Pages

Senin, Mei 20, 2013

Israel Cemaskan Siaga Rudal Suriah

TEL AVIV-(IDB) : Isu pengiriman senjata canggih untuk gerilyawan Lebanon Hizbullah telah membuat Israel cemas.

"Kami akan bertindak sejalan dengan kebijakan yang telah kami tetapkan untuk mencegah sekuat mungkin pengiriman senjata canggih kepada Hizbullah dan anasir teror," kata Radio Militer Israel  mengutip Perdana Menteri Benjamin Netanyahu,  Minggu.

"Pemerintah Israel menjamin kepentingan tertinggi negara, yaitu keselamatan warganya," kata Netanyahu, seperti dilaporkan kantor berita China Xinhua.

Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah harian Inggris, Sunday Times, melaporkan Suriah telah menyiagakan baterai rudal paling canggihnya "secara tertata untuk menyerang Tel Aviv", kalau-kalau Israel melancarkan serangan lain terhadap wilayahnya.

Hizbullah dilaporkan telah memiliki persenjataannya sendiri, rudal Tishreen, buatan Suriah, yang dikenal dengan nama M-600.

Rudal tersebut memiliki jangkauan lebih dari 200 kilometer hingga Israel Tengah dan masing-masing dapat membawa hulu ledak seberat setengah ton.

Uzi Rubin, ahli terkemuka rudal Israel, mengatakan kepada Sunday Times bahwa Suriah memiliki banyak rudal Tishreen.

Ditambahkannya, penembakan rudal itu ke Israel dapat berpotensi melumpuhkan semua penerbangan komersial yang datang ke atau pergi dari negeri tersebut.

Israel diduga menyerang Damaskus awal Mei dengan sasaran pengiriman rudal canggih buatan Iran, Fateh-110, untuk Hizbullah.

Israel belum secara resmi mengakui serangan tersebut, tapi beberapa pejabat Israel yang tak mau disebutkan jati dirinya mengkonfirmasi keterlibatan negara Yahudi itu.





Sumber : Antara

Rusia Sedang Kembangkan Robot Pembunuh

MOSCOW-(IDB) : Para ahli Rusia kini sedang mengembangkan robot yang dirancang untuk meminimalisir korban dalam serangan teroris serta mampu melumpuhkan teroris, ujar Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin, akhir pekan lalu.

Peralatan lain yang sedang dikembangkan Rusia termasuk sistem yang dapat melihat teroris yang sedang ngumpet. Alat ini dikendalikan dari jarak jauh tanpa melukai para sandera yang diculik, tambah deputi PM Rusia yang membawahi industri persenjataan ini.

Tentu Robot anti-teroris ini tak sepi dari kritik. Yang paling lantang adalah kritik dari Human Rights Watch (HRW). HRW menyebut senjata ini sebagai “robot pembunuh” yang mampu memilih dan melumpuhkan target tanpa bantuan manusia.

“Senjata yang sepenuhnya otonom belum ada, namun kini sedang dikembangkan oleh beberapa negara menjadi senjata yang sepenuhnya otonom dan sudah dipakai oleh tentara yang melek teknologi tinggi,” kata HRW dalam pernyataannya di situs mereka dan dikutip RIA Novosti Sabtu (19/5).

“Beberapa ahli memprediksi senjata yang sepenuhnya otonom sudah bisa dioperasikan dalam 20 hingga 30 tahun mendatang,” tambah HRW. Senjata-senjata robot ini tidak bisa sesuai dengan standar hukum kemanusiaan internasional. Termasuk aturan-aturan mengenai keistimewaannya, proporsinya dan kepentingan militer.

“Senjata-senjata ini tidak mengenal rasa iba, sekalipun luput membidik dan menyasar warga sipil,” kata HRW. Senjata otonom ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai siapa yang bertanggung jawab secara hukum atas penggunaan robot pembunuh ini.

Pesawat kecil tanpa awak “drone” - yang mampu mengejar dan membunuh pemberontak, pejuang atau anggota kelompok ekstrem kini sedang dipertanyakan dasar hukum pengoperasiannya. HRW dari awal mempertanyakan apakah “robot pembunuh” juga memiliki dasar hukum yang kuat?






