Pages

Selasa, April 09, 2013

Berita Foto : Dirgahayu TNI AU Ke - 67

JAKARTA-(IDB) : Hari ini, 9 April 2013, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara genap berusia 67 tahun. Meski tanpa dibisingi gelegar mesin jet tempur, HUT TNI-AU kali ini tak kalah meriah. Dalam upacara yang dipusatkan di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah Jakarta, juga ditampilkan berbagai atraksi mengagumkan. Mulai dari marching band karbol AAU, Senam Balok, Terjun Payung, atraksi Detasemen Bravo, hingga aerobatik dari tim Jupiter dan Dynamic Pegassus.

 

Berikut beberapa foto di peringatan HUT TNI AU ke 67 :






Sumber : ARC 

Indonesia Bantu Tingkatkan SDM Palestina Di Bidang Konstruksi Dan Infrastruktur

BOGOR-(IDB) : Indonesia melalui Kementerian Pertahanan terus berkomitmen memberikan bantuan bagi  Palestina dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya dengan memberikan pelatihan di bidang kontruksi  atau infrastruktur, pencarian sumber air dan pembekalan listrik.
 
Tahun ini, Kemhan melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kemhan kembali memberikan kesempatan kepada empat orang warga Palestina untuk mengikuti pelatihan di Indonesia. Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N. Mehdawi, Selasa (9/3) bekesempatan meninjau secara langsung kegiatan pelatihan bagi warga Palestina yang dilaksanakan di Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi) TNI AD, Bogor.


Saat peninjauan, Dubes Palestina yang didampingi beberapa staff dari Kabadiklat Kemhan dan Kedutaan Besar Palestina diterima oleh Komadan Pusdikzi TNI AD Kolonel Czi Rido Hermawan, M.Sc berserta staf. Dalam kesempatan tersebut Dubes Palestina menyaksikan secara langsung praktek pembekalan air dan pembekalan listrik yang dilakukan oleh empat warga Palestina.

Pendidikan dan pelatihan bagi warga Palestina yang dilaksanakan oleh Kemhan tersebut merupakan bagian dari realisasi kebijakan politik luar negeri Indonesia, dimana Indonesia merupakan bagian dari negara – negara Asia Afrika yang sepakat untuk malakukan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi 10.000 warga negara Palestina untuk jangka waktu lima tahun.

Pelatihan dilaksanakan selama empat minggu dimulai tanggal 26 Maret 2013 sampai dengan 17 April 2013. Dalam penyelenggaraan pelatihan ini, Kemhan bekerjasama dengan  tenaga pengajar yang berasal dari instruktur dan guru militer Kodiklat TNI AD.




Sumber : DMC

Panglima TNI : TNI Harus Tingkatkan Pengawaman Wilayah Udara NKRI

JAKARTA-(IDB) : Pelanggaran wilayah udara nasional oleh pihak-pihak yang berkepentingan bukanlah hal ringan yang terus-menerus dihadapi kedepan. Kesemuanya itu merupakan ancaman lain yang bergerak paralel dengan perkembangan global sehingga menjadi tantangan yang harus senantiasa diantisipasi oleh TNI khususnya TNI AU pada saat ini dan di masa mendatang.

“Sehubungan dengan itu, saya berharap profesionalisme dan dedikasi yang dibangun pada titik penting 2013, harus melahirkan grand aerostrategy Indonesia, yang mampu membangun interoperabilitas seluruh unsur pertahanan udara TNI dan mengakomodir seluruh potensi udara nasional pada tataran operasional, dihadapkan kepada geostrategi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah kedaulatan sebesar 1.900.000 kilometer persegi,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam amanat tertulis dibacakan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia saat bertindak sebagai Inspektur Upacara Peringatan HUT Ke-67 TNI AU di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (9/4).

Pada sisi lain, interoperabilitas pada tataran manajemen administrasi merupakan hal penting lainnya dalam mendukung program clean governance, yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam konteks reformasi birokrasi, khususnya transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan penggunaan anggaran dalam pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI AU.

“Tegasnya, interoperabilitas manajemen administrasi harus menjadi perhatian serta tanggung jawab kita semua. Karena ke depan kita tidak boleh bermain-main dalam membangun postur TNI yang handal, efektif dan profesional,” tegas Panglima TNI.

Panglima TNI juga mengatakan, interopabilitas manajemen administrasi tersebut merupakan salah satu kesatuan usaha dalam rangka mencapai visibilitas total aset TNI, yang dapat dipertanggungjawabkan output dan outcome-nya, sekaligus sebagai dasr mencapai penilaian wajar tanpa pengecualiaan.

Panglima TNI menegaskan wilayah udara bukan lagi teritorial yang kosong tanpa makna, akan tetapi menjadi salah satu wilayah perebutan kepentingan baik dari aspek politik global, ekonomi maupun pertahanan.

