Pages

Jumat, April 19, 2013

Menhan Terima Kunjungan Perkenalan Kasau Singapura Yang Baru

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (17/4), menerima kunjungan  Kepala Staf Angkatan Udara Singapura BG Hoo Cher Mou yang datang sebagai tamu Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia di Kantor Kemhan, Jakarta. 

Saat menerima Kasau Singapura, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Sonny ESP, Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate dan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi.
 
Kunjungan ini merupakan kunjungan perkenalan resmi kepada Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam jabatannya sebagai Kasau Singapura yang baru. Namun Kasau Singapura yang baru ini tidak asing bagi pejabat-pejabat Kemhan RI karena jabatan sebelumnya adalah Wakasau Singapura. 

Sebagai Kasau Singapura yang baru,  bertekad menjaga hubungan baik Angkatan Udara Singapura yang merupakan strategic partner bagi TNI AU dan TNI secara keseluruhan.





Sumber : DMC

Skuadron Sukhoi Ditargetkan Tahun Ini Lengkap

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka pencapaian modernisasi peralatan Alutsista TNI Angkatan Udara akan mengejar target untuk melengkapi pesawat tempur jenis Sukhoi di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebanyak 16 Unit di Tahun 2013.
 
“Sesuai dengan perencanaan semestinya tahun 2014, akan tetapi khusus skadron 11 yang alutsistanya pesawat tempur Sukhoi kita akan dorong di tahun 2013 sudah lengkap. Jadi  kesimpulan persiapan bahwa di dalam 2014 ini kita akan lengkap skadron 16 unit dan sudah mengudara semua, “ Ungkap Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddi, Kamis (18/4) saat meninjau Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dijelaskan  Wamenhan, dengan datangnya 2 unit pesawat Sukhoi jenis MU SU-30 MK2 pada bulan Februari lalu, saat ini TNI AU sudah memiliki 12 unit pesawat jet tempur Sukhoi tipe Su-27 SKM dan Su-30 MK2 buatan industri pesawat terbang Rusia,  Konsomolsk-Na Amure Aircraft Production Associattion (KNAPO). Sisanya masih menunggu kedatangan 4 unit pesawat dari 6 unit yang terakhir di pesan oleh Indonesia dari Pabrikan Rusia. Diharapkan sisanya bisa kembali datang pada bulan Juni 2013, sehingga Skadron 11 ini sudah dilengkapi dengan 16 unit pesawat. 
 
Wamenhan mengatakan, perjalanan moderanisasi Alutsista TNI AU sudah on the track, tinggal sekarang akan mengejar  jadwalnya. Tentunya perencanaan ini harus didukung dengan administrasi keuangan dari negara. Kemhan memiliki tugas untuk menuntaskan sampai dengan perjalaann Kabinet Indonesia Bersatu selesai pada tahun 2014 maka organisasi peralatan militer juga harus selesai karena itu bagian dari pertanggungjawaban pemerintah

Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan rencana kelengkapan unit pesawat di Skadron 11 ini juga harus sejalan dengan adanya dukungan konstruksi sistem yang bisa mengcover seluruh pesawat. Selain itu juga dengan adanya keperluan fasilitas mesin simulator untuk bisa melatih efisiensi dan juga bisa melatih tekhnis non taktis dari para pilot penerbang tempur. Sehingga nantinya tidak perlu lagi mengirimkan pilot penerbang tempur keluar negeri untuk melatih skill tekhnis mereka.

“Alat simulator itu harus ada dipangkalan ini, itu akan kita jadikan paket bahwa kita punya satu skadron harus ada simulator agar bisa mengimbangi latihan penerbang.” jelas Wamenhan.

Disampaikan  Wamenhan, mengenai pengadaan unit latih simulator ini akan direncanakan di tahun 2014. Tetapi jika simulator ini belum sampai, untuk sementara waktu para pilot penerbang akan di kirimkan ke negara yang memiliki fasilitas simulator salah satunya negara china karena sudah merupakan bagian dari kerjasama pertahanan Indonesia dengan Tiongkok.

