Pages

Selasa, September 25, 2012

Coast Guard Jepang Dan Taiwan Baku Tembak

TOKYO-(IDB) : Kapal-kapal penjaga pantai Jepang menembakkan meriam air untuk mengusir 40 kapal nelayan delapan kapal penjaga pantai Taiwan dari perairan Kepulauan Senkaku yang diklaim Jepang sebagai wilayah kedaulatannya, Selasa (25/9/2012).

Hal ini disampaikan Sekretaris Kabinet Jepang Osamu Fujimura. Setelah dihantam tembakan meriam air, kapal-kapal Taiwan dilaporkan sudah keluar dari perairan Jepang.

Televisi Jepang NHK menyajikan gambar saat sebuah kapal penjaga pantai Jepang menembakkan meriam airnya ke arah sebuah kapal nelayan Taiwan.

Melihat ini, sebuah kapal penjaga pantai Taiwan juga menembakkan meriam airnya ke arah kapal Jepang sebagai balasan.

Sejumlah pengamat menilai 'baku tembak' yang tak terduga ini berpotensi untuk memanaskan situasi di kawasan itu meski kedua negara bersepakat untuk mendinginkan situasi.
 
 
Jepang kemudian mengajukan protes resmi kepada Taiwan sehari setelah protes serupa kepada China setelah kapal-kapal negeri itu memasuki 'wilayah' perairan Jepang.

"Pemerintah sudah mengajukan protes resmi kepada pemerintah Taiwan," kata Fujimura dalam sebuahn jumpa pers.
 

"Pemerintah Jepang menilai masalah ini harus diselesaikan dalam konteks memperhatikan hubungan baik antara Jepang dan Taiwan. Kami akan menyelesaikan masalah ini dengan tenang," tandas Fujimura.

 Taiwan sebenarnya memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan Jepang. Namun kedua negara sudah lama berselisih paham soal hak mencari ikan di kawasan sengketa itu.

China dan Taiwan sama-sama berpendapat mereka mewarisi sejarah kedaulatan China atas peraiaran dan kepulauan yang kini menjadi sengketa.



Sumber : Kompas

4 Rudal Annti Kapal Perang Baru Di Uji Coba Iran

TEHRAN-(IDB) : Kantor berita semi-resmi Iran, Fars, melaporkan militer negara itu telah melakukan uji coba empat rudal dalam sebuah latihan militer di Selat Hormuz.

Dalam laporan pada Senin (24/9/2012), Fars mengutip Jenderal Ali Fadavi dari Garda Revolusi yang mengatakan, rudal-rudal itu mengenai sebuah "target besar" seukuran kapal perang dan menenggelamkannya dalam 50 seconds.

Ini merupakan laporan pertama latihan militer Iran yang digelar bersamaan dan dekat dengan latihan gabungan angkatan laut pimpinan Amerika Serikat di Teluk Persia, yang meliputi latihan sapu ranjau.

Angkatan laut AS mengklaim latihan itu tidak ditujukan langsung pada Iran, namun Barat dan sekutu-sekutunya di kawasan menegaskan bahwa mereka akan bereaksi jika ada upaya Teheran untuk memenuhi ancamannya untuk menutup jalur pengiriman minyak sebagai balasan atas sanksi atas negara itu.



Sumber : Kompas

Iran Pamerkan UAV Baru produksi Dalam Negeri

TEHRAN-(IDB) : Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) memamerkan pesawat tanpa awak produksi dalam negeri terbarunya yang mampu terbang nonstop selama 24 jam.
 
Pesawat tanpa awak itu bernama Shahed 129, dan dapat melaksanakan operasi tempur dan pengintaian dalam misi penerbangan selama 24 jam.
 
Pesawat tanpa awak produksi dalam negeri ini juga dapat menembak target dari jarak 1,700 hingga 2,000 kilometer.
 
Selain itu, Shahed 129 dapat dilengkapi dengan berbagai sistem elektronik dan komunikasi termasuk kamera yang dapat merekam dan mengirim gambar-gambar secara langsung.
 
