Pages

Selasa, Desember 04, 2012

AU China Kunjungi Lanud Adisutjipto

china-sub
YOGYAKARTA-(IDB) : Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Abdul Muis Selasa (4/12) menerima kunjungan rombongan delegasi dari Chinese People Liberation Army-Air Force, di Gedung Jupiter Lanud Adisutjipto.

Kunjungan Delegasi  Chinese People Liberation Army-Air Force Command College senior Class yang berjumlah 49 orang ini dipimpin oleh Major General Dan Zhiping.

Komandan Lanud Adisutjipto pada kesempatan itu didampingi oleh Kadisops Kolonel Pnb Minggit Tribowo, Kadispers Kolonel Pnb M Syafii, Kadislog Kolonel Tek I. G. Made Radar PJ dan beberapa pejabat.  Dalam sambutan penerimaan mengungkapkan kebanggaannya, karena Pangkalan TNI AU Adisutjipto menjadi salah satu lokasi kunjungan para perwira dari Chinese People Liberation Army-Air Force.

Melalui kunjungan ini Kom`ndan Lanud berharap, para Perwira dari Chinese People Liberation Army-Air Force akan mendapat gambaran tentang pelaksanaan tugas dan peran Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta, sehingga ke depan dapat lebih mempererat jalinan hubungan kerja sama antara kedua negara pada umumnya, dan kedua Angkatan Udara pada khususnya.
 
Usai diterima Komandan Lanud, rombongan Chinese People Liberation Army-Air Force mengadakan kunjungan ke beberapa tempat, diantaranya Wing Pendidikan Terbang yaitu di Skadik 102 dan sempat melaksanakan Joy Flight dengan pesawat Latih KT-1B.  Rombongan juga mengunjungi Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala dan dilanjutkan ke Candi Borobudur.





Sumber : Poskota

Otoritas Kendali Operasional FPC di Lebanon Diserahterimakan

banon-sub
LEBANON-(IDB) : Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Force Protection Company (FPC) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVI-D2/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), Mayor Inf Wimoko menyerahkan tugas wewenang dan tanggung jawab jabatannya kepada Mayor Inf Yuri Elias Mamahi selaku Dansatgas Konga XXVI-E2/UNIFIL.

Pelaksanaan serah terima Otoritas Kendali Operasional (Transfer Of Authority/TOA) dilaksanakan di Lapangan Sudirman Camp, Green Hill, Naqoura-Lebanon, Senin (3/12/2012).

Dengan telah diserahkannya Otoritas Kendali Operasional Satgas FPC, maka terhitung saat itu 150 personel Satgas FPC Konga XXVI-E2/UNIFIL, akan mempunyai tugas pokok sbb: 

Pertama : Mengamankan wilayah Markas Besar UNIFIL di Naqoura

Kedua : menyiapkan tim penanggulangan huru-hara (CRC) dengan berkemampuan pengendali masa yang dapat bergerak cepat terhadap ancaman yang mungkin timbul

Keempat : menyiapkan tim reaksi cepat (QRT); melaksanakan pengawalan terhadap semua aset Force Commander (FC) selama dalam perjalanan di daerah operasi dengan mengacu pada direktif dari FC

Kelima : sebagai bagian dari unit pertahanan dalam satuan pertahanan terkoordinasi dalam wilayah Markas Besar UNIFIL

Keenam : memberikan bantuan massive deployment kepada unsur UN lainnya di luar camp jika mendapatkan serangan; dan melaksanakan tugas lainnya yang diberikan FC.


 
Setiap harinya, Satgas FPC akan melaksanakan penjagaan di Markas Besar UNIFIL dan patroli pengamanan selama 24 jam sehari, hal ini termasuk dengan random patrol yang dilaksanakan secara bergantian dengan Srilangka FPC seperti melaksanakan penjagaan di titik-titik Observation Post (OP), pintu keluar masuk Marka Besar UNIFIL, dan melaksanakan Stand By Force, Crowd and Riot Control (CRC) serta  Quick Reaction Team (QRT).

