Pages

Sabtu, Maret 02, 2013

PT. PAL Ekspansi Wilayah Produksi Kapal Perang

LAMPUNG-(IDB) : PT PAL Persero berencana membuat kapal perang di Tanggamus melalui industri maritim.

Hal itu diungkapkan Firmansyah, Direktur Utama PT PAL yang meninjau demaga Kota Agung serta lokasi kawasan industri maritim. Dan selama ini BUMN tersebut cenderung memproduksi kapal untuk kepentingan militer.

"Bisa nanti di sini kami buat kapal perang karena PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kapal," kata Firmansyah, Kamis (28/2/2013).

Ia mengaku jika PT PAL memang memperluas tempat produksi dan Tanggamus jadi lokasi utama pengembangan perusahaan.

RIMIP Menjadikan Indonesia Produsen Kapal Perang Terbesar Di Kawasan

Kawasan industri terpadu kapal Republik Indonesia (Repindo) International Marine Industrial Park (RIMIP) di Tanggamus resmi diluncurkan, Selasa (17/7/2012). Tempat ini akan menjadi lokasi industri perkapalan terbesar di Asia Tenggara.

Launching RIMIP dilakukan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Wilayah Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi di Dermaga Batu Balai, Kecamatan Limau. Turut menyaksikan perwakilan Pemprov Lampung, Pemkab Tanggamus, serta warga sekitar Demaga Batu Balai.

Direktur Utama PT Repindo Jagad Raya, Rita Manik, mengungkapkan, industri perkapalan ini akan berdiri di lahan seluas sekitar 3.500 hektare. Posisi lahan tersebut memanjang dari Kecamatan Kota Agung Timur, Limau, hingga Cukuh Balak.

"Untuk pembangunan tahap awal, di lahan 262 hektare milik PT Pertamina di Dermaga Batu Balai," ujar Rita. "Tahap awal ini, kami membangun crude (terminal penampungan) untuk distribusi minyak wilayah Sumatera," imbuhnya.

Tahap selanjutnya, akan dibangun tiga galangan atau tempat pembuatan kapal baru. Masing-masing galangan kecil yang terbagi enam unit, menengah (empat unit), dan besar (dua unit).

Selain itu, bakal dibangun pula industri penunjang. Mulai dari pabrik logistik untuk material bahan kapal, kawasan pergudangan, hingga bangunan lepas pantai. Ini belum ditambah dengan ragam industri lainnya, seperti docking atau reparasi kapal dan ship recyle atau tempat rongsokan kapal.

"Selama ini, kami sudah mendirikan industri galangan kapal di Batam yang sekarang menjadi terbesar di Asia Tenggara. Tapi nantinya di sini (Tanggamus), akan lebih besar dari sana (Batam). Industri ini bukan milik perusahaan saja, tapi juga masyarakat dan daerah Tanggamus. Tempat ini akan menjadi penentu dalam industri maritim dunia," papar Rita.

Di Indonesia, RIMIP di Tanggamus merupakan industri perkapalan keempat setelah Surabaya, Cilegon, dan Batam. Menurut Rita, ketiganya sejauh ini masih kurang mengakomodasi produksi dan perbaikan kapal, sehingga diperlukan tempat baru.

"Pilihan kami berinvestasi di sini, karena kondisi perairan Teluk Semaka yang tenang tapi dalam. Perairan ini sangat mendukung untuk industri maritim. Begitu juga dengan kondisi masyarakat yang kooperatif," jelas Rita.

Cilegon Penuh

Anggaran pembangunan tahap awal dialokasikan sebesar Rp 1,8 triliun. Pembangunan tahap awal direncanakan selesai dalam dua tahun. Secara keseluruhan, proyek ini ditargetkan baru rampung pada 2031 mendatang.

"Pendirian industri maritim di sini merupakan salah satu dari rencana pengembangan enam koridor potensi ekonomi di Indonesia," ujar Dirjen Pengembangan Wilayah Industri Kementerian Perindustrian Deddi Mulyadi.

Deddi mengungkapkan, kawasan industri perkapalan di Cilegon saat ini sudah penuh, sehingga diperlukan kawasan baru. Salah satu lokasi yang terpilih adalah Tanggamus. "Nantinya (diharapkan) bisa memudahkan investor industri, karena akan lebih terarah. Selain itu, lokasi ini bisa berkembang lebih optimal," kata Deddi.





