Pages

Senin, Agustus 13, 2012

Sukhoi Dan F-16 Tiba Di Halim Untuk Ramaikan HUT RI

HALIM-(IDB) : Satu flight pesawat tempur TNI Angkatan Udara F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Madiun dan satu Flight pesawat tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin, Makasar masing-masing  yang dibawah kendali langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Ali Sudibyo  dan Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb M. Untung Suropati mendarat di Lanud Halim Perdankusuma, Senin  (13/8).
Kedatangan pesawat F-16 Fighting Falcon dan Sukhoi di Lanud Halim Perdanakusuma tersebut dalam rangka akan ikut serta memeriahkan HUT ke-67 Kemerdekaan Repubilk Indonesia dengan melakukan Fly Pass di area udara Istana Negara.



Sumber : Poskota

Update : Satgas Helikopter Perkuat TNI Di Kongo

JAKARTA-(IDB) : Pasukan penjaga perdamaian Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Kongo, Kontingen Garuda XX-I/MONUSCO, tahun ini direncanakan diperkuat dengan Satgas Helikopter. Sebelumnya, Satgas Helikopter untuk misi PBB di Kongo, Afrika diemban oleh pasukan dari India.

Perwira Penerangan Konga XX-I/Monusco Lettu Cku Sulikan dalam siaran pers, Sabtu (11/8) mengatakan, terkait rencana penempatan Satgas Helly di Konga XX-I/MONUSCO tersebut, tim Recce Satgas Helly dari TNI telah melakukan pengecekan ke lokasi pada Jumat (10/8). Satgas Helly itu rencananya akan bergabung dengan Konga XX-I/MONUSCO atau juga dikenal Indonesian Engineering Company yang terlebih dahulu telah melaksanakan tugas di Kongo. Secara keseluruhan, Indonesia telah melaksanakan tugas di Kongo sembilan tahun dengan masa pergantian per tahun.

Setelah menerima paparan singkat dari Komandan Satgas Letnan Kolonel Czi Sapto Widhi Nugroho tentang situasi keamanan, kegiatan satgas, pekerjaan yang telah, akan dan sedang dikerjakan, Tim Recce Satgas Helly TNI melaksanakan diskusi dengan staf Air Ops Monusco yang berada di wilayah Dungu.

"Dilanjutkan meninjau lokasi penempatan Satgas Helly, mengelilingi Hellypad, dan Airport Dungu sepanjang 2,5 kilometer," ujarnya.

Rombongan juga sempat meninjau seluruh camp diantaranya, gudang senjata dan amunisi, gudang sparepart, dan rumah genset. Tak luput dari pantauan adalah gudang makanan basah dan kering, penyimpanan obat, serta alat-alat berat Zeni.

Ketua tim Laksamana Pertama TNI Budihardja Raden mengatakan, jika tidak ada halangan dan disetujui oleh pimpinan, maka di akhir tahun ini Satgas Helly sudah bisa diberangkatkan untuk tugas ke Kongo, menggantikan satgas sebelumnya. "Akan menggantikan negara India yang ditarik pulang ke negaranya," ujarnya.

Budihardja yang menjabat sebagai perwakilan tetap Republik Indonesia di Dewan Keamanan PBB di New York itu berpesan agar alat-alat yang sudah cukup tua tidak menjadi hambatan bagi prajurit menunaikan tugasnya. Sebaliknya, itu tantangan yang harus mampu dihadapi dengan bekerja keras.



Sumber : SuaraKarya

KRI Dewaruci Singgah Di Maltha

MALTHA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci, singgah di negara Maltha sebuah pulau  daratan benua Eropa,(11/8). Kapal perang tersebut sedang melaksanakan tugas pelayaran keliling dunia tahun 2012. Kedatangan KRI Dewaruci di sambut oleh Athase Pertahanan RI di Paris/ Prancis merangkap Italia Kolonel (Pnb) Erwin Buana Utama beserta keluarga di dampingi Sekertaris Athan Rona Windwatan,  di dermaga Wharf Pinto 3 Valletta

Kehadiran kapal latih Kadet Akademi TNI AL di Malta juga di sambut oleh beberapa WNI yang kebetulan bekerja di kapal pesiar Aida Bella milik Jerman yang  sedang merapat di depan KRI Dewaruci , mereka begitu melihat ada kapal berbendera Indonesia langsung mendekat dan  naik ke kapal latih  bagaikan ketemu keluarga sendiri.

