Pages

Rabu, Agustus 15, 2012

Kemhan : Hercules Dipilih Karena Sistem Penunjangnya Sudah Ada

JAKARTA-(IDB) : “Kami juga melihat armada yang sudah ada. Operator di Indonesia sudah terbiasa dengan Hercules dan sudah cocok dengan kondisi di Indonesia, ini juga menjadi pertimbangan kami.”

Kementerian Pertahanan menyatakan ketersediaan sistem dan peralatan pendukung adalah salah satu alasan mengapa Indonesia menyetujui hibah empat pesawat angkut militer Hercules C-130 dari Australia.


Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya Eris Herryanto, mengatakan walaupun ada pilihan lain pesawat serupa seperti Boeing C-17 dengan spesifikasi yang juga bagus, namun dalam pemilihan pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista), yang dipertimbangkan tidak semata-mata spesifikasi.


“Kami juga melihat armada yang sudah ada. Operator di Indonesia sudah terbiasa dengan Hercules dan sudah cocok dengan kondisi di Indonesia, ini juga menjadi pertimbangan kami,” ujar Eris dalam jumpa pers di Kemenhan, Rabu (15/8).


Selain itu, yang menjadi pertimbangan adalah karena bila membeli pesawat tipe lain, maka harus juga ikut membeli sistem dan peralatan penunjang yang baru untuk menyesuaikan dengan jenis pesawat baru itu.


Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bila membeli pesawat transportasi militer yang baru, maka biaya yang akan dikeluarkan akan bisa tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan meremajakan pesawat yang lama.


“Selain itu, keuntungannya buat kita adalah pesawat yang diremajakan itu akan masih bisa terbang untuk 20 tahun lagi dengan biaya sepertiga dari biaya yang harus dikeluarkan untuk beli pesawat baru. Memang pesawat baru akan punya masa terbang hingga 40 tahun namun kita juga ada pertimbangan teknologi akan banyak berubah dalam waktu 20 tahun,” ujar Purnomo.


Pemberian hibah empat pesawat Hercules ini ditetapkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Australia Julia Gillard, ketika SBY dan rombongan melakukan lawatan kerja ke Darwin, Australia pada awal Juli lalu.


Dengan penambahan unit pesawat Hercules ini, Purnomo mengatakan bahwa pesawat transport TNI AU untuk kegiatan operasi militer selain perang akan semakin besar armadanya.


“Kita perlu pesawat banyak karena wilayah kita yang luas,” ujar Purnomo.


Dijadwalkan hingga semester pertama 2014, Indonesia akan sudah menerima 45 pengiriman berbagai pesanan Alutsista bergerak sebagai bagian dari pencapaian target untuk memenuhi 30 persen kekuatan esensial minimum pertahanan negara yang sudah ditetapkan hingga 2024. 



Sumber : Beritasatu

Menhan Jelaskan Tentang Pengadaan Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, MA., Wakil Kepala Staf Angkatan dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan/TNI mengadakan Konferensi Pers dengan wartawan media massa nasional dan Internasional, Rabu (15/8) di kantor Kemhan, Jakarta.
 
Konferensi Pers ini dilaksanakan dalam rangka memberikan klarifikasi terhadap isu dan pemberitaan yang berkembang di media massa dan sejumlah rencana pengadaan serta pembelian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI yang dilakukan oleh Kemhan.

Dalam kesempatan ini Menhan memberikan klarifikasi terhadap pemberitaan tentang anggapan bahwa buku biru (Blue Book) yang sudah diterbitkan tahun 2009 tidak pernah diimplemastasikan, kalau diimplementasikan isinya berubah.

Selanjutnya, Kemhan juga dianggap keluar dari jalur yang sudah direncanakan, seperti pembelian Tank Leopard dianggap tidak masuk dalam Buku Biru. Kemhan tidak pernah menunjukan barangnya apa, berapa harganya, spesifikasi dan model Alutsista apa yang akan dibeli., yang terakhir disebutkan adanya pemerintah dalam hal ini Kemhan juga diminta untuk lebih memperhatikan kesejahteraan prajurit.