Sumber : Tribunnews

27 komentar:

  1. Semoga artikel diaras bukan wacana saja seperti wacana-wacana terdahulu. Jangan mempunyai pretensi komen saya ini nanti sebagai warga negara R.I. yang hanya mencemooh saja, bukan tapi kalau perlu di kritisi yang harus dialkukan jangan hanya mengomentari dengan kalimat ....Lanjut....Setuju padahal nggak ngerti sebenarnya apa yang dimaksud.
    Kembali dengan artikel diatas, sebenarnya kita ini tidak atau belum mampu secara penuh untuk memprmaterial berat.
    Kesemuanya masih pada taraf assembling, mengapa seluruh kebutuhan dasar dari proses produksi kapal kita masih tergantung bahan bakunya
    secara keseluruhan bahkan paku kelingpun masih harus impor.
    Mengapa kita tidak mempunyai kebijakan untuk secara politis untuk memulai dengan melengkapi pabrik "Krakatau Steel" dengan penambahan fasilitas tanur tinggi untuk menghasilkan lembaran baja yang tergolong High Steel jangan hanya lembara baja untuk kelas rendah dan kawat untuk paku.
    Kemudian mulai dibangun juga industri hulu yang akan melengkapi kegiatan industri kapal yang dimaksud seperti industri elektronika bagi keperluan Radar Navigasi, Alkom, Instrumentasi kapal, apa itu Gyro, apa itu digital Compass, Inklinometer,
    Didirikan juga pabrik mesin kapal, baik Diesel maupun turbin seperti yang dilaksanakan oleh China, dan India.
    Saya masih ingat pada saat kita belum menormalisasi hubungan diplomatik dengan China tahun 1980-an. saya berkesempatan mengawal sekelompok pakar industri perkapalan dari China CSSC masuk ke Indonesia untuk diajak melihat peluang kerjasama membangun industri perkapalan.
    Dari paparan selama presentasi banyak pejabat Indonesia yang tercengang karena China pada tahun itu sudah mampu membuat kapal Destroyer, Frigatte, dan Kapal Selam kelas Kilo.
    Untuk kapal niaga mereka sudah mempunyai kemampuan untuk membuat the Giant Tanker 100.000 DWT.
    Ketika ditanya engine memakai merk apa? mereka dengan enteng menjawab Mesin merk apa yang anda inginkan, Deutz, MAN, MTU, Perkins, atau Turbin uap Babcock mereka menyanggupinya karena mereka sudah mempunyai lisensi.
    Untuk publik komunikasi mereka pernah menyelenggarakan demo dan presentasi di Jakarta memakai sistim SCDMA.
    Hal ini dibuktikan waktu salah satu tokoh kita melakukan hubungan langsung dari sebuah desa terpencil di China melakukan percakapan langsung dengan pejabat Telkom di Jakarta, di daerah Kebon Jeruk suaranya sangat jernih dan seolah-olah seperti ngobrol tanpa jarak.
    Jadi, kembali kepada kebijakan para pemimpin kita mau atau tidak untuk memulai suatu akselerasi pembangunan industri dasar atau tidak.
    Sekali lagi saya tidak anti pemerintah atau merendahkan Pemerintah karena pemerintah yang ada kan juga salah satu pilihan saya.
    Tapi kalau Ano-ano memang mempunyai talenta ngomong kasar dan memang tidak mengerti komen saya saya maklumi.

    BalasHapus
  2. Lha kang boleer tinggal nunggu sampeyan jadi direktur KS!! Langsung terap ke ide brillian mu kuwi!!! Nek sistem komunikasi scdma iku wis 15th lalu nang kampung ku wis ono yg terahir mrk freen dari bakry

    BalasHapus
  3. Scdma itu inventornya seorang doktor dari china bukan cdma bro, sok teu. Kalau bakri itu cdma siapapun tahu itu, beli lisensinya dari amrik karena cdma itu tadinya hasil riset sistem komunikasi militer amrik. Bedda banget scdma dg cdma, sok teu luh!!! Dasar kurang ngerti dengan informasi dan anti kemajuan maka komentarnya ya begitu macamnya, tapi saya memaklumi.

    BalasHapus
  4. helo boler...masih mabok gak? habis brapa botol arak hari ini bole?
    hihihihi....pasiean RSJ lagi kabor ya bol?

    BalasHapus
  5. bole itu bener-bener mabok katinone, gemar berhalusinasi...maklum pasien RSJ yang lagi kabor.

    BalasHapus
  6. Ano 13.28 dan 13.30 kalau nggak nyampek pengetahuannya perihal komen yg saya tulis nggak usah komen macam-macam itu malah menunjukan seberapa banyak dan tinggi ilmu yg anda kuasai, kalau komen yg bermutu atau kalau otaknya nggak mampu untuk memberi tanggapan seimbang ya beri komen yg sopan saya maklum kok.
    Pandai nulis kok cuma rendah kwalitasnya.kecian .......