Transfer Technology 

Ketika menanggapi  Alih Teknologi Pesawat Tempur Sukhoi dengan pihak Rusia, Wamenhan mengakatan untuk sementara waktu didalam rencana strategis belum sampai mengalihkan teknologi untuk membuat pesawat. Dengan arti lain targetnya baru sampai alih teknologi pemeliharaan pesawat (Maintanance Facility Center).

“ Untuk alih teknologi pesawat itu tidak mudah jadi sementara kita dengan pihak Rusia akan membangun Joint Facilities Center. Karena di dalam satu skadron harus dipenuhi untuk fasilitas tersebut supaya tidak mengirimkan kembali ke luar negeri,” Kata Wamenhan.

Pada saat meninjau Skadron 11 Wamenhan juga mengingatkan untuk selalu sama-sama memperhatikan di dalam penggunaan anggaran pertahanan. Seiring dengan hal itu faktor ketertiban dan Akuntabilitas menjadi sangat penting untuk menghindari kekhawatiran akan terjadinya keborosan dan kebocoran di dalam penggunaan anggaran pertahanan.

" Perlu sama-sama kita perhatikan juga adalah tertib di dalam penggunaan anggaran pertahanan, jadi semua berpikir akuntabel dan tidak salah didalam penggunaan anggaran pertahanan karena sangat ketat dibandingkan dengan sasarannya.“Jika kita tidak tertib didalam penggunanannya itu dikhawatirkan akan terjadi istilah “BOBO” atau Boros dan bocor. Dan itulah komitmen kita untuk mengerjakannya untuk mencegah keborosan dan kebocoran tersebut,” tegas Wamenhan.

Kunjungan Wamenhan ke Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin kali ini dalam rangka High Level Committee (HLC) untuk mengendalikan dan mengawasi perkembangan dari persiapan modernisasi peralatan Alutsista TNI untuk pencapaian 2014.

Saat meninjau Skadron Sukhoi Wamenhan didampingi oleh Komandan Lanud (Pangkalan TNI AU) Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim, dan Komandan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb (Penerbang) Dedy S Salam .






Sumber : DMC

Menhan : Leopard Dan Marder Mulai Datang Bertahap Oktober 2013

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menyatakan tidak lama lagi senjata baru TNI Angkatan Darat yakni tank tempur utama Leopard dan tank tempur menengah Marder tiba di Indonesia. Sesuai rencana, kedua tank asal pabrikan Rheinmettal, Jerman ini tiba secara berangsur mulai Oktober 2013.
"Tank Leopard dan Marder yang datang bukan cuma contoh saja, tapi sudah yang produksi," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat ditemui kemarin malam di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 18 April 2013.

Sjafrie melanjutkan, rencananya pengiriman kedua tank akan rampung akhir tahun 2014. Jumlah tank yang akan dikirim Jerman sebanyak 153 unit. Yakni tank Leopard Ri sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan tank Marder sebanyak 50 unit. Pembelian tank ini disebut tidak melebihi pagu anggaran sebesar US$ 280 juta.

Pembelian tank ini juga dilengkapi dengan kesepakatan transfer teknologi yang diteken November 2012 lalu. PT Pindad dan Bengkel Pusat Angkatan Darat akan mendapatkan kerja sama pelatihan untuk perbaikan ringan hingga berat.

Kehadiran 153 unit tank ini diharapkan bisa menambah kekuatan TNI AD. Saat ini Indonesia belum juga punya tank kelas berat yang mumpuni. Selama ini TNI AD mengandalkan tank tempur ringan seperti Scorpion buatan Inggris, tank AMX-13 dan AMX-10p. Ketiga jenis tank ringan itu terbilang uzur, sebab diproduksi sejak tahun 1940-1950an.





Sumber : Tempo

PAL Garap 16 KCR 60 Pesanan TNI AL

SURABAYA-(IDB) : Sinergi antara industri galangan kapal dengan industri pertahanan nasional makin kuat. Hingga sepuluh tahun ke depan, kebutuhan kapal industri pertahanan khususnya kapal cepat rudal (KCR) 60 meter mencapai 16 kapal. Saat ini tiga kapal di antaranya sudah menjalin kontrak kerja sama dengan PT PAL.

