Pages

Selasa, Februari 14, 2012

Bangun Pangkalan Militer Bentuk Mental Perang Dingin

JAKARTA-(IDB) : Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov, menginginkan definisi aman bagi suatu negara ditentukan negara bersangkutan, bukan pihak lain. Lebih jauh, membangun pangkalan militer baru, bagi Rusia, adalah bentuk mental perang dingin.

"Sikap Rusia jelas, bukan dengan membangun pangkalan militer, melainkan memromosikan komando keamanan, yang terpisah," kata Ivanov kepada wartawan di Jakarta pada Selasa.

Pernyataan tersebut menanggapi rencana Amerika Serikat membangun pangkalan militer di Darwin, Australia.

Oleh karena itu, katanya, Rusia dan China terus mempromosikan setiap negara menentukan keamanan wilayahnya. Rusia, katanya, menjaga keamanan wilayah dengan usahanya sendiri dan jika terjadi gangguan keamanan bisa meminta bantuan negara terdekat.

"Membangun pangkalan militer merupakan mental Perang Dingin," tambahnya.

Ia juga menyatakan pangkalan militer tentu menciptakan ancaman bagi negara berbatasan dengan pangkalan tersebut.

Dalam kunjungan ke Australia pada akhir tahun lalu, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama memutuskan membangun pangkalan militer di Darwin. Keputusan itu mengejutkan sejumlah pemimpin negara, terutama China.

Sumber : Antara

Jelajah Wilayah Timur F-16 TNI AU Menjajal Kemampuan Radar Saumlaki

TIMIKA-(IDB) : Satu flight pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, melaksanakan terbang jelajah ke Wilayah Timur Indonesia, dengan misi pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan menjajal kemampuan Radar (Radio Detecting And Ranging), Satrad (Satuan Radar) 245 Saumlaki dan Timika, Selasa (14/2).

Selain menjajal kemampuan Satrad 245 Saumlaki, yang beberapa waktu lalu diresmikan Kasau marsekal TNI Imam Sufaat, S.I.P., falcon flight yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Ali sudibyo, juga mengadakan latihan Tangkis Petir, Hanud Cakra serta Hanud Kilat.

Pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI M.Syaugi, S.Sos., melepas keberangkatan pesawat tempur yang masih menjadi andalan TNI Angkatan Udara, untuk melaksanakanakan terbang jelajah ke wilayah timur Indonesia.

Terbang jelajah selama 14 hari tersebut, meliputi Lanud Balikpapan Kaltim, Lanud Samratulangi Manado, Lanud Biak Papua, Lanud Patimura Ambon dan Lanud Rembiga NTB, dengan melibatkan 8 penerbang tempur F-16/Fighting Falcon, 46 teknisi (Ground Crew), serta Tim Brigan dari Satpon Lanud Iswahjudi dengan di dukung pesawat C-130 Hercules.

Sumber : TNI AU

Tidak Ada DCA Kalau Hanya Menguntungkan Singapura

JAKARTA-(IDB) : Singapura berkepentingan terhadap perjanjian pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) dengan Indonesia karena negara itu membutuhkan tempat latihan bagi pasukannya.

"Perlu dipahami bahwa Singapura berkepentingan terhadap DCA bukan dalam konteks kerja sama pertahanan dalam pengertian yang umum, melainkan negara tersebut hanya membutuhkan lahan milik Indonesia sebagai tempat latihan pasukannya," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Tjahjo Kumolo kepada ANTARA, Selasa.

Hal itu dikemukakan Tjahjo yang juga anggota Komisi I DPR RI sehubungan dengan rencana pertemuan rutin tahunan antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong yang pada tahun ini diagendakan bulan depan.

Di lain pihak, wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah 1 ini mengutarakan bahwa Indonesia sebenarnya sangat berkepentingan terhadap perjanjian ekstradisi dengan negara tersebut.

"Walaupun secara rutin dilakukan pertemuan di antara pejabat tinggi kedua negara itu, pihak Indonesia tidak mengesahkan DCA, Singapura juga tidak akan setuju terhadap perjanjian ekstradisi," kata Tjahjo.

Apalagi dari segi pertahanan, kata dia, alat utama sistem senjata (alutsista) Singapura jauh lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia.

