Pages

Rabu, Maret 06, 2013

Presiden Venezuela Hugo Chavez Meninggal Dunia

CARACAS-(IDB) : Kabar duka dari Venezuela. Presiden Hugo Chavez meninggal dunia. Ikon anti imperialisme dari Amerika Latin ini tutup usia pada usia 58 di Rumah Sakit Militer Caracas.

"Kami menerima kabar duka yang menyatakan, pemimpin kami Presiden Hugo Chavez meninggal hari ini pukul 4.25 sore (waktu setempat)," kata Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro sambil berlinang air mata, sebagaimana dilansir AFP, Rabu (6/3/2013).

Sebelumnya diberitakan, kondisi kesehatan Presiden Venezuela Hugo Chavez terus memburuk. Chavez menderita infeksi pernafasan paru-paru yang parah setelah menjalani operasi kanker di Kuba.

Chavez sempat kembali ke Venezuela dua pekan lalu setelah menjalani pengobatan di Kuba. Pemerintah Kuba menyatakan, Chavez kini dirawat di rumah sakit militer Caracas yang dijaga ketat pasukan.

Chavez tak pernah terlihat di depan publik sejak menjalani operasi di Havana, Kuba pada 11 Desember 2012 lalu. Operasi tersebut merupakan operasi kanker keempat kali yang dijalani Chavez sejak penyakit tersebut terdeteksi pada pertengahan 2011 lalu.




Sumber : Detik

Malaysia Gelar Serangan Fajar

LAHAD DATU-(IDB) : Pertempuran antara pasukan Malaysia dan gerilyawan Kesultanan Sulu asal Filipina benar-benar tidak seimbang. Untuk menghadapi kelompok bersenjata yang tak sampai 300 orang, Malaysia mengerahkan tujuh batalyon tentara (sekitar 7.000 personel) yang mulai menyerbu dini hari Selasa (5/3). Serangan itu juga didukung kendaraan lapis baja dan jet-jet tempur dari udara.
Pesawat tempur Malaysia mulai meraung-raung di angkasa sebelum pukul 07.00 waktu Sabah melakukan serangan besar ke Kampung Tanduo, Lahad Datu. Dimulai dengan serangan bom dari jet tempur F-18 dan disusul dengan pesawat Hawk. Untuk memborbardir gerilyawan Sulu, Angkatan Udara Malaysia mengerahkan tiga pesawat F-18 dan lima Hawk. Tak hanya dari udara, bombardir juga diikuti tembakan artileri dari darat.

Saking dahsyatnya, ledakan terdengar hingga 20 kilometer dari kampung Tanduo. Setelah gempuran udara usai, disusul serangan darat dari pasukan komando Malaysia VAT-69 dan tentara gabungan. Warga setempat melihat beberapa truk militer dan kendaraan lapis baja terlihat menyisir desa mulai pukul 08.30. Serangan darat itu dilakukan untuk melokalisasi para gerilyawan supaya mundur ke tepian pantai timur Sabah tempat di mana mereka mendarat 11 Februari lalu.

Kepala Polisi Malaysia Inspektur Jendral Tan Sri Omar Ismail menjelaskan, serangan berhasil memukul mundur para penyusup keturunan Kesultanan Sulu itu. "Tidak ada korban dari pihak Malaysia," ujarnya dalam jumpa pers di kawasan Felda Sahabat Lahad Datu.

Setelah serangan udara, lanjut dia, aparat keamanan Malaysia sekarang melakukan penyisiran dan pencarian dari rumah ke rumah di kampung Tanduo. Dia belum memastikan apakah ada korban dari pihak penyusup Sulu. Menurut dia, operasi di Kampung Tanduo belum berakhir. "Kami hendak pastikan bahwa kondisi keamanan di Sabah terkawal (terjaga) dan menegakkan marwah (kehormatan) negara Malaysia," katanya.

Polisi Malaysia juga mengirimkan tim penyapu untuk menambah kekuatan di Kampung Tanduo, Felda Sahabat blok 17. Satu peleton polisi khusus dari Criminal Investigation Division Royal Police Malaysia mendarat di Lahad Datu sore Senin (5/3). Mereka satu pesawat dengan Jawa Pos menggunakan penerbangan Malaysia Airlines (MAS) 3662 dari Kota Kinabalu dan mendarat sekitar pukul 17.15 waktu Sabah (selisih 1 jam dari Jakarta).

"Kita bertugas membantu kekuatan yang sudah ada di Felda Sahabat 17," ujar seorang polisi dengan name tag Ibrahim di saku kanannya setelah mendarat di Bandara Lahad Datu. Hanya Ibrahim yang mengenakan seragam resmi. Anggota yang lain tidak berseragam.