“Wilayah udara menjadi wilayah perebutan kepentingan, dengan menonjolkan kemajuan teknologi yang tengah menggejala dan berkembang dari masa ke masa,” katanya.

Menurut Panglima TNI, power politic tampaknya masih menjadi isu yang menonjol dalam perkembangan global dan penggunaan instrumen militer merupakan alat politik kekuatan bagi kepentingan diplomasi dan kepentingan mengangkat posisi tawar dalam penyelesaian masalah-masalah bilateral atau internasional.

Dalam amanatnya, Panglima TNI juga menyoroti perkembangan masalah Laut Cina Selatan dan pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) khususnya minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimum. 




Sumber : Jurnas

Satuan Unsur Kolinlamil Laksanakan Anglamil Satgas Puter

JAKARTA-(IDB) : Salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Teluk Lampung (TLP)-540  melaksanakan  operasi Angkutan Laut Militer (Anglamil) dalam rangka mendukung pergeseran pasukan (serpas)  Batalyon Pasmar-2 Jakarta dalam pengamanan pulau Terluar (Pamputer) XIV Wilayah Timur tahun 2013, bertolak dari Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Tanjung Priok, Selasa (9/4).
 
KRI Teluk Lampung (TLP)-540  yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Marwiji Harahap,  adalah Kapal Perang jenis Landing Ship Tank (LST) Type Frosch, yang bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan Marinir TNI AL dan juga sebagai kapal pengangkut personel, logistik dan materiil ke pulau-pulau perbatasan dan daerah-daerah rawan di wilayah Indonesia. KRI itu dibuat di galangan VEB Penee Werft Wolgast, Jerman Timur, pada tahun 1979 dan saat ini merupakan salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang berada di jajaran Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya.

KRI Teluk Lampung memiliki berat 1,900 ton. Dengan dimensi 90,70 meter x 11,12 meter x 3,4 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel, 2 shaft menghasilkan 12,000 bhp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 18 knot.

Asisten Operasi (Asops) Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Abdul Rasyid K, S.E. mengatakan, operasi  pergeseran pasukan dan material merupakan salah satu tugas dan fungsi Kolinlamil sebagai  pembina kemampuan sistem Angkutan Laut Militer, dengan menyelenggarakan pergeseran pasukan  TNI dan Polri yang meliputi personel, peralatan dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis.

”Bahwa operasi pergeseran pasukan ini merupakan salah satu tugas pokok yang diemban oleh Kolinlamil sebagai Kotama operasional TNI, oleh karena itu  agar Komandan KRI beserta seluruh ABK mengedepankan faktor keamanan personel maupun material, baik KRI maupun pasukan yang diangkut”, tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan Asops Pangkolinlamil, sambil melaksanakan lintas laut menuju daerah sasaran guna mendukung pergeseran pasukan (serpas) Satgas Batalyon Pasmar-2 Jakarta, dan sekaligus melaksanakan operasi penegakan hukum di laut  dengan melaksanakan pendeteksian terhadap berbagai kegiatan pelayaran kapal-kapal niaga maupun kapal ikan sepanjang route pelayaran menuju daerah operasi, dengan tetap mengutamakan keamanan.

Selama kegiatan operasi di sepanjang perairan yang menjadi route dalam penugasan, juga melaksanakan kegiatan pendeteksian terhadap kemungkinan berbagai tindak pidana yang terjadi di laut. Paling tidak, kehadiran KRI Teluk Lampung (TLP)-540   selama lintas laut di perairan perbatasan wilayah Timur dapat memberikan dampak yang berarti dalam pengendalian laut di kawasan perairan Indonesia khususnya kawasan perbatasan.

KRI Teluk Lampung (TLP)-540 dalam rangka mendukung pergeseran pasukan (serpas) Batalyon Pasmar-2 Jakarta di bawah pimpinan Dansatgas Kapten Marinir Nurkodli Arbain yang jabatan sehari-hari Komandan Kompi G Yonif-6 Marinir, guna rotasi Satgasmar sebelumnya untuk pengamanan pulau-pulau kecil terluar ke wilayah Timur Indonesia antara lain Pulau Marore, Pulau Miangas, Pulau Marampit, Pulau Fani, Pulau Fanildo, Pulau Brass, Pulau Biak, Pulau Batek, Pulau Danarote.





Sumber : Poskota

TNI AL Uji Coba Torpedo Kapal Selam

BALI-(IDB) : Militer yang kuat dapat meningkatkan nilai tawar terhadap kedaulatan dan batas teritorial suatu negara. Akhir-akhir ini perkembangan teknologi militer negara-negara di kawasan Asia Pasifik menunjukkan peningkatan yang cukup pesat. Menyikapi hal tersebut Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) melaksanakan uji coba penembakan torpedo kapal selam, di sekitar perairan Selat Bali.

