Pages

Jumat, Juli 13, 2012

Menhan Menerima Kunjungan Kasal Pakistan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (13/7), menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan Navy Admiral Muhammad Asif Sandila di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya menemui Menhan yang didampingi oleh Wakasal Laksdya TNI Marsetio MM ini sebagai bagian dari rangkaian kunjungannya sebagai tamu Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno.

Hubungan kerjasama pertahanan terutama antara Angkatan Laut kedua negara sudah terjalin baik sejak lama. Sampai saat ini kegiatan rutin yang dilakukan untuk mempererat hubungan antara kedua Angkatan Laut adalah saling kunjung baik siswa maupun pejabat tingginya. Sebelum mengunjungi Menhan Purnomo Yusgiantoro, Kasal Pakistan juga mengunjungi Lemhannas dan membicarakan masalah keamanan perairan (maritime security).

Mengenai maritime security, Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan bahwa saat ini sudah banyak kemajuan yang dilakukan untuk mengamankan terutama wilayah Selat Malaka. Saat ini keamanan Selat Malaka dijaga oleh tiga negara pesisir yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand. Masalah perairan saat ini lebih pada masalah imigran gelap yang melintasi perairan Indonesia. Hal ini juga yang dibicarakan Menhan Purnomo Yusgiantoro dengan Perdana Menteri Australia Julia Gillard saat Menhan berkunjung ke Australia minggu lalu.

Menhan juga menjelaskan bahwa wilayah Indonesia yang sangat luas terutama wilayah perairannya, berarti sangat besar pula potensi ancaman dari sana. Karena itu, Indonesia melakukan banyak kerjasama dalam pengamanan wilayah perairannya dengan negara-negara anggota ASEAN.'

Navy Admiral Muhammad Asif Sandila juga menjelaskan bahwa saat ini Pakistan juga bekerjasama dengan banyak negara termasuk di dalamnya, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, India dalam pengamanan perairan Somalia yang terkenal dengan perompaknya. Karena menurutnya, saat ini tidak ada negara yang dapat bertahan tanpa melakukan kerjasama dengan negara lain. 


Sumber : DMC

Marinir Uji Coba LCU Baru Di Kolinlamil

JAKARTA-(IDB) : Sebuah Landing Craft Utility (LCU) 24 M yang dipergunakan untuk  mengangkut kendaraan tempur Marinir RM 70 Grad, Kamis (12/07),  diuji coba di Dermaga Beaching (Beaching Plate) Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta,

Uji coba LCU tersebut dilaksanakan  oleh Tim Kelaikan Material, tim pengawas dan calon pengguna yaitu Komando RI Kawasan Timur (Koarmatim), Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), serta Korps Marinir (Kormar) di Dermaga Beaching Kolinlamil, perairan Teluk Jakarta, Pantai Pulau Damar Besar, sedangkan Docking- Undocking disalah satu dari kapal jenis LPD kelas KRI Makasar (MKS)-590 di Jakarta atau setelah pergesaran LCU ke Surabaya.


LCU merupakan kendaraan angkut air dengan panjang 24 meter yang mampu mengangkut pasukan, kendaraan tempur, kendaraan administrasin ataupun dukungan logistik lainnya pada saat Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan Operasi Militer Perang (OMP).  


Uji coba LCU dimaksudkan untuk menguji kemampuan Landing Craft Utility (LCU) tipe baru dengan mengangkut Ranpur Korps Marinir RM 70 Grad dalam melaksanakan operasi pendaratan ke pantai dengan aman dan lancar, serta  keluar masuk (docking undocking) kapal jenis LPD kelas KRI Makasar (MKS)-590 dengan aman dan lancar sehingga diperolah data yang dibutuhkan saat docking undocking. 


Adapun materi pelaksanaan uji coba meliputi embarkasi dan debarkasi RM 70 Grad di LCU melalui Dermaga Beaching (Beaching Plate), manouver laut LCU dengan mengangkut RM 70 Grad, Pendaratan LCU di pantai pendarat, embarkaksi dan debarkasi RM 70 Grad di LCU melalui pantai pendaratan, embarkasi dan debarkasi LCU dengan muatan RM 70 Grad di kapal LPD kelas KRI Makasar (MKS)-590.