    BalasHapus
  7. enggak terlalu dekat sih dari rumah ane .. tapi siap - siap meluncur aaah, siapa tau ada PKR !!

    BalasHapus
  8. bagaimana mau berdikari bikin kapal dalam negeri, kan industri bahan dasarnya juga di kuasai asing, bentar lagi KS dan partner Koreanya menyelesaikan pabrik baja baru di Cilegon, tentunya produksinya buat Korsel dong. Jangan harap industri lokal kebagian jatah. Yang salah itu politik dagangnya dan aturan pemerintah yg tidak bisa menjangkau dan mendukung konsep industri hulu dan hilir harus berkesinambungan. industri kita makin dikuasai asing jd susah deh kl mau kuasai semua spt china dan india.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Korea lengkap industri bajanya, ngapain buat di Indo terus dibawa ke Korea, tetap aje yg serap dlm negeri juga sebagian..

      Hapus
  9. Bung boler. kalo menurut saya bukan karena kebijakan pemerintahnya aja yg kaga jelas tp kaga fokus. Semua2 pengen dibikin, tapi industri dasarnya belum dikuasai. Melihat kapal PKR ane jamin juga bakalan jadi tukang jahit doang. Ngomong2 teknologi scdma itu seperti apa ya? lalu apa bedanya sama teknologi wcdma? atas jawaban panjenegan kulo haturaken matur newun

    BalasHapus
  10. Naaah bener tuh boler terangkan cdma, s cdma, w cdma, b cdma!!!

    BalasHapus
  11. Teknologi SCDMA itu pernah di presentasikan dan demo di Jkt pada tahun 200-an dalam rangka mengganti peranan Motorolla di Surabaya, Bali, Menado dan Medan.
    Secara teknis acara tersebut saya yg melaksanakan kegiatannya di sekolah tinggi Esa Unggul di daerah Tomang / Kebon Jeruk.
    Dlm demo dan presentasinya teknisi dari Xin Wen datang dengan penampilan sangat bersahaja walau dia seorang doktor dimbidang ilmu teknologi komunikasi, kalau tamu yang di undang hampir semuanya pakai jas, kecuali dari litbang TNI memakai PDH.
    Demk sekilas memori saya mengingatkan, sedang kalau anda ingin tahu karateristik teknologi ini anda dpt mencari di google dengan SCDMA China. sCDMA itu singkatan dari Sincronous Code .....saya lupa.
    Tabik, dan terimakasih

    BalasHapus
  12. Waduuh boler2 ngomong aja "gw jg kagak paham" gitu napa?? Jgn malu maluin!!! Kita nanya apa itu scdma malah promosi pernah kerjasama dg doktor inilah itulah di universitas anu lah !!! Wadooooh capeeek!!

    BalasHapus
  13. Ehhh wacanaa doang.

    Indonesia kan cuma kebanyakan akan akan akan akan akan dan akan aja

    BalasHapus
  14. betul gua juga nggak paham secara teknologi karena saya kan cuma lulusan SR tahun '57. Yang saya ceritakan adalah pengalaman saya pernah menyelenggarakan demo dan presentasi teknologi komunikasi berbasis SCDMA dari China.
    Kalau mau detil kan saya silakan membuka Googling atau Wiki kan nggak mungkin saya memberi tahu teknologi SCDMA tsb secara detil. Maaf ya.!
    Saya sudah membuat Ano capeek, nanti kalau copy darat tak urutin deh pakai Zambuk, mau???? nggak mau ach, keringat situ bau wedus....

    BalasHapus
  15. Lha komen mu itu boleer katanya beda banget scdma dan cdma!!! Monggo terangken!!trus sampean Ngomongin jgn tulis komen kalo gak faham!!! Otaknya gak sampe!!! Monggo sampean artinya dah faham cdma dan scdma!!! Apalagi pernah ikut peresentasi langsung!!! Kenal baik lg dengan sang doktor dari xin wen opo meneh kuwi! Masa gak ngeh!! Masa mau membantah omongan sendiri!!!

    BalasHapus
  16. Maaf kalau ditanyakan secara rinci teknologinya maaf saya memang tidak ngerti yang terjadi sudah 12 tahun yang lalu.
    Dalam paparan dan demo diperlihatkan bagaimana kinerja CDMA dan SCDMA dengan hasil pada waktu itu bahwa SCDMA lebih cepat, bersih di banding CDMA. Kemudian cara pemasangan SCDMA lebih praktis dalam kondisi darurat dalam waktu kurang dari 8 jam sudah dapat difungsikan sebagai sarana komunikasi.
    Selebihnya info teknologinya dapat anda buka di Google atau Wiki kalau ada. Maaf kalau penjelasan saya kurang memuaskan. Yang pasti SCDMA pernah dipilih oleh Telkom untuk mengganti peranan CDMA yang providernya adalah Motorola dan daerah operasinya di Surabaya, Bali, Medan dan Manado. Jadi perusahaan China yang kesini dan melaksanakan Presentasi dan Demo itu namanya Xin Wen. Namun selanjutnya setelah presentasi dan demo tersebut, rencana investasi dan operasi SCDMA dari China tidak jadi karena kesulitan keuangan / modal dari partner di Indonesia.