Menjawab beberapa isu tersebut, Menhan menjelaskan Kemhan menerbitkan Produk Strategis I yang meliputi Doktrin Hanneg, Postur Hanneg, Strategi Hanneg, Buku Putih Hanneg, Penyelarasan MEF dan MEF TNI 2010-2024 yang isinya perencanaan 2010-2024 bagi pembangunan kekuatan TNI sudah mengalami revisi.

Kemudian diadakan suatu Revisi karena adanya perubahan perkembangan yang disebut dinamika lingkungan strategis global regional dan nasional selama kurun waktu 2,5 tahun dari tahun 2010 hingga pertengahan 2012. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan lingkungan strategis tersebut. Dari hasil revisi Produk Strategis I, Kemhan telah mengeluarkan Produk Strategis II di bidang pertahanan yang dikenal dengan Strategic Defense Review (SDR).

“Selama dua tahun, Kemhan telah me-review perkembangan lingkungan strategis seperti perkembangan di laut Cina Selatan dan lainnya yang nantinya akan mempengaruhi penyesuaian di dalam perencanaan”, jelas Menhan.

Menurut Menhan, dinamika keadaan terkadang harus merubah rencana awal untuk disesuaikan agar sampai ke tujuan, sama dengan rencana besar dalam pembangunan kekuatan pertahanan, itu dalam 2,5 tahun juga mengalami perubahan.

Sementara itu mengenai proses perencanaan MEF Menhan mengatakan telah melalui beberapa tahap yang diawali dengan pembahasan dalam tujuh kali Sidang Kabinet sampai kemudian terbitlah dengan apa yang disebut Master List yang berisi rencana pembelian alutisista selama lima tahun.

Master list tersebut isinya tidak menyebutkan secara spesifik mengenai misalnya tank leopard, tetapi karena ini tataran makro nasional, maka isinya adalah Main Battle Tank (MBT). Sedangkan implementasinya ditentukan dalam tingkatan yang lebih rendah lagi bukan di Sidang Kabinet.

Adapun proses selanjutnya, pada tanggal 28 Okotber 2011 Bapennas mengeluarkan Blue Book dan kemudian Menteri keuangan mengeluarkan persetujuan dengan mengeluarkan Green Book atau Penetapan Sumber Pembiayaan pada tanggal 20 Desember 2011. Karena menurut Menhan, pembelian alutsista yang ada di master list harus menggunakan persetujuan Bapennas dan Menteri Keuangan.

“Jadi kalau melihat jangan melihat blue booknya tetapi melihatlah yang sudah direvisi dimana finalnya itu adalah dalam bentuk green book di Kemku yang diterbitkan tanggal 20 Desember 2011”, ujar Menhan.

Jika sudah disetujui melalui Green Book dan masih terdapat perubahan rencana pembelian masih dapat dilakukan jika hanya dalam rangka untuk mempercepat pembangunan kekuatan MEF pada tahun 2024 serta tidak menambah alokasi anggaran yang sudah ditentukan di dalam Green Book. Untuk implementasinya nanti ditentukan oleh tingkatan yang dibawah

Mekanisme Pengadaan Alutsista

Adapun mengenai mekanisme proses pengadaan Alustista, Menhan menjelaskan berjalan secara Button Up yaitu dengan melibatkan user atau pengguna dalam hal ini dengan setiap Mabes Angkatan untuk menentukan spesifikasi jenis alutsista yang akan diadakan.

Selanjutnya, rencana ini masuk kepada kebutuhan operasi di Mabes TNI dan selanjutnya diproses di Kemhan lewat Tim dibawah kendali Tim Evaluasi Pengadaan (TEP) yang dipimpin oleh Sekjen. Kemudian selanjutnya diproses untuk kontrak perjanjian pinjaman oleh Kemku kemudian pencabutan tanda bintang di DPR.

“Jadi pada waktu proses pencabutan tanda bintang itu dibahas oleh High Level Committee (HLC) dan Tim Panja Alutsista DPR, dan itu diproses dalam rangka pencabutan tanda bintang di DPR, karena memakai uang APBN dan uang rakyat, kita menyadari betul makanya diproses bersama sama oleh pemerintah dengan wakil rakyat”, tambah Menhan.