Mayor Inf Yuri Elias Mamahi lahir di Probolinggo pada tanggal 22 Februari 1975 yang sehari-hari menjabat sebagai Pabandya Renanev Kopassus adalah lulusan Akademi Militer tahun 1996.  Menikah dengan Yohana Evi S. dan dikaruniai 2 orang anak, 1 orang putri bernama Richelle Elivyana M. dan 1 orang putra bernama Richard Elivyano M.


Upacara serah terima Otoritas Kendali Operasional Satgas FPC Konga XXVI-D2/UNIFIL kepada Konga XXVI-E2/UNIFIL dihadiri pula oleh para Dansatgas yang tergabung dalam Kontingen Indonesia serta perwakilan dari kontingen negara lain, antara lain Nepal, Srilangka, Spanyol, Italia dan Perancis yang tergabung dalam misi UNIFIL di Lebanon Selatan.





Sumber : Poskota

Iran Lagi-Lagi Sukses Ciduk Pesawat Tanpa Awak AS

TEHRAN-(IDB) : Humas Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) mengkonfirmasikan penangkapan sebuah pesawat tanpa awak Amerika Serikat oleh pasukan angkatan laut Pasdaran di kawasan Teluk Persia.
 
Humas Pasdaran pada Selasa (4/12) menyatakan, pasukan Pasdaran menangkap sebuah pesawat tanpa awak AS yang melanggar zona udara Republik Islam Iran. Demikian dilaporkan IRNA.
 
Menurut pernyataan tersebut, pasawat tanpa Awak AS,ScanEagle selama beberapa hari lalu berpatroli di wilayah Teluk Persia dan memasuki zona udara Iran untuk misi identifikasi dan mengumpulkan data. Namun pesawat tersebut keburu terjebak ke dalam unit pertahanan dan sistem kontrol Angkatan Laut Iran.
 
Laksamana Ali Fadavi, Komandan Pasukan Angkatan Laut Iran mengatakan, ScanEagle biasanya diterbangkan dari atas kapal besar.
 
Ia juga menyinggung kesiapan pasukan angakatan laut Pasdaran dalam menjalankan misinya dan mengawasi gerak-gerik pasukan asing di wilayah Teluk Persia dan Selat Hormuz.
 
"Pasukan angkatan laut Pasdaran dalam kesiapan yang terbaik," tandasnya. 





Sumber : Irib

Potret : T-90, MBT kebanggaan Rusia

ARC-(IDB) : Sebagai Negara yang tertatih-tatih dan berupaya bangkit dari keterpurukan, Rusia berupaya keras memodernisasi alutsistanya. Dengan anggaran yang sangat terbatas, Rusia tidak punya banyak pilihan untuk memilih MBT next generationnya.

Pada dekade 1980-an, Uni Soviet yang sangat mempercayai armada tanknya memiliki visi penggelaran 2 kelas MBT, yang satu mampu diproduksi massal dengan cepat, berharga murah, dan bisa dijual ke Negara-negara tetangga. 

Visi ini terwujud dalam keluarga MBT T-72 yang sukses di pasaran ekspor. Disisi lain, Uni Soviet juga mencoba mematahkan dominasi NATO dan AS yang menggadang-gadang kualitas diatas kuantitas dengan memproduksi satu MBT dengan fitur dan teknologi terbaru, yang kemudian muncul sebagai T-80. 

Pendekatan kuantitas dan kualitas ini pada akhirnya terbukti tidak praktis, dan baik T-72 maupun T-80 akhirnya terbukti gagal dalam pertempuran. T-72M1 milik Garda Republik Irak dibuat babak belur oleh M1A1 Abrams dalam Perang Teluk II, sementara T-80 dihajar habis-habisan oleh pejuang Chechnya dalam dua kali perang di negeri satelit Rusia tersebut.