Mereka mengenakan kaus hitam bertuliskan Special Investigation Division dan sebagian yang lain berkaos Crime Scene Investigation Royal Police Malaysia. Mereka rata-rata berambut panjang, bertopi, dan berkacamata hitam. Bahkan ada yang menggunakan anting di telinga. "Tidak boleh foto kami," kata Ibrahim saat Jawa Pos mengeluarkan kamera.

Dalam struktur polisi Malaysia, Special Investigation Division juga disebut D-09 dan CSI D-10. Personelnya cukup unik karena dipilih dari polisi yang berkemampuan melakukan penyamaran. Peralatan yang dibawa cukup banyak. Terlihat satu tumpuk besar rompi antipeluru/kevlar, peralatan identifikasi tempat kejadian perkara, dan senjata yang dibawa dalam tas-tas panjang.

Hingga tadi malam suasana kota Lahad Datu sangat sepi. Jawa Pos yang berkeliling kota melihat toko-toko tutup lebih awal. "Biasanya pukul 9 masih buka, bahkan sampai jam 10 malam. Tapi sekarang jam 6 juga sudah tutup," ujar Salim Nurdin, warga Lahad Datu yang menemani koran ini. Restoran cepat saji yang biasanya buka 24 jam juga menghentikan layanan sejak pukul 7 malam. "Kita berharap kondisi segera pulih. Kami tak ingin berterusan, kita percaya askar," katanya.

Salim mengaku masih punya darah Sulu dari kakeknya. Namun sejak kecil dia sudah menjadi warga Lahad Datu "Kami menyebutnya Suluk, tapi saya tidak setuju dengan apa yang dilakukan saudara-saudara di Kampung Tanduo itu," katanya. Dia mengaku sangat mencintai Lahad Datu dan Sabah. "Keluarga kami berada di sini sejak kecil. Anak-anak kami bersekolah di sini," katanya dengan logat Sabah yang kental.

Kemarin di Kinabalu pimpinan keturunan Sulu dalam wadah Tawau Sulu Bajau Cultural Association yang dipimpin Abdul Ali Erilis menyatakan kesetiaan pada Sabah. Mereka menghadap Datuk Musa Aman, Chief Minister Sabah dan menegaskan 300 ribu keturunan Sulu di Sabah mendukung pemerintah Malaysia.

Sejak pertempuran pecah pada Jumat (1/3) pekan lalu, sudah 27 nyawa melayang di Sabah. Sebanyak 14 di antaranya adalah orang Sulu, tujuh aparat Malaysia, seorang pemilik rumah tempat Agbimuddin Kiram (pemimpin pasukan Sulu di Sabah) menginap di Desa Tanduo, dan seorang imam asal Filipina beserta keempat putranya.

Di Manila, Filipina, juru bicara Kesultanan Sulu Abraham Idjirani membantah pasukannya di Sabah telah terdesak. Mengutip laporan ABS-CBN, pasukan Sulu di Sabah masih hidup dan belum menyerah. Namun diakui, kelompok Sulu harus mundur meninggalkan posnya untuk mencegah jatuh lebih banyak korban lagi. Saat ini, tambah Abraham, pengikut Sulu masih utuh di wilayah persembunyiannya. Dia langsung menyamakan perseteruan Malaysia dan Sulu bak kisah pertarungan Daud dan Goliath.

Tokoh Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Habib Hashim Mudjahab menambahkan, sekitar 10 ribu loyalis Sultan Sulu mulai berlayar menuju Sabah. Mereka akan bertempur membantu rekannya yang kini digempur tentara Malaysia. Mudjahab mengatakan mereka siap berkorban nyawa untuk membela kehormatan dan harga diri Kesultanan Sulu. "Mereka sangat ingin membela Kesultanan Sulu," ujar Mudjahab seperti dikutip situs Global Nation Inquirer kemarin.

Kata Mudjahab, 10 ribu pengikut Sultan Sulu mulai berlayar dari wilayah Basilan, Sulu, Tawi-Tawi, dan Zamboanga di Filipina Selatan menuju Sabah pada Senin (4/3) waktu setempat. Mereka berlayar dengan perahu kecil sehingga tidak dapat dideteksi aparat Malaysia. "Blokade kapal tidak akan menghalangi pergerakan mereka. Kami dengan mudah masuk Sabah dan membaur dengan warga sekitar," imbuhnya. Ribuan pengikut Sultan Sulu itu mayoritas anggota MNLF yang sudah berpengalaman perang gerilya melawan tentara Filipina.

Dari tanah air, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk menangani masalah TKI dan WNI yang berada di lokasi konflik Sabah. Total TKI yang berada di sekitar kawasan perkebunan kelapa sawit Felda di Sabah sekitar 8.700 orang. Namun TKI yang benar-benar berada di kawasan konflik berjumlah sekitar 600 orang dan saat ini sudah dievakuasi.