Sumber : TNI AL

Indonesia Jajaki Kerjasama Pertahanan Dengan Irak

JAKARTA-(IDB) : Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (12/7) di ruang kerjanya menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Irak untuk Indonesia HE Dr Ismieal Shafiq Muhsin. 

Dalam pertemuan singkat tersebut, Wamenhan didampingi Ses Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI I Wayan Midhio, Kapusada Baranahan Kemhan Marsma TNI Asep Sumaruddin, M.Sc dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Hartind Asrin. 

Dalam kesempatan tersebut, Wamenhan mengutarakan keinginan pihak Indonesia untuk menjajagi kemungkinan peluang kerjasama di bidang pertahanan antara Irak dan Indonesia. 

Selain itu juga, Wamenhan mengutarakan akan mengunjungi Irak pada pertengahan bulan Agustus tahun ini dalam  rangka meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan kedua negara. Dikatakannya kemungkinan Wamenhan akan melewati hari Kemerdekaan RI di Bagdad, Irak. 


Sumber : DMC

Pengadaan Alutsista Demi Keutuhan NKRI Dan Menjaga Perdamaian Dunia

MAGELANG-(IDB) : Pengadaan Alutsista di tubuh TNI, bukan hanya sekadar menjaga keutuhan wilayah semata, namun sebagai bentuk perlengkapan untuk menjaga perdamaian dunia. Hal itu dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri pelantikan Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri di lapangan Sapta Marga, Akademi Militer Magelang, Kamis (12/7/2012).

“Pengadaan Alutsista itu tujuannya adalah untuk kepentingan menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah NKRI. Indonesia cinta damai, tapi keutuhan wilayah adalah harga mati. Selain itu, alat-alat tersebut selain untuk menjaga keutuhan wilayah dari ancaman perang nasional, juga sebagai alat untuk ikut serta menjaga perdamaian dunia,” katanya.

Presiden mengungkapkan, di Asia, telah mengalami perubahan dan perkembangan ekonomi yang cukup positif, sehingga berdampak pada konstalasi militer. Perkembangan itu, katanya, membuat negara-negara Asia telah mengalokasikan anggaran yang besar untuk mengembangkan alat pertahanan.

Di Indonesia, lanjutnya, beberapa waktu lalu telah mengalami krisis sumberdaya dan anggaran, sehingga alokasi untuk pertahanan sangat minim. Namun saat ini ekonomi Indonesia tumbuh baik, dan bahkan tertinggi di ASEAN. Maka, dalam lima tahun terakhir telah dilaksanakan pengembangan kekuatan dengan modernisasi alutsisa secara signifikan.

“Tantangan dan ancaman terhadap negara saat ini sangat kompleks, sehingga perlu diantisipasi oleh para perwira TNI dan Polri. Tantangan pertahanan dan keamanan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain mulai munculnya aktor-aktor yang bukan negara berpotensi sebagai ancaman,” katanya.

Sementara itu, Presiden juga menegaskan, bahwa perkembangan modernisasi sistem pertahanan di dunia, juga memmengaruhi corak dan karakter peperangan. Maka pendidikan dan pelatihan harus terus dikembangkan.

“Modernisasi Alutsista membutuhkan perwira-perwira yang handal untuk mengawal alat-alat tersebut. Maka persiapkan diri kalian (Perwira remaja TNI_Red) baik-baik. Pertahanan kita sudah menjadi bagian dalam keamanan dunia, maka para perwira harus siap menjalankan tugas,” tandasnya.

Presiden juga mengingatkan pada para perwira Polri, bahwa saat ini  kejahatan yang harus ditumpas bukan hanya kejahatan tradisional, tetapi juga berbagai bentuk kejahatan transnasional. Bahkan teknik bentuk, pola, perilaku, dan alat kejahatan yang digunakan semakin canggih.

 “Maka Polri harus mampu menakhlukkan kecanggihan peralatannya. Maka dibutuhkan sumber daya Polri yang handal, cerdas, bermental kuat, serta menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tegasnya.