Para pejabat militer Iran menyatakan bahwa Shahed 129 dapat meningkatkan kemampuan pengawasan Iran di kawasan perbatasan Teluk Persia dan Laut Oman.
 
Pada hari yang sama, pasukan Pasdaran juga berhasil mengujicoba sistem rudal anti-udara produksi dalam negeri.
 
Sistem anti-udara Raad itu dilengkapi dengan rudal jarak menegah Taer 2 yang dapat mencegat target di radius 50 kilometer pada ketinggian hingga 75,000 kaki.
 
Menurut para pejabat Pasdaran, sistem anti-udara ini didesain khusus untuk menghadapi jet-jet modern Amerika Serikat.
 
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran meraih berbagai terobosan baru di sektor militer bahkan telah mencapai tingkat swasembada dalam produksi perangkat lunak dan keras militer. Sanksi dan boikot yang dipimpin Amerika Serikat ikut mendorong Iran mencapai keberhasilannya dalam memperkuat kemampuan pertahannya. 



Sumber : Irib

Tingkatkan Kualitas Instruktur Dan Operator, TNI AL Tambah Simulator Baru

SURABAYA-(IDB) : Tidak bisa dipungkiri bahwa Alutsista TNI AL yang Heavy Material dan Heavy Technologi, Kobangdikal melalui Puslatlekdalsen senantiasa meningkatakan profesionalisme dan kemampuan instruktur dan operator yang dimiliki dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan alat simulator baru.

“Keberadaan alat simulator kapal yang ada di Puslatlekdalsen haruslah diawaki oleh personil yang benar-benar berkualitas dan kompeten, sehingga bisa menularkan ilmunya pada peserta didik secara benar,” terang Komandan Kobangdikal Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo dalam amanat pada pembukaan pelatihan Naval Air Surface Subsurface Firing System yang dibacakan Komandan Puslatlekdalsen Kolonel Laut (P) Cakra Aria Wibawa di gedung Fatahilah, Kesatrian Bumimoro Kobangdikal, Selasa, (25/9).


Sebanyak 60 orang Perwira, Bintara, Tamtama dan Pegawai Negeri sipil (PNS) dari Pusat Latihan Elektronika dan Pengendalian Senjata (Puslatlekdalsen) Kobangdikal mengikuti pelatihan Naval Air Surface Firing System (pengoperasian prosedur penembakan anti udara), Naval Subsurface Firing System (pengoperasian prosedur penembakan senjata bawah air) dan Naval Surface Firing System (Pengoperasian prosedur penembakan Senjata Permukaan).


Menurut Dankobangdikal, Pelatihan yang diperuntukan bagi instruktur, operator dan Maintenance peralatan simulator itu, akan berlangsung selama tiga minggu kedepan.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Komandan Puslatlekdalsen Letkol Laut (P) Ari Widiatmoko, para Kepala Departemen (Kadep) dan perwira staf dijajaran Puslatlekdalsen serta para instruktur

Dari jumlah 60 peserta tersebut terdiri 15 orang diantaranya adalah perwira pertama dengan pangkat Lettu hingga Kapten, 32 orang Bintara, 12 orang tamtama dan satu orang Pegawai Negeri sipil (PNS).


Puslatlekdalsen sebagai salah satu Komando Pelaksana Kobangdikal, bertugas menyelenggarakan Latihsn Praktek dibidang elektronika kendali senjata yang meliputi alat indra, kendali senjata, alat navigasi, komunikasi dan alat kendali permesinan serta menyiapkan, menyelenggarakan dan mengevaluasi hasil latihan aplikasi taktik operasi laut.


Naval Air Surface Subsurface Firing System lanjut, merupakan simulator yang digunakan kapal corvet kelas Sigma untuk peperangan bawah air, permukaan maupun udara. Sistim ini menyediakan semua fasilitas kepada tim Komando dalam penembakan diantaranya TPO SUT, MK 46, A-244 S untuk senjata Bawah Air, Harpoon, Exsoset, Meriam 120 MM, Meriam 76 MM, Yakont C 802 untuk senjata permukaan dan Strella untuk senjata udara.


