Pages

Senin, Juni 10, 2013

Terkendala Bahan Bakar Menggangu Operasional Radar TNI AL

SANGATTA-(IDB) : Radar Integrated Maritime Surveliance System (IMSS) milik TNI -AL yang terpasang di Mangkaliat Kecamatan Sandaran Kabupaten Kutai Timur Kaltim, hanya bisa beroperasi dua hari dalam seminggu karena terkendala kesulitan bahan bakar Minyak BBM jenis Solar.

Komandan Markas Komando Pangkalan TNI-AL (Danlanal) Sangatta, Letkol Laut (P) Sigit Santoso, mengatakan, radar TNI-AL di Mangkaliat yang dibangun tahun 2010, kondisinya sangat baik, kendalanya BBM Solar tidak ada. "Karena BBM Solar agak susah, ada keinginan kami untuk mengusulkan diganti Tenaga Surya (Solar Cell)," kata Danlanal Letkol Laut Sigit Santoso, Senin (10/5).

Menurut Danlanal Letkol Sigit Santoso, bahan bakar solar sebenarnya tidak langka, tetap ada, namun yang menjadi hambatan adalah kendaraan transportasi yang bisa membawa solar ke Mangkaliat.

Danlanal Letkol Laut Sigit Santoso, di sela-sela menghadiri acara Isra Miraj di masjid Agung Sangatta, menjelaskan, kalau cuaca buruk dan musim gelombang, tidak ada kendaraan yang bisa membawa solar kesana. "Satu-satu transportasi yang bisa digunakan ke Kecamatan Sandaran termasuk Mangkaliat adalah laut, sedangkan akes darat belum ada," ujarnya menambahkan.

Ia mengatakan, kebutuhan solar untuk menggerakkan mesin listik dalam mendukung operasi radar sangat besar, dan biaya sangat tinggi juga. Dikatakan Danlanal, untuk mengoperasikan radar selama 24 jam sehari semalam, maka salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah pengadaan tenaga matahari atau solar cell.

"Saya akan mencoba melakukan pendekatan dengan petinggi TNI-AL dan juga Pemkab Kutai Timur, agar menggunakan listrik tenaga surya," katanya.

Radar Integraal Maritime Surveliance System (IMSS) milik TNI AL di Mangkaliat, untuk memantau dan mengontrol kapal-kapal asing yang melintasi perairan Alur Laut Kepulauan Indonesia) II terutama aksi illegal loging dan illegal pishing dan kegiatan kejahatan lainnya. Namun menurutnya, meskipun radar Mangkilat hanya beroperasi dua hari dalam seminggu, perairan Kutai Timur dan Kaltim tetap terpantau oleh radar-radar lain yang ditempatkan di beberapa tempat.

"Ada radar TNI-AL yang lain membackup dan memantau perairan alki II termasuk Kutai Timur, seperti dari Tarakan dan Sulawesi," katanya.






Sumber : Republika

6 komentar:

  1. itulah perlunya dukungan logistik. Tanpa logistik peralatan secanggih apapun gak ada fungsinya..

    BalasHapus
  2. Waduh ,..alat pengindraan sepenting ini ga bisa oprasional gara2 terkendala bbm?..cari cepat solusinya jangan sampai diolok2 jiran.

    BalasHapus
  3. hehe,ada2 aj..
    kyak e sepélé,tp ko ...???

    BalasHapus
  4. Lah ini yg bikin cilaka ,solar langka radarpun tidur sementara ,petinggi negara apa kerjanya di mana sekarang ? Aturannya di antipasi sejak dini solar sulit ,tenaga surya solusinya ! " bila perlu tanaga baling 2 di holand belanda di sewa " haha...malu brooo ...ini kabar buruk !

    BalasHapus
  5. langka solar
    radar modar

    BalasHapus
  6. stasiun kutub utara yg laut beku aja gak pernah kehabisan bbm, ini di depan rumah sendiri bensin gak nyampe, haduww

    BalasHapus