Pages

Kamis, Juni 27, 2013

Delegasi Tentara Darat Diraja Brunei Darussalam Kunjungi Akmil

MAGELANG-(IDB) : Kunjungan Ketua Staf Tentara Darat Diraja Brunei Darussalam, Letkol Tarip Bin Haji Karia beserta rombongan, disambut langsung oleh Gubernur Akmil Mayjen TNI Sumardi, di ruang Kerja Gubernur Main hall Akmil, dengan didampingi Waasops Kasad Brigjen TNI George Elnadus Supit, Wakil Gubernur Akmil, para Pejabat Distribusi Akmil.
 
Kunjungan kali ini merupakan wahana bagi militer kedua negara untuk mempererat dan meningkatkan tali persaudaraan yang sudah ada, sehingga nantinya dapat meningkatkan hubungan dan kerjasama yang erat kedua bangsa dan negara khususnya militer, sehingga hubungan dan kerjasama antara kedua negara menjadi lebih baik dan lebih  erat lagi, khususnya antara Lembaga Pendidikan Angkatan Darat Brunei Darussalam dengan Akademi Militer.

Dalam kunjungannya Ketua Staf Tentara Darat Diraja Brunei Darussalam merupakan kerjasama dalam hal menjalin peningkatan hubungan di bidang pertahanan antara kedua Negara, khususnya kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan, sebagai upaya untuk meningkatkan kapabilitas maupun kemampuan personel Angkatan Bersenjata kedua negara.

Usai penyambutan, Ketua Staf Tentara Darat Diraja Brunei Darussalam beserta rombongan yang didampingi Waasops Kasad Brigjen TNI George Elnadus Supit, beserta para Pejabat Distribusi Akmil meninjau fasilitas pendidikan dan peninjauan kegiatan Taruna belajar, latihan dan pengasuhan (Jarlatsuh) serta  meninjau Musium Abdul Djalil.







Sumber : Poskota

Danlanal-1 Dumai Sambut Kedatangan Satgas Marinir

DUMAI-(IDB) : Prajurit Marinir yang tergabung dalam Satgas penanggulangan bencana asap tiba di Lanal-1 Dumai, Rabu (26/6/2013)
 
Kedatangan 600 prajurit Marinir di bawah pimpinan Letkol Marinir Kresno ini disambut Komandan Lanal-1 Dumai Kolonel Laut Pelaut Budi Purwanto. Rencananya Satgas tersebut bersiaga di Lanal-1 Dumai, kemudian akan menerima perintah lebih lanjut untuk melaksanakan pemadaman lahan dan hutan di beberapa titik yang ditentukan.

Dalam sambutannya, Danlanal-1 mengucapkan selamat datang kepada Satgas Marinir dan selamat bergabung dengan instansi-instansi terkait dalam penanggulangan bencana asap yang terjadi di wilayah Riau. Danlanal-1 juga menyampaikan rasa bangga kepada para prajurit Marinir yang selalu hadir di setiap palagan, baik operasi militer maupun kemanusiaan di NKRI ini.   








Sumber : Koarmatim

Irjen TNI Tinjau Kesiapan KRI Dan Pengolahan Air Tawar Di Batam

BATAM-(IDB) : Irjen TNI Marsda TNI Agus Margono beserta rombongan meninjau kesiapan peluncuran KRI yang akan diresmikan oleh Panglima TNI  yang pembangunannya dilakukan oleh PT Pelindo Marine berlangsung di Batam, Selasa (25/6).

Usai melakukan peninjauan kebeberapa fasilitas Militer yang ada di Pulau Batam, rombongan Irjen TNI langsung bertolak menuju Pulau Nipah untuk meninjau Mess Prajurit Embung Air dan tempat penyulingan air laut menjadi air tawar.yang akan diresmikan Panglima TNI pada bulan Juli mendatang


Pengolahan air laut menjadi air tawar tersebut, diperuntukan bagi prajurit satgas TNI yang melaksanakan pengamanan Pulau-pulau terluar khususnya pulau Nipah yang langsung berbatasan dengan negara tetangga

Dalam kunjungannya Irjen TNI didampingi Laksma TNI Rabbin Astono Widodo, S.E dan Kolonel CKU Rahmat Mujianto menerima penjelasan dari Komandan pleton pengamanan pulau Nipah tentang kendala-kendala yang mereka alami dalam melaksanakan tugas di pulau Nipah.






Sumber : Koarmabar

Paskhas Beraksi Dalam "Trisula Perkasa 2013"

KUPANG-(IDB) : Prajurit Batalyon 464/Paskhas mengikuti Latihan Puncak Korpaskhas bersandi "Trisula Perkasa 2013" yang dipusatkan di wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan Markas Lanud Eltari Kupang.