Dirut PT PAL M Firmansyah Arifin mengatakan, pembangunan KCR tersebut mengacu pada perjanjian surat jual beli kedua pihak, yakni untuk W273, 274, 275. "Kapal pertama kami serahkan akhir Desember tahun ini, kapal kedua Maret 2014 dan kapal ketiga pada medio Juni 2014," urainya saat memantau proses pembangunan dasar kapal (keel laying) di pabrik PT PAL di Surabaya, Kamis (18/4).
       
Dia mengatakan, sebagai industri galangan kapal, kendala utama pada pasokan peralatan dan komponen kapal. Selama industri dalam negeri belum mampu menyuplai peralatan dan komponen yang diperlukan, maka industri galangan kapal tetap bergantung ke impor. "Tapi dengan keterbatasan itu, kami berusaha untuk menyelesaikan proyek ini sesegera mungkin. Karena dengan demikian kami masih terus dipercaya untuk memenuhi kebutuhan kapal TNI-AL," ucapnya.


Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan, kebutuhan kapal TNI makin besar. Sebab untuk mempertahankan kedaulatan, perlu memiliki angkatan laut yang kuat. Disebutkan, dalam concept map hingga 2024, kebutuhan KCR 60 meter mencapai 16 kapal dan KCR 40 meter 16 kapal. Sehingga total kebutuhan 32 kapal.


"Nah ini sekaligus memajukan industri perkapalan nasional dan tantangan bagi PT PAL ke depan. Melalui momentum ini kami berharap PT PAL makin meningkatkan kinerja sebagai leading sector kapal perang skala dunia," tutur dia.


Marsetio mengatakan, kendati baru menandatangani kontrak kerja sama untuk pembangunan KCR tiga unit, tapi ke depan pihaknya akan tetap mempercayakan pembangunan tiga belas kapal sisanya pada perusahaan pelat merah tersebut. "Total, 16 KCR 60 meter kami akan dibuat oleh PT PAL," tandas dia. Sedangkan, untuk KCR 40 meter akan dipercayakan pada industri galangan kapal nasional melalui mekanisme lelang.


Disebutkan dana yang dianggarkan untuk membeli satu KCR mencapai Rp 500 miliar. Marsetio mengakui, pembangunan satu kapal tidak dapat mengandalkan komponen dalam negeri sepenuhnya. Menurutnya itu wajar, di berbagai negara pun memang rakitan dari berbagai negara seperti Jerman, Jepang dan Inggris. "Tapi kami harapkan semua industri dan peralatan dalam negeri dipakai secara maksimal, misalnya kerja sama teknologi dengan PT LAN Industri (Persero), lalu pelat dari Krakatau Steel, interior dengan PT INKA. Jadi, semua industri dalam negeri diberdayakan," tegasnya.


Selain KCR, lanjut Marsetio, pihaknya sudah memesan kapal selam pada PT PAL yang bekerja sama dengan Korea Selatan. Dua kapal selam akan dibangun di Korea dan sisanya satu kapal di galangan milik PT PAL. Sedangkan untuk membangun itu, PT PAL mengirim karyawannya ke Korea.





Sumber : JPNN

Ancaman Harus Diantisipasi Sejak Dini

JAKARTA-(IDB) : Beberapa ancaman potensial seperti konflik perbatasan, ancaman agresi militer asing, gerakan separatis yang dibantu agen-agen asing dengan berbagai cover atas kepentingan nasional, serta ancaman lepasnya suatu daerah dari wilayah NKRI harus segera diantisipasi dan diwaspadai sejak dini. Ancaman yang terjadi di satu titik akan memicu ancaman di titik lain.
"Ancaman di satu titik merupakan momentum bagi pihak musuh untuk melakukan hal yang sama. Itu dilakukan dengan harapan bahwa konsentrasi pasukan Indonesia akan terpecah-pecah," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana TNI Marsetio ketika memberikan pembekalan 170 Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler angkatan ke-51 Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Jakarta, Kamis (18/4).

