Pages

Senin, Desember 17, 2012

Presiden Lantik Kasal Dan Kasau Baru

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Laksamana Madya TNI Dr Marsetyo sebagai Kepala Staf Angkatan Laut dan Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia sebagai Kepala Staf Angkatan Udara, Senin.

Pelantikan kedua pejabat tersebut berdasarkan Keppres 78 TNI Tahun 2012 ditandatangani pada 14 Desember 2012.

Pelantikan tersebut berlangsung di Istana Negara Jakarta dan dihadiri oleh Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua BPK, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Turut hadir Kasau yang diganti Marsekal TNI Imam Syufaat serta Kasal Laksamana TNI Soeparno, Jaksa Agung Basrief Arief dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Laksamana TNI Soeparno dan Marsekal TNI Imam Syufaat memasuki masa pensiun.

Sejumlah menteri yang hadir antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo serta sejumlah pejabat lainnya.

Sebelumnya, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI, sementara Laksamana Madya TNI Dr Marsetyo sebelumnya menjabat sebagai Wakasal.





Sumber : Antara

Indonesia Perlu Bimbing Malaysia Menjadi Jiran Yang Baik

JAKARTA-(IDB) : Direktur Kajian Politik Center for Indonesian National Policy Studies (CINAPS) Jakarta Guspiabri Sumowigeno mengatakan Malaysia perlu dibimbing untuk menjadi tetangga yang baik bagi Indonesia.

"Selama ini pada tingkat Pemerintahan atau Parlemen Indonesia tidak ada proses formal membicarakan adanya hal yang salah dalam sistem politik Malaysia," kata Guspi di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, Indonesia juga tak pernah mengeluarkan komentar terbuka yang mengkritik atau mengingatkan Malaysia agar memperbaiki sesuatu. Pak Habibie yang bersahabat dekat dengan Anwar Ibrahim juga tak pernah menjelaskan secara luas mengapa ia ingin mendorong perubahan politik di Malaysia.

Ia mengatakan kontroversi penghinaan atas mantan presiden BJ Habibie oleh Zainuddin, mantan pejabat Malaysia dan politisi UMNO terus berlanjut. Menyusul meluasnya protes dan desakan berbagai pihak di Indonesia agar ia meminta maaf, Zainuddin menolak untuk meminta maaf.

Bahkan ia menuduh Habibie telah melakukan intervensi politik yang dapat membahayakan stabilitas Malaysia. Ia juga menjelaskan bahwa tulisan berjudul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim" yang dimuat di Utusan Malaysia itu adalah pendapat pribadi dan tidak mewakili UMNO.

Dikatakannya sistem politik komando yang dijalankan Malaysia, dan penempatan tulisan di rubrik Editorial koran Utusan Malaysia, sulit untuk tidak menyimpulkan bahwa tulisan itu sesungguhnya adalah suara elit politik Malaysia.

Pendapat Zainuddin katanya adalah ekspresi jujur mengenai keresahan elit politik Malaysia atas intervensi asing terhadap sistem politik Malaysia yang masih terus didominasi oleh UMNO. Intervensi asing itu menambah energi para penentang UMNO untuk menumbangkannya dari kekuasaan.

Lebih lanjut ia mengatakan krisis kepercayaan pada koalisi Barisan Nasional berintikan UMNO yang telah berkuasa sejak kemerdekaan 1957, secara signifikan menghasilkan penambahan kursi oposisi dalam parlemen hasil Pemilu 2008 .

"Meluasnya praktik korupsi oleh elit politik dan kroninya telah menggerus apresiasi rakyat atas kesuksesan ekonomi rezim yang berupaya merepresentasikan kemajemukan ras dan etnis negara itu," ujarnya

Guspi mengatakan UMNO nampaknya mulai retak sejak krisis moneter Asia 1997. Kampanye penggusuran Anwar Ibrahim dari posisi orang nomor dua di tahun 1998 secara kasar (dituduh sebagai homoseksual dan pelaku sodomi), ditengah upaya PM Mahathir menyelamatkan ekonomi Malaysia kala itu adalah indikasinya. Pascalengsernya Mahathir di tahun 2003, rezim makin tak stabil.

"Penggantinya, Abdullah Badawi hanya bertahan lima tahun sebelum karena berbagai tekanan politik mundur tahun 2008 dan digantikan Najib," ujarnya.

Ia menjelaskan perpecahan masyarakat Malaysia amatlah nyata. Tatanan segregatif masyarakatnya terlembaga dalam partai politik, sekolah serta media massa yang terpisah untuk tiap komunitas ras dan bagi komunitas Melayu berlaku sistem hukum berbeda.

"Makin hari Pemerintah makin makin direpotkan oleh terus meningkatnya ketidakpuasan atas kebijakan diskriminasi rasial oleh negara pada komunitas ras minoritas," ujarnya.




