Pages

Kamis, Juni 28, 2012

Team Aerobatik Jupiter Tiba Di Bangkok Thailand

BANGKOK-(IDB) : Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU akhirnya mendarat dengan selamat di bandara Don Muang Bangkok pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2012 dalam rangka turut berpartisipasi dalam Perayaan 100 tahun Penerbangan Thailand. Sebelumnya Tim Jupiter telah melakukan perjalanan panjang sebelum akhirnya tiba di Don Muang. Kedatangannya didahului oleh sebuah pesawat tim aju C-130 dari Skadron Udara 32, disusul 7 pesawat KT-1, dan disusul mendaratnya sebuah pesawat C-130 pendukung.

Rombongan Tim Jupiter kebanggaan Indonesia ini berangkat pada hari Minggu 24 Juni 2012 dengan rute Lanud Adisutjipto Yogyakarta – Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta – Lanud Palembang – Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru – Lanud Suwondo Medan – Lanud Hat Yai - Lanud Prachuab – Lanud Don Muang Bangkok. Rombongan singgah untuk menginap atau RON (Remain Over Night) di kota Palembang dan kota Medan sebelum terbang memasuki wilayah udara tanggal 26 Juni 2012 dan mendarat di Don Muang Bangkok. Disetiap landasan persinggahan rombongan mengisi bahan bakar dan oksigen yang dibutuhkan dalam penerbangan.

Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada dibawah Mission Commander (pimpinan) Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M. Khairil Lubis. Untuk Tim Aerobatik Jupiter sendiri terdiri dari 12 Instruktur Penerbang TNI AU dari Lanud Adisutjipto dibawah pimpinan Flight Leader Letkol.Pnb.Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb. Anang Nurhadi. Sebagai personel pendukung Tim Jupiter adalah para tehnisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.

Saat singgah di landasan Hat Yai kedatangan Tim Jupiter disambut oleh Konjen RI Bapak Heru Wicaksono yang didampingi Komandan Lanud RTAF Hat Yai. Selanjutnya saat tiba di Lanud Don Muang Bangkok rombongan disambut dengan hangat oleh Bapak Dubes RI HE Lutfi Rauf yang didampingi Atase Udara RI Kol Pnb A.Joko Takarianto serta Deputi Direktur Operasi RTAF Group Captain Thawonwat yang mewakili Comannder In Chief RTAF ACM Itthaporn Subhawong.

Pada kesempatan itu Dubes RI menyatakan bahwa kedatangan JAT merupakan perwujudan hubungan yang baik antar kedua negara dan khususnya antar kedua angkatan udara. Kesempatan ini juga bermanfaat untuk menunjukan keterampilan dan profesionalitas para penerbang TNIAU yang diwakili kemampuan aerobatic team ini. Pada akhir welcoming greetingnya Bapak Dubes menyampaikan selamat dan doa agar semua yang direncanakan dan seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman dan lancar sampai pada saatnya kembali ke Indonesia. GC Thawonwat pada sambutannya menyampaikan rasa terimakasih yang setinggi tingginya pada TNI AU karena JAT ikut berpartisipasi dalam peringatan seabad penerbangan RTAF Thailand ini.

Perayaan 100 tahun Penerbangan Thailand akan dirayakan dengan meriah di Bangkok pada tanggal 2 Juli 2012. Untuk memeriahkan acara pesta kedirgantaraan ini maka Angkatan Udara Thailand atau Royal Thai Air Force (RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa Static Show dan Air Show. Untuk memeriahkan pesta kedirgantaraan ini mengundang Jupiter Aerobatic Team TNI AU untuk berpartisipasi dengan unjuk kebolehan di langit diatas area terminal kargo Pangkalan Udara yang juga merangkap Bandara Don Muang.

