Pages

Senin, Juli 08, 2013

TNI AD Akan Perkuat Alutsista Dengan Menambah Peralatan Tempur

TENGGARONG-(IDB) : TNI Angkatan Darat (AD) berencana menambah peralatan tempur untuk memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista), di antaranya Tank Leopard asal Jerman dan meriam penangkis udara Skyshield untuk menambah kekuatan pasukan.
 
Penambahan itu juga untuk memperkuat peralatan  tempur yang dimiliki TNI AD, untuk menjaga kedaulatan NKRI.

Saat ini, TNI AD telah memiliki alat tempur seperti meriam tempur super canggih, Gun Zur 2322, 3d Multi Beam Search Radar dan Missile Lauchers Porpad serta Tank Anoa 2 yang merupakan tank canggih buatan dalam negeri.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Moeldoko mengatakan beberapa peralatan tempur yang akan didatangkan, seperti Tank Leopard untuk kaveleri. Kemudian marder dan meriam 105/155 untuk Armed yang didatangkan dari Korea dan Prancis.

“TNI AD juga akan mendatangkan penangkis udara dari Prancis maupun Inggris. Pada Oktober nanti, diharapkan sebagian peralatan tempur baru milik TNI AD sudah bisa kami tunjukan kepada masyarakat,” kata Moeldoko seusai Acara Bhakti TNI di halaman kantor Bupati Kukar, Tenggarong, Sabtu (6/7/2013).

Jenderal bintang empat itu berkunjung ke kabupaten terkaya di Indonesia ini, untuk meresmikan program rehabilitasi 1.000 rumah warga tak layak huni di Desa Rempanga, Kecamatan Loa Kulu.

Program bedah rumah tidak layak huni dari Dinas Sosial Kukar ini memang melibatkan personil dari TNI. Sebanyak 350 personil akan memperbaiki rumah tidak layak huni sebanyak 1.000 unit dan tahap berikutnya akan ditambah hingga menjadi 1.500 unit.

Disinggung mengenai penambahan personil TNI di perbatasan Kaltim dan Malaysia, Moeldoko mengatakan belum ada rencana tersebut. “Tidak ada penambahan prajurit,” tukasnya.

Namun, dalam sambutan Hari Bakti dan Bakti TNI AD dihadapan ribuan pelajar Kabupaten Kutai Kartanegara, dia menginginkan ada putra daerah yang bisa menjadi perwira TNI agar bisa menjaga wilayah perbatasan tersebut.

“Kebijakan pimpinan TNI Angkatan Darat saat ini untuk memprioritaskan putra daerah menjadi prajurit TNI AD. Saya ingin kelak kawasan perbatasan di Kaltim ini diamankan putra daerah Kaltim yang terseleksi menjadi prajurit TNI AD, sehingga kawasan perbatasan ini akan semakin kondusif,” ungkapnya.

Acara peringatan Hari Bhakti TNI ini dihadiri Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan Bupati Kukar Rita Widyasari serta Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman.

Sejumlah kegiatan operasi dan pengobatan gratis, serta khitanan masal juga digelar di halaman parkir kantor Bupati.

Dalam kesempatan itu, Moeldoko memberi kabar gembira bahwa tahun ini TNI AD juga akan membuka penerimaan Taruna dan Taruni, dimana sekarang TNI AD sudah menerima wanita untuk menjadi Taruni.

“Mulai sekarang, adik-adik pelajar bisa mempersiapkan diri masuk menjadi taruna TNI AD,” ujarnya.

Peringatan Hari Bakti TNI dimeriahkan dengan tarian masal Eroh Begenjoh yang dibawakan ratusan penari dari sejumlah sanggar tari di Tenggarong.

Acara ditutup dengan atraksi terjun payung yang dibawakan 10 personil Kopassus di antaranya 4 orang penerjun wanita ikut ambil bagian. Mereka melompat dari helikopter di ketinggian 6.000 kaki. 
Sumber : Bisnis

TNI AD Tidak Akan Pernah Lakukan Kudeta

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Darah (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko mengatakan Indonesia, khususnya TNI Angkatan Darat tidak memiliki tradisi untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah, oleh karena itu tidak akan terjadi kudeta militer seperti di Mesir.

"Yang jelas saya tegaskan, TNI AD tidak memiliki tradisi untuk kudeta. Jadi sudah sangat tegas. Jangan berharap untuk itu (kudeta)," kata Moeldoko usai acara "Silaturahmi antara KSAD dengan Para Tokoh untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa" di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Senin.

Moeldoko mengatakan, pihaknya saat ini terus memerkuat jajaran internal TNI AD dan budaya prajuritnya menjadi lebih baik. Moeldoko enggan mengomentari dari kondisi politik yang ada saat ini.

Di tempat yang sama, mantan Ketua MPR Amien Rais mengatakan, negara-negara Timur Tengah seperti, Syria, Irak, Libya dan saat ini Mesir mengalami perpecahan, namun tak mustahil perpecahan bisa terjadi di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang rawan terjadinya perpecahan.

