Pages

Selasa, April 10, 2012

Menhan : Pengoperasian UAV Di Perbatasan Akan Lebih Diefektifkan

JAKARTA-(IDB)  : Wahana udara tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) akan semakin diefektifkan pemakaiannya, terutama di kawasan perbatasan negara. Penetapan pada wahana ini menjadi salah satu strategi pertahanan negara oleh pemerintah.

"Salah satunya dengan semakin mengefektifkan UAV itu. Akan juga dipergunakan di perbatasan," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Selasa. Dia menjadi salah satu pembicara kunci seminar Air Power Club of Indonesia sebagai rangkaian HUT ke-66 TNI-AU.

UAV merupakan wahana udara yang bisa dijadikan arsenal di garis depan untuk mengumpulkan data intelijen primer. Pemakaian UAV ini bisa dikombinasikan dengan sistem transmisi data seketika dan sistem komando persenjataan yang terintegrasi dengan arsenal lain.

Banyak negara telah memakai UAV ini, mulai dari Amerika Serikat sampai negara-negara di Afrika. Salah satu negara produsen UAV ternama dunia adalah Israel yang membuat wahana dan sistem pengendali UAV Heron.

Menurut Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, UAV yang akan diakusisi dalam arsenal matra udara TNI itu adalah yang terbaik di kelas harganya. "Mengoperasikannya jelas tidak seperti menerbangkan pesawat radio kontrol," katanya.

Saat disinggung mengombinasikannya dengan kesenjataan konvensional ataupun inkonvensional, dia mengakui bahwa, "Kita belum mampu. Namun nanti pasti dikembangkan."

Dalam daftar kesenjataan yang akan dimiliki TNI-AU, UAV telah masuk di dalamnya. Direncanakan, UAV itu akan tiba di Tanah Air dalam waktu tidak lama lagi, dan akan ditempatkan di Pangkalan Udara TNI-AU Supadio, Pontianak.

Salah satu area yang bisa dianggap pas untuk dijadikan pangkalan UAV TNI-AU itu adalah Lapangan Terbang Haliwen, di Atambua, NTT. Lapangan udara perintis namun bisa didarati C-130 Hercules atau Fokker F-50 itu hanya berjarak 30 menit penerbangan dari Dili, ibukota negara Timor Timur. 

Sumber : Antara

Tahun 2014 33 Radar Akan Beroperasi Penuh Kawal NKRI

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan, komposisi dan sebaran radar di seluruh wilayah Indonesia akan diperlengkap. Untuk saat ini, radar sipil dan miiter bersifat saling melengkapi.

"Radar primernya dari militer kita dan radar sekundernya sipil, selama ini bekerja bersama dengan radar-radar TNI," katanya, di Jakarta, Selasa.

Dia menjadi pembicara kunci dalam seminar Air Power Club of Indonesia, di Klub Persada. Seminar bertemakan "Peran, Komando, dan Kendali Angkatan Udara dalam Perang Modern dan Inkonvensional", itu terkait dengan HUT ke-66 TNI-AU.

Hadir Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan segenap jajaran pimpinan matra udara TNI itu. Pula hadir sejumlah atase pertahanan negara sahabat dan kalangan sipil pemerhati gatra dirgantara nasional.

Lingkupan radar di seluruh Indonesia merupakan satu keharusan jika negara ini tidak ingin wilayah udaranya diganggu pihak luar.

Dari 33 lokasi penempatan radar dalam jajaran Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, baru 20 lokasi yang dipasangi radar. Komando di dalam tubuh Markas Besar TNI itu sendiri terbagi dalam empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, mulai dari Medan, Jakarta, Makassar, dan Biak.

$0A
Direncanakan ke-33 radar itu akan beroperasi semuanya pada 2014 mengikuti postur pertahanan nasional dalam tataran kesiagaan minimum esensial. 

Sumber : Antara

Pesawat Tempur Kembali Ke Pangkalan Masing-Masing

JAKARTA-(IDB) : Pesawat – pesawat tempur TNI Angkatan Udara yang telah berpartisipasi memeriahkan HUT Ke-66 TNI AU, Selasa (10/4/2012) kembali ke home base masing – masing. Pesawat yang diawaki pilot – pilot handal tersebut berhasil menunjukan kemampuan mereka dalam melakukan manuver – manuver luar biasa di langit Jakarta, Senin (9/4/2012).
 
