Pages

Senin, Mei 07, 2012

Dua Pilot Menolak Menerbangkan Lagi F-22 Raptor

WASHINGTON DC-(IDB) Dua pilot pesawat F-22 Raptor dari Angkatan Udara AS (USAF), memutuskan menolak menerbangkan lagi pesawat tempur tercanggih di dunia tersebut, karena kekhawatiran terhadap sistem pasokan oksigen di pesawat itu.

Mereka mengaku tak nyaman menerbangkan F-22, sampai masalah sistem oksigen itu dituntaskan.
Pengakuan dua pilot bernama Mayor Jeremy Gordon dan Kapten Josh Wilson tersebut, disampaikan dalam acara "60 Minutes" di stasiun televisi CBS. A

cara itu sendiri baru akan disiarkan hari Minggu (6/5/2012), tetapi sebagian kutipan dari acara itu sudah ditayangkan sejak Jumat (4/5/2012).

Saat ditanya apakah dia yakin pesawat tempur generasi kelima tersebut aman diterbangkan, Gordon menjawab, "Saya tak enak menjawab pertanyaan itu. (Yang jelas) saya merasa tak nyaman menerbangkan F-22 sekarang". Gordon dan Wilson berhenti menerbangkan F-22 sejak Januari 2012.

Mei tahun lalu, USAF melarang terbang seluruh armada F-22, setelah ditemukan masalah pada pasokan oksigen untuk pilot. Berbagai insiden terkait pesawat itu mengindikasikan gejala pilot terkena hipoksia (kekurangan oksigen), seperti pada satu insiden salah satu pesawat menyerempet pepohonan sebelum mendarat dan pilotnya mengaku sama sekali tak tahu atau tak ingat kejadian itu.

"Serangan hipoksia itu tersembunyi dan sangat membahayakan. Beberapa pilot bisa menjalankan seluruh misi, kemudian mendarat, dan tak tahu sama sekali bahwa mereka sempat mengalami insiden," papar Gordon.

Armada F-22 kemudian diizinkan terbang kembali sejak September 2011, tetapi para ahli masih terus mencari penyebab masalah tersebut. Selama dilarang terbang, para ilmuwan juga bingung, karena tak berhasil melacak penyebab masalah kurangnya pasokan oksigen itu.

Kini Gordon dan Wilson, yang sempat bertugas di Perang Irak dan kini menjadi anggota Garda Nasional Udara, sedang mencari perlindungan hukum sebagai "pembocor rahasia" kepada anggota Kongres Adam Kinzinger, wakil rakyat dari Partai Republik asal Illinois.

Pihak USAF menolak berkomentar soal isi acara 60 Minutes tersebut, tetapi menegaskan bahwa unsur keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama mereka.

"Meski program F-22 telah menghadapi berbagai macam tantangan, Angkatan Udara tetap berkomitmen tidak hanya untuk mencari penyelesaian masalah tersebut tetapi juga perhatian penuh terhadap masalah keselamatan," ungkap juru bicara USAF Letnan Kolonel John Dorrian.

F-22 Raptor saat ini adalah satu-satunya pesawat jet tempur generasi kelima yang telah dioperasikan oleh sebuah negara di dunia. Begitu banyaknya teknologi canggih dan sensitif yang dimasukkan ke pesawat itu, termasuk teknologi mengelak radar, sehingga Kongres AS mengeluarkan peraturan yang melarang pesawat itu dijual ke negara lain.

Pesawat yang dirancang untuk menjalankan misi pertempuran udara (dog fight) itu sejauh ini menjadi pesawat termahal yang sudah dibeli oleh Pentagon. Militer AS telah memiliki lebih dari 160 unit pesawat tersebut, dan berencana akan mengembangkan jumlahnya menjadi 187 unit.

"Adik" F-22, yakni F-35 Lightning II, hingga saat ini masih berada pada tahap pengembangan dan juga menemui berbagai masalah teknis dan penundaan produksi skala penuh.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar