Pages

Rabu, Juni 27, 2012

Tim Pengamat Indonesia Segera Dikirim Ke Filipina

JAKARTA-(IDB) : Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, melepas tim pengamat Indonesia yang tergabung dalam International Monitoring Team (IMT) ke Philipina Selatan, untuk memantau implementasi perjanjian damai antara pemerintah Philipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF), di kantor Kemlu Jakarta, Rabu (27/6).

Pada kesempatan tersebut, Menlu Marty,  meminta  kepada tim pengamat perdamaian agar senantiasa menyebarluaskan nilai-nilai dialog dan membantu mendorong perdamaian yang komprehensif. “Tampilkanlah yang terbaik dari bangsa kita, bangsa yang selalu memegang nilai perdamaian,” pesan Marty. 

Menurutnya keberangkatan IMT ini merupakan wujud nyata dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia dan Filipina. “Filipina mengundang negara kita untuk berpartisipasi dalam proses perdamaian ini dan kami memandang positif ajakan tersebut,” ujar Marty. 

Pengiriman tim ini, lanjutnya, juga menjadi implementasi politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Selain meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan Filipina, Menlu juga menyampaikan bahwa pengiriman tim pengamat dilandasi suatu komitmen dalam mendorong terciptanya situasi kawasan Asia Tenggara yang aman, stabil, dan damai. 

“Kawasan yang aman, stabil, dan damai memungkinkan pembangunan ekonomi demi kesejahteraan rakyat, sebagaimana Indonesia turut memfasilitasi dialog dalam sengketa Kamboja dan Thailand dengan cara damai tahun lalu," katanya. 

Marty lebih lanjut menjelaskan, kesediaan Indonesia untuk turut andil dalam pengawalan proses perdamaian telah diutarakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Filipina Benigno Aquino III saat pertemuan bilateral di Jakarta, 8 Maret 2011 lalu. 

Tim pemantau perdamaian ini dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2012. Merujuk pada Perpres tersebut, pasukan akan bertugas untuk memantau pelaksanaan perjanjian damai yang dilakukan oleh Pemerintah Filipina. 

Proses perdamaian akan dilakukan dalam dual track, yaitu antara Pemerintah Filipina dengan MILF dan Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF). “Kita akan terus mengawal convergence of peace processes ini”, pungkas Marty. Tim yang terdiri dari 15 personel ini dipimpin Kolonel Inf. Khairully, akan mengemban amanah sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. “IMT akan bertugas selama satu tahun. 

Setelahnya, akan dilakukan evaluasi,” tuturnya seraya menambahkan masa tugas tersebut juga dapat diperpanjang lagi. Sebelum diberangkatkan pada Sabtu pekan ini, sepuluh orang unsur militer dan lima orang unsur sipil yang tergabung dalam kelompok pengamat perdamaian ini telah menjalani serangkaian pembekalan. 

“Seluruh anggota tim sudah menerima pelatihan fisik dan mental dari PMPP TNI. Kegiatan pra-penugasan tersebut dilakukan agar seluruh anggota mampu menghasilkan performa kerja yang baik,” pungkasnya. Sementara Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Brigjen TNI Imam Edy Mulyono mengatakan pengiriman pasukan pengamat perdamaian ke Filipina Selatan bukanlah yang pertama bagi Indonesia. 

Sebelumnya hal serupa pernah dilakukan pada tahun 1994 sampai dengan 2002 dalam koridor Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). “Walaupun berbeda dengan tahun sebelumnya, tapi komitmen perdamaian yang dipegang tetap sama dan amanah yang dipertanggungjawabkan tidaklah ringan,” kata Imam. 

 Lebih lanjut Imam mengatakan, Kementerian Luar Negeri RI, tak sendiri dalam melakukan persiapan, pengiriman, dan penarikan tim pemantau perdamaian merah putih tersebut. Menlu Marty terlebih dahulu berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. Dalam kegiatan ini, turut hadir Wakil Menteri Luar Negeri, Direktur Jenderal Multilateral, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN dan seluruh pejabat terkait di Kemlu dan TNI.


Sumber : InfoPublik

TNI AL dan TLDM Akan Adakan Latihan Bersama

SURABAYA-(IDB) : TNI Angkatan Laut akan menggelar Latihan Gabungan  Bersama (Gabma) 31/12 dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM). Latihan kedua Angkatan Laut itu ditandai dengan kehadiran Laksma Azhari bin Abdul Rashid ke Koarmatim, Ujung, Surabaya.  Rabu (27/6).

Kedatangan Asisten Ketua Staf J 7 Exercise ke Koarmatim itu diterima oleh Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto SH. MAP di Ruang VIP Room Gedung Laksamana Nala. Kunjungan singkat ke Koarmatim ini merupakan kunjungan kerja koordinasi berkaitan dengan akan dilaksanakannya Latihan Malaysia dan Indonesia (Malindo) Tahun 2012. Dalam menerima kunjungan kerja TLDM tersebut, Kasarmatim didampingi oleh para Asisten Pangarmatim dan para Komandan Satuan.

Latihan ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara dan juga untuk mempererat persahabatan bagi ke dua Angkatan laut itu. Diakhir kunjungan kerja ini ditandai dengan penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak dan diahkiri dengan foto bersama.


Sumber : Koarmatim

Dansatsel Pimpin TFG Latihan Sar Kapal Selam

SURABAYA-(IDB) : Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffry Staley Sangel, S.H., memimpin Taktical Floor Game (TFG) latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam tahun 2012, bertempat di gedung Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Kolat Koarmatim Ujung Surabaya, Rabu (27/06).
Kegiatan TFG merupakan puncak dari kegiatan latihan posko sebelum melakasanakan latihan sesungguhnya (manuver lapangan), yang akan di gelar pada tanggal 7 Juli 2012 di Pasir Putih, Situbondo Jawa Timur. Peserta latihan melaksanakan gladi kering sesuai tugas yang akan diperankan dalam latihan sesungguhnya.
Materi yang akan dilaksanakan adalah mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin dan prosedur pencarian dan penyelamatan terhadap kapal selam dan Aplikasi Operasi SAR Laut yang melibatkan unsur-unsur atas air, dinas penyelamatan bawah air dan udara dalam kegiatan pencarian dan penyelamatan kapal selam.
Latihan SAR kapal selam tahun 2012 merupakan wahana untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan unsur-unsur Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut.
Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan personel dalam  menyusun rencana operasi serta prosedur pencarian dan penyelamatan kapal selam dan terujinya kemampuan seluruh personel kapal selam dalam melaksanakan penyelamatan diri (free escape).
“Latihan ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan terhadap kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut”, kata Dansatsel Koarmatim. 

Sumber : Koarmatim

KRI Rencong 622 Laksanakan Latihan Cast And Recovery

SURABAYA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesi (KRI) Rencong-622 melaksanakan operasi Cast and Recovery (penerjunan dan penjemputan kembali) pada kegiatan operasi dan latihan Raid Amfibi tahun 2012 di sekitar perairan Selat Madura, Selasa (26/06/2012). Gladi tempur ini merupakan latihan parsial yang dilaksanakan oleh Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim dalam rangka persiapan Latihan Armada Jaya  ke-XXXI tahun 2012 yang akan digelar beberapa bulan mendatang.

Kegiatan ini melibatkan sebuah kapal Kapal Cepat Rudal (KCR) yaitu KRI Rencong-622, Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, Detasemen Intelijen (Denintel) Koarmatim, Dinas Hukum (Diskum), Dinas Provos (Disprov), serta Dinas Kesehatan (Diskes) Koarmatim. Kegiatan latihan dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap latihan posko dan mauver lapangan bertempat di sekitar Mako Koarmatim dan perairan Selat Madura. 

Materi yang dilalaksanakan meliputi pembekalan hukum militer, pembekalan hukum pidana militer, Hak Asasi Manusia (HAM), Intelejen tempur, prosedur pelaksanaan infiltrasi, teknik dan taktik Cast and Recovery, prosedur dukungan kesehatan dan penanganan kecelakaan latihan dan operasi tempur laut, pengurusan dan perlakuan tawanan perang dan pembinaan dan perawatan personel dalam tugas Operasi Militer untuk Perang (OMP).

Gladi Cast and Recovery pada operasi Raid Amfibi disekenariokan berdasarkan Patroli Maritim serta data Intelijen, diperoleh informasi tentang adanya kekuatan kegiatan musuh telah membangun suatu kekuatan di pantai  dengan perkuatan meriam-meriam pertahanan pantai dan beberapa instalasi vital. Menindaklanjuti situasi dan kondisi tersebut, maka pemimpin memerintahkan untuk melumpuhkan kekuatan musuh dengan cara melaksanakan Raid amfibi.

KRI Rencong mendapat tugas melaksanakan operasi infiltrasi dengan cara Cast and Recovery untuk menyusupkan satu Tim Satkopaska ke pantai yang dikuasai musuh guna mendukung kegiatan operasi amfibi. Target yang menjadai sasaran Pasukan Katak  adalah melumpuhkan kekuatan musuh di pantai berupa meriam Penangkis Serangan Udara (PSU), meriam kaliber 120mm serta radar udara dan maritim.

Satu tim Pasukan katak berhasil masuk kedaerah lawan melalui Cast Kapal cepat dari KRI Rencong kemudian melaksanakan tugas penghancuran instalasi musuh. Dalam kontak senjata yang berlangsung singkat itu, Kopaska berhasil melumpukan pasukan musuh dan membawa dua orang sebagai tawanan perang. Kedua tawanan perang itu salah satunya mengalami luka tembak pada betis kiri, selanjutnya mereka dievakuasi ke KRI Rencong untuk mendapatkan penanganan medis awal. Informasi adanya tawanan perang yang masih hidup ditindak lanjuti oleh Satuan Tugas (Satgas) dengan menerjunkan tim terkait dari Diskum, Diskes serta Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).

Selama latihan berlangsung, yaitu membekali dan melatih serta mengukur tingkat kemampuan tempur dan ketrampilan personel Satkat Koarmatim, Satkopaska Koarmatim, Diskesarmatim, Diskumarmatim, Disprovarmatim dan Denitelarmatim dalam melaksanakan taktik Cast and Recovery pada kegiatan operasi dan latihan Raid Amfibi.Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan prajurit KRI unsur Satkat Koarmatim dalam melaksanakan tugas Cast and Recovery tim Raid Amfibi secara cepat, aman dan terjaganya kerahasiaannya. 

Selain itu juga untuk memberikan pembekalan terhadap prajurit tentang kemampuan dan keterampilan melaksanakan dukungan kesehatan dan penangganan kecelakaan dalam operasi tempur laut, ketentuan Hukum serta pengurusan dan perlakuan terhadap tawanan perang serta ketentuan Hukum Disiplin Militer dan Hukum Pidana Militer. 


Sumber : Koarmatim

Menhan Menerima Pejabat Dephan Philipina




JAKARTA-(IDB) : Menhan RI, Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Wakil Sekretaris Bidang Hukum dan Legislatif dan Kepentingan Strategis Departemen Pertahanan Nasional Philipina (Under-Secretary for Legal and Legislative Affairs and Strategic Concerns of the Departement of National Defence of Philipina) Pio Lorenzo F. Batino, Selasa (26/6) di kantor Kemhan, Jakarta. 


Saat menerima pejabat Dephan Philipina tersebut Menhan di dampingi oleh Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.



Sumber : DMC

TNI Dan Pertamina Akan Gelar Latgab Pertahanan Udara

PEKANBARU-(IDB) : PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) II Kota Dumai, Riau, bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) setempat berencana menggelar Latihan Pertahanan Udara Pasif Perkasa C-12 Tahun 2012 bertempat di Kilang Pertamina RU II Dumai.