Menhan menegaskan bahwa dalam setiap pengadaan Alutsista juga tetap berpedoman pada prinsip - prinsip yaitu semaksimal mengutamakan produk dalam negeri. Namun apabila itu belum memungkinkan dan terpaksa diadakan dari luar negeri maka akan diupayakan dilaksanakan secara G to G, produksi bersama, disertai alih teknologi (transfer of technology), dilakukan off set, dijamin keleluasan penggunaannya dan dijamin suku cadangnya.

Proses pengadaan Alutsista ini dilakukan secara berjenjang dengan melibatkan user atau pengguna dalam hal ini Mabes Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara untuk menentukan spesifikasi tenis Alutsista yang akan diadakan.

Menhan juga menegaskan Kemhan berkomitmen untuk terus memelihara transparansi dan efisiensi serta akuntabilitas dalam pengadaan Alutsista TNI. Aspek pengawasan selalu menjadi perhatian utama untuk menghidari penyimpangan yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Tim HLC yang diketuai oleh Wamenhan, dan Tim Pencegahan dan Penyimpangan Pengadaan Barang dan Jasa (TKP3B) yang melibatkan BPKP, LKPP, Itjen Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan dibawah pimpinan Irjen Kemhan

Pada kesempatan tersebut, Menhan juga mengatakan selain memperkuat Alutsista TNI, Kemhan juga memperhatikan kesejahteraan para Prajurit TNI. Sejumlah kebijakan telah dikeluarkan Kemhan selama masa periode KIB II. Adapun peningkatan kesejahteraan Prajurit TNI yang telah dilaksanakan antara lain pemberian tunjangan khusus perbatasan, tunjangan kinerja, kenaikan Uang Lauk Pauk (ULP), kenaikan berkala, pemberian gaji ke-13, kenaikan santunan dan tunjangan cacat serta kenaikan Askes Kemhan/TNI dari 2 % menjadi 4% (UU BPJS).


Sumber : DMC

Chinese Warships Dock in Israel

TEL AVIV-(IDB) : Three Chinese warships from the People’s Liberation Army Navy (PLAN) docked in Haifa Aug. 13 for a five-day visit here as guests of the Israel Navy.

Led by Rear Adm. Yang Junfei, deputy commander of the PLAN’s North China Sea Fleet, the Chinese contingent will tour multiple sites throughout the country in honor of the 20th anniversary of diplomatic ties between Jerusalem and Beijing.

Last month, Yang met with EU Naval Force (NAVFOR) Commander, Rear Adm. Jean-Baptiste Dupuis, aboard the French command and replenishment ship Marne, which was plying the waters of the Gulf of Aden. At the time of the July 17 visit, an EU NAVFOR spokesman noted the need for enhanced cooperation with the PLAN’s anti-piracy task force operating in the Gulf of Aden and off the coast of Somalia.

“The significant number of actors who are committed in counter-piracy makes regular contact essential [for] de-confliction ... and coordinated actions where appropriate to increase the effectiveness of the various navies present in the area,” according to the EU NAVFOR spokesman.
Israel has hinted at, but has not publicly acknowledged, anti-smuggling and counterterror operations around the Horn of Africa and into the Arabian Sea. In an interview last spring, Lt. Gen. Benny Gantz, Israel Defense Forces (IDF) chief of staff, told Israel’s Yediot Ahronot, “You almost won’t find a point in time that nothing is happening somewhere around the world.”

Gantz spent a week in China last May as guest of PLA Commander Gen. Chen Bindnge. It was the first visit by an IDF chief of staff since 1996 and was aimed to strengthen Sino-Israeli ties in light of Beijing’s growing interests in the Mediterranean and Arabian Gulf regions.


Source : DefenceNews

Menhan Menerima Dubes AS Untuk Indonesia


JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, Selasa (14/8) menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Amerika Serikat Untuk Indonesia Scot Marciel di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. 