Penerangan Paskhas dari Kupang melaporkan kepada Antara bahwa latihan yang melibatkan ratusan unsur pasukan seluruh jajaran Korpaskhas itu juga melibatkan Batalyon 464 Paskhas yang bermarkas di komplek Lanud Abd. Saleh Malang.

Latihan yang dibuka Dankorpaskhas pada minggu lalu itu juga mengerahkan empat pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Halim PK, Skadron Udara 32 dari Bandara Abd Saleh Malang, dan satu pesawat CN-295 serta personel Lanud Eltari, Kupang, NTT.

Kegiatannya diawali dengan gladi posko yang dipusatkan di Mako Korpaskhas dan sebelumnya telah dilaksanakan penataran pelaku dan wasdal untuk bekal latihan, lalu manuver lapangan dilaksanakan pada 23-28 Juni 2013.


Dalam latihan itu, Yon 464 Paskhas melibatkan Tim Dalpur (Pengendali Tempur), Tim Dallan, Tim Jump Master, dan Tim SARPUR. Unsur Tim Pengendali Tempur dikomandani langsung oleh Danyon 464 Paskhas, Letkol Pasukan Joko Prasetyo.

Tim Dalpur melaksanakan infiltrasi melalui udara menuju sasaran terpilih yakni Pangkalan TNI AU Eltari Kupang pada malam hari dengan melakukan penerjunan "free fall" dengan metode HAHO (High Altitude High Opening).

Selanjutnya, setelah Tim Pengedali tempur menyatakan aman sasaran tersebut, maka satuan Yonbuthanlan yang diterjunkan melalui terjun statik melakukan operasi perebutan dan pertahanan pangkalan agar pangkalan tersebut siap digunakan operasi selanjutnya.

Trisula Perkasa merupakan sandi latihan puncak Korpaskhas yang digelar dalam setiap tahun dan dilaksanakan sebagai manifestasi dari hasil pembinaan yang dilakukan Korpaskhas dan juga merupakan wujud akuntabilitas publik dan pertanggungjawaban Korpaskhas di bidang pembinaan kepada TNI Angkatan Udara, dan kepada Bangsa dan rakyat Indonesia.

Latihan bersandi Trisula Perkasa Korpaskhas 2013 itu bertemakan "Satgas Paskhas Melaksanakan Operasi Perebutan dan Pengendalian Pangkalan Udara di Wilayah Indonesia Timur Dalam Rangka Mendukung Tugas Komando Tugas Udara Gabungan".

Sebelumnya (21/6), Pasmar-1 menggelar Latihan Posko-1 Aspek Laut dalam rangka program latihan triwulan III-2013 untuk mewujudkan kesiapsiagaan personel dan operasional. 








Sumber : Antara

Komitmen Korea Selatan ToT Kapal Selam

JKGR-(IDB) : Kementerian Pertahanan membantah jika pemerintah Korea Selatan setengah hati memberikan transfer teknologi pembuatan kapal selam kepada Indonesia. Korea Selatan punya alasan kuat menolak perwakilan dari PT PAL ikut mengerjakan kapal selam pesanan Indonesia.

“Menurut mereka pembangunan kapal selam punya resiko sangat tinggi,” kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, saat ditemui di kantor Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta.

Korea Selatan menyebut kapal selam merupakan produk alat utama sistem persenjataan dengan standar kualitas tinggi. Berbeda dengan kapal perang biasa, kapal selam diwajibkan punya kemampuan menyelam hingga 350 meter dari permukaan laut sehingga tak boleh ada sedikit pun kesalahan. Jika tidak, nyawa dan reputasi produsen kapal selam jadi taruhan.

“Rusia yang ahli kapal selam saja pernah gagal, apa lagi orang yang belum punya keahlian, resikonya sangat tinggi, rawan kecelakaan,” terang Rachmad.

Selain itu, faktor keselamatan pekerja Indonesia juga menjadi alasan Korea Selatan. Sebab produksi kapal selam menggunakan peralatan yang beresiko keselamatan besar, terlebih untuk orang yang belum punya kemampuan. Alasan lain, Korea Selatan takut target produksi mereka molor karena harus memberi pelajaran kepada Indonesia. “Sementara kalau produksinya telat, kan mereka kena denda.”

Meski begitu, saat ini pemerintah sedang melobi Korea Selatan untuk memaksimalkan proses alih teknologi. Minimal, jika perwakilan PT PAL benar-benar cuma diberi kesempatan belajar dengan melihat (learning by seeing), Korea Selatan mau memperlihatkan secara detil. “Jadi diharapkan kapal selam ketiga kita bisa buat sendiri di Indonesia, tentu atas bimbingan langsung Korea Selatan,” kata Rachmad.