Mengingat singkatnya waktu pelatihan, Komandan Kobangdikal berharap peserta pelatihan untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh agar mampu menjadi instruktur bagi siswa Kobangdikal, operator dan maintenance yang handal sehingga proses belar mengajar dapat berjalan dengan baik,” pintanya.



Sumber : Kobangdikal

Awal November 2012 Dipastikan Indonesia Kedatangan Leopard Dan Marder

JAKARTA-(IDB) : Sebagian tank tempur utama (Main Battle Tank/MBT) Leopard dan tank tempur medium Marder dari Jerman dijadwalkan tiba di Indonesia pada awal November 2012 dengan pengiriman dilakukan melalui angkutan udara dan laut.

"Leopard akan dikirim bersama dengan Marder pada awal November 2012 nanti. Sekarang Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sedang di sana dan akan pulang tanggal 30 September 2012," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin di Makodiv-1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa.

Pengiriman tahap pertama ini, lanjut dia, akan datang sekitar 15 unit tank berbobot 60 ton itu, sementara untuk tank Marder belum diketahui berapa yang akan datang.
Staf Ahli Menhan bidang keamanan itu mengatakan, dipersiapkan dua unit pesawat yang akan digunakan khusus mengangkut tank-tank tersebut. "Tapi nanti kombinasi pengirimannya, ada yg melalui pesawat, ada juga melalui kapal," kata Hartind.

Pengiriman ini molor dari rencana semula pada Oktober 2012 mendatang karena terkendala administrasi. Pada November mendatang, tank-tank tersebut akan ditunjukkan kepada publik.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, pemerintah membeli tank Leopard sebanyak 103 unit, tank Marder sejumlah 50 unit dan membeli 10 tank pendukung.

Finalisasi penandatanganan kontrak diharapkan bisa dilakukan akhir September 2012. "Pihak Rheinmetall (produsen) akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012," katanya. 



Sumber : Antara

TNI AL Akan Gelar Armada Jaya XXXI/2012

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Laut akan menggelar latihan perang laut secara besar-besaran dalam Armada Jaya XXXI/2012 di perairan Indonesia Kawasan Timur pada tanggal 25 September sampai 22 Oktober 2012. Latihan kali ini akan diikuti dengan pelaksanaan uji coba penembakan senjata strategis yang dimiliki TNI Angkatan Laut seperti rudal Yakhont, rudal Exocet MM 40, rudal C-802 serta penembakan Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari Kapal Selam dan Kapal Atas Air dengan sasaran Kapal Permukaan.

Demikian diungkapkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam sambutannya yang dibacakan Wakasal Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M. pada Upacara Pembukaan Geladi Posko Latihan Armada Jaya XXXI/12 tahun 2012, Selasa (25/9/2012) di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta Selatan.


Lebih lanjut Kasal mengatakan, Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak TNI Angkatan Laut pada siklus latihan tahunan, yang bertujuan mengukur kesiapan operasi, dari hasil pembinaan kekuatan dan kemampuan seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu yang dilaksanakan Kotama dan Satuan Kerja di Jajaran TNI Angkatan Laut, sekaligus guna mendukung peningkatan kesiagaan operasi TNI, dalam rangka mengantisipasi serta menghadapi kemungkinan timbulnya ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


“Pelaksanaan uji coba penembakan senjata strategis yang dimiliki TNI Angkatan Laut merupakan kesempatan yang sangat baik, disamping untuk menguji kehandalan senjata peluru kendali dan torpedo yang kita miliki, juga merupakan ajang pengukuran penguasaan prosedur dan mekanisme proses penembakan oleh para pengawaknya serta menjadi bukti
nyata tingkat profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut,” tegas Kasal.

