Pages

Selasa, September 11, 2012

Analisis : Ketika AS Terusik China

ANALISIS-(IDB) : Suatu hari, Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, bilang begini:”Kami tak takut kepada China.”

Ucapan ini disampaikan Obama di Darwin, sehari setelah diteken kesepakatan dengan Pemerintah Australia,November tahun lalu. Kesepakatan itu adalah soal penempatan 2.500 marinir AS di Darwin, Australia.

Obama boleh berkelit, tapi fakta di lapangan berbicara lain. Mau tahu, saat ini sejumlah pangkalan militer AS di Jepang, Guam, dan Australia melingkari wilayah China.

Jadi, kalau Obama bilang AS tak khawatir kepada China, itu tentu saja menggelikan. Soalnya, China sekarang, beda dengan China yang dulu. Sekarang, negeri berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu maju sangat pesat, baik di bidang ekonomi, politik, maupun pertahanan.

Nah, tiga pilar kekuatan itulah yang saat ini begitu memengaruhi negara-negara di Asia. Lihat saja misi yang dibawa Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clionton, dalam kunjungan 3-4 September lalu ke Jakarta. Selain meningkatkan hubungan kemitraan bilateral dengan Indonesia, Hillary juga mengangkat isu yang belakangan ini mulai membuat risau Washington, yakni ketegangan di Laut China Selatan.

Dan, yang tak kalah menarik, menurut banyak pihak, Hillary juga membawa agenda ekonomi untuk mengamankan kepentingan AS di Indonesia. Maklum, AS begitu khawatir atas dominasi ekonomi China di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Apalagi, saat ini perekonomian AS sedang morat-marit.

Dominasi China

Memang, sejak Perjanjian Perdagangan Bebas Cina-Asean (Asean-Cina Free Trade Agreement/ACFTA) diberlakukan 1 Januari 2010, barang-barang China mulai dari peniti hingga mesin modal membanjiri pasar Indonesia. Maklum, dengan bea masuk 0%, barang-barang China leluasa masuk ke Indonesia. Sebelumnya, barang China sudah membanjiri pasar Indonesia dengan harga yang sangat murah.

ACFTA memang membuat China makin bergairah menyerbu pasar Indonesia. Bahkan, beberapa perusahaan raksasa China terus hadir dalam berbagai pameran teknologi dan produk China. Hingga saat ini lebih 1.000 perusahaan China beroperasi di Indonesia, baik bidang infrastruktur, kelistrikan, energi, komunikasi, agrikultural, manufaktur dan sektor lainnya.

China juga dikabarkan sedang mengincar pertambangan di pegunungan Grasberg dan Ertsberg di Mimika, Timika, Papua, yang belum semuanya dieksploitasi oleh PT Freeport Indonesia. Di pegunungan ini masih terkadung biji tembaga, uranium, dan emas. Inilah salah satu alasan yang dikabarkan kenapa AS mendirikan pangkalan militer di Darwin.

Dalam beberapa tahun terakhir, boleh dibilang China merupakan investor paling agresif di sektor migas Indonesia. Pada awal 2002, CNOOC mengakuisi seluruh operasi migas Repsol-YPF senilai US$ 585 juta sehingga menjadikannya produsen minyak lepas pantai terbesar di Indonesia dengan output 125.000 barel per hari.

Selanjutnya September 2002, CNOOC juga menandatangani kontrak US$ 500 juta untuk membeli 2,6 juta ton per tahun gas alam dari Tangguh, Papua. Pada saat hampir bersamaan dengan akuisisi CNOOC atas Repsol-FPF, PetroCina juga berhasil membeli seluruh aset Devon Energy (AS) di Indonesia seharga US$ 262 juta.

Beberapa saat kemudian, PetroChina sudah mendapatkan kontrak kerja sama migas dengan Pertamina di Sukowati dan Tuban, lapangan migas yang bertetangga dengan Blok Cepu.

Sebelumnya, perusahaan-perusahaan raksasa AS mendominasi proyek migas, emas dan tembaga di Indonesia. Di minyak, ada ExxonMobil yang mengelola ladang-ladang minyak di negeri ini. Salah satu ladang minyak yang sempat mengundang kontroversi adalah blok Cepu, Bojonegoro.