Di kapal Jerman ini ada 60 WNI yang  bekerja , mereka ada yang bagian permesinan, restoran, navigasi dan lain-lain. Salah seorang David Ferdinan Panjaitan asal Medan bertempat tinggal di Sawojajar Malang menyampaikan kesannya bahwa dia dan rekan-rekannya sangat kagum dan bangga  dengan KRI Dewaruci. Kapal setua dan se kecil ini masih kelihatan kokoh dan bisa mengarungi lautan se antero dunia.

Kota  Maltha merupakan tempat pertama kali singgah  KRI DWR setelah  melakukan muhibah  selama 6 kali di Eropa sepanjang perjalanan  yang di embannya sebagai Kapal Republik Indonesi di satuan kapal bantu Koarmatim sejak keberadaanya di tahun 1953 hingga 2012.

Dewaruci pertama kali ke Eropa saat selesai pembuatan di tahun 1952 dan selesai 1953 langsung di bawa ke Indonesia oleh Kapten A. F.H Roosenoow .Pada  November 1964 ke liling dunia, kemudian th 2003, 2005, 2010 dan terakhir 2012 keliling dunia untuk yang terakhir kalinya dengan komandan Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto.

Menurut rencana keberadaan Dewaruci di Maltha akan singgah selama tiga hari dan akan melangsungkan beberapa rangkaian kegiatan hingga tolak menuju Mesir (14/8) dan akan tiba di Port Said Mesir (20/8) sekaligus mengakhiri puasa Ramadhan dan berlebaran di Mesir. 


Sumber : Koarmatim

Prospek Pesawat N-250 Dinilai Cerah

BANDUNG-(IDB) : Pemerintah diminta mengimbau maskapai penerbangan nasional untuk membeli pesawat N-250.

Pengembangan kembali proyek pesawat komersial tipe N-250 dinilai memiliki prospek cerah. Di samping harga yang tidak mahal, pesawat kecil itu sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.


Pengamat penerbangan Universitas Gadjah Mada Arista Atmadjati menilai pesawat yang pernah menjadi produk primadona Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)--kini bernama PT Dirgantara Indonesia (PT DI)--tersebut ideal bagi pasar Indonesia.


"Harganya terjangkau oleh maskapai-maskapai nasional mulai dari kelas besar, menengah, hingga kecil. Ukurannya pun cocok untuk menerbangi pulau-pulau kecil di Tanah Air," kata Arista, kemarin.


Arista menuturkan, N-250 yang bermain di kapasitas 50-70 tempat duduk sangat cocok untuk mendukung transportasi komuter pulau-pulau kecil atau antarkabupaten. Sebab kebanyakan bandara di sana berlandasan pacu pendek, sekitar 900 meter hingga 1.400 meter. Apalagi, saat ini rute-rute penerbangan antarkabupaten tengah berkembang. Misalnya, rute Bandung-Pangandaran, Halim Perdanakusuma-Tasikmalaya, Yogyakarta-Bandung, atau di luar Pulau Jawa seperti Kendari-Wakatobi dan Raja Ampat-Nabire.


Pesawat N-250, diyakini Arista, akan mampu bersaing dengan pesawat-pesawat sekelas produk perusahaan ternama dunia seperti Fokker, Bombardier, atau Avions de Transport Regional (ATR).


Persaingan

Namun, agar mampu bersaing, pemerintah dinilai perlu mendukung dengan mengimbau maskapai penerbangan nasional untuk membeli N-250. Selama ini, minimnya produksi pesawat terbang domestik membuat maskapai penerbangan nasional terus menggunakan pesawat buatan asing, khususnya Boeing dan Airbus.

Bahkan, Merpati Airlines lebih memilih pesawat tipe MA-60 buatan Xian Aircraft Industry Ltd, China, menggantikan CN-235 buatan PT DI yang telah memiliki lisensi dari otoritas penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA). "Tanpa campur tangan pemerintah dan dukungan industri penerbangan domestik, pesawat sebagus N-250 pun tidak akan bisa bertahan," kata Arista.