"Saya telah menginstruksikan atase tenaga kerja di Malaysia untuk berkoordinasi dan mengambil langkah-langkah darurat untuk mengamankan TKI," ujarnya di Jakarta.

Muhaimin mengatakan pemerintah Indonesia melalui KJRI di Sabah telah mendesak Malaysia agar benar-benar memperhatikan keselamatan TKI di wilayah konflik karena mereka adalah warga sipil yang harus dilindungi. Dia telah mendapat laporan dari atase tenaga kerja di Malaysia yang menyebutkan bahwa evakuasi terhadap TKI dan WNI yang berada sekitar konflik bersenjata telah dilakukan secara bertahap.

"Atase tenaga kerja dan KJRI di Sabah terus melakukan monitoring di lapangan. Evakuasi terhadap 600 orang telah dilakukan secara bertahap dengan bekerja sama otoritas perkebunan kelapa sawit (Felda), di antaranya di lokasi Sahabat 17,  Semporna, dan Tandau," paparnya. Muhaimin berjanji terus memonitor dan menyiapkan langkah antisipasi seandainya konflik meluas. 




Sumber : JPNN

Pasukan Sulu Lolos Dari Serangan Udara Malaysia

KUALA LUMPUR-(IDB) : Juru Bicara Kesultanan Sulu, Abraham Idjirani mengaku tidak terganggu dengan serangan udara yang dilakukan Angkatan Bersenjata Malaysia di daerah Lahad Datu dan Semporna, Negara Bagian Sabah, Selasa (5/3).
"Pengeboman itu jauh dari lokasi persembunyian orang-orang kami. Mereka aman," kata Idjirani seperti dilansir AFP, Selasa (5/3).

Serangan ini dilakukan untuk mengakhiri perang yang terjadi dengan kelompok bersenjata sejak Jumat (1/3) lalu. Perang ini mengakibatkan jatuhnya 27 korban jiwa antara polisi Malaysia dengan pasukan Kesultanan Sulu.

Reuters melansir Pasukan Malaysia yang didukung oleh jet tempur menyerbu perkemahan pasukan Kesultanan Sulu selama 30 menit. Setelah itu, pasukan darat kemudian dikerahkan untuk mencari sekitar 200 warga Filipina diyakini bersembunyi di dekat perkebunan kelapa sawit pesisir.

Operasi yang dilakukan tentara Malaysia ini berlangsung selam 11 jam lebih yang dimulai sejak pukul 07.00. Para pejabat Malaysia mengatakan tidak ada korban yang diderita, namun juga tidak merinci nasih kelompok Pasukan Kesultanan Sulu.

Meskipun Idjirani mengklaim tak ada pasukannya yang tewas, namun Polisi Nasional Malaysia Inspektur Jenderal Ismail Omar mengatakan misi yang dilakukan berhasil. "Tujuan misi ini telah dicapai dan tidak ada korban warga Malaysia," ucapnya.

Seperti diketahui perang berdarah pecah di Kunak dan Semporna, Lahad Datu, Negara Bagian Sabah, Jumat (1/3) lalu. Baku tembak ini terjadi antara Polisi Malaysia dengan Pasukan Kesultanan Sulu. Hingga kini, sudah 27 orang dilaporkan tewas.





Sumber : JPNN

135 Personil TNI Ikuti Rakorpen Di Cilangkap

puspen-subJAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsdya TNI Daryatmo, S.IP., secara resmi membuka Rapat Koordinasi Penerangan (Rakorpen) TNI Tahun 2013, di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Selasa (5/3/2013).

Rakorpen TNI diikuti 135 personil dari Satuan Kerja (Satker) Mabes TNI, Mabes Angkatan dan Kepala Penerangan (Kapen) Kotama Angkatan, mengambil tema “Melalui Rakorpen TNI  Tahun 2013, Kita Tingkatkan Koordinasi dan Komunikasi serta Peran Jajaran Penerangan TNI guna Peningkatan Citra TNI dalam rangka Mendukung Tugas Pokok TNI”.

Kasum TNI dalam amanatnya menyatakan, bahwa Rakorpen TNI sebagai forum koordinasi dan konsolidasi diantara komunitas penerangan TNI untuk sama-sama mencari solusi terbaik dalam  menentukan arah pengembangan dan penyelenggaraan penerangan TNI di era Keterbukaan Informasi Publik (KIP).  Terkait dengan era KIP tersebut, praktisi humas pemerintah termasuk penerangan TNI menghadapi tantangan yang semakin berat.