Selain itu, Singapura juga memiliki aliansi pertahanan dengan negara lain yang dikenal dengan "Five Power Defense Agreement" (FPDA), yaitu sistem aliansi pertahanan antarlima negara (Inggris, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia).

Disebutkan Tjahjo, salah satu kesepakatan negara-negara FPDA adalah adanya klausul bahwa serangan terhadap salah satu negara anggota merupakan serangan pula terhadap negara anggota lainnya.

Dari sisi ASEAN, dia berharap pada tahun 2015 Komunitas ASEAN sudah terbentuk.

"Namun, apakah Indonesia dapat memainkan peran utama dalam Komunitas ASEAN sehingga Singapura merasa perlu melakukan pendekatan dengan Indonesia?" tambahnya.

Sekjen DPP PDI Perjuangan ini berharap agar pertemuan rutin antara Presiden RI dan pejabat tinggi Singapura yang diagendakan pada bulan Maret 2012 tidak sebatas seremonial.

"Atau, malah justru lebih menguntungkan pihak Singapura?" katanya lagi.

"Saya kira Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan serta kementerian lainnya harus merumuskan agenda pembicaraan Presiden RI dan PM Singapura yang lebih komprehensif integral. Setidaknya untuk kepentingan kerja sama bilateral bersama Indonesia dan Singapura," kata wakil rakyat asal Kota Semarang itu. 

Sumber : Antara

Daerah Latihan Paskhas Kian Tidak Penuhi Syarat

BANDUNG-(IDB) : Daerah latihan Korpaskhas yang berlokasi di Ranca Upas, Ciwidei, Bandung saat ini tidak memenuhi syarat lagi sebagai daerah latihan maupun pelaksanaan pendidikan bagi prajurit paskhas, mengingat daerah tersebut merupakan daerah pariwisata yang semakin hari semakin dipadati pengunjung, karena memiliki sumber air panas.

Beberapa tahun terakhir ini daerah tersebut sudah menjadi tempat wisata faforit yang paling diminati masyarakat baik masyarakat Bandung sendiri maupun masyarakat dari luar wilayah Bandung.

Hal tersebut disampaikan Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI Amarullah, saat mengawali dan membuka kegiatan Paparan Komandan Wing III Paskhas Kolonel Psk Yudi Bustami terkait dengan adanya rencana penggunaan lahan (hutan) sebagai daerah latihan Korpaskhas, yang berlangsung di ruang Rapat Mako Korpaskhas, Lanud Sulaiman, Bandung. Senin (13/02).

Dalam menyikapi serta menjawab permasalahan yang dihadapi Wing III Paskhas, Komandan Korpaskhas beberapa waktu lalu saat mendengar rapat evaluasi pendidikan Komando, memerintahkan Komandan Wing III Paskhas agar melaksanakan survei tempat dan daerah latihan yang memenuhi kriteria untuk pelaksanaan beberapa pendidikan.

Berkaitan dengan daerah latihan tersebut Komandan Wing III Paskhas menyampaikan paparannya,  daerah yang dilpilih menjadi daerah latihan merupakan daerah yang cukup jauh dari pemukiman penduduk, serta memenuhi kriteria untuk melaksanakan beberapa materi latihan seperti Pendidikan Komando, SAR Tempur, Penembakkan PSU (Penagkis Serangan Udara) dan Penembakkan Senjata Bantuan (Lintas Datar dan Lintas Lengkung).

Dan Wing III Paskhas menjelaskan,  dengan luas lahan hampir mencapai sekita 600 hektar tersebut, khususnya latihan penembakkan yang menggunakan senjata-senjata berat,  tidak akan mengganggu serta menjakau pemukiman warga masyarakat, karena jarak dengan pemukiman penduduk denga daerah tersebut cukup jauh.

Suvey daerah latihan tidak hanya dilaksanakan para perwira  Wing IIII Paskhas saja, akan tetapi juga mengikut sertakan pihak-pihak terkait seperti staf Perutani Kab. Bandung, daerah yang dipilih tersebut tidak terlalu jauh dari daerah latihan yang digunakan sebelumnya, berada tepat daerah perbatasan antara kab Bandung dengan Kabupaten Cianjur yaitu hutan Balegede, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat,

Dalam menutup acara paparan tersebut Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI menekankan, agar para pejabat terkait mulai dari sekarang mempersiapkan segala macam surat-surat maupun aturan yang dibutuhkan guna menindak lanjuti rencana penggunaan lahan tersebut, dengan harapan apa yang menjadi keinginan kita bersama memiliki daerah latihan yang baru mendapat restu dari piminan serta pihak-pihak terkait.