Seperti halnya pesawat Sukhoi, yang pagi ini kembali ke home base-nya di Lanud Hassanudin Makassar, pesawat F-16 fighting falcon ke Lanud Iswahyudi, Madiun, pesawat Hawk 100/200 ke Lanud Pekanbaru, serta KT-1 B dan Mentor Charlie yang bermarkas di Lanud Adi Suciopto Yogyakarta.

Sumber : Poskota

Kerjasama Indonesia China Di Bidang Militer Berkembang Sangat Pesat

BEIJING-(IDB) : Pejabat pemerintah Indonesia mengatakan hubungan militer dan pertahanan dengan Republik Rakyat China (RRC) semakin berkembang luas dan diharapkan semakin meningkat pada masa mendatang.

Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, mengatakan kedua pemerintahan terus mengintensifkan kerjasama pertahanan kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis yang telah disepakati pada 25 April 2005.

"Kepala Pemerintahan kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama bidang pertahanan kedua negara atau Agreement Between The Ministry of Defence, The Republic of Indonesia and The Ministry of National Defence, The People`s Republic of China on Bilateral Defence Cooperation, pada November 2007," ungkapnya, Selasa.

Namun, lanjut dia, kesepakatan itu belum mendapat ratifikasi dari DPR.

"Meski begitu, kedua negara sepakat untuk membentuk forum konsultasi bilateral terkait kerja sama pertahanan dan militer kedua pihak. Dan kini Indonesia dan Cina telah menjalin kerja sama bidang pertahanan dan militer di bidang pendidikan dan latihan, pertukaran kunjungan antar kedua negara, kerja sama industri pertahanan, latihan bersama, produksi bersama, alih teknologi," ujar Suryamargono.

Ia menambahkan bentuk kerja sama pertahanan dan militer kedua negara akan terus ditingkatkan baik dari segi jumlah personel yang terlibat dalam program pertukaran perwira maupun materi latihan dan pendidikan yang dikerjasamakan kedua pihak.

Indonesia China Mantapkan Alih Teknologi Rudal 

Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China kini terus memantapkan proses alihteknologi pengembangan produksi bersama peluru kendali C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.

Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, Selasa mengatakan dalam setiap alat utama sistem senjata dari mancanegara, Indonesia mensyaratkan alihteknologi termasuk dalam pembelian rudal C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.

"Pemerintah China sepakat untuk melakukan alihteknologi dari proses awal, dan kini tengah dimantapkan agar ke depan Indonesia juga benar-benar mampu memproduksi rudal tersebut," katanya.

Surya menambahkan pembelian rudal C-705 itu merupakan bagian dari kerja sama industri pertahanan kedua negara. Kerja sama industri pertahanan kedua negara tertuang dalam nota kesepakatan yang ditandatangani Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Nasional Pertahanan China.

Dalam nota kesepakatan itu, disepakati lima hal pokok yakni setiap pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah "G to G", alihteknologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, "up-grade" dan pelatihan.

"Ada pula produksi bersama dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu yang disepakti. Antara lain peluru kendali C-705," ungkap Suryamargono.

Tentang siapa pihak Indonesia yang akan menjalankan alihteknologi tersebut, ia mengatakan,"belum tahu apakah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad atau PT PAL. Yang jelas, Pemerintah China telah sepakat untuk melakukan alihteknologi dan prosesnya kini terus dimantapkan mekanismenya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yugiantoro melakukan kunjungan langsung ke "China Precissision Machinnery Import Export Cooperation" (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 pada Februari 2012.

Dari hasil kunjungan itu, dijajaki kemungkinan pabrik pembuatan rudal C-705 di Indonesia.

Sumber : Antara 

Pertahanan Udara Yang Kuat Adalah Mutlak Bagi Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Wakil Komandan (Wadan) Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU (Koharmatau) Marsekal Pertama TNI M Yunus yang bertindak sebagai Inspektur Upacara memeriksa pasukan dalam HUT ke-66 TNI AU di lapangan upacara Depo Pemeliharaan (Depohar) 10 Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, kemarin.

JAKARTA– TNI Angkatan Udara berkomitmen meningkatkan kemampuan personel dalam menyongsong modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista).Penguatan tersebut mutlak diperlukan untuk membentuk sistem pertahanan negara yang tangguh. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat menuturkan, secanggih apa pun alutsista tanpa SDM yang mumpuni, maka akan sangatberisiko.


“ Alutsista udara sangat mahal,perlu perencanaan baik,” katanya saat peringatan HUT ke-66 TNI AU di Jakarta kemarin. Imam menuturkan, operasi penerbangan militer tak lepas dari risiko.Jika ini gagal dikelola, akan timbul potensi terjadinya insiden yang secara langsung akan menurunkan kesiapan operasi tempur yang saat ini masih terbatas. Dia*mengakui tidak mudah mencapai zero accident. Perlu upaya sungguh-sungguh, terpadu, bersinergi terus-menerus, dan berkelanjutan.

KSAU menyatakan, untuk menjaga kedaulatan negara dan kehormatan bangsa dengan wilayah yang sangat luas dibutuhkan kekuatan udara yang tangguh.“Kekuatan udara merupakan senjata yang sangat ampuh dan menghancurkan sumber daya. Karena itu, konsep perlindungan sumber daya nasional dengan menguatkan kekuatan udara dalam sistem pertahanan, merupakan upaya yang harus diprioritaskan,” terangnya. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebut sudah dipersiapkan penguatan TNIAngkatan Udara.Dalam jangka waktu lima tahun ini akan ada penambahan signifikan jumlah pesawat tempur.

Dia mengungkapkan,tahun ini akan dibentuk satu skuadron F-16/Fighting Falcon, sehingga total ada dua skuadron F-16. Ini menyusul adanya hibah 24 unit F-16 dari Amerika Serikat. Di usia 66 tahun, TNI Angkatan Udara (AU) bertekad terus menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah berbagai segala keterbatasan. Hal itu menjadi salah satu komitmen pada peringatan Hari Jadi TNI AU yang digelar di Lapangan Apel Depohar 10 Pangkalan Udara (Lanud) Husain Sastranegara, Jalan Pajajaran,Kota Bandung,kemarin.

Berbagai kendala seperti terbatasnya alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan anggaran dari pemerintah yang minim tidak akan mengganggu kinerja para prajurit. “Kami tetap berkomitmen menjaga wilayah NKRI,” ujar Wakil Komandan Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU Marsekal Pertama TNI M Yunus.

Sumber : Sindo

DPR Dukung Modernisasi Alutsista TNI

JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menilai peremajaan alat utama sistem senjata (alutsista) merupakan hal penting yang kini harus dilakukan pemerintah. Ia mengatakan dari sisi prioritas, peremajaan dan penambahan alutsista angkatan laut dan angkatan udara menjadi hal paling mendesak untuk dilakukan.

''Mengingat wilayah Indonesia sebagai negara maritim maka alutsista angkatan laut kita harus bisa kuat. Begitu juga dengan pertahanan di udaranya. Barulah setelah itu perlu dilakukan penguatan kapasitas dan kekuatan infanteri dan kavaleri di darat,'' kata Mahfudz kepada Republika melalui saluran telpon di Jakarta, Senin (9/4).

Dalam kesempatan tersebut, Mahfudz juga sempat menyinggung tentang perlunya penambahan alutsista angkatan udara. Ia mengatakan, skuadron F-5 yang kini dimiliki teknologinya sudah tertinggal. Selain itu pesawat-pesawat itu juga sudah di grounded.

Saat ini, kata dia, peremajaan yang tengah dilakukan untuk memperkuat angkatan udara adalah penambahan pesawat F-16, pesawat sukhoi serta kerjasama yang tengah dilakukan dengan pihak Korea Selatan.

Politisi Partai Kedilan Sejahtera ini juga menjelaskan hingga 2014 diharapkan Indonesia sudah memiliki masing-masing satu skuadron F-16 dan sukhoi. ''Saat ini memang ada keterbatasan dengan anggarannya tetapi kita akan upayakan untuk bisa dipenuhi,'' ujarnya. 

Sumber : Republika

KRI Kakap Berlabuh Di Dermaga Benoa

BENOA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap-811 dari di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim berlabuh di Dermaga Benoa Bali, belum lama ini Sabtu, (07/04). Kedatangan KRI Kakap disambut oleh personel Pangkalan Angkatan Laut  Denpasar, yang dipimpin oleh Perwira Staf  Intel Lanal Denpasar Mayor Laut (P) Bambang Suseno

Selanjutnya Komandan KRI Kakap-811 Mayor Laut (P) Himawan, Senin,(09/04) melaksanakan kunjungan kerja ke Markas Komando (Mako) Lanal Denpasar, didampingi oleh beberapa Perwira KRI. Pada kesempatan itu Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Wayan Suwarjaya menerima kunjungan kerja dari Komandan KRI Kakap berserta rombongan. Kunjungan kerja tersebut bertujuan untuk melaksanakan kordinasi mengenai tugas operasi yang diemban oleh KRI Kakap.

Kedatangan KRI Kakap di Pelabuhan Benoa ini,  bertujuan untuk melaksanakan Bekal Ulang (bekul) logistik guna mendukung kegiatan operasi laut yang diemban oleh kapal perang tersebut. Rencananya KRI Kakap, berlabuh di Dermaga Benoa selama beberapa hari kedepan, hingga selesai melaksanakan bekal ulang. Selama kapal bersandar, kesempatan itu dimanfaatkan oleh personel KRI untuk melaksanakan latihan dalam rangka Patkor Ausindo dan Latma cassowary 2012.

Kegiatan latihan terus ditingkatkan secara intensif oleh personel kapal, antara lain latihan mengenai penanggulangan tindak kejahatan dan terorisme di laut Maritime Interdiction Operation (MIO) yang dilaksanakan oleh tim Visit Boarding Search And Seizure (VBSS). Hal itu dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan personel KRI Kakap dalam menghadapi tugas operasi keamanan dan tempur laut dari segala tindakan aksi kejahatan di laut berupa illegal fishing,  illegal logging, pembajakan, pelanggaran batas wilayah dan terorisme di laut.

Selain itu personel KRI Kakap juga melaksanakan latihan Penyelamatan Kapal (PEK). Latihan PEK meliputi dua hal yaitu, penyelamatan kapal akibat kebakaran dan kebocoran. Meskipun kapal sedang bersandar di dermaga, latihan tersebut terus dilaksanakan guna meningkatkan profesionalisme prajurit dalam menanggulangi bahaya kebakaran dan kebocoran kapal.

Sumber : Koarmatim

KSAU : Paskhas TNI Siap ke Papua

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara, (KSAU), Marskal Imam Sufaat, memastikan kesatuannya siap bila personilnya, Paskhas TNI AU diperlukan diturunkan ke Papua.
 
Saat ditemui usai perayaan Hut TNI Angkatan Udara, di Taxi Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (09/04/2012), ia mengatakan saat ini ada sejumlah pasukan Paskhas, yang ditempatkan di Papua seperti di Biak, Jayapura, Merauke dan Timika.

"Kebetulan di biak Merauke dan Timika ada Radar yang harus dijaga," katanya.

Imam lebih jauh menjelaskan bahwa TNI AU masih menunggu perintah, apakah pihaknya harus menambah personil, terkait penembakan pesawat Trigana Air bernomor lambung PK-YRF di lapangan Terbang Mulia, Puncak Jaya, Papua, kemarin, Minggu (08/04/2012) "Kita masih menunggu perintah atasan," tandasnya.

Sumber :TribunNews

Menhan: Di Papua Cukup 4 Batalion TNI Saja

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro tidak akan menambah kekuatan pasukan TNI di Puncak Jaya, Papua, walaupun pada Minggu 8 April 2012 lalu, terjadi kasus penembakan pesawat Trigana Air.

"Enggak ada, cukup dari 4 batalion saja. Untuk pasukan dari luar hanya ditempatkan di perbatasan," kata Purnomo, usai menghadiri HUT TNI AU ke 66, di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (9/4/2012).

Menurutnya saat ini kasus penembakan terhadap pesawat Trigana Air, masih dalam proses penyelidikan, apakah masuk domain kriminal atau gerakan separatis. "Kita harus dalami, karena kalau itu separatis, maka itu domain TNI untuk bergerak. Tapi kalau itu kriminal dari kopolisian," ungkapnya.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan akan mengirim personel tambahan ke Papua. "Personel kita sudah di sana, nanti ada tambahan, terutama yang punya kemampuan di tempat-tempat yang sulit di jangkau," ungkapnya.

Sumber : Okezone

KRI Teluk Ratai Angkut Timsus Ralasuntai Ekspedisi Khatulistiwa 2012

JAKARTA-(IDB) : Salah satu unsur kapal perang Komando Lintas Laut militer (Kolinlamil) jenis Landing Ship Tank (LST ) KRI Teluk Ratai-509 dengan Komandan Letkol Laut (P) Syamsudin akan mengangkut Tim Khusus (Timsus) Rawa Laut Sungai Pantai (Ralasuntai) Satuan Tugas (Satgas) Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang diberangkatkan dari Pelabuhan Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (05/04).

Tim Sus Ralasuntai Satgas Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang dipimpin oleh Mayor Mar Freddy Ardianzah selaku Dan Timsus Satgas Ekspedisi dengan 17 orang personel terdiri dari 10 orang anggota Taifib Marinir (TNI-AL), 4 orang anggota Den Gultor 81 Kopassus (TNI-AD) dan 3 orang Paskhas (TNI-AU).


Menurut Dan Satgas, kegiatan ekspedi Khatulistiwa 2012 akan memakan waktu sekitar 3,5 bulan penjelajahan susur pantai sepanjang garis pantai Kalimantan sejauh 5.800 Km, yang dimulai dari Tanjung Datu kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan finish di Tanjung Harapan Nunukan Kalimantan Timur.


"Tujuan dari hajat akbar itu antara lain untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit agar memiliki naluri tempur di perbatasan, gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai (rawa, laut, sungai, dan pantai)," paparnya.

Tujuan yang kedua untuk membangkitkan kesadaran teritorial sehingga dikelola menjadi keunggulan teritorial, lalu tujuan ketiga untuk mendata serta meneliti segala potensi di perbatasan gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai di pedalaman Kalimantan bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya sebagai sumbangsih TNI kepada pemerintah.


Selain itu, kegiatan berskala nasional itu juga bertujuan untuk memberikan keteladanan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan melalui program "Green, Clean, and Healthy".


Selain itu, demi terwujudnya jiwa persatuan dan kesatuan antara TNI, Polri dan seluruh komponen bangsa, sekaligus rasa cinta Tanah Air dan terpeliharanya persahabatan dunia dengan terpeliharanya kelestarian alam di perbatasan dan pedalaman Kalimantan. Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang terdiri dari Tim Khusus (Timsus) ini akan bertugas menjelajahi perbatasan dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur yang ditempuh dengan berjalan kaki

Sumber : TNI AL

Kapal Induk Kedua AS Tiba di Teluk Persia

DUBAI-(IDB) : Pihak Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) mengatakan, Senin (9/4/2012), gugus tempur kapal induk kedua telah tiba di kawasan Teluk Persia untuk mendukung berbagai operasi militer di kawasan tersebut.

Penempatan dua gugus tempur kapal induk di satu wilayah yang sama tersebut adalah hal yang jarang dilakukan dan terjadi saat ketegangan di Teluk Persia meningkat terkait dengan program nuklir Iran.

Gugus tempur kapal induk bertenaga nuklir, USS Enterprise, dilaporkan telah tiba di kawasan Teluk Persia untuk memperkuat gugus tempur kapal induk USS Abraham Lincoln yang tiba lebih dulu.

Commander (setingkat Letnan Kolonel) Amy Derrick-Frost dari armada ke-5 US Navy di Bahrain mengatakan, selama 10 tahun terakhir, baru empat kali AS menempatkan dua kapal induk sekaligus di kawasan Teluk Persia dan Laut Arab.

Sebelum ini, dua kapal induk ditugaskan di kawasan itu pada Maret 2003, saat AS dan sekutu-sekutunya menginvasi Irak, kemudian pada Februari 2007 untuk mendukung perang di Irak dan Afganistan, serta terakhir pada Juni 2010.

Derrick-Frost menegaskan, penugasan USS Enterprise dan USS Abraham Lincoln adalah sesuatu yang bersifat "rutin" dan tidak dilakukan karena ada ancaman spesifik. Kapal-kapal itu, antara lain, akan mendukung operasi militer AS di Afganistan dan melakukan operasi anti-perompak di perairan Somalia dan Teluk Aden.

Kapal-kapal perang raksasa itu juga akan berpatroli di jalur pelayaran strategis yang melewati Selat Hormuz, yang sempat diancam akan ditutup oleh Iran sebagai balasan atas berbagai sanksi ekonomi dari Barat.

Ini adalah misi terakhir USS Enterprise, kapal induk bertenaga nuklir pertama dan terpanjang di jajaran kapal induk AS. Kapal tersebut dioperasikan sejak November 1961 dan dijadwalkan akan dipensiunkan akhir tahun ini. 

Sumber : Kompas