Senada dengan Arista, pengamat penerbangan Ruth Hana Simatupang meminta pemerintah mempromosikan N-250 melalui imbauan Presiden atau Menteri BUMN Dahlan Iskan agar maskapai penerbangan pelat merah menggunakan N-250 bagi penerbangan skala kecil mereka.


"Harus maskapai kita sendiri yang pertama kali menggunakan N-250 untuk menunjukkan kepada dunia luar betapa baiknya produk yang kita hasilkan," tegasnya.


Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo juga berharap upaya mantan Presiden BJ Habibie itu didukung penuh pemerintah. "Karena mulai 2015, seluruh produk asing akan membanjiri Indonesia termasuk pesawat. Apakah kita akan terus memakai produk asing, sedangkan SDM kedirgantaraan dalam negeri sudah ada dan berpengalaman," tegasnya.


Sebelumnya, seusai peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Bandung, Jumat (10/8), Habibie menyatakan tekad mewujudkan kembali mimpinya agar pesawat komersial tipe N-250 yang pernah terbang 17 tahun silam, tetapi kemudian kandas lantaran krisis ekonomi, bisa mengangkasa kembali. 


Sumber : MediaIndonesia

Update : Habibie Redesain Pesawat N-250

BANDUNG-(IDB) : Banyak tenaga ahli pesawat dari Indonesia yang kini bekerja di industri pesawat terbang asing siap kembali merealisasikan N-250.
 
Mantan  Presiden BJ Habibie bertekad mewujudkan kembali mimpinya agar pesawat komersial tipe N-250, yang pernah terbang 17 tahun silam tapi kemudian kandas lantaran krisis ekonomi, bisa mengangkasa lagi.

Saat berbicara di Bandung pada Jumat (10/8), dengan mata berbinar-binar Habibie menceritakan langkahnya mewujudkan impian itu. Dua perusahaan, yakni PT Eagle Cap (bukan Eagle Cabin seperti ditulis
Media Indonesia, 11/8) milik mantan Dirut Bursa Efek Jakarta Eri Firmansyah dan PT il Thabie milik dua anak Habibie yakni Ilham dan Thareq, yang menyatu di bawah bendera PT Radio Aviation Industry (RAI), akan mendanai program N-250 itu.

Tetapi, kata Habibie, N-250 akan diredesain sesuai dengan selera pasar. "Saya yang punya gambarnya," kata Habibie.


Menurut dia, desain dan mesin akan diperbarui. Semua ditanganinya. "Mereka (BPPT dan PT DI) tidak akan bisa membuat pesawat kalau tidak punya gambarnya," kata mantan Dirut PT Dirgantara Indonesia (PT DI) itu.


Habibie telah mematenkan seluruh rancangannya. Bapak Teknologi Indonesia itu akan berkontribusi pada sumber daya manusia dan rancang bangun pesawat. "Kalau urusan bisnis, biar anak-anak saya," tambahnya.


Habibie bertambah optimistis karena banyak mantan anak buahnya yang bekerja di industri pesawat terbang asing akan kembali ke Indonesia. "Mereka sudah menelpon eyang (panggilan akrab Habibie) menanyakan kapan bisa pulang dan bekerja," ujar Habibie tersenyum lebar.


Pada kesempatan terpisah Eri Firmansyah mengatakan perjanjian kerja sama PT Eagle Cap dan PT il Thabie sudah ditandatangani sekitar seminggu yang lalu.


Namun, Eri belum bisa memerinci kapan program pengadaan pesawat berbaling-baling itu dimulai. "Ini masih tahap awal. Sesudah (penandatanganan) masih akan dilakukan studi karena spesifikasinya berubah," katanya.


Dengan digulirkannya kembali program pesawat N-250, Eri berharap bisa menggairahkan industri penerbangan baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu memproduksi pesawat sendiri.


Hanya dua
 
Sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan SDM Amerika, Eropa, serta negara maju lainnya. Habibie membuktikan itu.

Menurut dia, di dunia ini baru dua orang yang mendapatkan medali emas Edward Bruner Award, penghargaan yang diberikan badan penerbangan sipil dunia bentukan PBB. Medali itu hanya diberikan setiap 50 tahun sekali. Habibie adalah orang kedua di dunia yang mendapat penghargaan itu untuk kategori ahli perancang keselamatan dan keamanan penerbangan sipil.