Indonesia memesan tiga unit Kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, dengan harga sekitar 350 juta Dollar Amerika Serikat per unit. Dalam perjanjian pembelian, Korea Selatan menawarkan alih teknologi kepada Indonesia. Sesuai rencana dua kapal selam akan diproduksi di galangan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co Ltd. Kapal selam ketiga akan dikerjakan oleh ahli Indonesia di galangan PT PAL.

Sebelumnya, Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, mengingatkan Kementerian Pertahanan menekankan lebih serius mengenai kesepakatan transfer of teknologi dalam pengadaan kapal selam dari Korea Selatan. Indonesia sebagai pemilik uang berhak mendapatkan manfaat lebih dari kerja sama ini. “Pemerintah harus bernyali karena masih lebih besar uang kita dan kepentingan nasional harus dibela,” kata Saut saat dihubungi, Rabu 26 Juni 2013.

Saut menilai realisasi penguatan alat utama sistem pertahanan lebih menguntungkan kepentingan asing dan berpotensi menjadikan alutsista Indonesia dikendalikan para korporasi asing. Dalam jangka panjang dampaknya akan sangat berbahaya bila bergantung pada negara lain.

Menurut Saut, kerja sama pembelian kapal selam dengan Korea Selatan berpotensi sangat merugikan Indonesia. Itu, kata dia, tampak dari detail teknis yang tidak adanya komponen kapal selam yang dibuat di Indonesia dan minimnya keterlibatan tenaga ahli Indonesia dan hanya boleh melihat (learning by seeing). 







Sumber : JKGR

Rudal Balistik Supersonik "Khalij Fars" Iran

Rudal Khalij FarsTEHRAN-(IDB) : Rudal Khalij Fars atau rudal Teluk Persia merupakan rudal balistik supersonik anti-kapal yang dirancang untuk menghancurkan target dan kekuatan musuh di laut. Rudal yang dibuat berdasarkan rudal Fateh-110 pertama kali diresmikan pada Februari 2011 bersamaan dengan pengumuman oleh petinggi militer Iran yang menyatakan bahwa mereka tengah memproduksi rudal itu secara massal. Kantor berita Iran juga merilis rekaman rudal yang berhasil menghantam kapal sasaran.

Rudal ini pertama kali diuji coba saat latihan Payambar-e Azam 3 (Nabi Besar 3) Angkatan Laut Iran pada tahun 2008. Namun hanya ada dua uji coba yang dipublikasikan dari rudal ini. Satu dilakukan pada bulan Juli 2011 dan lainnya dilakukan pada Juli 2012 saat latihan Payambar-e Azam 7 (Nabi Besar 7). Uji coba yang terakhir juga menunjukkan rekaman yang diambil melalui elektro-optik rudal yang mengunci target.

Dalam uji coba kedua, rudal Khalij Fars ini memukul dan menghancurkan sebuah kapal yang bergerak dengan tingkat presisi 30 meter (latihan Payambar-e Azam 7). Dengan hasil ini, Iran sebenarnya sudah mencapai kesuksesan besar. Meskipun pemerintah Iran masih menuntut agar tingkat presisi ditingkatkan lagi menjadi kurang dari 10-15 meter. Kurang dari enam bulan selepas uji coba kedua, para ahli rudal Iran akhirnya berhasil meningkatkan presisi rudal ini menjadi kurang dari 8,5 meter.


Rudal Khalij Fars
Rudal balistik Khalij Fars dengan proyektil supersonik membawa hulu ledak seberat 650 kilogram, kombinasi sistem bimbingannya pintar dan mampu menghindari intersep oleh sistem anti-rudal sekaligus fitur sistem presisinya tinggi. Rudal Khalij Fars adalah rudal tercanggih dan paling penting bagi Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC).

Ciri khas dari rudal ini terletak pada kecepatan dan lintasan supersoniknya. Sementara rudal lain sebagian besar melintas pada kecepatan subsonik dan gaya jelajah, rudal Khalij Fars bergerak secara vertikal setelah diluncurkan, melintas pada kecepatan supersonik, menemukan target melalui sistem cerdas, mengunci target dan memukulnya. Jangkauan rudal satu tahap dan berbahan bakar padat ini adalah 300 km dan dapat ditembakkan dari peluncur triple (tiga).