Menurut Kasal, belajar dari hal tersebut maka ancaman terhadap Indonesia akan datang dari beberapa trouble spot. Untuk itu, perlu diantisipasi oleh TNI AL. Tidak hanya mengantisipasi dua trouble spot, tetapi harus mampu lebih dari dua trouble spot.

Beberapa kegiatan latihan gabungan yang telah dilaksanakan selama ini, kata Kasal, adalah Latihan Gabungan Terpadu Penanggulangan Bencana Alam, Latihan Gabungan Pasus TNI Trimatra, Latihan Gabungan TNI Tingkat Divisi dan Penembakan Senjata Strategis, Latihan Hanudnas Perkasa, Latmako Koarmabar dan Koarmatim, Latgultor TNI – Polri Waspada Nusa, Latihan PPRC TNI, Latihan Hanudnas Tutuka XXXVII, Latgabma Malindo Darsasa, Cobra Gold Exercise serta Shanti Prayas Exercise.

"Kegiatan-kegiatan itu diharapkan menjadi sarana peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) prajurit TNI dan pengawak alutsista berteknologi tinggi yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai standar mutu yang diharapkan," jelas Kasal.

Menyinggung tentang peningkatan SDM, Kasal berjanji akan memberikan kesempatan kepada Perwira TNI AL untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di dalam maupun luar negeri. TNI AL juga akan meningkatkan profesionalisme prajurit matra laut melalui kegiatan latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut termasuk latihan-latihan dalam tugas operasi.

"Kami juga ingin memberikan pengalaman penugasan dan peningkatan wawasan kepada personel, utamanya strata perwira melalui tour of area (TOA) maupun tour of duty (TOD) sebagai variasi dalam penugasan," jelasnya.





Sumber : KoranJakarta

Berita Foto : KASAD Periksa Kesiapan Material Tempur Latgab TNI 2013

SEMARANG-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie (di ruang pilot) periksa persiapan helikopter tempur type MI-35 di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Jateng, Sabtu (27/04/2013) yang akan digunakan pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI.


http://data.tribunnews.com/foto/images/preview/20130429_KSAD_Periksa_Persiapan_Latgab_TNI_8620.jpg


Latgab dari TNI Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) akan dilaksanakan di Bhumi Marinir Karangteko, di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jatim pada 1-4 Mei mendatang.





Sumber : Tribunnews

Keel Laying Kapal Cepat Rudal (KCR-60 METER) TNI AL

SURABAYA-(IDB) : PT PAL INDONESIA (PERSERO) kembali menggelar acara Keel Laying Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M hull No. M000274 yang merupakan kapal kedua dari 3 (tiga) kapal sejenis pesanan TNI-AL. Direncanakan Kasal beserta jajaran berkenan hadir untuk menyaksikan acara tersebut.
Pembangunan KCR 60 M ini berdasarkan Surat Perjanjian Jual Beli Nomor : KTR/1056/02-48/XII/2011/Disadal No. Pembangunan M000273, W000274 dan W000275 antara PT PAL INDONESIA (PERSERO) dan TNI-AL yang diwakili oleh DINAS PENGADAAN MABESAL, di bangun atas dasar kelas BKI.

Dijadwalkan kapal ke-2 ini akan diserahkan pada medio Maret 2014, sedangkan kapal yang ke-1, direncanakan akan diserahkan pada akhir Desember 2013, sedangkan kapal ke-3 akan diserahkan pada medio Juni 2014.

Adapun ukuran Utama Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR-60M) :
- Panjang keseluruhan (LOA) : 59.80 M
- Panjang garis air (LWL) : 54.82 M
- Lebar (B) : 8.10 M
- Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M
- Sarat muatan penuh (Dd) : 2.60 M
- Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton

Sistem Persenjataan
1. 1 X Meriam Utama 57 mm
2. 2 X Senjata 20 mm
3. 2 X 2 Peluncur rudal anti kapal permukaan (SSM)
4. 2 X Decoy Launcher

Olah Gerak
KCR 60M mempunyai kemampuan olah gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.