Dalam kesempatan tersebut, Kasum TNI juga menyampaikan 10 kebijakan Panglima TNI bidang penerangan yaitu : Pertama,  melanjutkan program penyediaan dan pemberian informasi TNI   secara  akurat  dan  benar kepada  prajurit  TNI  dan  masyarakat. Kedua, meningkatkan kecepatan  arus informasi/berita di jajaran TNI sesuai hierarki yang ditetapkan. Ketiga, meningkatkan peranan pejabat penerangan di jajaran TNI agar senantiasa aktif dan proaktif menyebarkan berita positif dan meluruskan berita negatif sesuai kewenangan masing-masing.

puspen-tengah
Keempat, mengoptimalkan penggunaan teknologi media komunikasi modern baik media cetak, media elektronik, media online maupun sosial media untuk sarana publikasi TNI. Kelima, mengoptimalkan isi Website TNI sebagai media resmi TNI.

Keenam, meningkatkan komunikasi sosial  dengan media massa, para pakar komunikasi dan pengamat untuk membentuk dan menciptakan opini guna kepentingan TNI. Ketujuh, meningkatkan pembangunan dan pengembangan sistem informasi dan dokumentasi penerangan TNI secara baik dan efisien.         Kedelapan,  meningkatkan peran Satgaspen TNI untuk mendukung publikasi dan dokumentasi kegiatan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Kesembilan,  melanjutkan pemutakhiran daftar informasi TNI dan menetapkan informasi yang dikecualikan serta menentukan jangka waktu pengecualiannya sebagai informasi yang diakses publik. Kesepuluh, meningkatkan penyelenggaraan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) TNI sebagai wujud akuntabilitas TNI.

“Guna memantapkan kinerjanya, pejabat penerangan harus menguasai masalah, mempunyai kredibilitas, mempunyai kemampuan analisa dan memiliki kecepatan dalam bekerja, khususnya dalam menyampaikan informasi ke publik atau ke media”, tegas Kasum TNI.

Satuan penerangan sebagai salah satu pelayan informasi publik harus dapat mereposisikan tugas dan fungsinya sebagai communication facilitator, yang mampu menjembatani kesenjangan informasi antara institusi TNI dengan masyarakat, serta dengan seluruh stakeholdernya.

Disamping itu, dalam kesempatan Rakorpen TNI kali ini para peserta juga mendapat pencerahan dari Najwa Shihab dan Iwan Piliang.





Sumber : Poskota

TNI Dan ABDB Lanjutkan Kerjasama Militer

JAKARTA-(IDB) : TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan ABDB (Angkatan Bersenjata Diraja Brunei) terus melanjutkan kerjasama militer kedua negara dalam kerangka kemitraan komprehensif yang di dalamnya memuat sejumlah bidang penting.

Demikian sepenggal amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., usai penandatangan “The Joint Understanding Between Indonesian National Defence Forces and The Royal Brunei Armed Forces on BRUNESIA High Level Committee” dengan Panglima ABDB Yang Mulia Dato Paduka Seri Mejar Jeneral Haji Aminuddin Ihsan Bin Pehin Orang Kaya Saiful Mulok Dato Seri Paduka Haji Abidin di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (4/3/2013).

Penandatangan kerjasama pertahanan tersebut juga dihadiri oleh Kasum TNI, para Wakil Kepala Staf Angkatan dan para Asisten Panglima TNI.  Bidang kerjasama tersebut meliputi intelijen, operasi dan latihan serta pendidikan dan pelatihan. TNI juga telah melaksanakan kerjasama High Level Committee, dengan beberapa negara sahabat seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan Australia.
 
BRUNESIA High Level Committee (HLC) merupakan  pedoman dan sekaligus landasan hukum bagi pelaksanaan lebih lanjut kerjasama antara TNI dan ABDB, yang diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan hubungan dan kerjasama militer kedua negara. 

Penandatangan tersebut tidak terlepas dari naskah sebelumnya yang merupakan kesepahaman antara Kementerian Pertahanan kedua negara, yakni ‘Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Negara Brunei Darussalam tentang kerjasama di bidang pertahanan’  yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI dan Menteri Pendidikan Negara Brunei Darussalam di Jakarta pada tanggal 10 April 2003.

Sebelumnya ditempat yang sama, Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Brunei melaksanakan Courtesy Call dengan Panglima TNI, kemudian di lanjutkan dengan Courtesy Call kepada Menhan RI dan pelaksanaan pertemuan sidang ke-1 BRUNESIA HLC di Hotel Shangri-la Jakarta.

Adapun agenda pada sidang ke-1 BRUNESIA HLC, yaitu laporan kemajuan bersama di bidang Intelijen (JISC) oleh Ketua JISC Indonesia Mayjen TNI Tisna Komara, laporan kemajuan bersama di bidang Operasi dan Latihan oleh Ketua JOESC Indonesia Mayjen TNI Hambali Hanafiah dan laporan kemajuan bersama bidang Latihan dan Pendidikan (JTESC) oleh Ketua JTESC Marsda TNI Bambang Wahyudi.





Sumber : Okezone