"Indonesia itu multi agama, multi suku, multi bahasa dan multi tradisi. Ini sangat rawan," ucapnya.

Namun, lanjut dia, bila seluruh elemen bangsa Indonesia kompak, maka akan sulit diintervensi oleh bangsa lain. Sebaliknya, bangsa yang di dalamnya sudah pecah justru akan mengundang intervensi dari bangsa lain.

"Kalau bangsa yang kompak mana mungkin diintervensi. Negara yang hancur itu karena pecah di dalam," tutur Amien, menegaskan.

Oleh karena itu, tambah dia, TNI sebagai salah satu tulang punggung keamanan negara harus benar-benar serius untuk menjalankan fungsinya, sehingga Indonesia ke depannya benar-benar terbebas dari ancaman perpecahan.

KSAD Ingin Ubah Budaya 'Kill or To Be Killed'

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Moeldoko menyatakan reformasi budaya di tubuh TNI belum sempurna. Kebiasaan latihan yang sulit diubah menjadi latar belakang sulitnya mengubah budaya kekerasan di TNI. "Kami dididik untuk kill or to be killed. Ini yang susah diubah," kata Jenderal Moeldoko dalam acara silaturahmi dengan para tokoh di Gedung Balai Kartini, Senin, 8 Juli 2013.
Jenderal Moeldoko hendak mengevaluasi kurikulum pendidikan TNI. Evaluasi ini dimaksudkan supaya calon prajurit bisa terbuka terhadap masyarakat. Selama ini, prajurit TNI terkesan tertutup kepada masyarakat.

Selain berfokus pada pertahanan bangsa, Jenderal Moeldoko berupaya membangun budaya baru di tubuh TNI. Budaya baru itu terutama dalam hal komunikasi dengan masyarakat. "Tidak ada keinginan mengkudeta," kata Moeldoko. "Kami berharap prajurit kuat dan terbuka kepada masyarakat."

Kepala Staf Angakatan Darat, Jenderal Moeldoko, menyatakan Tentara Nasional Indonesia tak memiliki tradisi kudeta. "TNI hanya berusaha memberikan pengabdian yang terbaik," kata Moeldoko dalam acara silaturahmi dengan para tokoh di Gedung Balai Kartini, Senin, 8 Juli 2013.







Sumber : Republika

 

Analisis : Embargo Diri Sendiri Untuk Kemandirian

PT Pindad Bandung mengerjakan Panser Anoa pesanan TNI AD (photo: viva.co.id)
ANALISIS-(IDB) : Kemandirian di segala bidang sangatlah diperlukan oleh negara sekaliber negeri kita Indonesia, termasuk kemandirian dalam industri militer. 
Industri Pertahanan dalam negeri merupakan industri VITAL untuk menopang kemandirian dan kemampuan mempertahankan kedaulatan NKRI tanpa embel – embel dan diATUR oleh negara lain.


KEDAULATAN ITU MUTLAK.
 
Negara kita berprinsip “Zero Enemy” dan Indonesia sejak lama telah memproklamirkan sebagai negara netral, negara Non Blok. Namun dalam perkembangannya, terkadang masyarakat berharap pengadaan alutsista cenderung bersandar ke bekas Blok Timur, Rusia. Semua itu efek domino dari rasa sakit hati akibat embargo barat yang dimotori US sejak 1999 hingga 2005, buntut dari kasus Timor Timur.


Pada pengalaman masa lalu kita pernah diembargo secara militer oleh pihak barat. Banyak pengaturan dan syarat yang merepotkan kita sebagai Negara merdeka. Akibatnya timbul kesimpulan, Kemandirian pengadaan Alutsista adalah hal  mutlak.


TRAUMA diembargo oleh barat sering terngiang dan menjadi ketakutan pada rakyat, terutama para pemerhati blog militer di dunia maya dan para analisis dunia militer. Kita mempunyai PENGALAMAN diembargo secara militer dan sangat merepotkan. Tetapi dengan tumbuhnya industri militer dalam negeri, kekhawatiran dampak yang ditimbulkan seperti masa lalu tidak lagi begitu mencemaskan. Pengalaman adalah guru yang sangat berharga.


Kita mencoba menganalisa yang lebih ekstrim dengan satu pertanyaan, bagaimana bila kita diembargo secara TOTAL oleh PBB yang disponsori Negara Negara Adidaya yang tidak puas dengan kebijakan yang diambil pemerintahan bangsa ini ?.