Ketahanan Berlayar

1. Ketahanan dilaut : 9 hari
2. Jarak jelajah : 2.400 nm pada kecepatan 20 knot
3. Akomodasi : 43 orang

Kelaikan Kapal
KCR 60m dirancang dengan mempertimbangkan kriteria kelaikan laut sbb :
1. Stabilitas kapal memenuhi kriteria standar IMO A (749)
2. Tugas patroli hingga sea state 3
3. Kemampuan pengoperasian senjata hingga sea state 4

Diharapkan dengan even ini, semakin memperkokoh komitmen PT PAL INDONESIA (PERSERO) serta wujud nyata untuk terus berperan aktif dalam pemenuhan alutsista negara, menuju kemandirian bangsa pada ALUTSISTA khususnya bidang kemaritiman.






Sumber : BUMN

Prajurit Koarmatim Berlatih Penanggulangan Bahaya Nubika

SURABAYA-(IDB) : Menghadapi ancaman bahaya senjata Nuklir Biologi dan Kimia (Nubika), Koarmatim mengerahkan puluhan prajurit untuk berlatih Penyelamatan Kapal Nuklir Biologi dan Kimia (Peknubika), bertempat di Puspeknubika Pusdiktek Kobangdikal, Surabaya, Kamis (18/04).

Latihan penyelamatan kapal ini dipimpin langsung oleh Komandan Puspeknubika Kolonel Laut (T) Catur Sudarsono diikuti sekitar 60 peserta dari jajaran Koarmatim mulai dari Satkor, Satsel, Satfib, Satkat, Satran, Satrol, Satban, Kolat, Dislambair serta Denmako Koarmatim.

Kegiatan ini dibuka oelh Komandan Puspeknubika ditandai dengan penyematan tanda peserta latihan terhadap perwakilan peserta. Rencananya latihan tersebut akan berlangsung selama satu minggu mulai tanggal 18 sampai dengan 25 April 2013. Tahapan latihan dimulai dengan teori di kelas dan praktek di lapangan.

Tujuan dilaksanakan latihan tersebut adalah untuk meningkatkan profesionalitas prajurit Koarmatim dengan ilmu tentang cara penyelamatan kapal dari kebakaran dan kebocoran. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan tentang bahaya senjata Nuklir Biologi dan Kimia, yang akhir-akhir ini diperlombakan oleh negara-negara di kawasan Asia Pasifik.





Sumber : Koarmatim

Parlemen Perancis Berkunjung Ke Koarmatim

SURABAYA-(IDB) : Sebanyak tiga anggota Parlemen Perancis yang dipimpin ketua rombongan anggota Komisi Luar Negeri di Majelis Rendah Mr. Pierre Lellouche mengadakan kunjungan kerja ke Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). Mr. Pierre Lellouche adalah mantan Menteri Perdagangan Luar Negeri periode 2010-2012 dan mantan Menteri Muda Urusan Eropa periode 2009-2010.

Kedatangan Parlemen Perancis yang  didampingi Duta Besar RI untuk Perancis Mr. Rezanlishar Jenie ini diterima Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto S.H, M.A.P di Gedung Laksamana Nala Koarmatim Ujung. Dalam menerima tamunya ini, Kepala Staf Koarmatim didampingi para Asisten Pangarmatim dan pejabat teras lainnya.

Selama berada di Koarmatim, tamu dari Parlemen Perancis ini diputarkan film dokumenter tentang seputar profil Koarmatim. Setelah itu dilanjutkan dengan saling menyerahkan cindera mata, dan diakhiri dengan foto bersama dengan latar belakang  Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya).

Usai kunjungan kerja di Koarmatim, rombongan Parlemen Perancis ini melanjutkan kunjungannya ke PT. PAL Indonesia dan Hause Of Sampurna Surabaya. 





Sumber : Koarmatim

TNI Bersiap Hancurkan Negara Agresor " Sonora "

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap menghancurkan musuh yang telah menguasai dan mengklaim wilayah Sangatta, Kalimantan Timur, menjadi sebuah negara berdiri sendiri dengan nama “Negara Sonora”.