Sumber : Poskota

Pengadaan Pesawat Kepresidenan Lebih Untuk Efisiensi

JAKARTA-(IDB) : Pengadaan pesawat kepresidenan merupakan langkah efisiensi jangka menengah dan panjang. Selama ini pemerintah menyewa pesawat milik Garuda Indonesia, yang jika dihitung biayanya akan lebih mahal. "Untuk kepentingan efisiensi jangka menengah dan panjang, maka dilakukan pengadaan pesawat keresidenan, dan pesawat itu nantinya dapat digunakan setiap saat tanpa mengganggu jadwal penerbangan Garuda," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjawab pertanyaan dalam silaturahmi dan tanya jawab dengan wartawan di Istana Negara, Senin (13/2) malam.

Presiden menjelaskan, banyak kepala negara di dunia menggunakan pesawat kepresidenan jenis Boeing 747 ketika menghadiri event internasional. Meskipun mungkin, untuk kegiatan lokal, para kepala negara tersebut menggunakan jenis pesawat yang lebih kecil.

Menurut Presiden, proses pembelian pesawat kepresidenan ini sudah sesuai prosedur dan sistem pengadaannya pun cukup transparan. "Proses dibicarakan dan sudah disetujui DPR. Selain itu juga melibatkan ahli-ahli pesawat terbang untuk membicarakan kesesuain specs dan lain-lain, saya bukan ahlinya," SBY menjelaskan. "Saya tahu Kementerian Sekretaris Negara juga mengundang lembaga pengadaan barang dan jasa untuk menunjukkan jangan sampai ada yang tidak benar," tambahnya.

Di lain pihak, SBY juga tidak membenarkan bahwa proses pengadaan pesawat ini baru selesai tahun 2013. Tapi, dengan adanya pesawat ini, maka presiden Indonesia nantinya dapat melakukan tugasnya, baik di dalam atau luar negeri, tanpa harus mengganggu jadwal penerbangan Garuda seperti yang terjadi saat ini. SBY menegaskan tidak ada unsur kepentingan pribadi dan mempersilakan BPK untuk mengaudit semuanya.

"Yang akan menggunakan adalah presiden-presiden setelah saya. Dengan menggunakan pesawat Garuda, maka akan seperti tadi itu, hal-hal yang tidak menguntungkan," ujar Kepala Negara. "Silakan diaudit semuanya. Sekali lagi, tidak ada kepentingan pribadi. Kalau jadi tahun 2013 saya hanya setahun menggunakannya," SBY menambahkan.

Pekan lalu, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Lambock V Nathans menjelaskan, pesawat kepresidenan tersebut berjenis Boeing dari kelas 737-800. Diperkirakan pesawat tersebut baru bisa dipakai sekitar Agustus 2013, sementara masa kepresidenan SBY adalah sampai 2014.

Keputusan membeli pesawat kepresidenan dilakukan dengan memperhatikan
berbagai aspek:

Aspek Keamanan (Safety dan Security)
  1. Pesawat Carter memiliki resiko keamanan (safety dan security) yang lebih tinggi, karena selain    digunakan untuk mendukung VVIP, pesawat juga digunakan untuk penerbangan komersial.
  2. Pesawat carter tidak dilengkapi dengan peralatan navigasi, komunikasi, cabin insulation dan inflight entertainment.

Aspek Operasional
 
1. Pelayanan, kenyamanan dan kesiapan pesawat carter tidak optimal karena:
a. Rekonfigurasi pesawat carter menjadi VVIP membutuhkan waktu yang cukup
lama, sehingga kesiapan pesawat tidak bisa 24 jam penuh.
b. Rekonfigurasi pesawat carter menjadi VVIP tidak maksimal dan senyaman
layaknya pesawat khusus kepresidenan.
c. VVIP tidak dapat melakukan pekerjaan penting dengan maksimal.
d. Pesawat carter yang bisa terbang jauh hanya pesawat-pesawat berbadan
besar, sehingga tidak bisa mendarat di bandara kecil. Padahal penerbangan
VVIP membutuhkan pesawat yang mampu terbang jauh dan mendarat di
bandara kecil.
e. Untuk penerbangan jarak jauh pesawat yang dicarter harus menggunakan
pesawat berbadan besar dengan kapasitas penumpang yang banyak, agar
penerbangan tidak terlalu sering berhenti untuk mengisi bahan bakar. Hal ini
menyebabkan kapasitas pesawat carter tidak sesuai (terlalu besar) untuk
rombongan Presiden.