Latihan akan dilaksanakan mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya operasi amfibi berupa pendaratan Pasukan Pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan Timur. Seluruh kesenjataan TNI AL yang tergabung dalam SSAT yaitu kapal perang, pesawat udara, Marinir dan Pangkalan akan digelar pada latihan kali ini. Tidak kurang dari 35 kapal perang TNI AL dari berbagai jenis (Kapal Selam, Perusak Kawal Rudal, Kapal Cepat Rudal, Perusak Kawal, Angkut Tank, Buru Ranjau, Kapal Tanker dan Kapal Bantu Tunda) akan dikerahkan dan 10 di antaranya akan menembakkan peluru kendali. Latihan puncak yang melibatkan kurang lebih 5.500 personel ini juga mengerahkan 6 pesawat udara, 1 Batalyon Tim Pendarat Marinir beserta 93 kendaraan tempur Pasukan Pendarat.


Latihan Armada Jaya XXXI/12 dilaksanakan dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan dilaksanakan kegiatan Geladi Posko tanggal 25 September sampai 2 Oktober 2012 di Seskoal. Sedangkan tahap pelaksanaan dilaksanakan kegiatan Geladi Lapangan atau Manuver Lapangan tanggal 9 sampai 22 Oktober 2012 di Laut Jawa dan Pantai Sangatta.


Sementara pada bagian lain Kasal menyampaikan bahwa pada tahun 2012 ini, sesuai dengan siklus Latihan TNI, akan dilaksakanan Latihan Gabungan TNI, sehingga Latihan Armada Jaya ini dapat dimanfaatkan sebagai latihan parsial guna menyongsong Latgab TNI 2012. “Untuk itu laksanakan latihan ini secara sungguh-sungguh dan serius sesuai dengan pentahapan latihan, ikuti proses perencanaan dan pemecahan masalah serta pengambilan keputusan sesuai dengan skenario latihan yang sudah disiapkan oleh komando latihan, pahami dan ikuti berbagai prosedur sesuai standar operasi yang sudah ditetapkan, cermati kehandalan berbagai piranti lunak pendukung guna memberikan masukan penyempurnaannya, kembangkan kreatifitas dan inovasi untuk mendapatkan ide-ide lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan kekuatan dan kemampuan TNI AL pada khususnya, serta TNI pada umumnya,” tegas Kasal.


Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak TNI AL dan dilaksanakan setiap tahun di wilayah yang berbeda, bahkan diusahakan seluruh pantai yang ada di Indonesia pernah dijadikan sebagai daerah latihan. Dengan menggelar latihan di daerah tersebut akan menjadi salah satu referensi bagi TNI AL, jika sewaktu-waktu dibutuhkan operasi sebenarnya. Armada Jaya XXXI/2012 merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan di Sangatta, yang pertama pada tahun 2005. Sedangkan tahun 2007 latihan terbesar TNI AL dilaksanakan di Kaimana, Papua serta tahun 2008 di Pantai Banongan dan tahun 2009 di Pantai Banyuwangi, Situbondo Jawa Timur.


Kesuksesan latihan ini merupakan salah satu indikator bahwa TNI AL siap mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI dari setiap ancaman di manapun dan kapanpun.



Sumber : TNI AL

Inovasi di Tengah Keterbatasan

JAKARTA-(IDB) : Pertahanan dan keamanan di laut, kini menjadi salah satu prioritas. Ini karena laut telah menjadi salah satu sumber Trans National Organized Crime (TNOC) yang utama. Banyak kejahatan dan tindak pelanggaran di laut berkembang menjadi kriminal lintas negara yang terorganisir dan melibatkan para pemilik modal besar. Pencemaran laut, kini juga menjadi isu yang dominan baik di kawasan regional maupun internasional.

Kawasan Asia Pasifik tercatat sebagai kawasan dengan tingkat pelanggaran cukup tinggi. Sejumlah isu utama yang menonjol, antara lain pembajakan dan perdagangan manusia, terorisme dan penyelundupan terutama senjata.

