama delapan bulan.

KRI Sultan Nuku–373 yang merupakan salah satu unsur gelar operasi Taring Hiu–13 yang sebelumnya sandar di Labuan Bajo dalam rangka pengamanan rally yacht untuk mendukung kegiatan Sail Komodo 2013 dimana acara puncaknya dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 14 September 2013 dan dihadiri oleh Presiden RI, mendapat perintah dari Mako Koarmatim untuk membantu SAR evakuasi warga dari pulau Palue menuju ke kota Maumere di pulau Flores.

Berdasarkan informasi yang berhasil diperoleh dari Lanal Maumere, di pulau Palue sudah dibangun dermaga umum untuk kapal berukuran sedang namun belum diresmikan. Dermaga dengan panjang 70 meter dan lebar 5 meter ini memiliki konstruksi dari beton dan dapat disandari oleh korvet kelas Parchim yang memiliki panjang 75 meter. Atas informasi yang diperoleh dan didukung dengan tinjauan langsung oleh tim aju yang mendahului turun menggunakan sekoci maka diputuskan untuk merapat ke dermaga tersebut guna memudahkan proses evakuasi warga keluar dari pulau ini.

Begitu merapat di dermaga pada hari Selasa tanggal 13 Agustus 2013 pukul 09.00 WITA, KRI Sultan Nuku–373 langsung disambut dengan baik oleh bapak Camat Palue yang bernama lengkap Laurensius Regi beserta salah satu personil Polri, dan tertua warga sekitar yang datang langsung untuk memberikan penjelasan singkat tentang keadaan dan situasi di Pulau Palue.

Dari informasi yang diperoleh, di pulau Palue hanya terdapat satu kecamatan yang membawahi delapan desa yaitu desa Nitunglea, Rokirole, Tuenggeo, Ladulaka, Maluriwu, Reruwairere, Kesokoja, dan Lidi. Penduduk di Pulau ini berjumlah kurang lebih sepuluh ribu jiwa dengan tiga ribu Kepala keluarga. Mayoritas penduduk di sini beragama Katolik dan terdapat Gereja Bintang Laut Uwa dan Keluarga Kudus Lei.

Desa-desa yang berada di pesisir pantai tidak terkena dampak dari letusan gunung Rokatenda. Hal ini dapat dilihat dari masih normalnya aktivitas warganya termasuk kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah yang ada. Di pulau ini sendiri terdapat sepuluh sekolah dasar, dua diantaranya adalah sekolah perintis dan dua sekolah menengah pertama terdiri dari satu SMP Negeri dan satu SMP Swasta tanpa adanya sekolah menengah atas atau SMA.

Berbeda dengan desa-desa di pesisir, desa yang berada di pegunungan yang terletak dekat dengan gunung api Rokatenda menjadi lengang, hanya sedikit aktivitas warga yang terlihat akibat letusan gunung api Rokatenda. Dua desa yang mengalami kerusakan terparah akibat letusan gunung api Rokatenda adalah desa Rokirole dan Nitunglea. Kedua desa ini berada paling dekat dengan gunung api Rokatenda.

Sebagian besar penduduk desa ini terutama anak-anak dan orang tua sudah terlebih dulu mengungsi ke Maumere dievakuasi oleh tiga kapal sipil sedangkan sebagian lainnya masih menetap di desanya karena aturan adat yang mengharamkan penduduk untuk meninggalkan desanya tanpa ada perintah dari tetua adat. Begitu kuatnya kepercayaan adat di sini sehingga  menyulitkan untuk proses evakuasi warganya.

Setelah proses dialog dengan tetua desa Rokirole, bapak Johannis Pio, warga nanti akan mengungsi pada hari Jumat pagi dengan membawa perlengkapannya. Akses untuk dapat mencapai desa ini hanya ada satu jalan beton yang menghubungkan pesisir sampai dengan desa Rokirole dan biasa ditempuh warga baik dengan berjalan kaki ataupun dengan sepeda motor, sedangkan akses untuk ke desa Nitunglea sudah terputus akibat aliran lahar dari letusan gunung Rokatenda dan untuk mencapainya harus melalui jalur laut.

Untuk jumlah warga yang telah berhasil dievakuasi sampai saat ini berjumlah 502 orang dan ditempatkan di kamp pengungsian di Maumere. Menanggapi keinginan warga, KRI Sultan Nuku–373 akan tetap disiagakan di pelabuhan hingga hari Jumat untuk melaksanakan evakuasi.

Selain melaksanakan tugas dan kewajiban dari TNI Angkatan Laut, Komandan beserta para prajurit KRI Sultan Nuku-373  juga melaksanakan pembinaan personel dan kegiatan rekreasi yang bertujuan agar tidak terjadinya kejenuhan dalam melaksanakan tugas operasi serta meningkatkan moril prajurit dalam melaksanakan pelayaran dan tugas pokok TNI-AL.

Kegiatan rekreasi itu sendiri dapat dilaksanakan bersama-sama dengan warga sekitar untuk mempererat hubungan TNI dengan masyarakat serta menciptakan gambaran masyarakat tentang TNI sebagai tentara rakyat. 







Sumber : Koarmatim