2. Operasional Pesawat Khusus Kepresidenan lebih optimal karena:
a. Pelaksanaan koordinasi operasional lebih efektif karena berada pada jalur
koordinasi Sekretariat Militer, Pasukan Pengamanan Presiden, TNI-AU dan
Sekretariat Negara secara langsung.
b. Dukungan kesiapan pesawat dapat dilakukan 24 jam nonstop.
c. Dukungan terhadap kegiatan VVIP menjadi optimal karena perlengkapan dan
sistem komunikasi telah disesuaikan dengan kebutuhan VVIP.

Aspek Ekonomi (Biaya dan Manfaat)
 
1. Biaya sewa/carter lebih tinggi. Hal ini disebabkan:
a. Penerbangan khusus (Pensus VVIP) memerlukan rekonfigurasi khusus
sehingga banyak waktu yang hilang bagi perusahaan komersial dan
dibebankan pada biaya carter.
b. Jadwal penerbangan regular/komersial menjadi terganggu dan terdapat
opportunity loss berupa hilangnya pemasukan dari penerbangan komersial
termasuk berkurangnya image pelayanan. Opportunity loss ini diperhitungkan
pada biaya carter.
c. Biaya carter pesawat tiap tahun cenderung naik.

2. Pengadaan pesawat khusus kepresidenan lebih efisien
Dari hasil evaluasi terhadap carter pesawat tahun 2005 s.d. 2009, dapat
disimpulkan bahwa membeli pesawat lebih hemat daripada carter pesawat.

3. Analisis Biaya
Pengadaan pesawat kepresidenan selain memiliki manfaat dari aspek
operasional, safety dan security yang sulit dinilai secara ekonomis sebagaimana
dijelaskan di atas, juga dapat dilihat berdasarkan analisis biaya dan manfaat
ekonomi.
Dasar perhitungan
a. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan KM.05 Tahun 2006, usia
pesawat yang diizinkan terbang di Indonesia adalah 35 tahun. Biaya
depresiasi dihitung berdasarkan metode garis lurus untuk usia pesawat 35
tahun.
b. Biaya maintenance dan operasional pesawat dihitung dari sumber Aircraft
Commerce Edition 23 Januari 2004, dengan penyesuaian.
c. Biaya carter pesawat tahun 2011 s.d. 2015 dihitung berdasarkan biaya carter
pesawat kepresidenan tahun 2005 s.d. 2009 ditambah kenaikan 10%.
Demikian pula perhitungan biaya carter pesawat untuk setiap 5 tahun
berikutnya.

Mengapa Boeing
 
Membeli pesawat Boeing lebih menguntungkan ditinjau dari segi:
1. Operasional
Pilot-pilot di dalam negeri, termasuk pilot-pilot TNI-AU lebih siap dan familiar
dengan pesawat Boeing, karena umumnya pesawat-pesawat yang digunakan
penerbangan di Indonesia adalah pesawat Boeing.
2. Maintenance
Fasilitas dan kemampuan maintenance di dalam negeri termasuk TNI-AU lebih
banyak dan siap serta memiliki kapabilitas yang memadai dibanding untuk
maintenance pesawat merek lain.
3. Pesawat Boeing telah banyak digunakan untuk penerbangan VVIP negaranegara
di dunia.

Kriteria dan Spesifikasi Pesawat Kepresidenan
 
1. Pesawat yang mampu terbang jauh (10-12 jam).
2. Pesawat yang mampu mendarat di bandara kecil.
3. Memiliki kapasitas sesuai untuk rombongan Presiden (lebih kurang 70 orang).
4. Memiliki peralatan navigasi, komunikasi, cabin insulation dan inflight
entertainment yang khusus.