"Rudal Teluk Persia (Khalij Fars) bahkan memukul dan menghancurkan terget yang beberapa kali lebih kecil dari target laut yang dapat menimbulkan ancaman," ujar Panglima Angkatan Udara IRGC Iran Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan saat tahap akhir dari latihan perang Payambar-e Azam 7 pada 4 Juli 2012.


Khalij Fars (Teluk Persia)
Tipe
Rudal baslitik anti-kapal
Sejarah penggunaan
Dalam layanan
Juli 2011 - sekarang
Pengguna
Iran
Sejarah produksi
Buatan
Iran
Spesifikasi
Panjang
8,86 m
Diameter
0,61 m
Hulu ledak
1 (650 kg)
Bahan bakar
Padat (satu tahap)
Jangkauan
300 km
Kecepatan
Mach 3
Presisi
8,5 m

"Dan ketika rudal Teluk Persia mulai digunakan oleh Angkatan Laut IRGC, negara-negara trans regional pun memulai hitungan mundur untuk mengakhiri misi kapal perang mereka," kata Hajizadeh.
Juga di bulan yang sama, Panglima Angkatan Laut IRGC Iran Laksamana Ali Fadavi menggarisbawahi kemampuan pertahanan dan kekuasaan tinggi Iran, dan mengatakan bahwa rudal yang baru dikembangkan (Khalij Fars) akan membuat musuh mengubah perhitungannya karena tidak terbiasa dengan fitur unik dari rudal ini. Analis pertahanan Israel sendiri menjelaskan bahwa rudal Khalij Fars akan membahayakan kapal induk AS di selat Hormuz.

"Rudal Khalij-e Fars telah dikembangkan dengan cara berbeda dari tren rudal kebanyakan dan akan mengubah perhitungan musuh," kata Fadavi kala itu.

Mengacu pada kekuatan rudal Iran, Fadavi mengatakan bahwa republik Islam Iran sekarang sudah mampu memproduksi rudal supersonik dengan jangkauan 200 kilometer lebih yang dapat dipasang pada kapal-kapal kecepatan tinggi Iran.







Sumber : Artileri 

Selandia Baru dan Timor Leste Teken Kerja Sama Pertahanan

TIMOR-(IDB) : Selandia Baru dan Timor Leste meneken kerja sama pertahanan yang melibatkan kedua pihak militer. Di Wellington, Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste Jose Luis Guterres menandatangani kerja sama bertajuk Status Perjanjian Kekuatan bersama Menteri Pertahanan Selandia Baru Jonathan Coleman.

"Kerja sama ini menunjukkan hubungan bilateral makin matang. Kerja sama ini membuat hubungan antara Angkatan Bersenjata Selandia Baru (NZDF) dan Angkatan Bersenjata Timor Leste (Falintil) makin erat," kata Coleman sebagaimana warta Xinhua pada Rabu (26/6/2013).

Sejak 1999, sekitar 4.000 anggota NZDF dan personel polisi Selandia Baru bertugas di Timor Leste. "Kini, situasi Timor Leste makin membaik dan stabil," kata Coleman.

Kini kerja sama kedua angkatan bersenjata lebih pada pelatihan bahasa, logistik, dan pelatihan bersenjata ringan.  






Sumber : Kompas

Analis : 2021 Anggaran Militer Asia Pasifik Lampaui Amerika Utara

LONDON-(IDB) : Anggaran pertahanan di kawasan Asia Pasifik akan mengambil alih posisi Amerika Serikat dan Kanada pada 2021, menurut sebuah studi oleh analis terkemuka IHS Jane yang dipublikasikan pada Selasa.

Belanja senjata di China dan negara-negara Asia Pasifik lainnya diperkirakan akan naik 35 persen di atas tingkat 2013 menjadi 501 miliar dolar AS (383 miliar euro) pada 2021, melampaui Amerika Utara, sebuah studi "Neraca Perdagangan" menyimpulkan.

Secara keseluruhan, perdagangan global senjata -- terdiri dari impor dan ekspor senjata -- meningkat 30 persen antara 2008 dan 2012, dari 56,5 miliar dolar AS menjadi 73,5 miliar dolar AS

"Pada tingkat ini, perdagangan pertahanan antara negara-negara akan menjadi lebih dari dua kali lipat pada 2020," kata studi tersebut.

Amerika Serikat tetap menjadi eksportir senjata terbesar di dunia pada 2012 dengan nilai 28,5 miliar dolar AS, naik dari 20,1 miliar dolar AS empat tahun sebelumnya.

Sementara India adalah importir senjata terbesar di dunia pada 2012, menunjukkan lompatan besar 70 persen sejak 2008, dari 3,1 miliar dolar AS menjadi 5,3 miliar dolar AS.







Sumber : Antara