Sumber : Antara

Menhan : Dana Optimalisasi Pengadaan Alutsista Rp 678 M Transparan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan tidak ada yang ditutupi terkait anggaran pengadaaan alutsista Kemenhan senilai Rp 678 miliar. Purnomo membantah tudingan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam terkait adanya kongkalikong anggaran tersebut.

"Jadi dari kami tidak ada yang ditutupi, dari kami semua sudah dijelaskan," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu (16/12/2012).

Purnomo mengatakan, pada saat rapat dengan DPR 10 Desember 2012 lalu, dirinya menjelaskan bahwa ususlan anggaran tersebut berasal dari Mabes TNI. Ada 3 proses dalam pengajuannya.

Pertama, proses teknis di Kemenhan sendiri, kedua proses politik di DPR. Proses kedua ini menurut Purnomo merupakan penganggaran sendiri di Kementerian Keuangan. Ketiga, verifikasi dari Wakil Menhan selaku Ketua High Level Comittee.

"Setelah itu ada surat dari kami ke DPR, menyatakan ini sudah clear and clean dengan Kemenkeu juga. Jadi proses ini kami telah sampaikan ke DPR semua waktu itu," terang Purnomo.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Keuangan memberikan tanda bintang (memblokir) anggaran Kementerian Pertahanan senilai Rp 678 miliar, atas rekomendasi surat Seskab Dipo Alam. Menteri Keuangan Agus Martowardojo, mengatakan pemblokiran itu karena masih diperlukannya penelahaan dan koordinasi di antara internal pemerintah.

"Koordinasi itu antara lain dilakukan dengan Seskab. Kalau kami menyinggung ada dugaan mark up dan praktek yang tidak benar, memang bukan tugas dan fungsi kami untuk memahami karena ini tugas dan fungsi Kemenhan mengenai detail dan spesifikasi anggaran yang dibelanjakan," ungkapnya.

"Satu dan lain hal yang membuat kami mencabut bintang adalah masalah clearence di internal pemerintah. Kalau masih ada surat yang menanyakan tentu harus bisa clear-kan. Bintang harus dicabut, kalau dicabut nanti kami akan berkonsultasi di pimpinan," tegas Agus.

Menurutnya, meskipun anggaran dicabut dan bisa dicairkan, tetap harus melihat waktu apakah memungkinkan untuk digunakan, ini perlu ada koordinasi antara pemerintah.

"Kalau blokir dicabut, yang ditandai dengan pencabutan surat yang dikeluarkan Seskab, apakah waktu pengadaan memadai. Kami memahami dan Rp 678 miliar akan masuk Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, red)," ungkap Agus.





Sumber : Detik

Dankormar Kunjungi Satgas Puter P. Berhala

BERHALA-(IDB) : Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington didampingi Wakil Komandan Lantamal I Kolonel Marinir Yanuar Ludfi mengunjungi pulau terluar (Pulau Berhala) yang terletak di wilayah perairan Selat Malaka, Rabu (12/12)
Dankormar beserta rombongan berangkat dari dermaga Mako Lantamal I dengan mengunakan KRI Matacora-823 dengan menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam. Komandan Lantamal I Laksamana Pertama (Laksma) TNI Didik Wahyudi,SE, menyempatkan mengantar Dankormar menuju KRI Matacora-823.

Selama kunjungan ke pulau Berhala Dankormar menyampaikan arahan kepada seluruh personel yang bertugas di Pulau Berhala mengatakan ”Jaga selalu solidaritas, bina selalu fisik, jaga kesehatan dan hilangkan rasa jenuh dalam bertugas tetap semangat ”. Sekaligus meninjau fasilitas serta mess yang ada di pulau berhala, dilanjutkan pemberian bingkisan berupa satu unit mesin Listrik generator, Majalah, dan makan siang bersama prajurit Marinir yang bertugas di P. Berhala.

Dalam kunjungan tersebut Dankormar didampingi Asintel Dankormar Kolonel Marinir Suaf Yanu Hardani, Kadismat Kormar Kolonel Marinir Siswoto, Komandan Brigif-3 Kolonel Marinir Hardimo, Pasops Brigif-3 Mar Letkol Marinir B. Hadi S, Dandenma Mako Kormar Letkol Marinir Andi Rahmat, Pakor Spri Dankormar Letkol Marinir Pangestu, Danyonif-8 Mar Mayor Marinir Romi Hutagaol, dan Komandan Tim Intelijen Lantamal I Mayor Marinir Eddy Panjaitan.




Sumber : Kormar

UNIFIL Periksa Kesiapan Peralatan Operasional Konga

banon-sub

LEBANON-(IDB) : Tim COE (Contingent Owned Equipment) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) menggelar pemeriksaan kesiapan peralatan operasional terhadap materiil, perlengkapan, persenjataan dan kendaraan Satgas Indo FPC (Force Protection Company) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVI-E2/UNIFIL. di Sudirman Camp, Naqoura, Lebanon, Sabtu (15/12/2012).

