Pages

Selasa, Juli 24, 2012

Aturan Wajib Militer Bisa Disahkan Tahun Ini

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menilai Rancangan Undang-Undang Komponen Cadangan Pertahanan Negara amat mendesak untuk segera disahkan tahun ini. Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, menilai  peraturan itu sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nasionalisme masyarakat dan keamanan negara. “Dibandingkan Malaysia dan Singapura, kita sangat ketinggalan," kata Hartind, Ahad 22 Juli 2012.

RUU itu sebenarnya sudah masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sejak 2004, bahkan masuk kategori prioritas pada 2010. Namun hingga kini RUU belum juga selesai dan pembahasannya masih tertahan di Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam RUU Komponen Cadangan Pertahanan tersebut, warga sipil dipersiapkan untuk mendapat pelatihan militer. Selanjutnya, sewaktu-waktu mereka dapat dikerahkan dan dimobilisasi untuk memperbesar serta memperkuat kekuatan dan kemampuan Tentara Nasional Indonesia.

Menurut Hartind, program serupa sudah dilakukan di Malaysia sejak 2003,  dengan nama Program Latihan Khidmat Negara (PLKN). Setiap tahun, 18 ribu warga Malaysia menjalani program tersebut. "(Program) itu sangat efektif meningkatkan keamanan masyarakat," ujar dia sembari mencontohkan, peningkatan kemampuan warga untuk membela diri jika terjadi kejahatan di sekitarnya.

Adapun beberapa materi yang akan diberikan dalam pelatihan selama sebulan kepada komponen cadangan adalah kemampuan dasar militer, seperti baris-berbaris dan bela diri. Selain itu, diberikan materi nasionalisme, seperti Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sumpah Pemuda.

Saat ini DPR dan Kementerian Pertahanan sedang membicarakan hal-hal teknis dalam RUU agar tujuan pembentukan komponen cadangan tercapai dengan baik.  “Contohnya, siapa warga yang diwajibkan dan dikecualikan mengikuti pelatihan. Misalnya, kalau pengangguran tidak boleh ikut pelatihan karena khawatir akan disalahgunakan," tutur Hartind. 


Sumber : MediaIdonesia

RI, AS, Australia, Singapura Dan Thailand Lakukan Latihan Militer Bersama

DARWIN-(IDB) : Pesawat-pesawat tempur Australia, Amerika Serikat dan Indonesia akan bergabung dengan pesawat-pesawat tempur dari Singapura, Thailand dan Selandia Baru untuk melakukan simulasi tempur di atas Northern Territory, Australia, pekan ini.

Militer Indonesia akan mengirim jet-jet tempur Sukhoi untuk berpartisipasi dalam latihan itu, sebuah langkah yang menurut para pengamat mengisyaratkan babak baru kerjasama antara kedua negara bertetangga di Asia-Pasifik itu.


Rory Medicalf, Direktur Program Keamanan Internasional di Lowy Institute, sebuah lembaga kajian yang berbasis di Sydney, mengatakan bahwa Indonesia menghadirkan pesawat tempurnya ke Australia untuk latihan ini, merupakan isyarat meningkatnya kepercayaan dalam hubungan pertahanan kedua negara.


Hubungan militer Canberra dengan Jakarta menegang dalam beberapa dekade terakhir. Hubungan mereka benar-benar diuji pada 1999, ketika pasukan Australia dikirim ke Timor-Timur untuk menghentikan kekerasan yang diakibatkan aksi-aksi kelompok milisi yang menentang pemisahan diri dari Indonesia.


Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan kedua negara terus meningkat, khususnya dalam kerjasama mengatasi bencana alam dan anti-terorisme, termasuk dalam membongkar jaringan teroris pelaku serangan bom yang menewaskan 202 orang di pulau wisata Bali pada tahun 2002.


Medicalf mengatakan keterlibatan Indonesia dalam latihan perang dengan pasukan Australia dan pasukan Amerika akan memberi Washington keyakinan bahwa Jakarta tidak akan menentang rencana perluasan keterlibatan militer Amerika dengan Asia.


Latihan militer yang disebut
Exercise Pitch Black ini berlangsung dari tanggal 27 Juli hingga 17 Agustus. Kegiatan multinasional ini berlangsung dua tahun sekali selama dua dekade terakhir namun yang kali ini merupakan yang terbesar.

Seorang jurubicara militer mengatakan, hingga 85 pesawat tempur dan lebih dari 2.000 personil akan berpartisipasi. 


Sumber : Voanews

Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2 Diperkuat 7 Ranpur Anoa

LEBANON-(IDB) : Suatu kehormatan bagi Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL untuk menggunakan kendaraan tempur (ranpur) Anoa yang merupakan sebuah kendaraan tempur militer lapis baja dan merupakan salah satu hasil karya terbaik anak bangsa yang diproduksi secara langsung oleh PT Pindad-Indonesia.

Salah satu kelebihan yang ada pada Anoa adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka, yaitu memiliki tingkat STANAG 3 level 3. Ini berarti, ranpur tersebut bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62 x 51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s, serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.

Selain itu, Anoa dibekali sistem navigasi terbaru dan alat komunikasi anti-jamming. Kendaraan tempur tersebut bisa digunakan untuk bermacam fungsi, mulai dari sebagai pembawa pasukan, kendaraan komando, hingga rumah sakit berjalan, di medan tempur.
Persenjataan yang terpasang adalah senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan Automatic Grenade Launcher (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri. Untuk pertahanan diri, Anoa dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2 x 3 66 mm.

Saat melakukan test drive Anoa beberapa waktu lalu, ranpur ini mampu dipacu hingga 100 km/jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. Seluruh bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 dijamin tidak bakal tembus.

Pengiriman 7 unit ranpur Anoa ke Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL ini merupakan program Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Mabes TNI, dalam rangka menggantikan APC VAB - NG buatan Perancis yang sudah sejak 2006 menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan misi PBB di UNIFIL.
Kedatangan 7 unit Anoa pada Sabtu (21/7/2012) di Markas UNIFIL-Naqoura, yang juga merupakan tempat Satgas Indo FPC, disambut langsung oleh Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL Mayor Inf Wimoko dan didampingi oleh Kapten Kav I Nyoman Artawan selaku Perwira Kavaleri merangkap Pasilog Satgas.

Penggunaan ranpur Anoa oleh Satgas Indo FPC adalah untuk menunjang tugas pokok Satgas, antara lain dalam pelaksanaan patroli keamanan wilayah Markas UNIFIL (Green Hill) dan sekitarnya, pengawalan UNIFIL HoM dan Force Commander dalam rangka Tripartite Meeting antara LAF (Lebanes Armed Force), IDF (Israel Defence Force) dan UNIFIL, serta latihan-latihan gabungan dengan pasukan dari negara asing yang tergabung dalam UNIFIL.


Sumber : Kompas