Turut mendampingi Menhan dalam kesempatan tersebut Direktur Kerjasama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Dirkersin Ditjen Strahan) Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus,. Sementara itu, Dubes AS didampingi Atase Pertahanan AS di Jakarta Col. Russel Bailey. 


Sumber : DMC

11 Helikopter Anti Kapal Selam Masuk Daftar Belanja TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) berencana mendatangkan 11 unit helikopter antikapal selam untuk lebih memperkuat alat utama persenjataan serta mengisi kekosongan alat yang tidak tercover oleh kapal-kapal TNI.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan juga telah melakukan pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) yang dilakukan bersama Kementerian Pertahanan.

"Helikopter antikapal selam kita punya tahun 1960-an dan pensiun tahun 1970 nantinya kita akan beli 11 helikopter antikapal selam, karena ini sangat dibutuhkan oleh kita," ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Marsetio, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (15/8/2012).

Dijelaskan Marsetio, pihaknya masih akan membahas dengan Kementerian Pertahanan ihwal pembelian 11 helikopter antikapal selam ini, terutama mengenai helikopter yang didatangakan. Apakah jenis Seasprite atau Agusta.

"Tahun 2015 akan hadir helikopter tersebut, karena saat ini kita baru punya dua kapal selam dan akan datang lagi tiga," pungkasnya.  


Sumber : Okezone

Belanja Alutsista Disesuaikan Kebutuhan Dan Perkembangan Lingkungan Strategis

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan  bahwa pengadaan alutsista mengacu pada rencana pembelian selama lima tahun yang telah disusun dalam master list. Namun rencana tersebut dapat berubah apabila dirasa perlu menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis.

"Untuk 2010-2014 ini kami buat master list, apa yang mau kami beli, agar diketahui anggarannya berapa. Selama dua setengah tahun ini terjadi perubahan perkembangan atau dinamika lingkungan strategis baik regional maupun global," ujar Purnomo dalam jumpa pers di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan RI, JAkarta, Rabu 15 Agustus 2012.

Oleh karena itu, perencanaan pembelian yang telah disusun tersebut tentu harus disesuaikan lagi dengan strategi pertahanan. "Itu mempengaruhi penyesuaian perencanaan kita," kata Purnomo.

"Dinamika keadaan terkadang membuat kita harus mengubah rencana kita untuk disesuaikan agar bisa mencapai tujuan," kata Purnomo.

Tujuan pengadaan alutsista, Purnomo menerangkan, sudah dirumuskan dalam buku biru (blue book) yang isinya mencakup minimum essential forces (MEF). Master list disusun berdasarkan rangkaian sidang kabinet baik yang bersifat paripurna maupun terbatas. Purnomo menyebutkan ada tujuh kali sidang kabinet yang menjadi landasan perumusan master list tersebut.

"Master list itu isinya memang tidak disebutkan membeli Leopard atau Sukhoi dan lain-lain. Hanya disebutkan di situ misalnya pembelian main battle tank. Main battle tank ini banyak ragamnya. Untuk implementasinya nanti ditentukan oleh tingkatan yang dibawah," kata Purnomo.

Purnomo menjelaskan bahwa jajaran TNI selaku user atau pengguna yang akan mengusulkan kepada Kementerian Pertahanan melalui Sekjen Kemenhan dan dibahas bersama Komite Tingkat Tinggi (High Level Committee) yang diketuai Wamenhan serta tim khusus yang terdiri dari BPKP dan LKPP (Lembaga Kajian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).

Master list yang disusun oleh Kemenhan pun harus mendapat persetujuan dari Bappenas. Purnomo menjelaskan, persetujuan terhadap master list Kemenhan tersebut diwujudkan dalam bentuk blue book yang diterbitkan oleh Bappenas pada 28 Oktober 2011. Setelah itu mesti mendapat persetujuan lagi dari Kementerian Keuangan dalam bentuk green book. Kemenkeu baru menerbitkan green book pada 20 Desember 2012.

"Green book ini isinya tentang penetapan sumber pembiayaan," kata Purnomo.