Ia juga kembali mengingatkan pada jajaran Polri untuk lebih memberikan rasa aman, tentram, dan tertib pada masyarakat. "Tugas kalian adalah cegah penyimpangan dan tetaplah bertindak secara profesional dan proporsional,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga memberikan penghargaan Adhimakayasa kepada lulusan taruna terbaik dari masing-masing angkatan dan Polri, antara lain kepada Egy Satria Binthara (Akmil), Dian haris Susilo (AAL), Firman Kurniawan (AAU) dan Angga Surya Saputra (Akpol).

Sebanyak  836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Taruna Akpol telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat IV dan dilantik menjadi perwira. Setelah dilantik, mereka menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda). Mereka kemudian akan disebar di seluruh pelosok daerah Indonesia.


Sumber : Tribunnews

Arhanud Indonesia, Dari Starstreak Hingga TD 2000B

stormer starstreak 002 Dari Starstreak Hingga TD 2000B
Rudal Starstreak di APC Stormer
JKGR-(IDB) : Tabah dan bertahan total. Strategi itu mungkin yang harus dianut satuan Arhanud, untuk beberapa tahun ke depan. Betapa tidak, rudal-rudal pertahanan yang dipesan pemerintah, masih berupa misil jarak pendek, seperti: Starstreak buatan Inggris, Grom buatan Polandia dan TD 2000 buatan China. 
 
Pertanyaannya adalah, kalau ada rudal jarak menengah, mengapa harus memborong rudal pertahanan udara jarak pendek ? 
 
Pemilihan rudal pertahanan jarak pendek (5- 7 km) ini, menunjukkan postur pertahanan udara Indonesia belum beranjak dari basis pertahanan titik. 

Pertahanan titik merupakan pertahanan terhadap sebuah obyek atau area tertentu, seperti: lapangan udara, kilang minyak, pabrik pesawat, istana negara dan obyek vital lainnya, untuk menangkis serangan udara dan peluru kendali. Rudal-rudal anti serangan udara itu ditaruh di dekat atau di atas obyek yang dilindungi.

Penggunaan rudal pertahanan titik biasanya dikombinasikan dengan pesawat pencegat, yang memiliki kemampuan lepas landas dan mendaki secepat mungkin untuk menyerang ketinggian pesawat terbang lain. Pesawat pencegat pertahanan titik harus memiliki kemampuan manuver yang tinggi. Konsep pertahanan seperti ini, biasanya dianut karena daya cakup radar masih relatif sempit. Dengan kata lain, pihak bertahan memiliki waktu peringatan yang sangat singkat sebelum mampu menandingi musuh. 

Pertahanan udara titik, mencakup: pesawat pencegat jarak pendek, sistem persenjataan di kapal, sistem artileri penangkis serangan udara maupun rudal anti-udara jarak dekat, serta sistem perlindungan aktif di tank atau kendaraan lapis baja lainnya. 

td 200b Dari Starstreak Hingga TD 2000B
Misil Anti-Udara TD-2000B China
Model pertahanan seperti itu, bisa disebut force protection. Tindakan pencegahan untuk melindungi kekuatan sendiri dari bahaya serangan musuh, serta mengurangi resiko akibat tindakan musuh terhadap obyek vital militer dan negara.
 
Karena sistem pertahanan ini dianggap masih memiliki kelemahan, maka ditambahkan perlindungan berupa pesawat pencegat pertahanan wilayah. Pesawat pertahanan wilayah didisain untuk terbang jauh dan lebih bertenaga karena bertugas melindungi wilayah yang luas. Pesawat jenis ini konon tidak selincah pesawat pencegat pertahanan titik. 

Untuk itulah Rusia menciptakan beberapa jenis pesawat seperti Sukhoi dan Mikoyan Gurevich (MIG), yang memiliki spesialis masing-masing. Sukhoi dirancang untuk melindungi wilayah Rusia yang sangat luas. Sementara MIG didisain sebagai pesawat pertahanan titik yang memiliki kemampuan dog fight yang baik. Untuk menutupi kelemahan pesawat pertahanan wilayah yang dianggap kurang lincah, pesawat itu dilengkapi rudal jarak jauh dan menengah.

