Pages

Sabtu, Januari 21, 2012

Pemerintah - DPR Bahas Pembelian Leopard Pada Rapat Kerja Minggu Depan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan rencana pembelian 100 unit tank Leopard dari Belanda akan dibicarakan oleh pemerintah dan DPR pada rapat kerja antara Kementerian Pertahanan dan Komisi I DPR pada Selasa 24 Januari 2012.

"Kita mau bicarakan hari Selasa jam 10.00 ada rapat antara Kementerian Pertahanan denan DPR Komisi I," kata Purnomo usai pengarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada rapat pimpinan TNI dan Polri Tahun 2012 di Gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jumat.

Purnomo mengatakan rencana pembelian tank leopard adalah usulan dari TNI Angkatan Darat sebagai pengguna. Usulan tersebut kemudian diajukan kepada Mabes TNI yang kemudian dinaikkan ke Kementerian Pertahanan.

Kementerian Pertahanan, lanjut Purnomo, tidak pernah mengubah spesifikasi teknis dari yang diajukan oleh usulan TNI AD.

"Kita sebagai Kementerian Pertahanan tidak akan mengubah spesifikasi teknis. Kita mengikuti apa yang diusulkan angkatan sebagai `user`. Usulan itu naik ke Mabes TNI, kemudian naik ke kita," tuturnya.

Menurut dia, TNI AD telah mempertimbangkan pembelian tank leopard karena termasuk kategori `mean battle tank` yang bisa dimiliki dengan dana terbatas.

"Karena ada `light battle tank`, ada `medium battle tank, ada heavy battle tank. Sebenarnya yang paling cocok itu tiga-tiganya kalau kita punya uang. Tetapi karena kita terbatas makanya kita ambil yang `mean battle tank`," jelasnya.

Purnomo mengakui rencana pembelian tank leopard itu belum selesai karena selain urusan antarpemerintah juga melibatkan parlemen kedua negara.

Sebelumnya, Ketua Komisi I DPR Mahfuz Sidiq menyatakan Komisi I DPR memang belum memiliki sikap resmi tentang rencana pemerintah untuk membeli tank jenis Leopard buatan Jerman milik Belanda.

Namun, Mahfuz menegaskan mayoritas anggota Komisi I DPR menolak rencana pembelian tersebut dengan alasan tidak sesuai kondisi geografis Indonesia.

Sedangkan mayoritas parlemen Belanda juga menolak rencana penjualan 100 unit tank bekas itu ke Indonesia dengan alasan jejak rekam "pelanggaran" Hak Asasi Manusia yang masih terus terjadi sampai saat ini.

Parlemen Belanda khawatir tank yang dijual ke Indonesia itu nantinya justru digunakan untuk" melawan "rakyat dalam aksi-aksi unjuk rasa. 

Sumber : Antara

Semester Pertama 2012, Kemhan Targetkan Selesaikan Beberapa Kontrak Alutsista Tiga Matra TNI

JAKARTA-(IDB) : Semester pertama tahun 2012,menjadi target Kementrian Pertahanan untuk menyelesaikan beberapa kontrak alutsista dengan tiga matra TNI. Dirjen Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda Bogas Silaen, menyatakan rencana itu bertujuan memperkuat sistem persenjataan militer demi mencapai essential minimum forces (kekuatan minimum pokok).

Untuk TNI AD, ujarnya, Kemenhan mengalokasikan belanja 100 tank tempur utama (main battle tank), senjata anti altileri berupa roket, sistem peluncur multi roket dan meriam bersenjata dengan fokus meriam kaliber 150 mm, serta senjata artileri pertahanan udara yang difokuskan pada peluru kendali.

Selain amunisi, TNI AD juga akan diperkuat unit baru helikopter yang difokuskan pada heli serbu dan serang, dan beberapa panser buatan PT Pindad. "Diharapkan akan selesai pada semester awal tahun ini," katanya di kantor Kemenhan, Senin (16/1).

Untuk TNI AL, imbuh Bogas, Kemenhan mengagendakan belanja kapal pengaman laut, fastboat patrol, kapal perusak, hidro oceanic, serta kapal latih untuk pengganti KRI Dewarutji. Tidak ketinggalan pembelian kapal angkut tank dan minyak, serta kapal selam.