Di kawasan Asia Tenggara, penyelundupan senjata diperkirakan mencapai ribuan pucuk per tahun, sekitar 80 persennya dilakukan melalui laut. Meski sebagian besar TNOC ini tergolong kejahatan dan pelanggaran non-militer namun dampak dan kerugian yang ditimbulkan sangat signifikan. Tidak hanya secara ekonomi, sosial, dan ekologi, berbagai praktik TNOC tersebut juga bisa melemahkan kedaulatan wilayah suatu bangsa.

Berada di antara dua samudera dan dua benua, membuat posisi Indonesia sangat strategis sebagai urat nadi pelayaran niaga internasional. Dari segi potensi, Indonesia adalah salah satu negara yang termasuk dalam Coral Triangle, yakni negara dengan potensi maritim terbesar di dunia. Potensi maritim Indonesia diperkirakan mencapai Rp 7 ribu triliun per tahun.

Sedikitnya ada 11 sektor ekonomi kelautan yang dimiliki Indonesia. Yakni, perikanan tangkap, perikanan budi daya, industri pengelolaan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, hutan mangrove, perhubungan laut, sumber daya pulau-pulau kecil, industri dan jasa maritim, serta sumber daya alam (SDA) non-konvensional. Secara keseluruhan, potensi nilai total ekonomi kesebelas sektor kelautan tersebut diperkirakan mencapai 500 miliar dolar AS (sekitar Rp 4.500 triliiun) per tahun. (Slamet Soebiyanto, 2007)

Posisi yang strategis dan potensi ekonomi maritim yang luar biasa seharusnya menjadi modal besar bagi Indonesia untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat. Sayang, diperkirakan baru sekitar 10 persen dari berbagai potensi maratim Indonesia yang mampu dirambah. Ini pun baru dalam tataran pengeksploitasian SDA laut. Pemberdayaan potensi maritim untuk kesejahteraan kian terhambat oleh berbagai TNOC yang kian marak terjadi di laut Indonesia. Dampak dan kerugian yang ditimbulkan pun sangat besar.

Untuk illegal fishing saja, potensi kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 80 triliun. Kerugian tersebut terdiri dari potensi ikan yang hilang mencapai Rp 30 triliun dan kehilangan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 50 triliun setiap tahun. Diperkirakan sekitar 3.180 kapal nelayan asing beroperasi secara ilegal setiap tahunnya di perairan Indonesia, terutama di perairan Natuna, Sulut dan Arafuru.

Sementara, penyelundupan kayu diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 6,6 triliun per tahun. Belum lagi, pencemaran laut yang diperkirakan mencapai jarak sepanjang 167.000 km. Berbagai kerugian ini akan terus bertambah jika paradigma kita terhadap keamanan di laut tidak juga berubah dan tidak diikuti oleh sejumlah langkah konkrit untuk mengantisipasinya. Pertahanan dan keamanan laut yang kokoh kini menjadi salah satu kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi.

Bagi Indonesia, terdapat sejumlah masalah dan kendala dalam mengantisipasi ancaman TNOC. Salah satunya adalah masalah anggaran. Anggaran pertahanan keamanan Indonesia relatif kecil, yakni baru sekitar lima persen dari APBN. Meski terjadi penambahan anggaran pertahanan dari Rp 64 triliun menjadi Rp 77 triliun pada tahun 2013, namun jumlah ini sebenarnya masih jauh dari ideal dan kalah jauh dari negara lain. Singapura, misalnya.

Meski hanya berpenduduk sekitar 4 juta orang, anggaran militer Singapura merupakan yang terbesar di antara negara-negara anggota ASEAN. Bahkan, sejak 1970, Singapura telah mengalokasikan rata-rata 6 persen dari PDB-nya untuk pengeluaran pertahanan. Tak heran, jika teknologi militer Singapura paling maju di ASEAN.

Pada dekade 1960-an, anggaran pertahanan Indonesia sebenarnya pernah mencapai 29 persen dari PDB. Namun, jumlah ini terus menyusut sehingga kadangkala perlengkapan armada dan personil laut kita kalah canggih dengan perlengkapan nelayan kapal asing yang melakukan penjarahan.