Model pertahanan seperti itu mengadopsi teater perang antara Jerman dan Sekutu, lalu berlanjut ketika perang dingin NATO dan Uni Soviet. Namun seiring perkembangan teknologi peluru kendali, strategi pertahanan seperti itu perlu dikaji kembali. 

Kini pesawat musuh tidak harus terbang ke target, untuk menghancurkan sasaran. Mereka bisa menembakkan rudal dari jarak menengah. Sementara pesawat tempur tidak bisa menyergap rudal di tengah jalan. Untuk itu, rudal pertahanan udara pun harus ikut berubah dan harus bisa menjangkau pesawat yang menyerang dari jarak jauh.


s 300 rusia Dari Starstreak Hingga TD 2000B
Anti Pesawat Jarak Menengah S-300 Rusia
Peluru kendali jarak menengah akan efektif jika radar-radar Indonesia sudah bisa mengcover seluruh wilayah RI. Sementara fakta di lapangan menunjukkan radar Indonesia masih bolong-bolong. 
 
Ahli radar dari Universitas Brawijaya Malang, Rudy Yuwono mengatakan Indonesia memiliki lebih kurang 30 radar dan rawan terhadap ancaman negara lain. Idealnya Indonesia memiliki 300 radar. Untuk itu, Indonesia sedang berupaya membuat radar sendiri. “Indonesia hanya punya lebih kurang 100 orang tenaga ahli radar. Padahal, radar yang dibutuhkan oleh Indonesia sangat banyak,” ujar Rudy Yuwono.
 
Bahkan Amerika Serikat memberi bantuan 12 radar sistem pengamanan laut kepada pemerintah Indonesia. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan, Brigjen Hartind Asrin, bantuan radar AS ditempatkan di Selat Malaka atau Pos Sumatera untuk pengawasan kapal maritim. “Saya sudah lihat satu, di dekat Batam. Itu untuk melihat pergerakan kapal di Selat Malaka. Radar itu diberikan tanpa maksud apa-apa,” ujar Brigjen Hartind di Kemenhan, Jakarta.

Hartind menyebutkan setelah pemerintah AS memberikan bantuan radar kepada Indonesia, petinggi pertahanan China pernah menanyakan, apa saja yang dibutuhkan Indonesia untuk melakukan pengawasan di laut. “Saya katakan, bisa radar dan bisa kapal patroli”, ujar Brigjen Hartin.


radarmastert3dmerauke Dari Starstreak Hingga TD 2000B
Radar Master T Merauke
Jika coverage radar masih bolong-bolong, bagaimana mungkin Indonesia memiliki rudal pertahanan jarak menengah ?. 

Tampaknya pemerintah masih fokus untuk menutupi radar yang bolong-bolong tersebut. Yang lebih rumit lagi, adalah menghadapi reaksi negara tetangga, jika tahu Indonesia membeli rudal jarak menengah. 

Pembelian rudal jarak menengah, ibarat memmbangunkan macan tidur. Rudal mempunyai efek strategis yang besar dan sangat ditakuti. Tentu mereka akan bereaksi dan ujung-ujungnya memicu perlombaan senjata. Kecuali jika Indonesia bisa membangun rudal jarak menengah dengan kemampuan sendiri.


Sumber : JKGR

Berita Foro : Korps Marinir Terima Kunjungan Dankormar Korea Selatan




JAKARTA-(IDB) : Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (kiri) Komandan Marinir Republik Korea, Lee Ho Yeon (kanan) saat mencoba kendaraan tempur tank Ampibi di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Kamis (12/7). Kunjungan tersebut dalam rangka mempererat hubungan kerjasama Marinir kedua negara, terutama Korps Marinir TNI Angkatan laut dengan Republic Of Korea Marine yang sudah terjalin baik selama ini.


Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (kanan) berjabat Tangan dengan Komandan Marinir Republik Korea, Lee Ho Yeon (kiri) saat disambut secara Militer di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Kamis (12/7). Kunjungan tersebut dalam rangka mempererat hubungan kerjasama Marinir kedua negara, terutama Korps Marinir TNI Angkatan laut dengan Republic Of Korea Marine yang sudah terjalin baik selama ini.  



Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (tengah), Komandan Marinir Republik Korea, Lee Ho Yeon (kiri) saat disambut secara Militer di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Kamis (12/7). Kunjungan tersebut dalam rangka mempererat hubungan kerjasama Marinir kedua negara, terutama Korps Marinir TNI Angkatan laut dengan Republic Of Korea Marine yang sudah terjalin baik selama ini.  


Sumber : Antara

Berita Foto : USS Benfold Kapal Perusak AS Sandar DI Benoa Bali






Seorang personil TNI AL dengan membawa senjata menyambut kedatangan kapal perang Amerika USS Benfold DDG65, di Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (12/7). Kedatangan kapal perang jenis perusak dengan panjang 154 meter dan berat 8900 ton ini membawa sekitar 280 personil dan 35 Perwira bersandar di perairan Benoa, yang mana nantinya seluruh personil USS Benfold akan menggelar latihan bersama dengan TNI AL dan sekaligus berlibur di Bali selama 4-5 hari. 


Seorang kru kapal perang Amerika USS Benfold DDG65 berjalan menuju bagian depan saat kapal berlabuh di perairan Benoa, Bali, Kamis (12/7). Kedatangan kapal perang jenis perusak dengan panjang 154 meter dan berat 8900 ton ini membawa sekitar 280 personil dan 35 Perwira bersandar di perairan Benoa, yang mana nantinya seluruh personil USS Benfold akan menggelar latihan bersama dengan TNI AL dan sekaligus berlibur di Bali selama 4-5 hari.  


Sumber : Antara

Berita Foto : Upacara Praspa TNI Polri 2012

 
MAGELANG-(IDB) : Sejumlah perwira Polisi menari sambil meneriakkan yel-yel meluapkan kegembiraan usai mengikuti upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI tahun 2012 di lapangan Sapta Marga komplek Akmil Magelang, Jateng, Kamis (12/7). Sebanyak 836 taruna terdiri dari 302 taruna Akmil, 95 Taruna AAL, 124 Taruna AAU serta 305 Taruna Akpol mengikuti pelantikan menjadi perwira militer dan Polri baru yang dipimpin langsung oleh presiden RI Susilo Bambang Yodhoyono. 
 
 
Sejumlah perwira TNI AL melempar topi ke udara meluapkan kegembiraan usai mengikuti upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI tahun 2012 di lapangan Sapta Marga komplek Akmil Magelang, Jateng, Kamis (12/7). Sebanyak 836 taruna terdiri dari 302 taruna Akmil, 95 Taruna AAL, 124 Taruna AAU serta 305 Taruna Akpol mengikuti pelantikan menjadi perwira militer dan Polri baru yang dipimpin langsung oleh presiden RI Susilo Bambang Yodhoyono. 


Sumber : Antara

Berita Foto : Latihan Evakuasi Medis Udara

 
SURABAYA-(IDB) : Sejumlah petugas tim SAR melakukan evakuasi korban ledakan KM Sinarjaya dari Heli BO-105 SAR di Dermaga Gapura Nusantara Tanjung Perak, Surabaya, Jatim, Kamis (12/7). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari latihan Evakuasi Medis Udara (EMU) TNI AL TA. 2012, gabungan dari Puspenerbal Juanda dan Basarnas, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang SAR , alat keselamatan penerbangan, P3K, teori pengetahuan dan pemahaman tentang evakuasi medis udara sekaligus praktek lapangan. 
 
 
Seorang petugas tim SAR melakukan teknik 'heli water jump' ketika akan evakuasi korban ledakan KM Sinarjaya yang berada dilaut menggunakan Heli Bell-412 milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Puspenerbal di perairan Dermaga Gapura Nusantara Tanjung Perak, Surabaya, Jatim, Kamis (12/7). 

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari latihan Evakuasi Medis Udara (EMU) TNI AL TA. 2012, gabungan dari Puspenerbal Juanda dan Basarnas, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang SAR , alat keselamatan penerbangan, P3K, teori pengetahuan dan pemahaman tentang evakuasi medis udara sekaligus praktek lapangan.