Tim Aerobatik Jupiter direncanakan akan menampilkan atraksi “High Show” saat cuaca baik dimana cuaca baik dan awan sedikit atau tinggi, dan melaksanakan atraksi “Low Show” saat cuaca diselimuti ketinggian dasar awan rendah yang tidak memungkinkan manouver vertical. Adapun maneuver saat cuaca cukup baik untuk melakukan maneuver vertical akan ditampilkan “High Show” dengan antara lain : Jupiter Roll, Loop, X-Clover Leap, Jupiter Wheel, Mirror, Tango to Diamond, Kite Barrel dan Jupiter Roll back. Sedangkan pada saat cuaca kurang memungkinkan untuk manouver vertical maka akan dilaksanakan“Low Show” dengan melaksanakan Jupiter Roll, Hi “G” Turn, Jupiter Wheel, Screw Roll, Mirror, Roll Slide dan Break Off.

Tampilnya tim aerobatic Jupiter TNI AU yang merupakan kebanggaan rakyat Indonesia ini dalam rangka berpartisipasi memeriahkan perayaan seabad penerbangan RTAF Thailand. Hal ini menjadi bukti implementasi hubungan bilateral TNI AU-RTAF mewakili hubungan kedua Negara yang sangat baik dan erat. TNI AU dan RTAF merupakan dua Angkatan Udara pertama di ASEAN yang mempunyai Latihan Bilateral dengan nama Elang Thainesia sejak 30 tahun lebih yang lalu sebelum adanya latihan bersama diantara sesame anggota ASEAN lainnya.

Sejarah juga akan mencatat bahwa JAT adalah tim aerobatic luar negeri pertama yang hadir dalam perayaan ini dan disisi lain JAT juga mencatat sejarahnya sebagai pengalaman pertama tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri.. Pada kegiatan ini tak ketinggalan pula pesawat F-16 dari RSAF akan turut serta dalam solo aerobatic . Disamping itu akan tampil seluruh pesawat milik RTAF disamping pesawat milik RTN, RTA serta Royal Thai Police juga ikut meramaikan. RTAF juga akan menampilkan Tim Aerobatik nya yang dikenal dengan nama Blue Phoenix.

Dalam perayaan kedirgantaraan ini, disamping airshow juga digelar exhibition dan static show di Appron Terminal Cargo Bandara Don Muang. Kegiatan pesta kedirgantaraan sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 29-30 Juni dengan puncak acaranya pada tanggal 2 Juli ditandai dengan Upacara Peringatan yang akan dihadiri PM Thailand Yingluck Sinawatra dan pejabat tinggi negara lainnya, baik dari kalangan sipil maupun militer.

Tujuan kehadiran Tim Aerobatik TNI AU Jupiter dalam perayaan 100 Tahun Aviation Thailand adalah menjalin hubungan persahabatan antara kedua Negara dan khususnya kedua Angkatan Udara. Tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia juga memiliki putra-putra bangsa yang tidak kalah bersaing dalam kancah kedirgantaraan dunia lewat unjuk kebolehan Tim Aerobatik TNI AU di pentas internasional. Semoga hadirnya JAT dalam peringatan ini mempererat hubungan bilateral kedua Negara sekaligus menjadi awal tonggak sejarah kebangkitan kembali dunia kedirgantaraan Indonesia.


Sumber : TNI AU

Super Tucano TNI AU

super tucano Super Tucano TNI AU
Super Tucano EMB-314 TNI AU
JKGR-(IDB) : Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh, Malang -Jawa Timur segera memiliki empat pesawat tempur ringan turboprop Super Tucano EMB-314/ A-29 buatan Brazil, awal Agustus 2012. 
 
“Di akhir tahun 2012 direncanakan, delapan pesawat Super Tucano tiba di Malang,” ujar Kasi Pemeliharaan Skadron Udara 21, Mayor Anton Firmansyah. Jumlah keseluruhan yang dipesan Indonesia sebanyak satu skadron atau 16 pesawat.
 
Super Tucano EMB-314 mengandalkan mesin tunggal Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), untuk melakukan tempur taktis “close air support” bagi bantuan pasukan infanteri maupun kavaleri. Pesawat ini memiliki kemampuan menjejak posisi musuh dengan cepat serta memiliki kemampuan penghancuran. Super Tucano dilengkapi dua senapan mesin di sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton.