Sebelum mereka malah sudah berdiri PT Freeport Indonesia, perusahaan emas dan tembaga kelas dunia yang beroperasi di komplekstambang pegunungan Grasberg dan Ertsberg di Mimika, Timika, Papua.

Di sektor pertambangan lain juga ada raksasa Newmont. Lewat PT Newmont Nusa Tenggara, perusahaan tambang emas asal AS ini beroperasi di Lapangan Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Di bisnis jasa keuangan, beroperasi Citigroup lewat Citibank yang sudah cukup lama bermain di pasar Indonesia. Tahun lalu, Citibank masuk jajaran 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia, serta menjadi bank asing teratas di Indonesia. Citibank juga memiliki jaringan di kota-kota besar di Indonesia.

ACC dan TPP

Perebutan pengaruh dua negara raksasa ini, yang paling kentara adalah ketika berlangsung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-19 di Nusa Dua Bali, 17-19 November tahun lalu. Yakni, ikutnya AS dan China dalam hajatan besar 11 negara anggota Asean.

China, misalnya. Negeri Tirai Bambu ini merangkul negara-negara anggota Asean untuk meresmikan Asean-China Centre (ACC). Untuk mendirikan ACC, China rela menjadi penyumbang terbesar hingga 90%, sementara sisanya dibagi rata 11 negara anggota Asean. Tujuan utama ACC adalah memperkuat perdagangan dua arah antara negara-negara Asean dan China.

Bila China merangkul Asean lewat jalinan ACC, AS datang dengan konsep Trans Pacifik Partnership (TPP) yang digagasnya. Inti dari konsep tersebut adalah menjadikan pasar Asean sebagai pasar baru bagi tujuan ekspor AS. “Kami berkomitmen total, all in, untuk hadir di Asean dalam bentuk TPP ini,” ujar Hillary saat itu. TPP juga dimaksudkan untuk mengimbangi Asean-Cina Free Trade Agreement (ACFTA) dengan kebijakan penghapusan bea masuk.

Posisi Asean memang sangat penting bagi ekonomi dunia. Dengan jumlah penduduk 558 juta jiwa dan sumber daya alam yang sangat berlimpah, Asean bakal menjadi penentu bagi masa depan Asia Timur dalam menggeser hegemoni ekonomi dunia. Asean juga akan menjadi pendukung ekonomi negara-negara industri Asia, seperti China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Nah, kini tinggal Indonesia harus bermain jeli melihat dua negara raksasa ini bertarung. Bila salah, Indonesia bisa terseret dalam konflik.



Sumber : Inilah

Dubes AS : Marinir AS Di Dekat Jayapura Takkan Ganggu Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Scot Marciel menegaskan, relokasi pasukan Marinir dari Okinawa, Jepang ke Guam yang berada di dekat Jayapura, takkan mengancam Indonesia. Relokasi itu merupakan bagian dari revisi perjanjian AS dan Jepang.

"Perpindahan pasukan ini, sepenuhnya tidak akan menggangu Indonesia. Indonesia adalah sahabat, saya juga tidak tahu mengapa banyak orang yang berpikir bahwa kami akan melakukan tindakan yang mengancam Indonesia," ujar Marciel di kediamannya di Jakarta, Selasa (11/9/2012).

"Saya katakan pada Anda, ketika AS berniat mengerahkan pasukannya dari Okinawa ke Guam, tidak ada pejabat atau militer di AS yang menilai bahwa kebijakan ini akan mengganggu Indonesia," tegasnya.

Rencana pemindahan pasukan AS muncul di saat Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda bertemu dengan Presiden AS Barack Obama. Lewat perjanjian revisi itu, 5 ribu dari 9 ribu pasukan AS di Okinawa akan dipindahkan ke Guam. Sementara itu, 4 ribu lainnya akan dipindah ke Hawaii dan Australia.

Sejauh ini, keberadaan basis militer AS di Okinawa turut menuai kecaman dari banyak pihak di Jepang. Pada 1995 silam, muncul kasus pemerkosaan yang dilakukan pasukan AS terhadap seorang siswi Jepang dan hal itu menuai protes di kalangan warga Okinawa.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell mengatakan, kesepakatan akan pemindahan Marinir AS sudah didiskusikan dengan sejumlah anggota Kongres AS. Campbell menegaskan kembali, relokasi pasukan itu akan menghilangkan kebuntuan yang sudah mengganggu hubungan bilateral Jepang dan AS dan sejumlah negara-negara di kawasan Asia Pasifik.