"Latihan ini bertujuan untuk memperkuat sistem keamanan Kilang Pertamina di Dumai dari serangan udara dengan kepentingan-kepentingan teror," kata Humas Pertamina RU II Dumai Brasto Galih Nugroho lewat pesat elektroniknya kepada ANTARA Pekanbaru, Rabu.

Ia menjelaskan, Latihan Pertahanan Udara Pasif Perkasa C-12 Tahun 2012 akan dilaksanakan sesuai jadual yakni Kamis (28/6) di Kilang RU II Dumai.

Brasto kembali mengatakan, bahwa latihan tersebut hanya akan melibatkan pihak internal Pertamina dengan dukungan TNI.

"Pada acara ini, rencananya akan berisi dengan sejumlah adegan simulasi yang melibatkan berbagai fasilitas dan perlengkapan internal. Termasuk personel pemadaman kebakaran, evakuasi pekerja atau dokumen, dan evakuasi korban cedera. Simulasi tersebut dilakukan di 'Fire Ground' Kilang RU II dan sekitarnya," katanya.

Pada latihan tersebut katanya, nantinya ada adegan seoalah-olah ada pesawat dari negara yang tidak bersahabat melakukan pengeboman ke Kilang RU II Dumai.

"Pengeboman tersebut hanya dalam skenario saja dan tentu saja tidak benar-benar dilakukan pengeboman. Saat latihan, pesawat TNI akan terbang mengitari Kilang RU II Dumai," katanya.

Pada saat simulasi pengeboman, demikian Brasto, nantinya akan ada api yang dinyalakan seketika setelah pesawat TNI melintasi udara di Kilang Pertamina.

Kemudian, kata dia, personel pemadam kebakaran akan melakukan pemadaman terhadap api tersebut. Personel pemadam yang dilibatkan yakni dari Tim "Health, Safety and Environment" (HSE) RU II.

"Selain pemadaman api, juga akan dilakukan simulasi evakuasi pekerja/dokumen dan korban cedera yang tentunya akan dilakukan secara propesional," katanya.

Brasto dalam rilisnya kembali menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih pekerja RU II dari ancaman serangan udara oleh negara yang tidak bersahabat atau terorisme.

"Peran Pertamina dalam hal ini tentunya adalah sebatas melakukan upaya pertahanan udara pasif yang dalam hal ini hanya melakukan upaya-upaya pemadaman api dan evakuasi," katanya.

Dalam acara tersebut, demikian Brasto, berencana hadir Wali Kota Dumai H Khairul Anwar, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Dumai, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) beserta rombongan, dan Tim Manajemen RU II.


Sumber : Antara

Turki Geser Tank Militernya Ke Perbatasan Suryah

ANKARA-(IDB) : Menyusul jatuhnya pesawat tempur Turki di Suriah, tank-tank militer Ankara dilaporkan ditempatkan di perbatasan Suriah.
 
Seperti dilaporkan Press TV, dampak dari eskalasi ketegangan antara Ankara dan Damaskus berujung pada penempatan tank-tank militer Turki pada hari Selasa (26/6) di perbatasan negara ini dengan Damaskus. Aksi ini diambil setelah adanya instruksi dari pemerintah Ankara.
 
Menurut laporan, 15 tank militer Turki yang didukung dengan kendaraan dan peralatan militer ditempatkan di wilayah perbatasan dengan Suriah.
 
Langkah Turki ini diambil setelah Perdana Menteri Recep Tayyib Erdogan terkait jatuhnya jet tempur negara ini di Suriah mengatakan,"Seluruh pihak mengetahui bahwa persahabatan Ankara dapat dipercaya, namun seperti rasa persahabatan, kemarahan Turki pun sangat kuat.
 
Jumat (22/6), pesawat tempur milik Turki tipe F-4 Phantom jatuh di perairan barat Suriah, 10 kilometer dari pantai dekat desa dari Om al-Tuyour di provinsi Lattakia.
 
Turki sebelumnya menyatakan bahwa sebuah pesawat tempurnya hilang dari pantauan radar dan kontak radio dengan pesawat jet itu terputus setelah lepas landas dari Bandara Erhac di provinsi Malatya, yang berbatasan dengan Suriah.
 
Militer Turki tidak memberikan rincian tentang misi jet yang ditembak jatuh itu, namun media massa Turki menyebutkan bahwa penerbangan pesawat tersebut dalam rangka operasi pengintaian.
 
Media massa Turki media juga mengklaim bahwa bahwa dua pilotnya telah diselamatkan, namun sejumlah media lainnya menyatakan bahwa keduanya masih hilang. 


Sumber : Irib

Sudah Uzur, Meriam 105 Armed Singosari Akan Diganti MRLS

MALANG-(IDB) : Untuk penjagaan wilayah Indonesia wilayah timur, Mabes TNI menarik 18 meriam 105 di Batalyon Armed I/105 Singosari. Selanjutnya, diganti dengan peralatan yang lebih canggih, yaitu Military Rocket Laser System (MRLS).
Komandan Pusat Kesenjataan Alteleri Medan TNI AD, Brigjen TNI Aryadi Padma Negara mengungkapkan, rencananya ada dua batalyon yang akan mendapat MRLS. Satu batalyon berada di Indonesia timur, dan satu batalyon di Indonesia barat. Untuk Indonesia timur sudah diputuskan Armed I/105 Singosari yang mendapat jatah.
“Kalau yang di Indonesia barat belum diputuskan, masih menunggu rapat lanjutan,” kata Aryadi dalam peninjauan di Armed I/105 Singosari, Selasa (26/6/2012).
Dia mengungkapkan 18 meriam milik Armed sudah sangat tua. Semua meriam ini buatan AS kala terlibat dalam Perang Dunia II. Tapi produk ini baru dibeli Indonesia dan diserahkan ke Armed pada 1982 lalu. Menurutnya daya jangkau meriam 105 hanya maksimal sejauh 11 kilometer saja. dibandingkan MRLS yang memiliki daya jangkau maksimal 100 kilometer, meriam 105 sudah sangat tua. “MRLS mampu melenyapkan Gelora Bung Karno untuk sekali tembak,” tambahnya.
Tapi dia belum dapat memastikan, kapan MRLS akan masuk ke Indonesia. Dia berharap senjata yang menggunakan sistem komputer ini sudah ada di Armed pada 2013 nanti. Makanya sebelum MRLS dibeli pemerintah Indonesia, pihaknya harus memastikan gudang penyimpanan senjata. Rencananya gudang MRLS akan dibangun di bagian belakang Yon Armed Singosari dengan menempati lahan seluas 10 hektar. Bangunan ini akan terdiri dari garasi, gudang amunisi, ruang simulator, gudang optic, dan ruang workshop.
Sayangnya dia enggan membeber jumlah senjata yang akan didatangkan dan negara pembuat MRLS. Dia memastikan sebelum MRLS tiba, pihaknya akan mengirim beberapa perwira yang akan dipercaya menjadi operator untuk belajar ke negara pembuat. “Nanti perwiranya akan kami seleksi. Yang jelas perwira itu harus pandai dan berprestasi,” terang Ariyadi.


Sumber : Tribunnews

DPR RI Sahkan RUU Pertahanan Antara Ceko, Italia Dan Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) perjanjian antara pemerintah RI dengan pemerintah Republik Ceko tentang kerja sama di bidang pertahanan. Selain itu, DPR juga mengesahkan memorandum saling pengertian (memorandum of understanding/ MoU) antara departemen pertahanan, keamanan RI dengan Kementerian Pertahanan Republik Italia tentang kerja sama dalam bidang peralatan logistik dan industri pertahanan, yang dibuat pada tahun 1997.

Pengesahan ini dilakukan dalam sidang paripurna yang digelar pada Selasa (26/6). Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin menyebutkan bahwa setelah melalui rapat kerja, rapat dengar pendapat dengan pemerintah serta pandangan fraksi-fraksi dalam pembahasan ke-dua RUU tersebut, Komisi I memutuskan pelaksanaan kedua perjanjian bilateral dengan dua negara itu dalam bentuk Peraturan Presiden (PP).