Sumber : Antara

Teluk Tomini Akan Dijadikan Museum Terapung Di Ancol

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia kemungkinan besar akan menyelamatkan kapal bekas Perang Dunia II yang digunakan oleh pasukan Sekutu untuk pendaratan di Normandia, Perancis pada 6 Juni 1944.
 
Kapal itu semula bernama USS Bledsoe County (LST-356), dan kemudian ketika masuk Indonesia pada tahun 1967 diberi nama KRI Teluk Tomini (508). Setelah diselamatkan, kemungkinan kapal itu akan ditempatkan di Taman Impian Jaya Ancol.

Penggagas Sahabat Museum Ade Purnama yang dihubungi membenarkan kabar itu setelah ia mendapat surat untuk mengikuti rapat koordinasi teknis (rakornis) Persiapan Museum Kapal Perang Terapung. Rakornis itu akan diadakan di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin pekan depan.

"Setelah melalui sejumlah lobi, kapal itu bisa diselamatkan. Kalau benar bisa diselamatkan, saya pikir kapal itu akan menjadi artefak sejarah buat Indonesia dan warga dunia. Orang-orang Perancis, Amerika Serikat, dan lain-lain pasti akan datang," kata pria yang akrab dipanggil Adep itu, Kamis (12/9/2012).

Ade sendiri saat pergi ke Normandia tidak menemukan artefak yang berupa kapal di lokasi pendaratan. Ia hanya mendapatkan sejumlah mobil jip dan tank. Bila kelak menjadi museum, maka Indonesia mempunyai bukti fisik pendaratan pasukan Normandia


Sumber : Kompas

Penjualan Tank Leopard Ke Indonesia Akan Dibahas Oleh Parlemen Jerman

 
BERLIN-(IDB) : Kunjungan kanselir Jerman, Angela Merkel ke Indonesia dibayangi kontroversi rencana penjualan 100 panser tempur bekas tipe Leopard. Parlemen Jerman (Bundestag) akan membahas tema panas itu pekan depan. 

Tokoh partai oposisi Jerman, Hans-Christian Ströbele dari Partai Hijau, mendesak pembahasan rencana penjualan 100 panser tempur bekas tipe Leopard 2 kepada Indonesia itu dalam sidang parlemen 19 Juli. Sebelumnya pemerintah Jerman menolak perundingan dalam bentuk apapun, terkait penjualan panser itu, selama Merkel masih berada di Indonesia.

Panser tempur Leopard 2 A6 yang disebut-sebut akan dijual ke Indonesia.

"Samasekali tidak dibicarakan bisnis persenjataan", kata wakil juru bicara pemerintah Georg Streiter di Berlin. "Pernyataan Jakarta, yang disepakati Merkel dan presiden Yudhoyono Selasa (11/07) mengenai kerjasama ekonomi dan sosial, tidak memuat pasal bisnis persenjataan maupun rencana pengadaannya".

Senada dengan itu, jurubicara kementrian pertahanan, Stefan Paris mengatakan di Berlin, ada kesepakatan kerjasama pertahanan diantara kedua negara yang dijalin 27 Februari. "Tapi itu kesepakatan pertahanan biasa, yang juga dijalin dengan negara-negara lainnya, terkait tema pendidikan, penelitian dan pembangunan serta kerjasama mengatasi bencana", tambahnya.

Paris menegaskan, dalam kesepakatan tidak dibahas proyek konkret. "Apalagi menyangkut penjualan panser", tegas jurubicara kementrian pertahanan Jerman itu. Namun bulan Mei lalu, perlemen juga telah mendapat informasi , bahwa Indonesia secara lisan menyatakan berminat membeli persenjataan dari Jerman. "Tapi setelah itu tidak ada kelanjutannya, karena tidak ada permintaan resmi dari pihak Indonesia."

Menjelang kedatangan Merkel, media-media di Indonesia mengutip keterangan wakil menteri pertahanan Indonesia, Syafrie Samsuddin memberitakan rencana Indonesia membeli 100 panser tempur bekas tipe 2 A6 dari Jerman. Bahkan disebut-sebut, 15 panser pertama sudah akan disuplai bulan Oktober mendatang. Presiden Yudhoyono dalam pidatonya saat kunjungan Merkel, juga secara tidak langsung mengakui, adanya rencana pembelian panser itu.