Oleh karena itu, menurut Purnomo, memahami rencana pembelian alutsista sebaiknya mencermati blue book dan memahami perkembangannya pada green book. "Jangan hanya lihat blue book-nya, tapi lihat juga yang sudah diupgrade atau direvisi yang ada dan diterbitkan dalam bentuk green book," kata Purnomo.

Apalagi, lanjut Purnomo, apa yang sudah disusun dalam green book tersebut pun masih bisa berubah lagi apabila terjadi keharusan menyesuaikan dinamika atau perkembangan di tengah jalan. Tentunya perubahan itu dibahas bersama dengan DPR. Perubahan tersebut boleh dilakukan selama tetap mengikuti prinsip dan masih sesuai dengan anggaran yang ada.

"Penambahan pengadaan alutsista dengan prinsip mempercepat pencapaian MEF dan tidak menambah alokasi anggaran," kata Purnomo.

Target pencapaian MEF tersebut, lanjut Purnomo, diagendakan selesai pada tahun 2014. Purnomo yakin bahwa pencapaian tersebut akan dapat dipenuhi, saat ini pemerintah telah berhasil memenuhi 30 persen dari target yang sudah ditetapkan.

"Saya ditanya oleh presiden, apakah Indonesia bisa jadi macan Asia lagi? Saya jawab bisa, apalagi dengan kita bisa mempercepat MEF ini. Bisa terwujud alutista yang lebih banyak dengan jumlah anggaran yang tetap," kata Purnomo.


Sumber :  Vivanews

F-16 Hibah AS Akan Lipat Gandakan Kekuatan Pesawat Tempur RI

JAKARTA-(IDB) : Indonesia akan mendapatkan tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika nanti. Dengan begitu jumlah pesawat temput miilik Indonesia akan bertambah tiga kali lipat dari jumlah sekarang.

"Akan ada tambahan hibah F-16 dari AS, nanti akan di-upgrading dan sekarang masih dalam proses. Yang jelas kalau sudah jadi kekuatannya nanti bisa kekuatannya bisa tiga kali lipat dari yang sekarang," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Gedung Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (15/8/2012).

Purnomo tidak bisa menjelaskan berapa total F-16 yang akan diterima dari pemerintah Amerika Serikat. "Sesuai kode etik militer, kita tidak boleh menyebut berapa jumlah pesawat tempur kita," sambung Purnomo.

Diharapkannya, pesawat tersebut dapat diselsaikan proses hibahnya pada tahun 2014 nanti. Ia berharap dengan adanya modernisasi alutsista, Indonesia dapat menjadi macan Asia.

"Karena kita akan terus lakukan modernisasi alutsista, dan kita berharap Indonesia bisa menjadi macan Asia," tutup Purnomo.


Sumber : Detik

TNI AD Gelar Latihan Antar Cabang di Baturaja Sumsel

BATURAJA-(IDB) : Markas TNI AD akan menggelar latihan antar kecabangan tingkat brigade,  mulai 26 Agustus sampai dengan 4 September 2012, di Baturaja, Sumatera Selatan (Sumsel).
 
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Sisriadi, mengatakan itu di Jakarta sesaat sebelum  buka puasa bersama di Media Centre Dispenad, Jakarta. Menurutnya latihan tersebut merupakan latihan terbesar TNI AD dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini.

Menurut rencana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan meninjau latihan tersebut pada hari terakhir. Seluruh alutsista TNI AD akan dikerahkan untuk mendukung latihan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, kata jenderal bintang satu ini, pihak TNI AD akan mengikutsertakan sejumlah wartawan untuk meliput jalannya latihan tersebut. Wartawan tersebut akan `menempel` di pasukan serta ikut bergerak cepat dan taktis, sehingga seluruh momen dapat terekam dengan baik untuk dipublikasikan kepada publik.



Sumber : Poskota

8 Pesawat Super Tucano Segera Tiba di Tanah Air Tahun 2012

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak empat unit pesawat Super Tucano akan tiba di Tanah Air pada tanggal 28 Agustus 2012 mendatang. Selanjutnya, tiga bulan lagi 4 unit pesawat Super Tucano juga tiba di Indonesia sehingga pada tahun 2012 ada delapan unit Pesawat Super Tucano untuk mengisi Skuadron Udara 21 Lanud Abdul Rachman Saleh.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul pada acara buka puasa bersama wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (14/8).