Bila Indonesia diEMBARGO oleh PBB, maka kita tidak bisa Impor dan ekspor. Beberapa efek akan timbul dengan berlakunya Embargo internasional terhadap kita, misalnya dalam sektor di bawah ini:


PANGAN
 
Kita tidak bisa menikmati semua makanan CEPAT SAJI yang berlabel Internasional. Keuntungannya, semua makanan bermerk lokal akan naik omzetnya dan makananan tradisional akan terangkat pamornya. Masalah ketahanan pangan akan sedikit terguncang dengan tidak bisanya Impor beras yang lumayan besar tiap tahunnya, tetapi hal ini akan melecut kita untuk meningkatkan produk pangan berupa: beras, jagung dan lain-lain. Bangsa ini bisa menyesuaikan pola makanannya. Daging sapi akan meroket tajam harganya tetapi kondisi ini akan membuat rakyat beralih ke daging ayam, ikan laut, ikan hasil ternak tambak: lele, bandeng, udang dan lain-lain.

Petani Indonesia Panen Padi (photo: kontan.co.id/muradi)
Petani Indonesia Panen Padi.

Dalam hal PANGAN kita malah BISA menuju KEMANDIRIAN dan SWASEMBADA PANGAN. Bila kita kena embargo ekonomi, kondisi Perekonomian Indonesia pada awalnya akan terguncang dan laju inflasi akan tinggi, melemahnya rupiah terhada mata uang asing, juga indeks harga saham akan banyak terjun bebas.


Tetapi apakah kita akan terpuruk selamanya?. Jawaban para patriotik pasti Tidak!!!.


Kita langsung membalasnya dengan kebijakan semua perusahaan asing akan kita NASIONALISASI, Freeport, Blok Mahakam, Blok Cepu dan sebagainya  akan kembali menjadi milik rakyat Indonesai sepenuhnya.


SDA migas yang tidak diekspor akan mencukupi konsumsi BBM dan kebutuhan energi dalam negeri.BUMN akan dipaksa untuk bisa menambang sendiri, mengolah sendiri dan menjual sendiri untuk kepentingan Industri dan konsumsi rakyat indonesia. Emas, dan logam lainnya akan melimpah bisa dimanfaatkan oleh kebutuhan dalam negeri. Dan EMAS yang melimpah akan banyak peminatnya di black market dunia, bila kita mau sedikit membanting harganya.


Industri dalam negeri bisa mengubah arah produk dan marketnya untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri. Sekiranya pengusaha nasional patriotik bisa tetap menjalankan pabrik pabriknya tetap beroperasi dan bekerjasama dan BERSINERGI sesama industri.


TRANSPORTASI
 
Memang kita akan sedikit terguncang tetapi bisa ditangani dengan SINERGI PERINDUSTRIAN dalam negeri untuk bisa mencukupi kebutuhan sparepartnya. Merk merk kendaraan asing yang beredar di Indonesia langsung saja diuubah diganti merk merk berbau Indonesia.


MILITER
 
Kita akan terguncang sementara dengan tidak adanya dukungan suku cadang negara asal pembuat alutsista. Kembali lagi peran SINERGI PERINDUSTRIAN kita diharapkan mencukupi semua kebutuhan sparepart dan alutsisita.


Tentunya keberadaan black market dunia memberikan kita ruang gerak dalam mencukupi apa yang kita perlukan untuk alutsista. Selain itu PT PAL, PTDI, PT Pindad, Koja Bahari, PT LEN, PT Dahana dan lain lain akan dipaksa berpacu mencari solusi jitu agar tetap berproduksi dan mencukupi kebutuhan alutsista dan suku cadang.

CN 235 MPA produksi PT DI Bandung (photo; PTDI)
CN 235 MPA produksi PT DI Bandung.

NEGARA SEPENANGGUNGAN
 
Sinergi sesama negara negara yang diEMBARGO, bisa dimanfaatkan. Kita bisa bekerjasama, dengan negara negara yang keadaannya sama sama di embargo misal dengan Korut, Iran juga Myanmar. 

Mereka akan SENANG bisa bekerjasama dengan Indonesia yang kaya raya sumber dayanya. Skenarionya, Korut bisa menyuplai produk militer ke kita. Demikian juga dengan Iran bisa menyuplai minyak  bila kita memerlukan. Komoditi Non migas kita bisa dibarter kepada negara negara tersebut.


Tentunya negara negara Blok Timur, Rusia, Pecahan Rusia, China, juga India akan berlomba mendekati dan bekerjasama dengan kita melalui jalur BACKSTREET.


Apakah PBB atau negara lain berani mengembargo Indonesia secara ekonomi ? Indonesia terlalu sexy dan berharga untuk diembargo. Mereka takut kalau negara Indonesia akan menuju MANDIRI bila nanti diembargo. Singapura sebagai Negara yang terkena dampak paling besar bila kita diembargo oleh PBB.


Singpork is nothing, can not be rich without Indonesia. Itu salah satu perkataaan kawan Warga Negara Singapura yang mempunyai bisnis besar di negara kita. PERKIRAANNYA penghasilan dari 50 ribu kapal yang lewat selat Malaka tiap tahunnya akan hilang, bila kita menutup selat tersebut menyikapi embargo yang ada.