Sumber : Inilah

Letjen Moeldoko Resmi Gantikan Pramono Jadi KSAD

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi menunjuk Letjen Moeldoko sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal (TNI) Pramono Edhie yang telah memasuki masa pensiunnya.

"Saya menyetujui permintaan Panglima TNI mengganti KASAD yang akan mengakhiri masa baktinya. Sebagaimana saudara ketahui saudara Pramono Edhie Wibowo akan memasuki masa pensiunnya," kata SBY di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2013).

Menurut SBY, Moeldoko akan dilantik pada hari Rabu, 22 Mei 2013 mendatang. SBY berharap agar KSAD yang baru dilantik akan lebih dekat dengan rakyat.

"Saya akan mengangkat Muldoko untuk menjadi KSAD menggantikan Pramono Edhie Wibowo. Pelantikan akan saya lakukan lusa, pada hari Rabu, 2013 mendatang. Saya tentu memberikan pesan-pesan kepada KSAD baru agar tentara tumbuh menjadi tentara yang profesional dan capable, dan dekat dengan rakyat Indonesia," pungkasnya.


Sejumlah PR Dihadapi Moeldoko Sebagai Kasad


Wakil Ketua Komisi I Agus Gumiwang mengungkapkan sejumlah pekerjaan rumah (PR) harus dihadapi dan dikerjakan  Moeldoko yang diangkat menjadi Kasad (Kepala Staf Angkatan Darat) menggantikan Pramono Eddhie Wibowo.

“PR yang paling penting untuk diselesaikan Moeldoko adalah  membangun kembali kedisiplinan dari anggota, anak buahnya,” ucap Agus Gumiwan kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (21/5) .

Diberitakan sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengangkat Letnan Jenderal TNI Moeldoko sebagai Kasad. Komisi I DPR mengapresiasi keputusan tersebut.

Menurut Agus, dari sejumlah calon yang muncul pilihan terhadap Moeldoko paling tepat. Kemampuan Moeldoko, cukup mumpun dan memadai menjadi KASAD.

“Jadi saya kira kita sudah melihat track record-nya beliau. Kita sudah baca track record beliau baik di institusi TNI sendiri maupun di lemhanas. Lemhanas punya fungsi yang sangat berbeda dia kan analisa. Jadi saya kira sebagai seorang figur tentara dia sudah komplit,” terang politisi Gerindra.

Ditambahkan Agus, kemampuan  Moeldoko, di bidang tentara cukup mempununi  serta memiliki pengalaman menjadi wakil gubernur Lemhanas. “Itu yang menambah dia menjadi satu figur yang komplit dan cocok menjadi KASAD,” tandas Agus.






Sumber : Okezone

Pantsyr S-1 Dan S-300, Kombinasi Maut Arhanud TNI

HANUD-(IDB) : Melihat perkembangan persenjataan yang terjadi disekitar RI dan aspek lain yang mengikuti seperti kebutuhan akan penting kekuatan pertahanan demi menjaga keamanan domestik dan menjaga keutuhan kedaulatan dari ancaman yang muncul karena perkembangan situasi yang dinamis. 

Menyusul kampanye modernisasi kekuatan militer RI sesuai pedoman Minimum Essential Forces (MEF), ketiga matra TNI pelan namun terarah sudah mulai menunjukan adanya perubahan dalam alutsista masing2 matra. 

TNI AU sudah memiliki proyek pembelian T-50 GE, Airbus C295, SuperTucano, dan lainnya, TNI AD sedang menjajaki pembelian 8 unit AH 64 D Apache Longbow, 114 biji Leopard dan 50 IFV Marder, Rudal StarStreak, dll kemudian TNI AL masih berkutat dengan program penambahan KCR, Frigate, Kapal Selam, selain itu uji coba rudal Yakhont juga ikut menambah daya serang TNI AL.

Gambar
Pansir beroda..cocok buat medan biasa

Mari kesampingkan dulu ribetnya proses pembelian alutsista canggih untuk TNI, yang baru wacana saja udah banyak yang protes dan koar2. 

Federasi Rusia melalui perusahaan penjualan senjata Rosoboronexport sudah menawarkan kepada TNI dan Kemhan alutsista Rudal anti serangan udara jarak pendek Pantsyr-S1 dan jarak menengah S-300. 