Adapun TNI AU, pihaknya menyebut dalam waktu dekat dapat menyelesaikan pembelian senjata anti pesawat udara, jet tempur F-16, helikopter Super Puma, dan empat kapal herkules empat unit dari Australia. "Inilah daftar shopping list Kemenhan pada 2011," papar Bogas.

Sumber : Republika

Project 1000 Roket Balistik R-Han Dilanjutkan

JAKARTA-(IDB) : Pada 2012 Konsorsium Roket Nasional akan kembali memproduksi 200 unit roket balistik R Han 122 kaliber 122 mm dengan jarak jangkau 15 km sebagai bagian dari program 1.000 roket Kementerian Pertahanan sampai 2014.

"Ini melanjutkan 100 unit roket R Han 122 yang telah diproduksi pada 2011," kata Deputi Menristek bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek Dr. Teguh Rahardjo usai kunjungan Menristek Gusti Mohammad Hatta ke pabrik bahan berenergi tinggi PT Dahana, di Subang, Jumat (20/1).

Teguh yang juga Kepala Bidang Pokja Litbangyasa Komite Kebijakan Industri Pertahanan itu mengatakan, sebanyak 32 dari 100 unit roket produksi 2011 sudah ditembakkan untuk keperluan pelatihan militer TNI. "Sisanya 68 unit juga akan ditembakkan di tahap berikutnya pada Februari ini," katanya.

Produksi 1.000 roket nasional, lanjut dia, merupakan kerja sama antara PT Dirgantara Indonesia yang memproduksi struktur roketnya, Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang membuatkan motor roketnya, PT Pindad memproduksi hulu ledaknya (forehead), serta bahan bakarnya (propelan) oleh PT Dahana.
 
 

Tim ini, ia mengatakan, juga sedang mengembangkan roket balistik kaliber 200 mm yang jarak jangkaunya lebih dari 20 km dan roket kendali kaliber 200 mm yang sudah diujicobakan sebanyak tiga unit. Sementara itu, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Dr. Ing. Soewarto Hardhienata mengatakan, pihaknya sudah menguasai pengembangan roket dasar, karena itu jika kemampuan pendanaan tidak masalah maka program roket nasional bisa lebih cepat.

Sejak tahun 1960-an Lapan telah mulai membuat sekaligus menguji roket antara lain roket standar berkaliber 70, 100, 150, 250 mm, kemudian roket RX-320 (kaliber 320 mm) dengan jangkauan 40 km-70km, serta roket RX-420 (kaliber 420 mm) dengan jangkauan 80 km-150 km, Pada 2011 Lapan juga membuat dan menguji roket tiga tingkat, terdiri dari dua roket RX-420 dan satu roket RX-320 yang akan segera diluncurkan pada Februari 2012, selain itu pihaknya juga sedang mengembangkan roket RX-550 (Kaliber 550mm).

Demikian pula Roket Pengorbit Satelit yang merupakan roket 4 tingkat, sedang dipersiapkan roadmap-nya. Roket 4 tingkat ini terdiri dari dari 6 unit roket yakni 5 roket RX-420 sebagai roket pendorong dan 1 roket utama RX-320. (K-4).

Sumber : Komhukum

Latgab Penanggulangan Teror (Gultor) Trimatra VI 2012 TNI Segera Digelar

SOREANG-(IDB) : Latihan Gabungan Penanggulangan Teror (Gultor) Trimatra VI Tahun 2012 akan melibatkan Tiga Matra Pasukan Khusus TNI yaitu Detasemen Bravo 90’ Paskhas (AU), Detasemen 81’ Kopasus (AD) dan Denjaka (AL) direncanakan gelar latihan akan mengambil lokasi di Pangkalan Udara Husen Sastranegara, Bandung.

Guna kesiapan dan kelancaran latihan tersebut, bertempat di Markas Komando Korpaskhas, Jumat (20-/1), dilaksanakan paparan Rencana Garis Besar latihan oleh Ketua Wasit dan Pengendali (Kawasdal) Kolonel Psk Rolland DG Waha sehari-hari menjabat sebagai Asisten Operasi Korpaskhas.

Dalam penjelasannya pada sesi tanya jawab dan diskusi oleh Kawasdal Kolonel Psk Rolland DG Waha menjelaskan bahwa, dalam latihan Goltor Trimatra TNI ini tidak hanya menampilkan kemampuan serta kesiapan gelar operasi Pasukan Khusus semata, akan tetapi juga untuk menguji serta kesiapan Lanud Husen Sastranegara dan Bandara Sipil Husen Sastranegara, bagaimana antisipasi dan kesiapan serta tindakan awal yang dilakukan dalam menangani keadaan bahaya yang terjadi. 