Sumber : DW

Australia Mulai Semakin Khawatirkan Indonesia Sebagai Ancaman

DARWIN-(IDB) : Kini muncul keinginan baru dari intelektual Australia, agar negara Kangguru itu itu lebih hati-hati dalam mengelola hubungan dengan Indonesia. Bahkan, Prof Hugh White dari Australian National University (ANU) menyerukan adanya sebuah pemikirkan radikal atas kebijakan Australia terhadap Indonesia.

Pasalnya selama ini, kebijakan luar negeri Australia terhadap Indonesia, gagal untuk memperhitungkan fakta bahwa Indonesia akan menjadi negara besar baru dalam beberapa dasawarsa mendatang, yang bisa berpotensi menjadi sekutu yang baik atau musuh berbahaya.

Menurut mantan Sekretaris Departemen Pertahanan Australia ini, negaranya masih memandang Indonesia sebagai negara yang jauh lebih miskin dan lebih lemah daripada Australia sendiri. Padahal sekarang hal itu tidak benar dan itu tidak akan menjadi kenyataan di masa depan.

Apalagi, beberapa proyeksi menunjukkan bahwa Indonesia dalam beberapa dekade mendatang akan memiliki kemampuan ekonomi terbesar keempat di dunia. Bahkan sebuah proyeksi yang lebih konservatif menyatakan, ekonomi Indonesia akan lebih besar dua atau tiga kali dibandingkan Australia dalam waktu 20 atau 30 tahun dan kurun waktu itu sudah tidak lama lagi.

Karena itu, Australia perlu berhenti berpikir tentang Indonesia sebagai tetangga miskin yang lemah dan mulai mencoba membangun hubungan bahwa negara tetangganya itu adalah sebuah negara kuat, kaya, dan sangat penting untuk keamanan Australia, serta sangat penting untuk melibatkan Australia yang lebih luas dengan Asia.

“Australia selama ini tidak tepat mengelola hubungan dengan Indonesia, yang berkutat pada masalah-masalah di orde ketiga, seperti halnya dengan masalah penyelundupan manusia yang memang sangat penting bagi Australia, tapi tidak demikikan dengan Indonesia,” begitu kata Hugh.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki peran penting di wilayah ini di masa depan. Diplomasi Australia dan Indonesia seharusnya menyentuh posisi strategis Indonesia yang akan berkembang di Asia.

Australia sesungguhnya memiliki kesalahan persepsi terkait Indonesia. Hal ini terjadi karena kecelakaan strategi geografi Australia. Negara tetangga Indonesia ini, hingga sekarang menganggap semua negara tetangganya, adalah lebih miskin dan lebih lemah.

Tapi fakta baru muncul bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Australia, negara ini akan memiliki tetangga yang lebih kaya dan kuat daripada Australia sendiri. Sedangkan Australia sesungguhnya tidak tahu bagaimana seharusnya berhubungan dengan tetangga seperti itu.

Fakta ini akan membawa risiko lebih besar bila Ausralia memiliki hubungan buruk dengan Indonesia. Tapi sebaliknya akan menjadi aset potensial yang lebih besar jika Australia menyelaraskan kepentingannya dengan Indonesia dan bekerja lebih erat.

Karena itu, Australia sebaiknya membangun hubungan dengan Indonesia yang dapat sepenuhnya meminimalkan risiko ancaman. Itu berarti Australia harus memposisikan Indonesia pada posisi sama dan harus bersedia menghargai perbedaan pendapat di antara kedua negara.

Bagi Australia untuk waktu yang lama, keamanan negara ini tergantung antara lain pada kenyataan bahwa tidak ada negara tetangga yang punya angkatan bersenjata cukup besar yang menjadikan masalah bagi Australia.

Namun di masa depan, angkatan udara dan angkatan laut Indonesia akan tumbuh, jadi Australia akan menghadapi risiko hubungan strategis secara signifikan lebih berbahaya dengan Indonesia jika terlibat konflik. Karena itu sangat penting bagi Australia untuk mengelola hubungan dengan Indonesia secara hati-hati. 


Sumber : Intelegen