Pesawat ini didisain untuk melakukan serangan anti-gerilya, pengintaian dan patroli. Nama Super Tucano melejit berkat

Operasi Phoenix pada 2008 yang dilakukan Angkatan Udara Kolombia. Super Tucano mereka berhasil menewaskan orang kedua organisasi pemberontak FARC, Raul Reyes, dalam suatu serangan lintas perbatasan ke Venezuela.


super tucan0 2 Super Tucano TNI AU
Super Tucano TNI AU
Super Tucano mampu bermanuver hingga +7g dan -3.5g dikombinasi dengan kecepatan tinggi dan lincah sehingga memiliki tingkat survivability cukup tinggi. 

Kedatangan pesawat ini untuk menggantikan pesawat OV-10F Bronco yang pensiun sejak tahun 2007. Pesawat ini digunakan TNI antara lain untuk: Operasi Seroja (1976-1979) di NTT, Operasi Tumpas (1977-1978) di Irian Jaya, dan Operasi Halilintar (1978) di Riau.

supertucano33 Super Tucano TNI AU
Amerika Serikat menghentikan produksi pesawat COIN turboprop seperti OV-10 F Bronco karena, telah memiliki superioritas untuk: inteligence, reconnaisance dan surveillance. 
 
AS mengandalkan pesawat-pesawat turbojet, turbofan (A-10C Thunderbolt) serta UAV dalam melakukan perang anti-gerilya seperti di Irak dan Afghanistan. 
 
Selain itu, AS sempat trauma menggunakan pesawat tempur turboprop karena dalam peperangan di Vietnam, pesawat tempur turbo-prop lima kali lipat lebih banyak terkena tembakan, dibandingkan pesawat tempur jet. 
 
Tentu negara-negara berkembang, tidak bisa melakukannya operasi militer anti-gerilya seperti yang diperagakan AS di IRak dan Afghanistan, karena berbiaya mahal. Untuk itulah pesawat baling baling turboprop seperti Super Tucano tetap dibutuhkan.

Kekosongan ini yang dimanfaatkan Brasil dan mendapatkan sambutan bagus dari militer internasional. EMB-314 Super Tucano telah terjual 650 unit ke 15 negara, sejak diperkenalkan tahun 2014. Penggunanya selain Brasil adalah Kolombia, Chili, Republik Dominika, Ekuador dan Indonesia. Penyempurnaan yang dilakukan dari pesawat sebelumnya meliputi sistem avionik, sistem persenjataan dan sistem komunikasi data. Untuk itu Brasil semakin percaya diri dan mulai memasarkannya hingga ke Timur Tengah.

Pesawat tempur turboprop memiliki fungsi yang berbeda dengan pesawat jet seperti F 16 atau Sukhoi SU 30. Pesawat turboprop mampu terbang rendah dalam waktu yang lama sehingga cocok untuk anti-gerilya. Biaya operasi tidak tinggi, perawatan murah dan bisa mendarat di landasan pacu sederhana.

super tucano8 Super Tucano TNI AU
Namun pesawat ini memiliki daya angkut senjata yang terbatas. Super Tubano tidak memiliki radar warning receiver sehingga tidak bisa mendeteksi rudal anti-pesawat yang dipandu radar. Kecepatan terbang yang rendah, juga mengurangi efektivitas pemakaian flare (jika dipasang) terhadap misil.

Sementara pesawat jet tidak bisa terbang lama, berbiaya mahal dan tidak bisa melakukan pengintaian. Namun kelebihannya, mampu membawa amunisi lebih banyak, bisa cepat menyergap lawan dan lebih sulit ditembak.

Pesawat tuboprop Super Tucano dan pesawat Jet seperti F 16 dan Su-27/30 peranannya untuk saling melengkapi. Pesawat jet lebih ditujukan untuk perang terbuka dan posisi pesawt turboprop hanya sebagai “air support”. Sementara untuk perang ireguler atau gerilya, pesawat turboprop sangat diandalkan untuk menghancukan soft target dengan bekerjasama dengan pasukan darat.

Selain akan mendatangkan Super Tucano secara bertahap, TNI AU juga mengirim 50 personil yang terdiri dari pilot dan mekanik ke Brasil, untuk melakukan alih teknologi terbatas.


Sumber : JKGR

Indonesia Perlu Reposisi Diri Di Kawasan Laut India

AL India
JAKARTA-(IDB) : Indonesia perlu mereposisi diri dalam hubungan internasional di kawasan Laut India, demikian disampaikan Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Rizal Sukma.