Minimnya anggaran berdampak krusial pada banyak aspek. Secara politis, posisi tawar Indonesia menjadi rendah di mata internasional sehingga memberi peluang bagi negara lain untuk memprovokasi bahkan mengganggu kedaulatan NKRI. Minimnya anggaran juga berdampak pada lemahnya pengawasan daerah perairan sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Selain masalah anggaran, keterbatasan teknologi dan SDM juga menjadi masalah serius.

Berbagai keterbatasan di atas tidak boleh menyurutkan langkah kita untuk terus mengupayakan pengamanan wilayah laut agar tetap optimal. Berbagai inovasi harus dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut (AL) dan sejumlah pihak terkait, melalui pembangunan kapal perang antiradar KRI Klewang-625 yang baru saja diluncurkan, beberapa waktu lalu.

Pembangunan kapal perang canggih di dalam negeri oleh putra-putri Indonesia sendiri diharapkan tidak hanya bisa menyiasati keterbatasan anggaran, memunculkan kecintaan, rasa memiliki dan tanggung jawab namun sekaligus mampu meningkatkan keamanan laut Indonesia dari berbagai ancaman TNOC. Perjuangan masih panjang namun ini bisa menjadi momentum yang bagus untuk membangun kekuatan pertahanan dan keamanan laut Indonesia yang handal. Sebuah fondasi bagi terwujudnya negara maritim yang kita cita-citakan bersama. Semoga.



Sumber : SuaraKarya

TNI AL Dalam Proses Pengadaan Persenjataan KRI Banjarmasin

JAKARTA-(IDB) : Kapal perang terbesar buatan anak negeri milik TNI AL KRI Banjarmasin ternyata pernah digunakan dalam operasi penyelamatan internasional. KRI Banjarmasin dengan didampingi kapal tempur Belanda menyelamatkan KM Sinar Jaya Kudus yang dibajak di Somalia beberapa waktu lalu.

"Pernah digunakan untuk operasi pembebasan kapal Sinar Kudus di Somalia. Kita jalan bareng kapal tempur kecil Belanda, dan operasi mereka berangkat duluan, baru dari Colombo sama-sama ke Somalia," kata Nahkoda KRI Banjarmasin, Letkol Laut Stanley Lekahena, di ruang nahkoda KRI Banjarmasin, Markas Komando Lintas Laut, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (24/9/2012).

Hal ini berarti kapal buatan anak negeri telah diakui dunia internasional dengan dukungan navigasi dan kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh. Hanya saja KRI Banjarmasin belum mendapatkan identitas internasional untuk berlayar di laut internasional.

"Kapal ini punya dua radar BR-3440, didukung peta digital, GPS, echo sounder, dan wheather text. Jadi untuk internasional kita sudah standar, tinggal transponder yang belum dipasang. Itu Automatic Identification System yang belum kita miliki," ujar Stanley.

Kapal ini sendiri akan dilengkapi persenjataan meriam boffors 40 mm dan metraliur Oerlikon 20 mm, senapan anti udara. Namun kapal ini memang tidak diperuntukan untuk perang terbuka.

"Persenjataan masih dalam proses, masih belum ada sekarang tapi akan dipasang senapan anti udara," ujar Stanley.

Kapal KRI Banjarmasin dibuat oleh PT PAL dan yang terbesar yang pernah dibuat anak negeri. KRI Banjarmasin memiliki saudara kembar yakni KRI Banda Aceh yang diparkir di Jakarta dan KRI Banjarmasin sebenarnya di parkir di Surabaya.

"Kapal ini diperuntukan di Surabaya, sedangkan KRI Banda Aceh di Jakarta," ujar Stanley.