Sumber : Okezone

China Kirim Kapal Perang ke Kepulauan Sengketa

BEIJING-(IDB) : China mengirimkan dua kapal perangnya untuk 'menegaskan kedaulatannya' atas pulau-pulau yang menjadi pusat sengketa dengan Jepang, demikian diberitakan media pemerintah China, Selasa (11/9/2012).

Pengiriman kapal perang ini sebagai reaksi atas keputusan Tokyo untuk menyelesaikan pembelian pulau-pulau di Kepualauan Senkaku atau Diayou yang diperebutkan itu.

Kantor berita Xinhua melaporkan kedua kapal itu kini sudah berada di perairan kepulauan sengketa dan akan mengambil tindakan sesuai perkembangan yang terjadi.

"Ini (pembelian pulau) seharusnya tidak mengganggu hubungan Jepang dengan negara dan kawasan lain," kata Sekretaris Kabinet Jepang, Osamu Fujimura.

"Kami benar-benar tak memiliki ingin menimbulkan masalah yang bisa mengganggu hubungan Jepang-Cina. Sangat penting bagi kita untuk menghindari kesalahpahaman dan problem yang tak bisa diprediksi," tambah Fujimura kepada wartawan.

Beijing sebelumnya sudah memanggil Duta Besar Jepang untuk China dan mengajukan protes keras atas keputusan Tokyo membeli sejumlah pulau itu.

Perdana Menteri China Wen Jiabao mengatakan pulau-pulau tersebut adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China dan bersumpah negeri itu tak akan menyerahkan sejengkalpun wilayah kedaulatannya.

"Kami sudah memantau perkembangan masalah ini dengan seksama dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan China," demikian penjelasan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei kepada wartawan.

Kepulauan Daiyou adalah serangkaian pulau karang tak berpenghuni. Tetapi kepulauan itu sangat penting karena berada di perlintasan jalur perdagangan utama dan diyakini wilayah perairannya mengandung cadangan gas yang sangat besar.


Sumber : Kompas

Indonesia Rencanakan Bangun Pusat Nuklir Di Lalimantan Barat

BANJARMASIN-(IDB) : Pemerintah pusat mewacanakan untuk membangun pusat nuklir di Provinsi Kalimantan Barat karena di daerah tersebut ditemukan sumber daya alam uranium yang cukup besar.

Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin yang juga ketua Forum Percepatan Pembangunan dan Revitalisasi Kalimantan di Banjarmasin, Senin mengatakan, beberapa waktu lalu dia bersama dengan perwakilan Gubernur wilayah Kalimantan melakukan pertemuan dengan beberapa kementerian antara lain, Kementerian Ekonomi, ESDM dan terkait lainnya.

Salah satu hasil pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah rencana pembangunan pusat pengembangan nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan sumber energi lainnya.

"Kalimantan adalah wilayah cukup kaya, bukan hanya tambang batu bara, emas dan lainnya tetapi juga uranium di Kalbar," katanya.

Karena bahan baku utama energi nuklir tersebut banyak di temukan di Kalbar, sehingga diwacanakan untuk mengembangkan energi tersebut untuk pembangunan pemenuhan energi masa depan Kalimantan.

Rencana tersebut, kata dia, juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang kini masih kurang, sehingga pelaksanaan MP3EI serta Permen ESDM tentang larangan bahan baku energi keluar dari Indonesia bisa segera diwujudkan.

"Kami sangat berharap berbagai infrastruktur, jalan, jembatan dan bandara udara, pelabuhan laut dan energi di wilayah Kalimantan bisa diselesaikan pada 2014," katanya.

Tanpa dukungan infrastruktur dan energi yang memadai, tambah dia, pelaksanaan MP3EI dan Permen ESDM tersebut akan sulit untuk direalisasikan.

Apalagi, kata dia, beberapa negara importir tambang seperti Jepang, China, dan beberapa negara lainnya, kini sudah mulai mengurangi permintaan karena ditemukannya gas yang cukup besar di Amerika dan Australia.