Kesiapan TNI semakin nampak ketika Komandan Pasmar 1 selaku Komandan Pasukan Pendarat (Pasrat) Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso memaparkan kesiapan pasukan dengan segala jenis kendaraan tempur dan persenjataannya, dihadapan Panglima Komando Gabungan Latihan (Pangkogablat) Latgab TNI 2013 Letjen TNI M. Munir, dan sejumlah pejabat tinggi TNI lainnya, selanjutnya paparan tersebut diteruskan kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., di Markas Komando (Mako) Divisi Infanteri 1 (Divif 1) Kostrad, Cilodong, Jawa Barat, Kamis (18/4/2013).

Drama perang-perangan tersebut merupakan salah satu bagian dari babak geladi posko dalam skenario Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Divisi tahun 2013. Geladi Posko yang merupakan tahap perencanaan dalam Latgab terbesar ini berlangsung mulai 15 hingga 19 April 2013 mendatang. Sementara geladi lapang yang terdiri dari latihan perang darat, perang laut, maupun perang udara, akan berlangsung di Situbondo, Jawa Timur, di Sangatta, Kalimantan Timur, dan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk latihan perang udara dan laut akan dihelat di sejumlah wilayah udara dan perairan Indonesia, awal April 2013.

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa hari yang lalu, sedikitnya 2000 prajurit Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam Pasrat 13 melakukan pendaratan amfibi di pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, yang merupakan latihan parsial menjelang Latgab TNI tahun 2013.

Dalam pendaratan amfibi yang dipimpin Komandan Pasrat Kolonel Marinir Markos tersebut, selain melibatkan 2000 prajuritnya, Korps Marinir TNI AL juga menurunkan material tempurnya dalam latihan tersebut, diantaranya 4 unit LVT-7, 15 unit BMP-3F, 25 unit BTR-50, 4 unit Kapa K-61, 2 unit Kapa PTS, 2 unit Roket RM 70 Grad, 2 unit BVP-2 dan 4 unit How 105 mm serta 16 perahu karet beserta motor tempelnya. Seluruh personel dan material tempur Korps Marinir TNI AL tersebut melaksanakan latihan Parsial Latgab TNI tahun 2013 dengan menggunakan KRI Makassar-590, KRI Banjarmasin-592, KRI Teluk Sibolga-544, KRI Teluk Mandar-514, KRI Teluk Cendrawasih-534, KRI Teluk Banten-516 dan KRI Teluk Cirebon-543.

Latihan pendaratan amfibi diawali dengan taklimat dari Pangkogasgabfib: Daratkan Pasukan Pendarat kemudian dilanjutkan dengan bantuan tembakan kapal, setelah itu meluncurlah 4 unit LVT-7 yang merupakan kendaraan tempur VVIP pada gelombang pertama pendaratan, kemudian diikuti gelombang dua pendaratan yaitu 15 unit BMP-3F, di gelombang tiga pendaratan yaitu 13 unit BTR-50, dilanjutkan 12 unit BTR-50 sebagai gelombang keempat, pada gelombang lima 6 unit Kapa-61, 4 diantaranya membawa senjata Howitzer 105 mm dan pada gelombang terakhir 2 buah LCU dengan membawa roket multi laras RM 70 Grad.

Setelah semua personel dan material tempur sudah mendarat, dilanjutkan dengan penembakan Howitzer 105 mm dan roket RM 70 Grad dari pantai Banongan dengan sasaran berada di daerah latihan Puslatpur Korps Marinir Baluran dengan jarak 20 km.

Usai menyaksikan pendaratan amfibi dan penembakan senjata Artileri, Pangarmatim, Komandan Korps Marinir, dan rombongan, juga meninjau latihan di titik tinjau T.12, selanjutnya bersama Pangkoopsau II Marsda TNI Agus Supriatna, menyaksikan penembakan yang dilakukan pesawat Sukhoi, F-16 dan Super Tucano.





Sumber : Inilah