500 000 orang Indonesia berlibur ke Singapore tiap bulannya. Apartemen apartemen terbaru di sana banyak  dibeli orang indonesia. Rumah sakit rumah sakit isinya kebanyakan orang Indonesia. Berapa saham negara itu yang berputar di perusahaan perusahan indonesia yang mencakup di seluruh sektor? Bagaimana bila dinasionalisasi kan?.

Suasana di kolam renang Marina Bay Sands Hotel, Singapura (photo:Jennifer Polland/ Business Insider)
Kolam renang Marina Bay Sands Hotel, Singapura.

Kasus efek Domino dengan kolapsnya perekonomian negara lain bisa terjadi terhadap Jepang, China ddan lain lain yang nilai perdagangannya dengan Indonesia begitu besar. Afrika Selatan, Republik Rakyat Cina dan Taiwan merupakan contoh yang mengesankan, sebagai Negara yang pernah diembargo oleh PBB.


Negara-negara tersebut telah menguasai beberapa teknologi dan dapat bersaing di pasar global. Kuncinya ternyata adalah kekuatan techno-nasionalisme yang tangguh dan berkelanjutan. HARUSNYA Rakyat republik ini belajar untuk MENGEMBARGO DIRI SENDIRI.
  1. Belajarlah membeli tekstil,garmen,pakaian, sepatu dan lain-lain dari hasil pabrik kita sendiri.
  2. Kurangi memakai produk asing. 
  3. Belajarlah lebih suka dan membeli produk makananan dari merk lokal Indonesia dan makanan tradisional kita sendiri.
  4. Belajarlah membeli produk produk hasil Industri kita sendiri.
  5. Belajarlah naik pesawat memakai Airways kita sendiri.
  6. Belajarlah Menonton budaya kita sendiri, dan lain lain.


Dan Militer-nya. BELAJARLAH untuk menyukai produk hasil Industri militer kita sendiri dengan kebijakan nyata bukan sekedar lips service dengan membeli hasil produksi inovatif yang dihasilkan oleh Industri militer dalam negeri.


JIka kita bisa MENGEMBARGO diri kita sendiri, muncul istilah INDONESIA WILL RULE THE WORLD. Bukan seperti keadaan kita sekarang ini. Kita yang diatur oleh kekuatan asing (Dunia). Kita perlu critical mass untuk bisa tumbuh sendiri (MANDIRI). Kita juga memerlukan tokoh tokoh gerakan techno-nasionalisme. Para penggerak techno-nasionalisme negara ini yang bisa meyakinkan pemerintah dan rakyatnya untuk mengembangan berbagai kemampuan teknologi dalam bidang penerbangan, perkapalan, nuklir, energi, telekomunikasi, pertanian dan lain sebagainya. Gerakan Aku Cinta Indonesia (ACI) yang HARUS terus bergulir.



Perlu martir gerakan nasional yang dilandasi oleh pemikiran menciptakan kemandirian bangsa kita dalam teknologi dan industri.


GERAKAN nasional yang membawa angin segar bagi digairahkannya lagi pemikiran techno-nasionalisme. Saat ini kita memerlukan kembali gerakan nasional ‘Aku Cinta Produk Indonesia’ dan perlu cara jitu untuk menggerakan rakyat Indonesia agar lebih mencintai produk asli Indonesia. Apa langkah jitu tersebut?. coba kita analisa dan pecahkan bersama.


MENGGAPAI KEMANDIRIAN
 
Selera orang Indonesia diberbagai tingkat perekonomian memang UNIK. Untuk tingkatan middle-Up, membeli suatu produk kadang bukan hanya kualitas yang dikejar tapi juga faktor GENGSI yang didahulukan. Untuk kaum yang ini, mereka merasa lebih bangga memakai produk luar negeri demi gengsi ataupun memenuhi gaya hidup hedonisme. Walaupun kadang barang KW yang dibeli asal bermerk (Branded mainded). Tetapi mereka diperkirakan hanya menyumbang 25 persen saja pasar global Indonesia.


Sedangkan pasar menengah ke bawah masih 75 persen di Indonesia. Pasar masyarakat bawah terlihat, mereka tidak peduli merk ataupun kualitas, tetapi yang dicari adalah harga yang terjangkau. Terbukti produk sepatu, sandal, garmen, dan sebagainya dari hasil industri lokal dan home industri masih laku keras mencukupi kebutuhan pasar lokal Indonesia masyarakat bawah tersebut. Bahkan sebagian sudah diekspor. Untuk beberapa jenis barang, produk kita sebenarnya menang dan merk kita sudah mendunia.


Terbukti misal produk sepeda ontel. 3 merk lokal sudah menguasai pasar nasional kita mengalahkan produk china sekalipun dan kita sukses mengekspornya ke berbagai belahan bumi. Memang kalau untuk produk premium kita kalah jauh berdasarkan bahan, image product dan tenaga ahlinya.