Kondisi tersebut, kata dia, dikhawatirkan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah, walaupun kini tambang bukan lagi satu-satunya tumpuan perekonomian Kalsel.

"Kedepan kita akan mengembangkan sektor perekonomian dalam arti luas, selain juga mendorong tumbuhnya investasi terutama industri skala besar," katanya.

Kini, tambah Gubernur, yang sudah siap untuk beroperasi adalah tiga perusahaan bijih besi di Kabupatan Tanah Laut dan Tanah Bumbu, sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan MP3EI. 



Sumber : Antara

Prajurit KRI SHN-366 Beri Pelatihan Personel LAF

LEBANON-(IDB) : Disela-sela kegiatan operasi di Area of Maritime Operation (AMO) Laut Mediterane, prajurit KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 memberi pelatihan kepada personel Angkatan Laut Lebanon (Lebanese Armed Force Navy), Minggu (2/9). Personel berpangkat bintara tersebut adalah Petty Officer First Chief (POFC) Georges Khoeri. Onboard di KRI Sultan Hasanuddin-366 selama satu hari untuk mengikuti berbagai kegiatan latihan secara teori maupun praktek.

Materi latihan antara lain meliputi pengetahuan permesinan kapal, kelistrikan kapal, prosedur perawatan dan pemeliharaan kapal, pelaksanaan dinas jaga di ruang mesin dan pengetahuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Selain itu, personel yang mempunyai spesialisasi kelistrikan ini dilibatkan langsung dalam latihan peran penyelamatan kapal  (Nuclear, Biology, and Chemical Damage Controle) yang meliputi  latihan peran kebakaran maupun peran kebocoran kapal.

Dalam latihan ini, prajurit George dengan mengenakan pakaian PEK KRI Sultan Hasanuddin-366 ikut bersama-sama Tim PEK KRI Sultan Hasanuddin-366  menanggulangi kebakaran yang disimulasikan terjadi di Lounge Room Tamtama. Setelah itu dilanjutkan dengan latihan peran kebocoran yang disimulasikan terjadi di steering gear. Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan melatih LAF Navy sesuai materi latihan agar dapat diterapkan di kapal perang yang mereka awaki. Hal ini  sesuai dengan mandat Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 tahun 2006 bahwa selain sebagai peace keeper, MTF UNIFIL juga bertugas memberikan pelatihan kepada LAF Navy.

Selanjutnya pada tanggal 3 September 2012, KRI Sultan Hasanuddin-366 menerima kunjungan dua orang observer dari France Coastal Radar (FCR) Security Team yang terdiri dari CPT. Benoit Pons dan Lance Sergeant Clemence Ridel. Kedatangan tim ini bertujuan untuk melaksanakan survey dan pengamatan daerah latihan berkaitan dengan rencana latihan Steel Storm I-12 di perairan perbatasan Israel dan Lebanon. Latihan Steel Storm I-12 adalah latihan penembakan (Live Firing Ammunition Exercise) dengan menggunakan meriam kaliber 12,7 mm, 20 mm dan 40 mm antara UNIFIL dengan LAF Navy yang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2012 keesokan harinya. Dalam kegiatan pengamatan ini personel FCR juga melaksanakan pengecekan pesawat komunikasi yang dibawa dengan stasiun FCR yang berada di darat.

Dalam rangka penyiapan latihan Steel Storm I-12 ini KRI Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan tugas sebagai unsur  pengamanan wilayah laut dan udara Maritime Temporary Prohibited Area (MTPA). Selanjutnya pada hari Selasa tanggal 4 September 2012 KRI Sultan Hasanuddin-366 merapat di pelabuhan Beirut untuk melaksanakan bekal ulang logistik dan maintenance rutin. Selama melaksanakan tugas operasi selama empat hari di AMO (1 - 4 September 2012), KRI Sultan Hasanuddin-366 berhasil melaksanakan hailing sebanyak 21 kontak kapal permukaan dan mendeteksi adanya kegiatan pesawat udara militer sebanyak 3 kali.