Sumber : Detik

Daftar Permintaan Indonesia Paket Pembelian Apache Dan Pendukungnya

WASHINGTON-(IDB) : Pemerintah Indonesia dengan resmi telah melakukan permintaan untuk kemungkinan pembelian 8 Heli Serang AH-64D Apache Block III Longbow beserta perlengkapan, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik kepada Pemerintah AS.   Permintaan tersebut telah mendapat lampu hijau dari Defense Security Cooperation Agency (DSCA) yang memberitahukan Kongres AS pada tanggal 19 September 2012.  Perkiraan biaya pembelian ke 8 Heli Serang tersebut adalah: $1,4 miliar
Daftar permintaan Pemerintah Indonesia antara lain:
  • 8 AH-64D APACHE Block III LONGBOW Attack Helicopters
  • 19 T-700-GE-701D Engines (16 installed and 3 spares),
  • 9 Modernized Target Acquisition and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensors,
  • 4 AN/APG-78 Fire Control Radars (FCR) with Radar Electronics Units (Longbow Component),
  • 4 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers,
  • 10 AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) with 5th Sensor and Improved Countermeasure Dispenser,
  • 10 AN/AVR-2B Laser Detecting Sets,
  • 10 AN/APR-39A(V)4 Radar Signal Detecting Sets,
  • 24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21),
  • 32 M299A1 HELLFIRE Missile Launchers, and
  • 140 HELLFIRE AGM-114R3 Missiles.
HELLFIRE AGM-114R3 Missiles
Dalam paket pembelian tersebut juga termasuk perangkat IFF (Identification Friend of Foe), Senjata dan Amunisi 30mm, perangkat komunikasi,  tool dan test equipment, perangkat latihan, simulator, generator, transportasi, kendaraan pendukung, suku cadang, pelatihan personal dan perangkat pelatihannya.
Proposal penjualan senjata ini oleh Pemerintah AS dianggap akan memberikan bantuan kepada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan dari negara-negara yang telah dan terus akan menjadi sahabat Pemerintah AS,yang menjadi kekuatan penting dalam stabilitas ekonomi dan politik di Asia Tenggara
Dalam proposal tersebut, Pemerintah Indonesia akan mendapatkan aset vital untuk melindungi dan menghalangi ancaman keamanan potensial baik dari dalam maupun luar.  Pemerintah Indonesia akan menggunakan Heli Serang Apache untuk pertahanan perbatasan, operasi anti terorismd dan pembajakan laut dan mengontrol kelancaran alur transportasi laut di Selat Malaka. 

 Peralatan dan Servis yang dilakukan dalam program pembelian ini akan menjadikan Indonesia menjadi sebuah kekuatan pertahanan yang lebih baik dan menjadi bagian penting dalam kerjasama pertahanan dengan pasukan AS.
DSCA menganggap penjualan Heli Serang Apache beserta perangkat dan pendukungnya dianggap tidak akan mengubah keseimbangan militer di regional Asia Tenggara.



Sumber : ARC

AS Tolak Kontrak Pembelian Javelin Oleh India

WASHINGTON-(IDB) : Pemerintah Amerika Serikat menolak kontrak pembelian roket anti tank Javelin kepada India. Tak hanya itu Washington juga melarang tim ahli India menguji coba Javelin dan penggapain teknologi ini oleh New Delhi. Dengan demikian kontrak tersebut terkatung-katung selama dua tahun.
 
Seperti dilaporkan IRNA, India tengah berusaha membeli generasi ketiga roket anti tank Javelin demi meremajakan 350 unit infantrinya serta membantu kemampuan mereka merusak barisan musuh.
 
Sumber-sumber New Delhi hari Ahad (23/9) menyatakan, Amerika menolak memberikan teknologi canggih ini kepada India. Tak hanya itu, AS juga enggan menyerahkan Javelin kepada tim ahli India untuk diteliti.
 
Menurut sumber ini, selama isu ini tidak terselesaikan maka pembelian dalam jumlah besar roket Javelin bagi India akan semakin sulit.
 