Kebutuhan akan modernisasi untuk sistem pertahanan udara nasional sudah sangat layak untuk  segera di lakukan, Pantsyr-S 1 (NATO: SA-22 Greyhound) memiliki kemampuan maut untuk menangkis berbagai jenis senjata: pesawat tempur, helikopter, roket, peluru kendali, precision-guided munition hingga UAV. Pantsyr S1 juga bisa menghancurkan  light-armoured ground targets. 

Dibanding saingan sejenisnya, Tunguska M1 (NATO SA-19 Grison), diperkirakan Pantsyr-S1 lebih presisi akurasinya karena menggunakan sistem yang lebih baru seperti Sistem pertahanan dan persenjataannya dapat diaktifkan dalam beberapa mode frekuensi serta mampu beroperasi pada multimode adaptive radar-optical control system. Pantsyr-S1 juga didesain untuk menghancurkan target berkemampuan high-precision weapons.

Gambar
Pansir penggerak rantai

Spesifikasi umum Pantsyr-S 1 :

Produsen : KBP Instrument Design Bureau, Tula. Dirakit oleh Ulyanovsk Mechanical Plant, Ulyanovsk, Rusia.

Power : Mengangkut 2 rudal 57E6 Surface to Air dengan hulu ledak  16 kg, berat 65kg , kecepatan maksimum 1,1 km/ detik, daya jangkau 1 – 12 km.

Mobility : bisa dipasang di truk The Ural-5323  8×8 atau di kendaraan lapis baja berantai  (tracked).

User : Rusia, Uni Emirate Arab, Suriah.

Gambar
Tunguska M1, alternatip lain
Tepat rasanya bila TNI mampu memiliki alutsista pertahanan udara ini, selain mengganti persenjataan hanud yang udah usang, Pantsyr-S1 makin menambah kepercayaan diri Arhanud TNI dalam melindungi kedaulatan udara nasional dan backup pendukung pergerakan kavaleri lapis baja. 

Jika TNI berminat memboyong beberapa Pantsyr-S1 sebaiknya memilih 2 platform sekaligus, menggunakan roda biasa (truk) untuk digunakan ditempat2 dengan kondisi medan mudah dijangkau seperti perkotaan dan kendaraan berantai (tracked) untuk dengan medan yang sulit.



Selanjutnya ke Alutsista yang berlevel lebih tinggi sehingga bisa memberikan efek deterens ke lawan meski senjatanya belum digunakan. Sistem pertahanan udara Jarak Jauh/Menengah, S-300. 

Rosoboronexport Rusia juga sudah menawari RI untuk membeli S-300 nya, meski masih belum ada tanda2 persetujuan Kemhan dan TNI untuk memasukan ke dalam daftar belanja MEF. Pemerintah RI sudah pernah belajar bahwa untuk mengcover wilayah udara RI tak cukup dengan upgrading dan penambahan Radar canggih. 

Gambar
S-300/S-400 missiles
Apa artinya bila kita memiliki mata dan telinga yang tajam, namun tidak memiliki tangan dan kaki untuk bertindak. Jangan sampe Indonesia kecolongan lagi seperti insiden F-18 Amerika yang se enak udelnya ngubek-ubek kedaulatan udara RI diatas pulau bawean. 

Melalui TNI AU dengan armada F-16 memang masih diandalkan untuk menghalau kucing nyasar, tapi sampai saat ini peran Arhanud masih minim, belum terdengar kabar apapun tentang sepak terjang Arhanud dalam menghalau ancaman udara asing. 

Cukup dimaklumi karena persenjataan Arhanud sudah sangat perlu di restorasi. Selain ancaman pelanggaran udara, Arhanud juga diperlukan untuk melindungi pergerakan satuan darat seperti Tank Leopard 2A6,Heli Serbu MI-35, MLRS, Skuadron UAV dan artileri medan. Kehadiran Pantsyr-S1 rasanya belum cukup mengcover semua, adanya sistem rudal jarak menengah/jauh bisa memberikan daya lindung yang lebih maksimal.


Ada banyak varian S-300 yang ditawarkan rusia, beberapa kandidat seperti S-300P (NATO : SA-10 Grumble), S-300P/M (NATO : SA-10d/e), S-300 F (NATO :SA-N-6) atau bila mau bisa sekalian ambil varian terbarunya, S-400. 