Menurut Kapuspen TNI, pemenuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI mengacu pada konsep Minimum Essential Forces (MEF) dan Rencana Strategis Pertahanan Jangka Panjang dengan menitikberatkan penggunaan hasil produksi industri strategis dalam negeri.

Pengadaan alutsista TNI dari luar negeri dilakukan apabila industri strategis dalam negeri belum mampu memproduksi peralatan tersebut dan tidak ada unsur politis dari negara produsen.

Iskandar menjelaskan, modernisasi alutsista TNI pada 2010-2014 fokus pada alutsista bergerak seperti pesawat tempur dan kapal selam. Target tersebut bertujuan untuk membangun postur pertahanan negara yang lebih tangguh.

Pada bagian lain, Kapuspen TNI menyatakan pembangunan Pangkalan Militer AS di Darwin, Australia, tidak akan mengganggu kedaulatan Indonesia. AS dan Australia bahkan menjalin kerja sama erat di bidang kemanusiaan. Kedua negara tersebut sudah memberikan klarifikasi bahwa pembangunan pangkalan tidak mengganggu kedaulatan Indonesia.


Sumber : Jurnas

Update : Irak Tertarik Akuisisi Panser Anoa Dan SS-2 Pindad

BAGHDAD-(IDB) : Perdana Menteri Irak Nouri Al Maliki kagum dengan Panser Anoa buatan PT Pindad. Karenanya, Al Maliki meminta Kementerian Pertahanan Irak untuk mendalami kerja sama militer antara Indonesia dan Irak.

Saat menerima Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Baghdad, Irak, Selasa (14/8), PM Irak sangat mendukung ide untuk meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara.


Sjafrie menjelaskan bahwa Indonesia dan Irak bisa bekerja sama setidaknya di dalam dua bidang. Pertama, peningkatan capacity building melalui pertukaran perwira di antara kedua negara dan kedua melalui penguatan kerja sama peralatan militer.


Wamenhan yang didampingi Dubes Irak Safzen Noerdin, Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen Puguh Santoso, serta Dirut PT Pindad Adik Sudarsono menjelaskan bahwa PT Pindad bukan hanya mampu membuat senjata, tetapi juga kendaraan lapis baja. Selain senjata laras panjang dan laras pendek, panser buatan Pindad telah diekspor ke banyak negara.


 
PM Irak yang menerima cendera mata berupa senjata laras panjang SS tampak antusias melihat senjata buatan Pindad tersebut. Ia kemudian meminta pejabat yang mendampinginya untuk menindaklanjuti kemungkinan kerja sama itu dengan berkunjung langsung ke Indonesia.

Saat kemudian melanjutkan kunjungan ke Kementerian Pertahanan Irak, Sjafrie memamerkan semua peralatan dan pendukung militer yang diproduksi Indonesia. Kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Irak Jenderal Hafedz Saad, Wamenhan memperlihatkan mulai dari baju militer, topi baja, sepatu, makanan untuk tentara, hingga senjata laras panjang buatan Pindad.


Seperti halnya PM Irak, Hafedz tertarik dengan produk-produk buatan Indonesia. Ia memerintahkan beberapa direktur jenderal di Kemhan Irak untuk melakukan komunikasi dengan Dirut Pindad.


Sjafrie berharap kerja sama juga dilakukan di bidang personel militer. Wamenhan mengatakan pengalaman perang yang dijalani tentara Irak dan juga penanganan terorisme bisa menjadi bekal yang bermanfaat bagi tentara Indonesia.


"Saya kira baik kerja sama militer di antara Indonesia dan Irak kita tingkatkan. Kami juga ingin belajar pada Indonesia yang banyak berhasil dalam menangani terorisme," kata Hafedz.


Sjafrie juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Universitas Pertahanan untuk Studi Militer (DUFMS) yang dimiliki Irak. Wamenhan diterima langsung dan mendapat penjelasan dari Rektor DUFMS Letjen Jasim.