Kedatangan 10 personel Tim COE UNIFIL yang dipimpin Mr. Sergiy Mazarov dari Rusia,  diterima oleh Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL, Mayor Inf Yuri Elias Mamahi didampingi Perwira Seksi Logistik Lettu Inf Ramdani selaku koordinator dalam kegiatan pemeriksaan ini beserta seluruh Perwira Staf yang membidangi masing-masing materi.

Obyek pemeriksaan terdiri dari Major Equipment dan Self Sustainment. Untuk Major Equipment antara lain meliputi kendaraan tempur, kendaraan pendukung, senjata, dan peralatan kesehatan. Sedangkan Self Sustainment antara lain pelayanan catering (food), komunikasi, perlengkapan kantor, dan kebersihan compound.

Tim COE UNFIIL berasal dari kalangan sipil dan militer mempunyai latar belakang spesialisasi sesuai bidang masing-masing, pemeriksaan ini dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali, untuk memastikan pemberian reimbursment benar-benar sesuai dengan kemampuan operasional Major Equipment dan Self Sustainment satuan yang ada.

Hasil penilaian yang disampaikan oleh Mr. Sergiy Mazarov pada saat briefing akhir, usai pelaksanaan pengecekan Operational Readiness Inspection (ORI) langsung di lapangan bahwa Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL secara umum dinyatakan lolos dalam pelaksanaan pemeriksaan tersebut.

UNIFIL sebagai perwakilan PBB di wilayah Lebanon menuntut seluruh satuan yang dikirimkan oleh Negara-negara pengirim atau Troops Contributing Country (TCC) memiliki kesiapan operasional sesuai standar yang telah ditetapkan, baik kesiapan personel, materiil maupun perlengkapannya.

Sementara itu, Dansatgas Konga XXVI-E2/UNIFIL Mayor Inf Yuri Elias Mamahi menekankan kepada seluruh personelnya untuk senantiasa menjaga dan merawat perlengkapan yang sudah diberikan oleh negara





Sumber : Poskota

KSAD : TNI AD Lanjutkan Modernisasi Alutsista

Marder 1A3
JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan TNI Angkatan Darat akan terus melanjutkan modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) guna mewujudkan TNI AD yang profesional. Karena itu, Satuan TNI Angkatan Darat akan dilengkapi dengan Alutsista yang modern dan tercanggih di kelasnya, seperti MBT Leopard, Marder, Meriam 155 Caesar, MLRS Astros II, Rudal Mistral, Helikopter Black Hawk serta persenjataan lainnya.

Demikian amanat tertulis KSAD yang dibacakan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), Letjen TNI Budiman saat menjadi Inspektur Upacara Hari Juang Kartika Ke-67, Sabtu (15/12) di Lapangan Upacara Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta. Hari Juang Kartika diperingati sejak 15 Desember 1945 hingga saat ini, 15 Desember 2012.

Menurut Pramono Edhie, sejalan dengan dinamika perubahan situasi pada lingkup nasional, regional, maupun global serta tantangan yang dihadapi bangsa saat ini, tugas Angkatan Darat ke depan akan semakin berat dan kompleks. Tantangan tugas ini menuntut kesiapan operasional satuan, profesionalitas dan soliditas satuan yang tinggi serta dukungan seluruh komponen bangsa.

Seluruh prajurit TNI Angkatan Darat harus menjadi prajurit yang terlatih, tangguh dan handal. Karenanya, KSAD meminta para komandan satuan untuk menyelenggarakan latihan di satuannya dengan profesional dan terukur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan yang kita pedomani.

Dia mengingatkan untuk mewujudkan profesionalisme keprajuritan tidak cukup hanya dilakukan dengan modernisasi Alutsista, tetapi yang lebih penting adalah menyiapkan sumber daya prajuritnya. Karena secanggih dan semodern apapun Alutsista yang kita miliki, tanpa didukung profesionalitas dan semangat juang, maka tidak akan memberikan hasil yang optimal.

“Selain itu, profesionalisme keprajuritan yang kita bangun, bukan untuk menciptakan prajurit seperti robot, melainkan profesionalisme yang berbasis kepada jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional,” katanya melalui siaran pers Kasubdis Penum Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Dispenad), Kolonel Inf Zaenal M.

Usai upacara, Wakasad menyerahkan piala dan plakat kepada para pemenang lomba kebersihan antar satuan di lingkungan Mabesad. Juara I diraih oleh Staf Pengamanan, Juara II oleh Staf Personel dan Juara III diraih oleh Staf Perencanaan dan Anggaran. 





Sumber : Jurnas