Gambar
S-300 V penggerak rantai untuk medan berat
Saking hebatnya kehadiran S-300, Ibukota Rusia, Moscow menempatkan sekitar 80 baterai S-300 untuk melindungi penduduk dan aset-aset berharga di Ibukota. 

Sedang untuk menjaga perbatasannya, Rusia mengandalkan pasukan S-400 nya. Terbukti, lengkapnya perlindungan udara Rusia di segala penjuru wilayahnya membuat ekspansi NATO ke Eropa Timur tak akan mudah. 

Untuk memperkuat sistem pertahanan nasional serta memberikan efek deterens bagi pihak yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI, baterai-baterai S-300 bisa ditempatkan di titik-titik vital, seperti Ibukota RI, Perbatasan Malaysia di Kalimantan, Perbatasan Australia di NTT dan Merauke, dan sebagainya menyesuaikan dengan tingkat ancaman yang ada.

Asal ada kemauan kuat, dukungan dari semua elemen di tanah air, upaya untuk memiliki sistem pertahanan udara handal bukan hal mustahil, uang kalau dicari pasti ada tinggal aspek politicalnya. Jika Iran memiliki hambatan untuk memiliki S-300 karena loby Israel di Rusia, Indonesia sepertinya juga akan memiliki hambatan dari Paman SAM demi menjaga keunggulan militer anak angkatnya, Singapura.  

Kehadiran Pantsyr S1 dan S-300 dalam jajaran alutsista RI jelas akan meningkatkan Arm race di kawasan ASEAN dan mengubah strategi geopolitik negara kawasan. Pihak yang paling getol merespon pastinya Malaysia dan Singapura, uji coba roket RHAN lapan saja bikin mereka berkeringat. 

Bisakah TNI memiliki sistem pertahanan udara yang capable dan unggul, kita tunggu saja......!!!!





Russia to Export Pantsir Air Defense Systems To Brazil



MOSCOW-(IDB)Rosoboronexport, the Russian state arms export agency wishes to engage outside of official tenders, to deliver its air defense missile system Pantsir to Brazil, said Sergei Ladygine, head of the Russian delegation at the International Defence Exhibition, SITDEF 2013 which takes place in Lima, Peru.
At the Defence exhibition LAAD 2013, which was held in Rio de Janeiro, from the 9 to April 2013, head of the Joint Chiefs of Staff of the Brazilian Armed Forces General Jose Carlos De Nardi said, “We are interested in acquiring three batteries of Pantsir-S1 missiles and two batteries of Igla missiles.” 
Russia has formally presented the systems for the first time during the Brazilian presidential visit in Moscow in December 2012. Timely delivery of the systems is critical to provide Brazil with the necessary air-defense assets it required to place for the visit in June of this year by the pope in Brazil. 

The Pantsir-S1, produced by Russia's KBP Instrument Design Bureau, is a gun-missile system combining a wheeled vehicle mounting a fire-control radar and electro-optical sensor, two 30-mm cannons and up to 12 57E6 radio-command guided short-range missiles, and is designed to take on a variety of targets flying at low altitudes.
The Pantsir can engage targets up to 20 km (12 miles) by missiles and 4 km (2.5 miles) using cannons, KBP claims.
The export version of the system, Pantsir-S1, has been sold to the United Arab Emirates, Syria and Algeria.







Source : Army













Proyek Tank Nasional

Tank ACV SW turret BMP 3
Tank ACV SW turret BMP 3
JKGR-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan Turki akhirnya menandatangani nota kesepahaman pembuatan light/medium tank yang dikerjakan oleh FNSS Defense System Turki dan PT Pindad Indonesia. Penandatangan kerja sama ini dilakukan di Istanbul, Turki, saat berlangsungnya Internasional Defense Industri Fair (IDEF) ke-11, Mei 2013.

Menurut Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama, Silmy Karim, pihak Turki siap bekerjasama dari proses desain hingga tahap produksi. “Keduanya bekerja sama dalam waktu tiga hingga lima tahun. Tahun ini diusahakan grand design tank selesai, sehingga tahun depan bisa dibuat prototipenya,” ujar Silmy Karim.

Kerja sama PT Pindad dengan FNSS Turki merupakan tindak lanjut kesepakatan kerja sama saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Turki, Juni tahun 2010. Kesepakatan tersebut dimatangkan kembali  saat Presiden Turki Abdullah Gul melakukan kunjungan balasan ke Jakarta, April 2011.