Sumber : PresidenRI

Yonkav TNI AD Modernisasi Alutsista Dengan Pengadaan MBT

XK2 MBT Korsel salah satu pilihan TNI AD
MEDAN-(IDB) : Danyon Kavaleri 6/Serbu Letnan Kolonel Kav Sutrisno Wibowo membacakan amanat Danpusenkav Brigadir Jendral TNI Purwadi Mukson, S.IP pada acara Syukuran merayakan Hari Ulang Tahun Kavaleri ke 62 di Makoyon Kavaleri 6/Serbu jalan Asam Kumbang Medan, Minggu (12/2).

Danyonkav 6/Serbu membacakan amanat Danpusenkav mengatakan syukuran ini merupakan tradisi sekaligus menjadi wahana untuk intropeksi diri terhadap kegiatan yang telah dilakukan dalam kurun waktu 62 tahun masa pengabdian Korps Baret Hitam di lingkungan TNI AD, dalam membangkitkan motifasi dan berbuat yang lebih baik pada pelaksana tugas kedepan dengan berbagai perkembangan yang akan dihadapi, guna mewujudkan Korps Kavaleri yang selalu “jaya dimasa perang dan berguna dimasa damai” dengan mempedomani arah kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan TNI AD. 

Dengan kesenjataan Kavaleri yang merupakan salah satu kesenjataan utama TNI AD, dan mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan pertempuran darat dengan menggunakan peralatan utama dengan ciri mobilitas tinggi dan lindung lapis baja, harus mampu menampilkan “Tri Daya Caktinya” untuk memberikan daya gerak, daya tembak dan daya kejut yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas yang diberikan.

Lebih lanjut Danyonkav menyampaikan berkaitan dengan modernisasi Alutsista, untuk mencapai pembangunan kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF) salah satunya adalah dengan pengadaan Alutsista yang baru. 

Dalam hal ini, Kavaleri akan mendapatkan Alutsista Ranpur kelas MBT, sehingga Kavaleri TNI AD memiliki teknologi Alutsista Ranpur setara dengan negara-negara lain, serta akan memiliki kapabilitas yang lebih besar dan dapat mengembangkan taktik dan strategi baru, baik dalam OMP (Operasi Militer Perang) maupun OMSP (Operasi Militer Selain Perang), serta meningkatkan mobilitas dan daya tembak atau daya gempur satuan Kavaleri TNI AD yang sejalan dengan kemajuan zaman. Hal ini selaras dengan tema yang di usung yaitu : ” Melalui modernisasi Alutsista, Kavaleri TNI AD siap mewujudkan satuan yang dapat dibanggakan jaya dimasa perang berguna dimasa damai “.

Sumber : Kodam I BB

Suka-Duka Awak KRI Nanggala402(2) : Mandi Sebulan Sekali, Tidur Hanya Empat Jam Sehari

SURABAYA-(IDB) : Bagi awak KRI Nanggala 402,berada di kedalaman air selama beberapa bulan punya cerita keseharian sendiri. Meski berada di dalam air, bukan berarti bisa mandi setiap hari.

Sebaliknya gerah dan gatal hampir menjadi rutinitisan mereka di dalam kapal selam. Bayangkan saja, sebulan sekali mereka baru dapat jatah mandi. Jangan kaget jika mendapati awak kapal selam berbau sedikit apek begitu selesai berlayar.Ini karena mereka jarang diguyur air selama berlayar.

Untuk membersihkan badan,mereka biasanya hanya menggunakan tisu basah, atau hanya mengusapnya dengan handuk hangat begitu saja.Bahkan kalau kondisi darurat kadang mereka hanya ganti pakaian saja. Semua dilakukan bukan karena malas atau berlaku jorok,tetapi karena aktifivas yang begitu padat sepanjang berlayar.

Untuk sekedar mandi mereka kadang tidak sempat.” Awak kapal ini terbatas, karena hanya 34 orang.Semua konsentrasi penuh dengan tugas masing-masing,”kata salah seorang awak KRI Nanggala 402 Pelda Suprapdi Beberapa alasan menurut Suprapdi adalah karena jumlah cadangan air di dalam kapal selam yang terbatas, sehingga pemakaiannya harus super hemat.

Ini karena kapasitas tampung air dalam kapal hanya 15.000 liter saja. Jumlah air tersebut dipakai untuk minum,mandi,bersuci, memasak,dan MCK selama hampir sebulan. ”Karena air terbatas, sehingga tidak bisa dipakai seenaknya.Paling hanya bisa dikurangi untuk cuci muka dan ambil air wudlu saja. Selebihnya untuk cadangan minum dan memasak,” katanya.