Hasanuddin menjelaskan bahwa Komisi I DPR memilih untuk tidak menetapkan pelaksanaan kedua perjanjian bilateral dalam bentuk undang-undang (UU) karena beberapa sebab. Di antaranya adalah berdasarkan UU nomor 24 tahun 2000 tentang perjanjian internasional. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa pengesahan merupakan perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian internasional dalam bentuk ratifikasi.


Alasan kedua, pasal 10 UU nomor 24 tahun 2000 menyatakan bahwa pengesahan perjanjian internasional dilakukan dengan UU apabila berkenaan dengan masalah politik, perdamaian, pertahanan dan keamanan negara. Selain itu, ratifikasi dilakukan dengan UU apabila berkenaan dengan perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara RI. "Pengesahan perjanjian internasional dengan UU juga harus berkenan dengan kedaulatan atau hak berdaulat negara, hak asasi manusia dan lingkungan hidup, pembentukan kaidah hukum baru, pinjaman dan atau hibah dari luar negeri," tutur Hasanuddin dalam rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/6).


Selain itu, Hasanuddin juga menyebut dalam pasal 11 UU nomor 24 tahun 2000, juga dijelaskan bahwa pengesahan perjanjian internasional yang materinya tidak termasuk dalam pasal 10, dilakukan dengan keputusan Presiden. Dalam penjelasan pasal ini dijelaskan bahwa jenis-jenis perjanjian yang termasuk dalam kategori ini di antaranya adalah perjanjian yang menyangkut kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, teknik, perdagangan, kebudayaan, penghindaran pajak berganda dan kerja sama perlindungan penanaman modal serta perjanjian yang bersifat teknis.


"Pengesahan pelaksanaan kedua perjanjian internasional dilakukan dalam bentuk Peraturan Presiden, sesuai dengan pasal 7 UU nomor 11 tahun 2012 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan yang menggantikan UU nomor 10 tahun 2004 tentang peraturan pembentukan perundang-undangan," kata Hasanuddin.


Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga berharap agar kedua perjanjian bilateral ini dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan dan pemberdayaan industri strategis pertahanan yang saat ini merupakan isu prioritas yang menjadi perhatian terutama di Komisi I DPR.


Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam pandangan pemerintah menyebut bahwa perjanjian antara Indonesia dengan Ceko dan memorandum saling pengertian dengan Italia, merupakan pencapaian penting dalam rangka hubungan kerja sama antar negara khususnya kerja sama mengenai logistik, peralatan dan industri pertahanan. Dengan diimplementasikannya perjanjian ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kekuatan dan kemampuan militer Indonesia dan mampu merevitalisasi industri strategis nasional.


"Kedua RUU ini telah dibahas oleh pemerintah dan disampaikan oleh DPR dan Presiden. Pemerintah menyetujui pendapat DPR untuk meratifikasi kedua perjanjian melalui peraturan Presiden," kata Purnomo.


Sumber : Kontan

Semua Alutsista Akan Dievaluasi, Terutama Yang Sudah Tua

JAKARTA-(IDB) : Semua alutsista yang dimiliki TNI segera dievaluasi.  Panglima TNI, Agus Suhartono, menekankan, evalusi terutama dilakukan kepada alutsista yang sudah berumur dan tak layak.

"Semua alutsista yang sudah tidak lagi layak digunakan akan kita evaluasi," katanya saat ditemui usai rapat terbatas di Bandara Halim Perdanakusuma yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (26/6).

TNI, ujarnya akan melihat kondisi alutsista, meliputi pula kondisi teknis. Jika sudah tidak layak lagi, maka dipertimbangkan untuk tidak dioperasikan lagi.

Sementara mengenai jatuhnya pesawat Fokker 27, ia mengatakan belum bisa memberikan hasil final dari investigasi yang dilakukan. Namun, untuk sementara yang dilaporkan ke Presiden SBY adanya kerusakan mesin sebelah kiri pesawat.