FNSS Turki bahkan telah mengirimkan prototipe tank ringan ACV 300 untuk dijajal oleh TNI AD dan dipelajari PT Pindad.

FNSS Defence System Turki

FNSS Defense System merupakan pembuat  armoured personnel carrier (APC) PARS  roda 6 x 6 dan 8 x 8 berkemampuan amphibi dengan bobot 16 – 24 ton. FNSS juga pembuat  infantry fighting vehicle IFV ACV 300 (tracked) berbobot 14 ton, turunan M113 USA.

ACV 300 juga memiliki varian baru yakni ACV S yang lebih panjang (Stretched) dengan penggerak rantai 6 roda, sementara ACV 300 rantai 5 roda.

Sebelum bekerjasama dengan Indonesia, FNSS Turki telah bekerjasama dengan Malaysia dalam membuat DEFTECH atau AV-8, yang merupakan pengembangan dari PARS 8×8 Turki. Selain itu Malaysia juga bekerjasama  dengan FNSS membuat  ACV- Adnan berdasarkan ACV 300 Turki.

FNSS PARS 8X*
FNSS PARS 8X8
ACV S (Stretched) varian baru
ACV S (Stretched) varian baru
ACV 300 Adnan Anti-Tank Missile Malaysia
ACV 300 Adnan Anti-Tank Missile Malaysia
Tank seperti apa  yang dibuat PT Pindad bersama FNSS ?.

Sejarah tank Indonesia bisa dilacak dari pengadaan Tank Scorpion TNI AD. Scorpion dibuat Inggris sebagai Combat Vehicle Reconnaissanc, namun tank pengintai ini dimodifikasi Indonesia dengan memasang canon 90 dan 105 mm Belgia.

Begitu pula dengan AMX 13 merupakan light tank, namun mengusung canon: 75mm, 90 mm hingga 105 mm. TNI AD memiliki  sekitar 300 AMX 13 versi canon.

Dari dua jenis itu, bisa dikatakan Kavaleri Indonesia menyukai tank model light/medium, namun memiliki ukuran canon yang besar. Tank model ini dianggap cocok untuk medan pertempuran yang berbukit dan berlembah.

Keinginan Indonesia untuk membuat tank/panser dilengkapi canon, sempat dicoba dengan Korea Selatan dengan memesan 22 Panser Tarantula / Black Fox yang akan dipasang canon CT-CV turret 105mm atau CSE 90 mm Belgia. Turret ini sudah dipesan ke Belgia,  namun entah mengapa, proyek Panser Canon Tarantula itu, tidak terdengar lagi.

Indonesia juga sempat membangun protoype panser canon 90mm, namun hingga kini tidak juga diproduksi. Diduga mesin Anoa yang terletak di tengah, membuat pemasangan turret menjadi bermasalah, termasuk tata letak kru di dalamnya. Hal ini semakin jelas, ketika pihak Kementerian Pertahanan yang berkunjung ke Istanbul mengatakan, tank yang akan dibuat PT Pindad dan FNSS Turki, akan menempatkan mesin di depan, sekaligus untuk meningkatkan proteksi.

Karena Indonesia telah memiliki Anoa 6×6 (berpenggerak roda) yang fungsinya hampir sama denga FNSS PARS, maka kerjasama PT Pindad diduga akan tertuju kepada model ACV 300 yang dipasang turret.

Tank ringan yang akan diproduksi bersama Indonesia dan Turki akan memiliki tingkat kandungan dalam negeri yang cukup besar. Setidaknya hull/ body, instalasi dan perakitan akan menjadi porsi Indonesia. Sementara engine serta rantai tank  dibuat oleh FNSS  Turki.

Turki sendiri telah memamerkan varian terbaru dari ACV 300, yakni ACV SW (Stretched) yang dipasang turret BMP 3, buatan Instrument Design Bureau (KBP) Tula, Russia.Turret BMP 3 ini dilengkapi canon 100 mm serta autocannon 2A72 30 mm. Canon BMP 3 bisa menembakkan peluru konvensional HE-FRAG atau ATGM 9M117 (AT-10 Stabber).