Sepeda onthel Indonesia digemari manca negara (photo:solokomunitas.wordpress.com)
Sepeda onthel Indonesia digemari manca negara

JADI, masih kurangnya kepedulian membeli produk asli Indonesia ada di kalangan menengah-keatas yang masih banyak menganut paham branded mainded.


Nah untuk menggelorakan masyarakat menengah-keatas yang berduit ini, harus mempunyai LANGKAH JITU agar mereka lebih suka produk nasional.

Beberapa contoh kasus mengungkapkan misalnya. Sebuah merk Sepatu dari US dulu diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan Indonesia untuk pasar nasional dan dunia. Mereka puluhan tahun memproduksi merk sepatu yang mempunyai image global tersebut. Setelah perusahaan tersebut pecah kongsi dengan induknya dari US, mereka memproduksi sendiri dengan merk nasional yang tentunya MUTUnya sama dengan merk dari US tersebut. Akan tetapi penjualan produk ini belum sepesat saat menjual merk lama.


Juga ada rakyat bangsa ini yang suka bepergian ke luar negeri membeli produk apparel dari club kesebelasan Inggris yang ternyata sudah dibeli dan dilihat labelnya adalah madein Indonesia.


Dan juga terbukti di manca Negara harga produk sepatu dari US yang berimage global made in Indonesia ternyata lebih mahal harga jualnya dari pada made in Vietnam ataupun china, walau merknya sama.


BUKTI LAIN kalau mutu kita tidak Kalah. Ada temen pas lagi di Jerman mereka jalan jalan ke bazar, banyak produk kebutuhan yg dijual di bazar itu. Mereka mendengar salah satu pedagang menawarkan produk sepatu merk nasional kita. “Silahkan beli sepatu berkualitas hand made,” begitu teriak pedang. 

Teman tersebut melirik merknya dan ternyata sepatu itu merk lama asli Indonesia. Masyarakat eropa di sanna sangat tertarik dengan sepatu tersebut karena HAND MADE. Mereka begitu menghargai produk yang dihasilkan oleh Hand made. Harga jual di sana MAHAL untuk ukuran kantong kita. Sedangkan di sini merk tersebut mungkin hanya dipakai oleh anak sekolah dan masyarakat menengah saja.

Pembuatan sepatu handmade di Bandung (photo: toko-o.com)
Pembuatan sepatu handmade di Bandung.

INI menunjukan bahwa masyarakat kita masih banyak yang branded mainded. Mereka lupa kalau barang yang diproduksi oleh kita tidak kalah mutunya bahkan dihargai lebih mahal dibanding yang diproduksi oleh negara lain walaupun merknya sama.


KESIMPULANNYA, MUTU bukan jaminan untuk masyarakat kita mencintai produk dalam negeri. Diperlukan suatu GREGET langkah JITU untuk membudayakan masyarakat kita mau membeli dan mencintai produk kita sendiri.


APA ITU KIRA KIRA ?


LANGKAH JITU
 
Langkah Jitunya kira kira seperti gambaran di bawah ini:

Masyarakat muslim kita mungkin banyak yang percaya dengan pruduk makanan kita yang diolah oleh saudara sesama muslim cenderung HALAL.
Tetapi masyarakat kita lebih suka dan merasa aman bila mengkonsumsi produk produk yang mempunyai sertifikasi Halal yang dikeluarkan oleh MUI kita.


Masyarakat tidak ragu ragu membeli karena produk tersebut karena ada jaminan sertifikasi. Kadang masyarakat non muslim kita malah lebih suka produk yg punya sertifikasi halal tersebut mempertimbangkan masalah kesehatannya. Tidak mungkin non muslim malah menjauhi dan tidak membeli produk yang bersetifikasi halal tersebut dikarenakan beda agama.


Jelasnya bahwa Sertifikasi HALAL bisa menembus segala lapisan masyarakat kita tanpa memperdulikan sara dan harga. CONTOH di atas adalah ROADMAP jalan penunjuk kita menuju langkah jitu yang kita pertanyakan di atas. kita butuh SERTIFIKASI NASIONALISME atau PATRIOT di setiap produk kita. Sertifkasi yang dikeluarkan oleh lembaga/Komisi Independent di negara ini. Masyarakat akan membeli produk yang mempunyai sertifikasi Nasionalisme /Patriot untuk menunjukan bahwa mereka peduli dengan kemandirian bangsa ini (walaupun aslinya banyak yang kurang peduli) dan akan menimbulkan fenomena tersendiri dalam perdagangan di Indonesia yang tentunya untuk MEMACU kemandirian bangsa ini.

Ekspresi aku cinta Indonesia (photo: myinfrared.com)
Ekspresi aku cinta Indonesia

Bila selama ini ada SNI standart Nasional Indonesia yang melabelli produk produk yang beredar di pasar nasional kita menunjukan bahwa produk tersebut sudah memenuhi standart yang ditentukan oleh regulasi kita. MAKA Kita perlu SPI (Standar Patriot Indonesia) yang harus dicantumkan di semua produk lokal yang beredar di pasar kita.