Pasca pecahnya Uni Soviet, Rusia ditinggalkan dengan masalah superioritas armada MBTnya. Negara-negara lawannya sudah lama mengembangkan penyempurnaan MBT mereka, tetapi Rusia bertahan dengan desain usang T-72 dan T-80. Mendanai pengembangan MBT baru seperti Black Eagle makan biaya yang terlalu besar dan Rusia tak mungkin mengadakan MBT yang terlalu canggih karena harganya pasti mahal. Langkah kompromi akhirnya ditempuh, dengan menggabungkan keunggulan teknologi T-80 dan mengintegrasikannya ke T-72. Proyek yang tadinya dinamai T-72BM ini akhirnya diberikan desainasi berbeda, seolah menandakan bahwa ini adalah MBT baru.

T-90 dikembangkan oleh tim di biro Kartsev/ Venediktov yang dikepalai oleh V. Potkin, dan dikerjakan di Uralvagonzavod (Pabrik gerbong kereta Ural) di Nizhnyi Tagil. Purwarupanya diberi kode Obiekt 188 yang diselesaikan pada 1988. 

Dari segi desain, T-90 tidak memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan T-72. Layout hullnya serupa, termasuk pemosisian awaknya. Sistem suspense tetap menganut model torsion bar dengan enam pasang roda pada setiap sisi, drive sprocket dibelakang, idler didepan, dan tiga track-return roller. 

Peredam kejut hidrolik dipasang di roda pertama, kedua, dan keenam sehingga tidak terlalu menyiksa krunya saat tank dibawa untuk perjalanan jauh. Krunya tetap tiga, pengemudi, penembak, dan komandan, melanjutkan tradisi penggunaan sistem autoloader dalam MBT Soviet. Kubahnya memiliki profil yang sangat rendah, dan sangat tidak nyaman untuk orang dengan tinggi badan diatas rata-rata. 

 Komandan duduk disebelah kanan, didalam modul yang berputar independen terhadap putaran kubah. Kemanapun arah kubah berputar, komandan selalu menghadap kedepan. T-90 digerakkan oleh mesin diesel V-84S yang dilengkapi pemanas untuk pengoperasian di wilayah beriklim dingin dan sensor suhu. Kemampuan menenggak berbagai jenis bahan bakar seperti bensin, kerosene standar militer, dan benzine menjadi keunggulan yang ditawarkan untuk mempermudah pasokan logistik.

Biarpun layoutnya sama, namun T-90 memperoleh sistem proteksi berupa lapisan armour reaktif Kontakt-5 yang didesain dengan sudut landai untuk mengalahkan hululedak APFSDS dan HEAT yang datang bertandang. Pada bagian kubah, 2 panel dipasang membentuk belah ketupat sehingga bentuk kubah seolah bertambah. Panel ERA tambahan juga dipasang di sisi kiri-kanan skirt untuk semakin mengamankan posisi kru, terutama pengemudi. 

Terkait dengan pengamanan pengemudi, kursinya kini dibuat menggantung ke atas, seperti halnya komandan dan penembak untuk melindungi dari gelombang kejut yang mematikan saat melindas ranjau antitank. Untuk mengemudi dalam kegelapan malam, pengemudi memperoleh optik termal TVN-5 yang bisa dipasang menggantikan periskop TNPO-168 standar.


 
Sejumlah pembenahan dilakukan pada sistem kontrol penembakan yang mengadopsi sistem kontrol penembakan otomatis model 1A45T yang merupakan penyempurnaan dari versi yang digunakan T-80, yang didukung oleh sistem bidik malam TO1-KO-1 atau TO1-PO2T, sistem observasi PNK-4S untuk komandan, dan layar televisi untuk mengamati wilayah belakang. 1A45T sendiri diotaki oleh sistem 2A43 IVDPK, stabilizer laras 2Eh42-4 Zhasmin dan converter PT-800 yang dipasangkan dengan regulator voltase dan frekuensi RChN 3/3. 

Sistem 1A45T menerima input dari beberapa sensor, seperti data balistik munisi yang disimpan dan dipasok komputer balistik 1V528, pengukur kecepatan angina DVE BS, dan sistem bidik TPN4-49-23 Buran. Apabila dananya memadai, sistem Buran dapat digantikan oleh sistem Agava-2 dengan fitur termal yang dipasang pada menara di atap. 