Bisa jadi model Tank Nasional yang dibuat FNSS  Defence System Turki bersama PT Pindad, adalah ACV SW (rantai 6 roda).  “Indonesia melalui PT Pindad diharapkan mampu menyerap teknologi tank milik Turki dan nantinya mampu membuat sendiri”, ujar Silmy Karim.
Tank ACV-S dengan turret BMP 3
Tank ACV-S dengan turret BMP 3
ACV 300 BMP-3_turret

Model Varian ACV Canon
Varian LAIN ACV Canon

Opsi lain adalah hull ACV S namun menggunakan turet CT-CV Weapon System buatan CMI Defence, Belgia. Turret Cockerill CT-CV 105HP ini mengusung: canon 105 mm, senjata mesin pintle-mounted 7.62 atau 12,7 mm serta granat launcher. Selain menembakkan peluru manual, turret Cockerill CT-CV 105 HP  juga bisa menembakkan ATGM Falarick 105. Turret ini memang di-disain untuk light tank.

Cockerill CT-CV 105HP Turret
Cockerill CT-CV 105HP Turret
Cockerill CT-CV 105HP Turret
Turret Cockerill CT-CV 105HP

CT-CV dengan rudal Falarick
CT-CV dengan rudal Falarick

Perbandingan turret Cockerill 90 mm
Perbandingan turret Cockerill 90 mm

Turret Cockerill CT-CV 105 HP dipercaya Polandia untuk  tank multirole Anders. Tank Anders mengusung mesin turbocharged diesel dengan tenaga 720hp dibangun Polandia tahun 2010 untuk menggantikan BMP-1 Angkatan Darat mereka. Produksi massal tank Anders diperkirakan mulai tahun 2015 dengan jumlah 700 tank.

Tank ini diciptakan dalam berbagai varian dan modul: Reconnaissance vehicle, infantry fighting vehicle (IFV), armoured recovery vehicle (ARV), fire support vehicle (FSV) or light tank, engineering reconnaissance and support vehicle, anti-aircraft artillery vehicle, self-propelled 155mm howitzer, medical evacuation vehicle, rocket launcher and radar carrier.

Berat basic  IFV Anders 20 ton dan berkembang menjadi 33 ton jika mengusung turret canon 105 mm. Bisa digeber 72 km/jam dengan jarak jelajah 600km.

Light Tank Anders 105 mm
Tank Anders CT CV turet 105 mm

Prototype Ligh Tank Anders
Prototype Tank Anders turret CMI Belgia
Konsep Tank Anders
Konsep Tank Anders

Anders Varian 3 Kru dan 4 Personil
Anders Varian 3 Kru dan 4 Personil
Kalau tidak mau susah, kemungkinan PT Pindad dan FNSS akan mengembangkan tank model ACV SW dipasang turret BMP 3 Rusia. Kalau jalur yang lebih rumit dan mau bereksperimen, model tank yang akan dibuat ACV SW Turki dengan Canon CT-CV 105 HP Belgia. Indonesia telah mengenal model canon CMI Defence ini dan juga memiliki hubungan baik.

Tank Marder

PT Pindad sebelumnya sempat menyatakan juga akan membuat tank medium, dengan hull model IFV Marder Jerman. Marder merupakan tank medium dengan bobot dua kali lipat dari ACV 300 Turki, yakni 30 ton.

Indonesia memang membeli 50 IFV Marder dari Jerman. Namun perusahaan Rheinmetall Jerman tidak akan begitu saja menyerahkan teknologi Tank Merder dengan turret dengan turret Oto Melara Hitfact 120mm, karena dagangan baru dari Rheinmetall.  Tank Marder bisa menjadi langkah berikutnya jika PT Pindad telah menguasai teknologi light tank ACV SW Turki.

Marder turret Oto Melara Hitfact 120mm
Marder turret Oto Melara Hitfact 120mm

Hal yang sama juga dilakukan oleh Turki. Setelah mampu membuat IFV/ Light Tank ACV SW, kini mereka membangun main battle tank (MBT) Altay berbobot 60 ton, yang prototype-nya ditargetkan selesai tahun 2015 dan memasuki produksi massal tahun 2017.  Otokar Group Turki belajar membuat MBT Altay atas asistensi Hyundai Rotem, Korea Selatan.





Sumber : JKGR