Kendati punya jatah mandi sekali,bukan berarti mereka bisa berlama-lama saat berada di kamar mandi.Ini karena jumlah kamar mandi yang terbatas,sementara awak yang mengantre begitu banyak. ”Kamar mandi hanya dua. Satu untuk komandan satu lagi untuk kita.Jadi harus gantian. Makanya selalu antre panjang kalau pas jadwal mandi. Nah,kalau yang punya kebiasaan bernyanyi saat mandi, di sini tidak bisa.Sebab di luar banyak yang menunggu,”katanya mengisahkan pengalamannya berada di kapal selam.

Tidak hanya urusan mandi saja kata Suprapdi yang harus bergantian,tidur pun demikian. Para awak KRI Nanggala tidak bisa tidur seenaknya karena harus bergiliran jaga. Untuk setiap awak misalnya, rata-rata hanya punya jatah tidur 4 jam dengan waktu yang tidak menentu.Semua dilakukan dengan sistem sift seperti tugas jaga.

Saat awak lain menjalankan tugas piket misalnya,maka awak lainnya mendapat giliran tidur,begitu seterusnya hingga 36 awak mendapat jatah merata.”Jadi kalau tidur tidak mesti malam hari.Kalau jatahnya pas siang ya siang itu harus tidur.Kalau tidak,maka jatahnya hangus,”imbuhnya.

Karena jatah yang minim pula kadang awak kapal selam susah tidur dengan nyaman. Apalagi kondisi tempat tidur juga sangat sempit,menempel di dinding kapal dan hanya berukuran 170 x 50 cm.Dengan ukuran ini,praktis mereka tidak bisa bergerak bebas saat tidur,misalnya mengubah arah kepala atau bahkan mlungker (menekuk kaki dan badan) saat kedinginan.

Bahkan saat bangun pun mereka tidak bisa langsung duduk seperti di tempat tidur normal. Ini karena tinggi tempat tidur yang tidak lebih dari 40 cm. Tak hanya itu saja,besarnya gelombang air laut seringkali juga membuat mereka mendadak terjaga saat tidur. Ini karena tubuh mudah tergoyang dan membentur dinding.

Kendati demikian,para awak kapal tidak lantas jenuh dan menyerah.Sebaliknya mereka tetap tegar dan semangat menjalankan tugas dengan profesional.”Bertugas di tengah keterbatasan sudah menjadi resiko,sehingga harus tetap dinikmati.Dan kami bersyukur karena masih bisa melewatinya dengan baik,”katanya.

Bagi Suprapdi sukses menjalankan tugas yang diperintahkan atasan adalah sesuatu yang luar biasa.”Kalau semua itu sudah tercapai,maka semua penderitaan selama bertugas menjadi sirna,”tandasnya.

Sumber : Sindo

Brasil Kemungkinan Besar Pilih Rafale

SAO PAOLO-(IDB) : Seorang pejabat senior Pemerintah Brasil, yang terlibat dalam proses perencanaan pembelian pesawat tempur modern untuk Angkatan Udara Brasil mengatakan, kemungkinan negara itu akan menjatuhkan pilihan pada pesawat tempur buatan Perancis, Rafale. Jika benar, Brasil menjadi negara kedua setelah India yang memilih Rafale.

Sumber yang tak disebut namanya itu mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden Brasil Dilma Rousseff dan para penasihat utamanya meyakini tawaran pabrikan Dassault Aviaton untuk menjual sedikitnya 36 unit Rafale merupakan tawaran terbaik daripada dua tawaran lainnya. Pesaing Rafale dalam persaingan di Brasil ini adalah pesawat jet tempur F/A-18E/F Super Hornet buatan Boeing dari Amerika Serikat dan jet tempur Gripen buatan Saab dari Swedia.

Roussef sempat ragu memilih Rafale karena belum ada negara lain di dunia yang membeli pesawat tersebut. Namun, keputusan India memilih Rafale untuk masuk dalam proses negosiasi lanjutan, akhir Januari lalu, membuat Roussef teryakinkan lagi.