Uji coba ini sangat peting bagi pengembangan Alat Utama Sitem Senjata (Alutsista) TNI AL, sekaligus wahana penelitian untuk memoderenisasai sistem persenjataan strategis guna menciptakan senjata bawah air yang ampuh dan handal. Torpedo merupakan jenis senjata bawah air yang memilki fungsi sebagi senjata pamungkas bagi kapal selam.

Ada beberapa jenis Torpedo yang digunakan oleh kapal selam, diantaranya adalah Torpedo SUT (Survace and Underwater Target) yang terpasang disalah satu kapal selam TNI AL KRI Cakra-401. Senjata pamungkas yang dimilki TNI AL tersebut sudah terintegrasi dengan sistem persenjataan kapal selam.

Namun seiring dengan perkembangan teknologi, TNI AL terus melakukan pengkajian dan penelitian terhadap sistem dan persenjataan bawah air tersebut. Penelitian dilakukan oleh jajaran Dinas Persenjataan dan Elektonika Angkatan Laut (Disenlekal), melibatkan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbagal), Labinlek, dan PT. DI.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur dimana moderenisasi kapal selam sebagai unsur senjata strategis yang canggih dan modern. Kapal selam merupakan salah satu kekuatan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL yang memiliki daya tempur tinggi terhadap kekuatan lawan. Hal tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efek daya gentar (deterrent effect).

Untuk meningkatkan tujuan itu diadakan latihan penembakan torprdo kepala latihan oleh KRI Cakra di Selat Bali. Latihan itu menggunakan sasaran berupa Sea Rider yang dilengkapi dengan Noise Maker. Penggunaan sea rider sebagai sasaran bertujuan untuk melatih kemampuan operator sonar dan kemampuan deteksi bawah air kapal selam. Dimana pencarian target tersebut memilki tingkat kesulitan yang tinggi.

Meskipun menggunakan sasaran Sea Rider kapal selam berhasil melaksanakan uju joba penembakan torpedo kepala latihan dengan baik. Hal ini merupakan keberhasilan yang dicapai oleh TNI Angkatan Laut dalam meningkatkan profesionalisme prajurit. Disamping itu hal tersebut merupakan salah satu kreatifitas prajurit TNI AL yang berhasil memodifikasi beberapa komponen dan sistem senjata torpedo kapal selam.

Latihan penembakan torpedo kepala latihan oleh KRI Cakra memiliki makna strategis bagi perkembangan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan peningkatan profesionalisme prajurit TNI AL. Uji coba tersebut melibatkan tiga kapal perang yaitu KRI Cakra-401, KRI Frans Kisiepo-368 dan KRI Soputan-923. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto, S.H., M.A.P. 




Sumber : TNI AL

Panglima TNI : TNI AU Harus Cermati Laut China Selatan

JAKARTA-(IDB) : Hari ulang tahun ke-67 TNI AU yang jatuh pada 9 April 2013 ini dirayakan dengan upacara di Lapangan Udara TNI AU Halim Perdanakusumah Jakarta Timur. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyampaikan amanat kepada prajurit TNI AU agar memperhatikan kondisi geopolitik Laut Cina Selatan.

"Perkembangan kawasan Laut Cina Selatan yang semakin memanas belakangan ini merupakan salah satu tantangan untuk terus dicermati," pesan Panglima TNI yang dibacakan Kepala Staff TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia dalam upacara di Lanud TNI AU Halim Perdanakusumah, Selasa (9/4/2013).

Ida Bagus bertindak selaku inspektur upacara. Hadir dalam upacara ini, Menkopolhukam Djoko Suyanto berkacamata hitam dan berjas hitam. Hadir pula Wakapolri Irjen Nanan Sukarna dan KSAL Laksamana Marstyo.

Ida Bagus kembali melanjutkan amanat Panglima TNI, perlunya memperhatikan Laut China Selatan. Letak laut utara Indonesia itu sungguh vital bagi NKRI.

"Di sana terletak masa depan keamanan nasional Indonesia. Baik aspek politik, ekonomi, maupun pertahanan," imbuhnya.

Pelanggaran wilayah udara Indonesia juga dianggap ancaman global untuk bangsa. Namun Panglima mengakui, penanganannya bukanlah hal yang mudah.

"Penggunaan instrumen militer merupakan alat politik kekuatan bagi kepentingan mengangkat posisi tawar dalam penyelesaian masalah-masalah bilateral atau internasional," tegasnya.

Upacara ini diisi pertunjukan atraksi penyelamatan sandera yang diperagakan Detasemen 90 Bravo. Efek ledakan yang ditimbulkan sempat membuat decak kagum kaget para hadirin.

Selain itu, ada atraksi 50-an terjun payung yang membawa bendera-bendera satuan TNI AU yang diakhiri pembawaan bendera merah putih. Kemudian juga ada atraksi udara yang impresif.





Sumber : Detik