Uniknya, DUFMS di Irak adalah mereka menangani mulai dari akademi militer, sekolah staf komando, hingga lembaga ketahanan nasional. Bahkan sekarang ini DUFMS membuka akademi untuk prinsip-prinsip dan etika kemiliteran.


Sumber : Metrotvnews

TNI Akan Gelar Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di Natuna

JAKARTA-(IDB) : Pada 27 Agustus hingga 31 September 2012 mendatang TNI akan melaksanakan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Pulau Natuna, Sumatera Utara. Latihan ini akan melibatkan 2500 personel TNI.

"Latihan PPRC nanti di Natuna. Gabungan dari TNI angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Nanti akan ada sekitar 2500 personil," jelas Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Iskandar Sitompul di sela-sela acara buka bersama wartawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (14/8/2012).

Iskandar menjelaskan bahwa latihan ini adalah program rutin tahunan TNI untuk melatih para personelnya. Ini adalah latihan gabungan TNI angkatan darat (AD), angkutan laut (AL) dan angkutan udara (AU).

"Tujuan kita latihan. Melatih para personel TNI. Itu memang program tahunan kita, dan nanti akhir semuanya adalah latihan gabungan. Melibatkan angkatan darat, laut, dan udara," lanjut Iskandar

Iskandar menambahkan bahwa akan ada 4 KRI dari angkatan laut, 1 pesawat maritim dan 4 pesawat penerjun dari angkatan udara.

Ia juga ingin menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena TNI terus disiapkan untuk menjaga kedaulatan negara salah satunya dengan program latihan ini.

"Misalkan ada katakanlah, ada orang yang ingin mengganggu kedaulatan kita. Pasukan-pasukan yang kita siapkan ada. Jadi terus berlatih kok TNI kita ini. Jadi tidak perlu khawatir masyarakat kita, TNI kita latihan terus," tutupnya



Sumber : Detik

Koarmabar Diperkuat Kapal Patroli Catamaran X-8 Produksi Lundin Banyuwangii

JAKARTA-(IDB) : Pangkalan Angkatan Laut  (Lanal) Sibolga yang dikomandani Letnan Kolonel (Letkol)Laut (P) Ivan Gatot Prijanto, S.E., menerima Patroli Keamanan Laut (Patkamla) jenis Combat Boat type X-8 Catamaran dari Dinas Material dan Perbekalan Komando Armada RI Kawasan Barat (Dismatbekarmabar). Patkamla tersebut diangkut dari Jakarta menggunakan KRI Sibolga-536.
 
Combat Boat Type X-8 Catamaran merupakan Alutsista terbaru buatan Banyuwangi, memiliki spesifikasi bottom  2 (dua) buah lunas dengan  2 (dua) mesin Marine Diesel VGT 400 PK bertenaga 220 HP  buatan Swedia yang memiliki  kecepatan jelajah maksimal 40 knot serta dilengkapi dengan alat navigasi dan komunikasi moderen, dilengkapi pula dengan senapan mesin jenis M 240 Kaliber 7,62 atau M 60 Kaliber 7,62 juga dapat diganti peluncur Granat Kaliber 40 mm.Kapal cepat selain diawaki 4 (empat) personel, juga mampu mengankut hingga 20 (dua puluh) orang dengan persenjataan lengkap.   
 
Danlanal Sibolga pada kesempatan tersebut mengatakan, kehadiran Combat Boat Type X-8 Catamaran yang di Lanal Sibolga  harapkan mampu menambah kekuatan unsur dalam  meningkatkan keamanan, pengawasan serta penegakan hukum  dilaut secara maksimal di Wilayah kerja Lanal Sibolga.
 
Patkamla jenis Combat Boat diterima Danlanal Sibolga (Letkol)Laut (P) Ivan Gatot Prijanto, S.E.,diterima di Dermaga Pelabuhan Sambas Sibolgabersama dengan Muspida setempat diantaranya Wakil Bupati Tapanuli Tengah, Komandan Distrik Militer (Dandim) dan Kepala Polisi Resort (Kapolres) serta Kepala Pengadilan Sibolga. 


Sumber : Koarmabar