Dengan harapan melalui latihan ini selain untuk melatih para prajurit pasukan khusus TNI juga untuk melatih personel Pangkalan Udara maupun Bandara yang menjadi tempat sasaran latihan, untuk itu, sasaran latihan selalu digelar pada Pangkalan Udara maupun bandara yang ada di Indonesia bagi prajurit Detasemen Bravo 90’ Paskhas, bertujuan agar para prajurit mengetahui karateristik seluruh Lanud maupun Bandara.

Selain pelaksanaan paparan RGB dan diskusi juga dilaksanakan peninjauan medan latihan oleh semua unsur dan koordinator latihan untuk lebih memudahkan dan sekaligus untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan yang sebenarnya. 

,span style="font-size: small;">Rapat yang dipimpin langsung oleh Wadan Korpaskhas Marsekal Pertama TNI MB. Manurung dihadiri oleh Para Pejabat Mako Korpaskhas, Danwing I Halim PK, Danskadron Udara 31 Halim PK, Kadisops Lanud Husen Sastranegara, Perwakilan Sops Mabes TNI, Perwakilan Sops Mabesau, Perwakilan PT. Dirgantara Indonesia, Perwakilan Kopasus, Perwakilan Denjaka (AL) serta Kabandara Husen Sastranegara.

 Sumber : PikiranRakyat

Indonesia Bangun Energetic Material Center Terbesar Se Asean

SUBANG-(IDB) : Indonesia akan membangun pabrik bahan berenergi tinggi (Energetic Material Center) di areal PT Dahana di Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk memenuhi kebutuhan militer.

"Tantangan kita adalah melepaskan ketergantungan akan kebutuhan bahan baku propelan impor, jadi ini kita dukung," kata Menristek Gusti Mohammad Hatta pada kunjungannya ke BUMN di bidang produksi bahan berenergi tinggi (peledak), PT Dahana, di Subang, Jumat.

Pada kesempatan itu Menteri menyaksikan penandatanganan kerja sama PT Dahana-Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) dan PT Dahana-BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) yang dihadiri Kepala Lapan Bambang Tedjasukmana dan Kepala BPPT Marzan A Iskandar.

Disebutkan Menteri, saat ini Indonesia sedang bersemangat tinggi meningkatkan kemandirian bangsa di bidang penguasaan teknologi pertahanan, dimana propelan, bahan bakar roket menjadi salah satu indikator kemandirian.

"Hanya saja produksi militer harus didukung oleh produk komersial agar perusahaan bisa tetap beroperasi, ditambah lagi harus bersinergi dengan lembaga-lembaga riset untuk kepentingan penelitian dan pengembangan material dan peroketan nasional," kata Gusti.

Gusti juga menyatakan bangga karena di areal yang berisi bahan-bahan mengerikan seperti bahan peledak ternyata gedungnya menjadi yang pertama di Indonesia mendapat sertifikasi "Green Building" dan mencapai kategori platinum untuk gedung baru.

Sementara itu Dirut PT Dahana Tanto Dirgantoro mengatakan, semua aktivitas terkait produksi propelan diarahkan di wilayah Subang ini setelah diletakkan batu pertamanya oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro pada 2010 dan dijadwalkan selesai pada Maret 2012.

Dikatakannya Energetic Material Center ini akan menjadi yang terbesar di ASEAN.

"Kami baru saja memindahkan pabrik (catridged emulsion) yang semula berlokasi di Kabupaten Tasikmalaya ke Subang yang luasnya mencapai 595 ha. Pabrik kami di Tasik yang hanya di atas lahan 10 ha tak memenuhi syarat jarak keselamatan untuk produksi bahan lainnya," katanya.

Dahana, urainya, selain memproduksi bahan berenergi tinggi untuk militer juga memproduksi kebutuhan komersial seperti keperluan pertambangan migas, pertambangan umum dan konstruksi.

Sedangkan Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Dr Ing Soewarto Hardhienata mengatakan, propelan yang pembeliannya sering diembargo oleh negara maju, dibutuhkan dalam pengembangan peroketan nasional.

Sumber : Antara