Untuk komandan, tersedia sistem terpadu TKN-4S Agat S day/ night sight dengan pembesaran x7,5 day dan x5,1 night yang sudah dilengkapi fitur stabilisasi, serta periskop TNP-160 di kanan-kiri sistem TKN-4S. Sementara untuk penembak daftarnya lebih lengkap lagi, seperti 1A43 day sight yang sudah terintegrasi dengan laser rangefinder IG46 Irtysh yang dilengkapi dengan sistem pemandu laser untuk rudal yang bekerja dengan sistem beam riding.

Meriam T-90 juga mengadopsi meriam dari T-80, dengan kode 2A46M4. Perbedaan antara varian M4 yang digunakan T-90 dan M1 yang dipakai T-80 diperkirakan perbedaannya ada pada kualitas baja dan akurasi yang digunakan. 

Baja yang lebih baik mampu menghasilkan ketahanan tekanan yang lebih besar, membuat 2A46M4 dapat melontarkan munisi generasi baru, termasuk munisi berinti DU (Depleted Uranium). Meriam 2A46M4 memiliki fitur meriam setara MBT Barat, komplit dengan muzzle reference system untuk mengecek keselarasan alur tembakan meriam. 

Satu keunggulan meriam ini adalah kemampuannya melontarkan rudal hululedak tandem 9M119 Refleks/ AT-11 Sniper yang dipandu oleh tuntunan laser (laser beamriding), dengan jarak efektif sampai 5.000 meter atau melebihi jarak efektif meriam, memberikan kesempatan bagi T-90 untuk membidik MBT lain sebelum lawan dapat menembak. Kendali penembakan untuk Refleks sepenuhnya ada ditangan penembak, dan tidak ada pada kompartemen komandan.

Sementara untuk urusan munisi, Rusia memanfaatkan sistem pengisi otomatis model carousel, yang letaknya ada di lantai dibawah kru penembak dan komandan. Munisi untuk meriam 125mm ini masih menggunakan mesiu dan hululedak yang terpisah, beda dengan Barat yang menggunakan sistem combustible. Hal ini yang menyebabkan munisi APFSDS Rusia jauh lebih inferior dibandingkan dengan munisi serupa yang digunakan oleh pihak Barat, karena panjang penetrator yang bisa digunakan pun relatif terbatas. Sementara untuk fungsi anti pesawat, disediakan senapan mesin berat 12,7mm NSVT yang dilengkapi PZU optical sight dan distabilisasi oleh 1ETs29 pada satu plana vertikal. Komandan yang menembakkan senapan mesin berat ini terlindung dalam kubah baja mini.

Sementara untuk sistem perlindungan, T-90 memanfaatkan sistem perlindungan granat asap 81mm, yang dapat dipasangi munisi Type 902A Aerosol Forming Grenade Launch System dengan granat 3D17 aerosol. 

Saat diluncurkan, akan tercipta semprotan partikel halus yang dapat memunculkan iluminasi laser yang diarahkan ke tubuh tank, dibaca oleh keempat sensor yang terpasang, dan memberikan peringatan agar pengemudi segera bermanuver untuk menghindar atau mungkin mengeluarkan tabir asap. 

Sistem jammer rudal antitank TShU1-7 Shtora siap sedia memancarkan sinyal infra merah acak untuk mengacaukan sirkuit penuntun rudal. 

Sementara untuk aksesori tambahan, tersedia KMT-7/KMT-8 mine roller untuk mencangkul tanah dan meledakkan ranjau, yang sudah jadi standar sejak era T-72.