Sementara itu, perusahaan yang memproduksi Javelin, Raytheon menyatakan, pihaknya tetap komitmen dengan kontrak antara India dan Amerika tersebut, dan siap menjawab permintaan petinggi New Delhi untuk mengujicoba roketnya.
 
Javelin diproduksi oleh perusahaan Raytheon and Lockheed Martin, namun penjualannya harus melalui pemerintah Amerika Serikat.
 
Setelah Menteri Pertahanan India, A K Antony tahun 2010 menyatakan bahwa surat permohonan alih teknologi roket Javelin harus dikirim ke AS, maka proses transaksi ini terkatung-katung selama dua tahun. 




Sumber : Irib

China Kerahkan UAV Ke Wilayah Sengketa

BEIJING-(IDB) : China siap mengerahkan pesawat intai tak berawak untuk mengintensifkan pengawasan di pulau yang di persengketakan dengan Jepang. Pulau itu berada di wilayah Laut China Timur.

Juru bicara Dinas Kelautan China Li Mousheng mengatakan bahwa, keputusan pengerahan pesawat tak berawak itu dilakukan pada Minggu kemarin. China pun akan selalu hadir dan mengawasi wilayah yang diklaim oleh Jepang dan juga Taiwan.

Li menambahkan, pada 2015 mendatang, wilayah itu akan dimonitor secara keseluruhan oleh pesawat intai China. Namun Li tidak mengatakan, di mana saja pesawat itu akan melakukan patroli. Demikian, seperti diberitakan CBS, Senin (24/9/2012).

Kedua negara Asia itu memperebutkan pulau yang disebut oleh Jepang dengan nama Senkaku. China semakin marah ketika Jepang berniat membeli pulau itu dari salah seorang pengusaha.

Demonstrasi anti-Jepang juga makin menjadi di Negeri Panda. Warga China kerap melakukan serangan ke kantor Kedutaan Besar Jepang dan pabrik-pabrik Jepang yang beroperasi di China, seperti halnya Toyota, Mazda dan Panasonic.

Selama ini, Jepang mengklaim sudah mengelola pulau yang disebut China dengan nama Diaoyu itu empat dekade yang lalu. Klaim itu muncul di saat Jepang mengetahui akan adanya kekayaan alam di pulau tersebut.

Bersamaan dengan itu, Amerika Serikat (AS) muncul dan memperingatkan China dan Jepang agar menahan diri dan tidak saling melontarkan provokasi. Komentar itu disuarakan oleh Menteri Pertahanan AS Leon Panetta yang berkunjung ke Jepang pada pekan lalu.



Sumber : Okezone

Skuadron Elang Khatulistiwa Dan Black Panther Berlatih Bersama

MADIUN-(IDB) : Fighter dari bumi khatulistiwa Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak dan Black Phanter dari Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, tiba di Lanud Iswahjudi dan disambut langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, S.Sos., di Shelter Skadron Udara 14, Senin (24/9).

Kehadiran para Fighter dari bumi khatulistiwa dan bumi lancang kuning tersebut, tak lain untuk mengasah kemampuan naluri Fighter sebagai penggempur dan penghacur sasaran baik udara maupun darat yang telah ditentukan dengan menggunakan roket maupun bom.

Dengan menggunakan pesawat tempur jenis Hawk 100/200, baik dari Skadron Udara 1 maupun Skadron Udara 12, latihan dimaksudkan untuk menguji kualitas ketepatan menembak bukan menghancurkan sasaran. Sementara latihan direncanakan berlangsung selama 4 hari dengan lokasi latihan di Air Weapon Range (AWR), Pulung Ponorogo.

Black Phanter dari skadron Udara 12, yang tiba lebih dulu di pimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 12 Letkol Pnb M. Yani, menyusul berikutnya, Elang Khatulistiwa dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio, dengan Komandan Skadron Letkol Pnb Radar Suharsono, yang kedatanganya di sambut langsung pula oleh Danlanud Iwj Marsma TNI M. Syaugi, S.Sos., dan segenap pejabat Lanud Iswahjudi.



Sumber : TNI AU