Selama sandar di pelabuhan Beirut, KRI Sultan Hasanuddin-366 menerima kunjungan MTF COE Inspection untuk pemeriksaan Contingent Owned Equipment (COE) dari United Nations Department of Peace Keeping Operation (UNDPKO). Inspeksi ini merupakan yang kedua kalinya, kunjungan pertama yaitu pada tanggal 20 Juni 2012 yang lalu. Inspeksi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali, bertujuan untuk mengecek perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Sultan Hasanuddin-366, antara lain kelengkapan permesinan, alat komunikasi, observasi & positioning, self protection, perlengkapan dapur, loundry, akomodasi prajurit, fungsi alarm, lifecraft, fasilitas internet, kelengkapan fasilitas medis level 1 dan lain sebagainya.

Hasil dari inspeksi tersebut menyatakan bahwa perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Sultan Hasanuddin-366  sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh United Nations Security Council dalam rangka menjadi peace keeper di Lebanon. Hal ini ditandai dengan penandatangan berita acara hasil inspeksi antara Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Dato Rusman SN dengan Commander Neelsen dan Nikolay Voynov dari MTF COE Inspection.



Sumber : Koarmatim

Duta Besar Oman Sambut Kedatangan KRI Dewaruci

MUSCAT-(IDB) : Duta Besar RI Oman  yang berada di ibu kota Muscat Sukanto beserta staf,  menyambut kehadiran KRI Dewaruci di dermaga  Salalah Oman di dampingi Atase Pertahanan RI di Riyadh merangkap Oman  Kolonel (Kav) Achmad Riad Syafruddin. Kedatangan kedua pejabat tersebut di sambut tari Rantak oleh prajurit KRI Dewaruci di atas geladak utama kapal, (8/9).

Meski penyambutan sangat sederhana namun berkesan serius, karena dubes di Oman masih baru menempati sekitar tiga bulan dan sangat kagum dengan kondisi fisik kapal yang sudah tua namun masih layak untuk berlayar sejauh ini/ keliling dunia hingga sampai di Oman.

Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto di sela-sela percakapan dengan Dubes  di Ruang Salon Kapal menjelaskan misi  kapal selama pelayaran keliling dunia 2012, kemudian Dubes mengadakan inspeksi keliling kapal di dampingi Athan yang sudah kenal dengan KRI Dewaruci dimana pada tahun 2010 pernah singgah di sini.

Pada kunjungan pertama  Komandan KRI Dewaruci di dampingi Atase Pertahanan  RI Riyadh merangkap Oman  Kolonel (Kav) Achmad Riad Syafruddin  ke  Royal Navy of Oman Unit in Port Salalah Alert State yang di terima oleh Captain Amor Humaid Al Zakwani. Pertemuan kedua pemimpin Angkatan Laut berjalan sangat akrap karena antara keduanya terdapat kesamaan emosional/ beragama Islam, apalagi di dukung oleh fasihnya Athan dalam berbahsa Arab. Di akhir  kunjungannya mereka saling memberi  dan menerima cindera mata.

Kunjungan berikutnya ke kantor Gubernur Dhofar yang di terima oleh Gubernur Abdullah Bin  Saif Al Mahrooqi di ruang kerjanya, dalam kesempatan ini Duta Besar RI  Oman Sukanto beserta stafnya turut mendampingi Komandan Kapal Latih . Dubes  di awal pertemuannya memperkenalkan diri karena sebagai Dubes baru pasti akan  kerap kali berhubungan dengan instansi pemerintahan baik di Salalah, maupun di Muscat. Sementara itu Dan KRI mengucapkan banyak terima kasih atas diterimanya KRI Dewaruci singgah di Salalah.

Pertemuan ini pun diakhiri dengan peberian cindera mata,  dari KRI Dewaruci menyerahkan Plakat yang di berikan oleh Dubes, sementara itu Komandan KRI menyerahkan Pin KRI Dewaruci. Tidak ketinggalan  Gubernur pun memberikan cindera mata kepada Dubes, Athan dan komandan kapal.

Seusai dari kantor Gubernur kunjungan ke Kepolisian Daerah  Dhohar yang diterima oleh Wakil Kepala Kepolisian  Dhohar Kolonel  Muhammad  Salam Al Amri. Dan terakhir kalinya rombongan mengadakan kunjungan ke Public Relation Port Of Salalah yang di terima oleh C E O  Peter Ford. 