SPI menunjukan bahwa produk tersebut hasil dari produk dalam negeri dan kandungan lokal bahannya lebih dari 75 persen. Dengan adanya sertifikasi ini dan diberi Logo SPI misalkan memakai logo burung garuda menunjukan mana mana saja produk yang sudah asli buatan kita sendiri, maka  akan Timbul Fenomena di tengah masyarakat kita” Gak pakai produk yg ada lambang garudanya berarti gak cinta produk Indonesia”. Mungkin ide di atas bisa MENGGUGAH rasa nasionalisme seluruh lapisan masyarakat kita dan mau membeli barang barang produk kita dengan alasan nasionalismenya yang tinggi, atau malu kalau dibilang kurang rasa nasionalismenya, atau sekedar untuk GENGSI saja. HAL ini pernah terjadi saat booming mobnas yang diikuti semua masyarakat ANTUSIAS ingin memiliki mobnas tersebut walau aslinya bukan produk dalam negeri.


Kita ingat bagaimana masyarakat Indonesia Timur sampai pada menunggu mau beli oto timor kapan datang di sini ?. Dan moment tersebut didahului dengan kebanggaan bangsa ini yang mampu membuat pesawat N250 dari tangan tangan terampil Techno-nasionalisme bangsa ini di tengah perayaan INDONESIA EMAS pada tahun 1995. Sayangnya asing keburu membunuh fenomena itu agar KEMANDIRIAN bangsa ini tidak berkembang.


Apapun produk yang beredar di pasaran dengan Logo Garuda/SPI maka kita tidak ragu membelinya karena secara langsung turut mensukseskan percepatan kemandirian bangsa. Pesan pesan untuk masyarakat agar mengutamakan membeli produk yang berlabel Garuda bisa digencarkan melalui media dan sistim materi pengajaran di sekolah sekolah sehingga dari dini anak anak kita tahu bahwa membeli produk berlabel garuda adalah PERWUJUDAN CINTA TANAH AIR.


TEKNIS Regulasi untuk produk apa saja yang bisa menyandang sertifikasi SPI dan berlogo garuda bisa kita cari formulanya yang tepat dan bisa dikonsultasikan antara Pemerintahan, DPR, Pengusaha, Pabrikan dan Pihak Akdemisi sehingga bisa dibuatkan undang undang yang mengatur bagaimana bentuk dan juga sanksi sanksinya. Dan tentunya juga produk tersebut juga sudah mengantongi SNI (Standart Nasional Indonesia). Tentunya ide di atas akan banyak ganjalan dari pihak produsen asing yang sudah lama enak enakan menikmati pasar nasional kita yang gemuk ini dengan membanjirinya dengan merk merk internasional, dan akan banyak yang ingin menggagalkannya atau membuat komisi boneka tandingan untuk mengaburkan SPI tersebut. Apalagi bila berkaitan dengan produk otomotif.

Masyarakat Indonesia CERDAS harus memulai belajar mengembargo diri sendiri (bisa mulai dikampanyekan dan diterapkan di lingkup keluarga) untuk menuju kemandirian bangsa dengan cara jitu dan digulirkan oleh pemerintah.







Sumber : JKGR

KSAU : Modernisasi Alutsista TNI AU Dikebut

JAKARTA-(IDB) : Pengadaan alat utama sistem senjata TNI Angkatan Udara akan dikebut sehingga mencapai kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF). Sampai akhir tahun 2014, akan ada tambahan pesawat tempur, diantaranya Sukhoi, F-16, T-50, Super Tucano. 
"Alutsista tersebut untuk menjaga kedaulatan, karena berkewajiban untuk mempertahankan negara dan bangsa ini," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia ketika meninjau bakti sosial yang digelar TNI AU di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Selasa (3/7).

Selain pesawat tempur, konsentrasi pemenuhan alutsista diarahkan pada pengadaan pesawat angkut C-130 Hercules, CN-295, Helikopter Cougar dan pesawat latih Grobs, serta sejumlah radar. Pemerintah telah memberikan dana, seperti yang telah ditetapkan dalam tiga rencana strategis.

"Untuk meningkatkan kekuatan alutsista hingga tahun 2014 Renstra I dalam tiga rentra yang disebut MEF yaitu kekuatan yang cukup untuk menghadapi tugas yang nyata," jelas KSAU.

Terkait pelaksanaan bakti sosial dan karya bakti di Sumbawa menjadi rangkaian menyambut Hari Bakti TNI AU. KSAU terjun langsung dalam kegiatan yang dihadiri Gubernur NTB, Tuan Guru HM Zainul Majdi tersebut.