"Reposisi Indonesia di kawasan Asia Timur saja tidak cukup karena kita berlokasi tidak hanya di dekat Laut China Selatan tapi juga dekat dengan Laut India," kata Rizal selepas peluncuran buku 'Indonesia Rising: The Repositioning of Asia's Third Giant' di Jakarta, Rabu.

Rizal mengatakan Laut India berpotensi menjadi kawasan konflik antara India dengan China, selain juga memiliki potensi kerjasama ekonomi dan politik.

"Ketika mandala politik luar negeri negara-negara besar melebar ke Asia Timur, apakah Indonesia hanya berbasis di ASEAN dan Asia Timur," kata pakar hubungan internasional itu.

Arti penting reposisi Indonesia di kawasan Laut India, menurut Rizal, yaitu karena segala permasalahan di kawasan itu juga berdampak langsung terhadap Indonesia.

Pada Jumat (13/4), India, China dan Rusia (IRC) membahas isu-isu regional dan internasional serta cara untuk memperdalam kerja sama di antara mereka selama pertemuan penting tiga pihak di Moskow.

Pertemuan IRC, yang dibentuk untuk menjalin kerja sama antara ketiga negara berkembang, dibayangi oleh grup Brasil-Rusia-India-China (BRIC) yang muncul sebagai kelompok internasional yang berpengaruh. 


Sumber : Antara

Menhan Malaysia Bantah Bocorkan Rahasia Negara

KUALA LUMPUR-(IDB) : Terasasi mempunyai hubungan erat dengan Razak Baginda, mantan orang dekat Perdana Menteri Najib Razak

Menteri Pertahanan Malaysia Zahid Hamidi membantah membocorkan rahasia pertahanan negara.


Rahasia yang bocor itu melibatkan transaksi penjualan kapal selam Scorpene, satu dekade lalu, senilai hampir dua miliar dolar.


Oposisi di parlemen memperlihatkan dokumen, yang menjelaskan perusahaan peralatan militer Prancis membayar 36 juta euro atau setara 45 juta dolar, kepada perusahaan yang berbasis di Hong Kong, Terasasi, untuk biaya apa yang disebut sebagai evaluasi kapal selam.


Terasasi mempunyai hubungan erat dengan Razak Baginda, mantan orang dekat Perdana Menteri Najib Razak.


Menhan Zahid Hamidi menjawab tuduhan oposisi itu, yang mengatakan bahwa rahasia angkatan laut itu dijual kepada perusahaan Prancis, oleh Terasasi, berkaitan dengan transaksi kapal selam.


Zahid mengatakan," Sepanjang pengetahuan saya di kementerian, hingga saat ini tidak ada informasi yang bocor dari negeri ini."


Dia juga menolak mengetahui kesepakatan antara perusahaan Prancis dengan Terasasi. Ditambahkan bahwa  kementererian tidak perlu mencariinformasi lebih banyak, menjelang pemeriksaan pengadilan di Prancis.


Namun pihak oposisi mengatakan pernyataan itu sangat kontradiksi dengan apa yang tertulis di dokumen.


Oposisi juga mepertanyakan mengenai tidak adanya aksi dari badan anti korupsi Malaysia, MACC.


Lim Guan Eng, kepala menteri di Penang mengatakan," Anda membicarakan transparansi, Anda bicara akuntabilitas, buktikan semuanya, jika MACC independen. Buktikan."


Sementara Nurul Izzah, anggota parlemen dari Lembah Pantai mengatakan," Tentu saja ini akan merusak reputasi PM Najib, ketika kasus ini melibatkan negara lain. Satu hal yang perlu saya tegaskan, bahwa kami tahu apa yang terbaik u ntuk Malaysia."


Najib Razak, yang saat menandatangani kesepakatan 10 tahun lalu, menjabat sebagai menteri pertahanan, membantah melakukan hal yang salah.


Pendukungnya dari Barisan Nasional menuduh oposisi menggoreng isu itu untuk merusak citra, menjelang pemilihan umum ke-13, yang rencananya akan dilakukan pertengahan tahun depan.


Sumber : BeritaSatu