Bahkan, ia sudah mengirim Menteri Pertahanan Brasil Celso Amorim ke New Delhi, pekan lalu, untuk membicarakan alasan India memilih Rafale dan mempelajari dokumen penawaran Dassault kepada AU India. India berencana membeli 126 jet tempur yang sudah teruji dalam pertempuran di Libya tahun lalu itu.

Dari segi harga, Super Hornet buatan Boeing akan menjadi pesawat paling murah dibandingkan Rafale atau Gripen. Namun, pertimbangan Brasil tidak hanya menyangkut harga, tetapi juga kesediaan negara pembuat pesawat itu melakukan transfer teknologi pesawat tempurnya sehingga akan mendukung industri dirgantara dalam negeri Brasil.

AS selama ini dikenal pelit menjual teknologinya kepada negara lain. Brasil juga pernah punya pengalaman pahit dengan AS yang melakukan veto terhadap rencana Brasil menjual pesawat tempur ringan Super Tucano buatan pabrikan Embraer asal Brasil ke Venezuela pada 2006 dan 2009. AS bisa menghalangi transaksi tersebut karena pesawat-pesawat Embraer mengusung teknologi buatan perusahaan-perusahaan asal AS. 

Sumber : Kompas

Konflik Di Selat Hormuz, Iran Siapkan Kapal Bom Bunuh Diri

Illustration
TEHRAN-(IDB) : Iran membangun kekuatan angkatan laut (AL) di Teluk dan menyiapkan kapalkapal yang dapat digunakan untuk serangan bunuh diri.Namun, AL Amerika Serikat (AS) mengklaim dapat mencegah Iran menutup Selat Hormuz.

Pemimpin Armada Kelima AS Wakil Laksamana Mark Fox mengungkapkan hal itu kemarin saat briefing di pangkalan armada mereka di Bahrain. Menurutnya, Iran menambah jumlah kapal selam dan kapal penyerang cepat. Saat ini Iran memiliki 10 kapal selam kecil. “Beberapa kapal kecil dilengkapi dengan hulu ledak besar yang dapat digunakan sebagai peledak bunuh diri.

Iran juga memiliki simpanan ranjau yang banyak,”ujar Fox,dikutip Reuters.“Kami mengamati perkembangan roket jarak jauh dan pendek, rudal balistik jarak medium dan panjang,serta perkembangan program nuklir mereka.” Pakar militer mengatakan, Armada Kelima AL AS yang berpatroli di Teluk memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan AL Iran.

Namun sejak bom bunuh diri Al-Qaeda di sebuah kapal kecil yang menewaskan 17 pelaut di kapal penghancur USS Cole di pelabuhan Yaman pada 2000,Washington khawatir dengan kerentanan yang dimiliki kapal perang berukuran besar terhadap serangan bom kapal kecil milik musuh. Saat ditanya bagaimana AL AS bersiap menghadapi serangan atau masalah di Teluk, Fox menjelaskan, “Kami sangat waspada, kami telah membangun berbagai opsi untuk presiden dan kami siap.

Apa pun yang dapat terjadi malam ini? Kami siap hari ini.” Pejabat Iran mengancam menutup Selat Hormuz, pintu masuk Teluk yang menjadi jalur hampir semua kapal minyak dariTimurTengah.Saat ditanya apakah dia menganggap ancamanIranituserius, Foxmenjawab,“ Dapatkah mereka membuat hidup sangat sulit bagi kami? Ya, mereka dapat. Jika kami tidak melakukan apa pun dan mereka mampu beroperasi tanpa diganggu, ya mereka dapat menutupnya, tapi saya tidak melihat bahwa kami akan berada dalam posisi itu.”

Menurut Fox, diplomasi harus diberi prioritas untuk menyelesaikan ketegangan. “Jadi saat Anda mendengar diskusi tentang semua ini memanas dari Iran,kami sangat yakin bahwa cara terbaik untuk menangani ini melalui diplomasi. Saya sangat yakin bahwa itu jalan keluarnya. Ini pekerjaan kami untuk bersiap. Kami siaga,” katanya. Fox menambahkan, kontak antara AL AS dan kapal Iran di Teluk berjalan rutin.

Pernyataan ini terkait tindakan pelaut AS yang membantu kapal-kapal Iran yang mendapat tekanan atau ancaman dari perompak. Selain sebagai komandan Armada Kelima, Fox memimpin pasukan multinasional untuk memastikan rute kapal di Teluk tetap terbuka.