Sumber : Koarmatim

KRI Dewaruci Tingkatkan Kewaspadaan Saat Melintas Somalia

SOMALIA-(IDB) : Mendekati  akhir perjalanan keliling dunia KRI Dewaruci 2012 saat ini (5/9) berada di perairan Teluk  Aden Somalia yang sangat sarat dengan perompakan dilaut. Untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang tidak di inginkan  Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto memerintahkan kepada seluruh prajuritnya agar meningkatkan kewaspadaan selama kapal melewati daerah rawan  perompakan tersebut.

Dari  pelabuhan Jeddah berbagai persiapan telah dilakukan, antara lain  penambahan  sarana stelling / perlindungan berupa  200 sak pasir  yang di beli dai Jeddah , kemudian di susun berlapis  di beberapa tempat yang dianggap rawan ( haluan, lambung kiri/ kanan , buritan  dan  geladak isyarat  ) . Pembekalan pengetahuan persenjataan / penyegaran  penguasaan berbagai type senjata yang akan di gunakan saat peran jaga perang kepada seluruh prajurit oleh Lettu Laut (P) Hairul  Aziz perwira dari Satuan Pasukan Katak Koarmatim  di bantu  oleh dua anggotanya yang kebetulan mengikuti pelayaran kali ini.

Pembekalan  pengenalan berbagai macam senjata yang akan dipergunakan meliputi senjata GPMG  kaliber 7,62 mm,  MINIMI  kaliber 5,56 mm, SSI-SPG  kaliber 5,56,  STAYER kaliber 5,56 dan AK-47 kaliber 7,62 kesemuanya di sampaikan secara singkat dan jelas.

Pada jam 14.00 (03/9) kapal mulai memasuki perairan Teluk Aden Somalia, diposisi 12 ͦ  . 11’ 50” U dan 043 ͦ.  58’ 13’’T  kapal sudah pada posisi rawan perompakan. Oleh karena itu di berlakukan  peran jaga perang lambung kiri/ lambung kanan. 77 prajurit yang berada di kapal mulai dari Komand`n hingga pangkat terakhir  tidak luput dari tugas yang mulia ini.

Dua devisi  penjagaan di bentuk mengahadapi ancaman yang mungkin akan dihadapi. Devisi satu di pimpin langsung oleh Dan KRI DWR  dengan 37 prajurit ( 7 Pwa, 11 Ba dan 19 Ta)  siaga  penuh Lambung Kanan kapal mulai jam 06.00 hingga 12.00 dan jam 18.00 hingga 24.00 dengan persenjataan 14 AK 47 yang di operasikan oleh Prajurit KRI. Sementara itu di geladak isyarat di tempatkan senjata yang di operasikan oleh prajurit Kopaska antara lain senjata GPMG, MINIMI, SSI- SPG DAN STAYER.

Sedangkan Devisi dua di pimpin langsung oleh Palaksa KRI DWR May Laut (P) Osben Alibos Naibaho dengan 38 prajurit  ( 7 Pwa, 11 Ba dan 20 Ta ) siaga di Lambung Kiri kapal  mulai jam 12.00 hingga 18.00 dan jam 24.00 hingga 06.00 dengan persenjataan yang sama seperti devisi satu.

Peran Jaga perang berlangsung selama 2 hari sangat menguras tenaga para prajurit di kapal karena saat itu suhu udara sangat panas melebihi kota- kota sebelumnya yang pernah di singgahi selama pelayaran keliling dunia 2012.

Perjalanan KRI Dewaruci dari Jeddah menuju Oman dengan kecepatan kapal 7 Knots akan memakan waktu selama 8 hari, dua hari menelusuri Teluk Aden  yang di apit oleh  negara Yaman di lambung kiri kapal dan negara Somalia di lambung kanan kapal.

Peran jaga perang  berakhir pada jam 16.00 (5/9) pada posisi  13 ͦ   50’ 20” U dan 050 ͦ.  39’ 00’’T .. Dengan keadaan aman tanpa gangguan maupun kontak dengan perompak- perompak Somalia , dan kapal pun melaju dengan tenang nenuju pelabuhan berikutnya di Oman. 