SPEK T-90

Kru                              : 3
Bobot tempur                : 46,5 ton
Power/weight                : 18,06 hp/ ton
Ground pressure          : 0,983 kg/cm3
Panjang                       : 6,86m (hull)
Lebar                           : 3,37m
Tinggi                           : 2,23m
Ground clearance         : 0,492m
Lebar tapak rantai         : 580mm
Panjang tapak rantai     : 4,278m
Kecepatan maks.          : 60 km/ jam
Jarak tempuh               : 550km (jalan raya), 450km (cross-country)
Kapasitas bahan bakar  : 1200 liter + 400 liter (opsional tangki eksternal)
Tanjakan                       : 60o
Kemiringan                   : 40o
Halangan vertikal            : 0,85m
Lintas parit                    : 2,8m
Mesin             : V-84MS 4 langkah, 12 silinder diesel, mengeluarkan daya 840hp
Transmisi                      : manual, 7 gigi maju dan 1 mundur
Suspensi                       : torsion bar
Persenjataan                 : 1x125mm 2A46M4 smoothbore gun; 1x12,7mm NSVT; 1x7,62mm PKT
Elevasi meriam               : +14/-6o
Sistem kelistrikan            : 24V    




Sumber : ARC

Apapun Alutsistanya, TNI Harus Punya Semangat Juang Tinggi

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, terus berusaha membenahi alat-alat persenjataan militer Indonesia. Dia pun meminta agar prajurit bisa terus mengobarkan semangat juang yang bakal mampu mengalahkan apapun.

Inilah pesan yang disampaikan Purnomo usai menghadiri acara peluncuran buku 'Pasukan-M, Menang tak Dibilang Gugur tak Dikenang'. Buku ini diluncurkan di Gedung Smesco, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (3/12/2012). Selain Purnomo, Hadir dalam acara ini KSAL Laksamana TNI Soeparno dan keluarga dari Kapten Markadi.

"Apapun alutsista yang kita punya itu tetapi yang terpenting semangat juang, nilai-nilai kejuangan yang terus kita kobarkan dari waktu ke waktu," kata Purnomo.

Buku setebal 240 halaman ini menceritakan kisah operasi lintas laut Banyuwangi-Bali. Operasi ini adalah pertempuran laut pertama sejak Indonesia berdiri di bawah komando Kapten Markadi.

Meski dengan kapal yang sangat sederhana, serta senjata seadanya, mereka menempuh rute laut yang dijaga ketat armada laut Belanda. Hebatnya, pasukan ini bahkan berhasil menenggelamkan kapal Belanda.

"Dengan semangat juang yang tinggi bisa kalahkan Belanda," lanjut Purnomo.

Dalam kesempatan ini, Purnomo juga berbicara mengenai RUU Kamnas yang kini bolanya ada di tangan DPR. Purnomo meminta publik jangan salah kaprah mengenai keberadaan RUU ini.

Kehadiran RUU ini bukan untuk mengkerdilkan peran Polri. Bukan juga untuk menaikkan lagi posisi TNI.

"Pesannya untuk menghadapi ancaman berbeda, kalau dulu ancaman militer sekarang adalah ancaman non militer," tegasnya.





Sumber : Detik

TNI AU Dan AU China Jajaki Kerjasama

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat menerima kunjungan Major General Officer Dan Zhi Ping dan Major General Wu Fei dari Chinese People Liberation Army Air Force (CPLAAF) di Mabes AU, Cilangkap, Senin (3/12/2012). 

Kasau didampingi Asisten Pengamanan Kasau Marsda TNI Kuswantoro, Asisten Personel Kasau Marsda TNI Mawardi, Asisten Logistik Kasau Marsda TNI JFP Sitompul, dan Kadispenau Marsma TNI Azman Yunus membahas sejumlah agenda kerja sama.

Tahun lalu, Kementerian Pertahanan RI dan Pemerintah RRC sepakat membuka latihan pilot tempur jet Sukhoi di China. Pertemuan yang berlangsung dengan lancar tersebut dilakukan dalam kunjungan delegasi Senior Officer Chinese People Liberation Army Air Force (CPLAAF) yang diikuti 49 perwira.

Delegasi yang dipimpin Major General Dan Zhi Ping ini selama di Indonesia dijadwalkan melakukan kunjungan ke Lanud Halim Perdanakusuma untuk melihat simulator Hercules.
Selain itu, rombongan juga mengunjungi Skadik 102 Wingdikterbang Lanud Adi Sucipto Yogyakarta, Museum Dirgantara Mandala, dan Candi Borobudur. 





Sumber : Kompas