Diakui Dunia, prajurit maupun kelembagaan TNI AU akan selalu membutuhkan dukungan dari masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab menjaga kedaulatan NKRI.

"Anggata TNI AU dihadapkan pada kenyataan tugas diluar kebiasaan hidup manusia yang mengadung resiko yang cukup tinggi, namun dengan dukungan dan doa restu bangsa Indonesia TNI AU dapat menjalankan tugas dengan baik," jelas KSAU.

Dari seluruh rangkaian kegiatan bakti sosial itu, KSAU juga mengapresiasi dukungan masyarakat. Bakti sosial berjalan lancar. 

"Kegiatan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, dan mohon maaf apabila dalam pelaksanaan kegiatan ini ada hal-hal yang tidak berkenan," kata KSAU.

Apresiasi sama ditunjukan Gubernur NTB, Zainul Majdi. Ia mengucapkan terima kasih kepada TNI AU karena memilih Kabupaten Sumbawa sebagai sasaran bakti sosial dan karya bakti TNI AU. Ribuan warga Sumbawa telah mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cuma-cuma.

Pelayanan kesehatan yang diberikan seperti pengobatan umum dan mata, pengobatan gigi dan mulut, pembuatan gigi palsu, operasi katarak, pemberian kaca mata baca, bedah minor, bedah bibir sumbing, pelayanan KB dan Khitanan massal. 

Sedangkan sasaran karya bakti berupa restorasi balai pertemuan dan kesenian warga, renovasi masjid dan perbaikan jalan desa yang kesemuanya terletak di Dusun pamulung.






Sumber : SuaraKarya

Panglima TNI Resmikan Barak Dan Kapal Patroli P. Nipah

BATAM-(IDB) : Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengunjungi Pulau Nipah untuk meresmikan penggunaan barak prajurit dan kapal patroli Nipah dengan nomor lambung KAL-II-4-57, Sabtu (6/7/2013).

Dalam kunjungan tersebut, Panglima TNI didampingi oleh sejumlah petinggi di Kepri seperti Gubernur Muhammad Sani, Kapolda Kepri Brigjen Endjang Sudradjat, Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen Burhanuddin Siagian dan Panglima Armabar Laksamana Muda Arif Rudianto.

Untuk pengoperasian KAL-II-4-57 Nipa secara simbolis Agus menyerahkan miniatur kapal tersebut kepada Komandan Lanal Batam, Kolonel (L) Deni Hendrata.

Dari laporan yang disampaikan Ahiar, perwakilan PT Wijaya Perdana selaku kontraktor yang membuat barak prajurit, pembangunan fisik dimulai sejak awal Januari 2013.

"Pembuatan memakan waktu kurang lebih selama 5,5 bulan. Barak terdiri dari dua lantai berkapasitas 60 tempat tidur dan dilengkapi kamar mandi serta penerangan listrik yang bersumber dari jenset," kata dia.

Menurut Ahiar dalam pembangunan barak memiliki kesulitan pasalnya cuaca yang tidak menentu menjadi hambatan.

"Kapal material kami juga pernah kandas dan juga pernah berlindung di balik pulau karena cuaca buruk. Kesulitan air tawar sudah pasti dialami, tapi itulah tantangan buat kami," kata dia lagi.

Sementara itu KAL Nipa yang dibuat di galangan Palindo Marine, Tanjunguncang. Lambung bermaterialkan baja dan kapal ini memiliki tangki air tawar berkapasitas 50 ton dan kecepatan 24 knot.

Sementara itu, Panglima TNI mengatakan untuk memperkuat pertahanan di Pulau Nipah akan ditempatkan sebanyak satu pleton atau 90 orang terdiri dari 30 orang prajurit TNI Angkatan Darat dan 60 orang prajurit Marinir TNI Angkatan Laut.

Sementara itu sedangkan KAL Nipa ada 2 fungsinya yakni sebagai kapal patroli dan sebagai alat pengangkut logistik terutama untuk pemenuhan sarana air bersih yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat setempat.

"Sekarang kapal untuk mengangkut air sudah ada mudah-mudahan masyarakat setempat tidak ada lagi yang kesulitan soal air," kata Panglima TNI kepada wartawan.

Pulau Nipah Steril
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksamana TNI Agus Suhartono menegaskan bahwa pulau Nipah saat ini sudah steril, maka dari itu tidak ada lagi aktivitas apapun selain pertahanan.

"Apapun kegiatannya, tujuannya hanya satu yakni pertahanan NKRI," kata Agus usai meresmikan Mess TNI di Pulau Nipah, Sabtu (6/7).

Agus tidak menampik atas rencana akan dijadikannya Pulau Nipah sebagai pusat ekonomi mengingat letaknya yang berhadapan langsung dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Namun Agus menyebutkan sampai saat ini hal itu belum lagi disepakati dan dijalankan.