Sumber : Koarmatim

Pembelian 18 Paket Rudal Maverick All-Up-Round Masih Dikaji

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara masih mengkaji penawaran Amerika Serikat atas rudal Maverick. Peluru kendali tersebut merupakan bagian dari sistem persenjataan pesawat F-16 yang sudah dibeli Indonesia. "Tentu kami membutuhkan (rudal) itu," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Azman Yunus ketika dihubungi oleh Tempo, Senin, 10 September 2012.

Namun TNI Angkatan Udara masih menunggu Kementerian Pertahanan untuk membahas penawaran tersebut. "Nanti kami kabari lagi kelanjutannya seperti apa," kata dia.

Sebelumnya, dalam situs Business Recorder, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyetujui untuk menjual perangkat rudal F-16 ke Indonesia. Berdasarkan nota yang dikirim pada kongres beberapa waktu lalu, Indonesia disebut-sebut meminta paket 18 rudal jenis AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round", 36 rudal untuk latihan para pilot, tiga rudal latihan "perawatan" beserta suku cadangnya, perlengkapan pengujian, serta latihan personal.

Kementerian Pertahanan mengaku akan menyesuaikan rencana pembelian rudal AGM-65K2 "Maverick All-Up-round" dengan kebutuhan TNI AU. "Itu domain TNI AU, biar mereka yang putuskan," ujar Sekertaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Heryanto saat dihubungi oleh Tempo, Kamis, 6 September 2012. 



Sumber : Tempo

TNI AU : Asumsi Sementara Biaya Upgrade Hercules Hibah Tetap US$15 Juta

JAKARTA-(IDB) : Markas Besar TNI Angkatan Udara mengatakan besaran biaya upgrading empat pesawat Hercules C-130 H tetap sebesar US$ 15 juta per unit. "Sementara ini besarannya tetap segitu," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus ketika dihubungi Tempo, Senin,10 September 2012.

Selain menerima hibah empat pesawat bekas dari Australia itu, rencananya pemerintah juga akan membeli enam Hercules seharga US$ 15 juta per unit. Azman enggan menjelaskan adanya biaya tambahan untuk suku cadang Hercules. "Saya tak bisa jelaskan itu. Bukan bagian saya," ujar Azman.

Kementerian Pertahanan menfaku belum dapat memastikan besaran biaya upgrading empat pesawat Hercules buatan Amerika Serikat ini. "Kami belum melihat secara detail apa saja yang perlu diperbaiki dari empat pesawat itu," ujar Sekertaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Herryanto saat dihubungi oleh Tempo, Kamis pekan lalu.

Sebelumnya Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pernah mengatakan hibah Hercules asal Australia ini menguntungkan. "Dengan menerima hibah Hercules seharga US$ 15 juta, pesawat itu masih bisa dipakai selama 20 tahun," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada para pewarta beberapa waktu lalu.

Harga tersebut dinilai jauh lebih murah daripada harga baru pesawat Hercules yang mencapai US$ 60 juta. "Sudah termasuk biaya service empat pesawat hibah dan harga enam pesawat yang dibeli," kata Purnomo kala itu.




Sumber : Tempo

Pangarmabar Tinjau Lahan Pembangunan Batalyon Marinir Di Setotok Batam

BATAM-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangaramabar) Laksamana Muda TNI Sadiman, S.E., melakukan peninjauan ke lahan yang rencanannya akan dialokasikan untuk pembangunan Batalyon Marinir, di Setokok Batam baru-baru ini.

Pangarmabar pada kesempatan tersebut didampingi Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV Tanjung Pinang Laksamana Pertama TNI Laksamana Pertama TNI Agus Heryana.

Kunjungan Pangarmabar Laksamana Muda TNI Sadiman, S.E., ke Setokok tersebut dilaksanakan dalam rangkaian kunjungan kerja ke wilayah pangkalan-pangkalan Angkatan Laut yang berada di bawah jajaran Koarmabar.

Kedatangan Pangarmabar dan Ketua Daerah Jalasenastri Armabar (DJAB) Ny. Rahayu Ningsih Sadiman di Batam disambut Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmabar (Danguskamlabar) Laksamana Pertama TNI Pranyoto,  S.Pi  dan Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (P) Nurhidayat, S.H., serta Ketua Cabang 5 Jalasenastri Korcab IV DJAB.

,div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">



Sumber : Koarmabar