Penghargaan diberikan pada 7 Desember 1994 di Montreal, Kanada, sembilan bulan menjelang peluncuran N-250. "Ini fakta sejarah bahwa kualitas SDM Indonesia sama dengan Eropa, Jepang, Amerika, dan China," tegasnya.


Habibie mengatakan dia tidak akan melupakan jasa 'anak-anaknya' yang dulu bekerja di IPTN dan BPPT mewujudkan N-250 dan N-130 bermesin jet. Sampai sekarang Habibie masih memercayai SDM Indonesia. Dengan cara itu dia berharap ada regenerasi para ahli penerbangan.


"Saya mengharapkan ITB, UI, UGM kembali digiatkan dalam riset-riset yang mendukung inovasi nasional," katanya lagi.


Sumber : MediaIndonesia

Seiring Peningkatan Anggaran Militer, Harus Diimbangi Peningkatan Kesejahteraan Prajurit

JAKARTA-(IDB) : Alokasi anggaran yang besar pada sektor pertahanan diharapkan tidak hanya untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI.

Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati di Jakarta, Minggu (12/8), mengatakan, untuk memenuhi target kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF), kondisi anggaran sekarang ini memang masih jauh dari nilai ideal.

Namun, yang lebih penting lagi sebenarnya anggaran guna membangun TNI yang kuat. "Karena itu, ini harus serius diarahkan juga untuk kesejahteraan prajurit," tandas Susaningtyas.

Dia menilai hal ini penting dilakukan untuk terus menjaga semangat juang dan mendorong peningkatan kinerja para prajurit TNI. "Bayangkan saja, alutsista kita canggih dan mahal, tapi pengawaknya hidup tidak layak karena rumah prajurit dan kesejahteraannya masih belum baik. Bagaimana prajurit punya peran perjuangan yang mantap," ungkap dia.

Anggota Fraksi Partai Hanura ini menyatakan, dibutuhkan biaya yang besar agar TNI memiliki armada pertahanan yang mumpuni. Karena itu, wajar jika kemudian pemerintah berniat menambah alokasi anggaran pertahanan. "Hanya, penambahan alokasi itu harus disiplin dengan rencana strategis untuk memenuhi MEF, jangka pendek, menengah, dan panjang," katanya.

Dia pun meminta pemerintah agar alutsista yang dibeli harus tepat guna, tepat waktu, dan sesuai rencana strategis.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bahwa dari laporan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono terdapat penyesuaian-penyesuaian dalam rencana menuju MEF.

Karena itu, Presiden mempersilakan hal itu dilakukan selama pengadaan betul-betul diperlukan dan melengkapi kekuatan tempur TNI, kekuatan tangkal menghadapi geopolitik baru, menjaga kedaulatan, dan keutuhan wilayah.

Selain itu juga tetap dalam batas kemampuan anggaran. Presiden juga mengklaim kesejahteraan prajurit TNI sekarang ini sudah lebih layak dengan peningkatan gaji, uang lauk pauk, dan tunjangan.

Meski demikian, dia mengakui masih ada prajurit yang tidak memiliki tempat tinggal. Karena itu, akan diupayakan untuk menambah perumahan dinas bagi prajurit agar tugastugasnya tidak terganggu.

"Di sisi lain masih ada rumah dinas yang ditempati mereka yang sudah tidak aktif. Bagi mereka yang memiliki rumah dan ekonomi baik,lebih baik rumah dinasnya diserahkan karena memang akan digunakan," imbau SBY.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, permasalahan perumahan prajurit merupakan salah satu masalah yang pelik. Kebutuhan rumah cukup banyak sehingga memerlukan anggaran yang cukup besar. Sedangkan, kemampuan anggaran pemerintah di bidang pertahanan terbatas.

Sejauh ini rumah negara yang diperuntukkan bagi prajurit dan PNS Kemhan/TNI masih jauh dari ideal. Dari 427.866 unit kebutuhan perumahan, baru tersedia 192.823 unit atau masih kurang 241.929 unit.

Itu pun tidak semuanya dihuni anggota aktif. "Rinciannya yang dihuni anggota aktif 158.705 unit,dihuni purnawirawan 27.460 unit, penghuni lainnya 6.658 unit," papar dia.


Sumber : SuaraKarya