"Jadi, jika ada kapal yang labuh jangkar di sekitar perairan pulau nipah atau, saya perintahkan anggota untuk mengeceknya, karena seingat saya untuk saat ini belum disetujui," ungkapnya seraya meminta kepada Danlanal Batam untuk mengecek Kapal LPG yang saat ini sedang labuh jangkar di sekitar perairan Pulau Nipah.

Sterilnya Pulau Nipah ini yang merupakan pulau terluar karena berbatasan langsung dengan Singapur dan Malaysia diakui Agus sudah harga mati, sebab Pulau Nipah merupakan pertahanan terdepan dari NKRI.

"Makanya selain pertahanan perang, di pulau ini juga kami bangun bara atau mess untuk satu peloton personil TNI dan ditambah satu kapal patroli cepat KAL-II-4-57 Nipa atau KAL-28 untuk menjaga kedaulatan NKRI di perairan Kepri ini," kata dia.

Barak prajurit sendiri, sambung Agus pembangunan fisiknya dimulai sejak awal Januari 2013 dengan waktu penyelesaiannya kurang lebih memakan waktu 5,5 bulan. "Barak ini terdiri dari dua lantai dengan kapasitas 60 tempat tidur dan sudah dilengkapi kamar mandi serta penerangan listrik yang bersumber dari jenset," katanya.

Sedangkan kapal cepat patroli KAL-28 Nipa ini lambungnya terbuat dari baja ringan dengan dilengkapi tangki air tawar berkapasitas 50 ton dan kecepatan 24 knot serta senjata 12,7 kaliber yang berada didepan, tentunya selain untuk patroli kapal ini juga bisa mengangkut logistik untuk keperluan selama di Pulau Nipah.

"Seperti saya ucapkan tadi, di pulau Nipah ini ada satu pleton yang terdiri dari 90 personil. Dimana dari 90 personil itu tersiri 60 personil TNI AL dari kesatuan Marinir dan 30 lagi TNI AD dari kesatuan Infantri," ujarnya.

"Dan dengan rampungnya barak ini, membuat fasilitas yang ada di pulau Nipah ini semakin lengkap yang sudah mencapai 90 persen. Dan kedepan prajurit di pulau Nipah tidak lagi cemas mencari air tawar, karena mereka bisa mengambil dengan menggunakan kapal patroli tersebut," katanya lagi.

Selain Panglima TNI, hadir juga Gubernur Kepri HM Sani, Kapolda Kepri Brigjen Endjang Sudrajat, Pangdam Satu Bukit Barisan, Mayjen B Siagian, Panglima Armabar Laksamana Muda Arif Rudianto, Danrem 033/WP Kepri.







Sumber : Tribunnews

Upacara Penutupan Latma Thainesia XVI

PEKANBARU-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia dan Kepala Staf Royal Thailand Air Force (RTAF), Air Chief Marshal Prajin Juntong menutup secara resmi latihan bersama antara TNI AU dan RTAF, Elang Thainesia XVI melalui prosesi Upacara Penutupan yang ditandai dengan pelepasan tanda peserta latihan oleh kedua Kepala Staf Angkatan Udara di Apron Baseops Lanud Roesmin Nurjadin, Jumat (5/7).

Berdiri diatas Podium selaku Inspektur Upacara, kedua Kepala Staf Angkatan Udara secara bersamaan, melaksanakan pemeriksaan pasukan upacara yang dilanjutkan dengan melepaskan tanda peserta latihan secara simbolis kepada perwakilan kedua penerbang Angkatan Udara. Dalam sambutannya yang dibacakan secara bergantian, kedua Kepala Staf Angkatan Udara menyampaikan rasa bangga dan ucapan selamat kepada seluruh peserta yang telah berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian latihan Elang Thainesia XVI di Lanud Roesmin Nurjadin. 

Lebih lanjut kedua Kepala Staf menyampaikan bahwa keberhasilan yang diraih selama pelaksanaan latihan Elang Thainesia akan memberikan pengalaman yang berharga dalam meningkatkan kemampuan para penerbang. Selain itu dengan latihan bersama tersebut lebih meningkatkan hubungan baik antar dua negara bersahabat tersebut.

Upacara penutupan yang berlangsung khidmat dan meriah tersebut turut dimeriahkan dengan pelaksanaan Terjung Payung oleh sembilan orang peterjun yang terdiri dari lima peterjun prajurit Paskhasau dan empat peterjun prajurit RTAF. Dengan membawa bendera Merah Putih dan Swabhuana Paksa kesembilan peterjun mendarat mulus di daerah Dropping Zone persis di samping lapangan upacara dan disambut tepuk tangan meriah oleh seluruh hadirin.

Adapun yang bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Danskadron Udara 12, Letkol Pnb M. Yani Amrullah. Acara penutupan diakhiri dengan Foto Bersama dengan latar dua pesawat Hawk 200 TNI AU dan dua pesawat Alfa Jet RTAF dengan baleho besar yang terpampang sebagai Background lapangan upacara.







Sumber : TNI AU