"Kalau kita lihat kronologisnya, pada saat jam tersebut, latihan lepas landas dan pendaratan sudah enam kali. Sebenarnya pada awalnya memang tidak ada masalah setelah dioperasikan. Kemudian ada masalah. Itu sangat mungkin karena mesinnya," katanya.


Sumber : Republika

Komisi I DPR Kuker Ke Spanyol Dan Brazil

JAKARTA-(IDB) : Terkait pembahasan RUU Industri Pertahanan, sejumlah anggota Komisi I DPR akan melakukan kunjungan kerja ke Spanyol dan Brasil pada 1-7 Juli 2012. Apa tujuan dan alasan Komisi I kunker ke kedua negara tersebut?

"Jadi, tujuan kami kunker ke dua negara tersebut di antaranya untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai konsep dan sistem dalam industri pertahanan yang diselenggarakan pada negara tujuan kunker. Termasuk mempelajari berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai industri pertahanan di negara tersebut," ujar Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin dalam penjelasannya di Press Room DPR RI, Selasa (26/6).

Politisi PDIP ini mengatakan, sasaran yang diharapkan dapat tercapai dari kegiatan kunker ini ialah mendapatkan informasi mengenai sistem dan konsep yang berkaitan dengan industri pertahanan, dari segi kelembagaan atau pelaku industri pertahanan, penyertaan modal negara untuk pendirian industri pertahanan, lembaga regulasi industri pertahanan. Juga standardisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan, penelitian, pengembangan dan rekayasa dalam industri pertahanan (research and development) serta sistem pengadaan pertahanan terintergrasi.

"Termasuk soal sanksi terhadap kejahatan di bidang industri pertahanan, sistem pengawasan industri pertahanan, tanggung jawab anggaran industri pertahanan, serta bagaimana soal insentif tarif bea dan fiskal dalam industri pertahanan," ujarnya.

Lantas, kenapa negara yang jadi tujuan kunker adalah Spanyol dan Brasil? Kata Hasanuddin, kedua negara tersebut dinilai memiliki produk alutsista berkualitas tinggi dan memenuhi persyaratan atau tuntutan yang tinggi.

"Di negara tersebut industri pertahanannya secara aktif berpartisipasi dalam restrukturisasi berbagai sektor dan memperluas pasar serta menyesuaikan kapasistas produksinya dengan kebutuhan pasar. Termasuk Kemhan Spayol memberikan dukungan penuh atas kebijakan industri pertahanannya melalui armament and equipment policy terutama dalam inovasi teknologi yang mengadaptasikan dengan situasi dunia terkini," ujarnya.

Sementara, Brasil dipilih atas pertimbangan bahwa negara itu merupakan sebuah negara dengan wilayah yang paling luas dengan jumlah penduduknya yang besar (192 juta jiwa tahun 2010) di Amerika Selatan. Dengan kemajuan ekonominya kini mampu membangun beberapa industri pertahanan dengan kualitas yang sangat baik. Brasil kini menjadi salah satu negara penting pengekspor di bidang persenjataan, terutama bagi negara-negara berkembang.

"Produk industri Brasil selama ini dikenal berkualitas tinggi, mudah dalam pemeliharaan, kinerjanya baik dalam kondisi ekstrem sekalipun, dan harganya murah. Produknya meliputi amunisi, granat, ranjau, kendaraan pengangkut pasukan (APV), kapal patrol, pesawat patroli laut, turboprop trainers, tank, dan pesawat tempur supersonik," ujarnya.

Hasanuddin menambahkan, pada 15 Maret 2012, Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Dubes Brasil untuk Indonesia Paulo Alberto da Silveira Soares di Jakarta. Dalam pertemuan itu, Dubes Brasil menawarkan produk alutsista terbaru kedirgantaraan atau kapal perang serta peningkatan kerja sama industri pertahanan melalui pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara. "Seperti diketahui, Indonesia pun saat ini telah memesan 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil," pungkasnya.


Sumber : Jurnamen