    BalasHapus
  17. Bro Ano 17.39, kalau anda ingin mendapatkan aspek teknologi SCDMA saya harus mencari file perihal kejadian 12 tahun yang lalu. oleh karenanya akan saya usahakan dan mohon waktu. Tks.

    BalasHapus
  18. SAYA SETUJU DGAN KANG BOLER,Ayo akui aja lah negara kitatuh hanya jadi tukang sol,Kalau emang ingin berdikari jgan ada barang secuilpun dari luar,gmana mau maju dari hulu ke hilir aja gda masih ngandalin impor.Negara semacam as bikin industri tdk sendiri jga bukan berarti mereka tdk mampu buat teknologinya.jadi jgn beranggapan *Gda industri dinegara besar di kelola sendiri*

    BalasHapus
  19. Gak usah repot2 boler kalo gogling sy dah dr jam 1 tadi!!! Sedikit faham sy!! Trus pasang cdma di rumah sy tuh cuma 1 jam, pasang antena pasang prangkat, masukkan kode langsung on!!! Jernih sinyal bagus tapi pulsa mahal kalo ke gsm hehehe!!

    BalasHapus
  20. kalau soal konsep dan wacana pejabat kita paling pinter sedunia, tapi kalau soal realisasi selalu ngomong yah,....nanti sebentar lagi.....begitu anggaran keluar....bancakan untuk di korup.
    Masyarakat yg tulus ikhlas ngebayar pajak di tipu terus ama pejabat.
    Lihat saja nanti kapan itu pabrik kapal perang terbesar mulai produksi.
    Paling-paling produk korup yang terjadi.

    BalasHapus
  21. Kalau hanya akan jadi tukang las doang seh nggak usah pakai wacana dan dg seremonial mewah, Gan. Malu tuch budaya pesta saja dipamerin ke masyarakat yg penting kerja dan hasilnya nyata.
    Maklum tukang las jadi pengusaha, kaya pepatah Jawa mengatakan : Kere munggah bale" = Orang miskin diberi jabatan, Kecian deh.......

    BalasHapus
  22. Daerah Tanggamus kan daerah rawan gempa, apa sudah di hitung resiko kalau soal laut yg dalam dan tenang benar, buat yang pernah kesana pemandangan alam sungguh elok dilihat mata, belum ikan lautnya sangat banyak dan fresh bangget gituh.
    Ya selamat berusaha di daerah gempa Teluk Semangka ,Lampung Selatan yang indah permai.

    BalasHapus
  23. kereenn tempat pembuatan udah di tambah.. tinggal riset dan penemuan2 aspek2 pendukung lain nya dalam bidang perkapalan.. yoo maju terus indonesia...

    BalasHapus
  24. Jangan lupa membuat Kapal Induk Nuklir dan kapal penyerang dg bomb Nuklir itu baru namanya kemajuan kalau hanya bikinkapal - kapal biasa mah, itu namanya dockyard cemen-cemen, kecian deh loe, ke laut ajah,

    BalasHapus
  25. halah capek komen aku. pasti cuma silat lidah doang pemerintah tu. rencana doang Ingat wilayah kita itu sebesar Eropa. Pertahanannya gk masuk 10 besar dunia . halah kebangetan itu. Segitu kok mau ngawal wilayah yg segede Eropa. Kasian rakyatnya itu, jadi bulan bulanan negara tetangga. Alutsista kuat rakyat Lega.

    BalasHapus
  26. Pilihan lokasi yang sangat rawan bencana. Posisinya berhadapan langsung dengan gunung krakatau, mungkin untuk sekarang gunung krakatau tidak terlalu membahayakan tetapi kita tidak tau kedepannya seperti apa, bisa jadi erupsi krakatau 1883 terulang kembali mengingat anak krakatau merupakan gunung berapi muda yang pertumbuhannya paling cepat di dunia. Membuat industri perkapalan skala besar tentunya sangat baik, namun alangkah lebih bijak penempatan lokasi industri tersebut dikaji lebih dalam dengan melihat tingkat kerawanan bencana di lokasi tersebut. Mencegah bencana tentunya jauh lebih baik. Maju terus Indonesia.

    BalasHapus