Meskipun sebagian besar kekuatan berasal dari AS, tugas itu melibatkan negara Barat lainnya dan negara-negara Teluk Arab. Uni Eropa (UE) menyepakati embargo minyak Iran bulan lalu. Blok tersebut akan melaksanakan embargo itu sepenuhnya pada 1 Juli.AS dan UE memberlakukan sanksisanksi baru terhadap bank sentral Iran. 

Sumber : Sindo

Hati-hati, Pesawat Intai Israel Bisa Bocorkan Rahasia Negara

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Al Muzzammil Yusuf menyatakan kemungkinan besar pesawat intai Israel dapat membocorkan rahasia negara. Hal ini bisa terjadi karena tradisi intel Israel yang sering mencuri rahasia negara lain dengan berbagai teknologi yang dimilikinya. 

Untuk itu, Pemerintah diminta untuk menggunakan pesawat intai buatan dalam negeri.

“Kerahasiaan data negara itu sangat penting. Kita tidak tahu jika Israel memasang alat penyadap di pesawat intai tersebut yang bisa mentransfer rahasia penting negara kita ke Israel.” Ujar Muzzammil di Gedung DPR RI, Senin (13/2/2012).

Menurut Muzzammil, Israel memiliki tradisi melanggar privasi sebuah negara dengan mencuri rahasia negara lain dengan cara penyadapan, sabotase, dan pemalsuan paspor. Hal ini sudah terbukti diberbagai kasus pembunuhan dan pencurian data dan identitas di negara lain. 

Sebagai contoh pemalsuan paspor untuk keperluan intelijen Israel yang digunakan untuk pembunuhan pemimpin Hamas, Mabhuh pada tahun 2000 yang telah melibatkan 26 intel Israel yang menggunakan paspor negara-negara maju seperti Inggris, Australia, Irlandia dan Perancis. Dalam kasus lain, pembunuhan ilmuwan Nuklir Iran yang akhir-akhir ini terjadi diduga kuat dilakukan oleh intel Israel. 

Selain itu, Israel juga diduga telah menyadap dan menyabotase pesawat komersial Mesir yang menyebabkan pesawat jatuh dan menewaskan puluhan prajurit Mesir yang dilatih di AS pada tahun 1999.

“Bukankah peristiwa tersebut harus menjadi pertimbangan Kemenhan dan TNI ketika membeli alutsista dari Israel? Jangan sampai rahasia negara kita menjadi korban kejahatan intel Israel di kemudian hari.” Ujar Muzzammil.

Untuk itu, Wakil Ketua Fraksi PKS ini mendesak agar Kemenhan menggunakan pesawat intai produksi dalam negeri yang dibuat oleh anak bangsa seperti BPPT, PT DI atau industri strategis pertahanan lainnya. 

“Selain keamanan datanya terjamin, sebagai bangsa kita akan bangga dengan alutsista buatan dalam negeri dan menjadikan industri strategis dalam negeri semakin mandiri.” Jelas Muzzammil.
Menurut Muzzammil, hal ini akan menjadi catatan di Komisi I DPR kepada Kemenhan jika pembelian alutsista dari Israel tetap dipaksakan tanpa persetujuan Komisi I. 

“Dalam catatan saya, meskipun sudah dibeli, sebagian besar anggota Komisi I menolak kedatangan pesawat intai Israel tersebut selain karena kerahasiaan negara yang tidak terjamin juga terkait proses pembeliannya tidak transparan kepada Komisi I DPR." Tegas Muzzammil.

Sebelumnya, Wamenhan Syafrie Syamsuddin, mengatakan, pemesanan pembelian pesawat intai Israel buatan Israel Aerospace Industries (IAI) dilakukan dengan sistem pemesanan melalui perusahaan asal Filipina, Kital Philippine Corporation (KPC), pada tahun 2004 lalu.

Dalam prosesnya, setelah memesan dua tahun sebelumnya, Kemhan kemudian menandatangani kontrak pemesanan pada tahun 2006 melalui perusahaan tersebut. Dimana pesawat sesuai kontrak pemesanan akan datang tahun 2012. Hanya saja, ia tidak menyebut secara tegas bulan apa pesawat itu datang, termasuk banyaknya pemesanan pesawat.

Sumber : Jurnas