Pages

Kamis, November 17, 2011

Australia Memperkenalkan Teknologi Terbaru Sistem Informasi Intelejen


JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Rabu (16/11) di Kantor Kemhan, Jakarta menerima kunjungan Direktur Pertahanan dan Keamanan Perusahaan IHS, Australia Russel Smith. Adapun maksud kunjungan Russel Smith tersebut adalah memperkenalkan teknologi terbaru Sistem Informasi Intelejen. 

Saat menerima tamunya, Menhan didampingi Dirjen Strahan Kemhan, Mayjen TNI Puguh Santoso dan Dirjen Kuathan, Laksda TNI Bambang Suwarto.

Sumber : DMC

Dalam Hal TOT Segala Macam Cara Harus Dilakukan Termasuk " Mencuri "

JAKARTA-(IDB) : Pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) bekas pakai negara lain akan memberikan manfaat bagi industri pertahanan dalam negeri apabila alat itu dijadikan bahan penelitian dan praktik.

Sebab,transfer of technology (ToT) lewat pembelian alutsista bekas sangat sulit diharapkan. Saat ini pemerintah sedang mengkaji rencana pembelian alutsista bekas negara-negara Eropa,di antaranya helikopter Apache.Padahal,dalam waktu bersamaan PT Dirgantara Indonesia juga sedang melakukan riset pembuatan helikopter, pengembangan dari jenis helikopter terdahulu.

Direktur Teknologi PT Dirgantara Indonesia Dita Ardoni Jafri mengungkapkan, pembelian helikopter baru saja sulit untuk mendapatkan ToT secara utuh, apalagi bekas.“ToT tidak bisa kita minta,tapi harus direbut.Saya tidak pernah percaya ada ToT. Mungkin memang ada, tapi itu sifatnya ke personel yang ikut pembuatan,” ujarnya kemarin.

Saat ini,PT DI sedang dalam proses riset pembuatan helikopter dengan mengembangkan helikopter jenis lama. Proyek rekayasa helikopter ini bekerja sama dengan Lapan. Namun, kendalanya tidak ada beberapa komponen helikopter yang dibutuhkan, yakni mesin,girboks, dan komponen dinamik.

Ketiga jenis komponen itu belum dapat diproduksi di dalam negeri sehingga harus mencari dari helikopter bekas jenis BO untuk selanjutnya dikembangkan ke dalam pembuatan helikopter jenis baru. Pengembangan itu memang bukan untuk helikopter serbu sebagaimana Apache karena PT DI belum memiliki chip-nya.

Namun proyek ini bisa menjadi rintisan karena komponen semua jenis helikopter relatif sama, kecuali kemampuan manuver dan avioniknya. “Sebenarnya asal ada pesanan yang tinggi,kita bisa karena pesanan yang tinggi itu otomatis mendorong kreativitas terus berkembang,”sebut Dita.

Dia melanjutkan, di beberapa negara seperti China, untuk membangun industri pertahanan dalam negerinya mereka rela “merusak” alutsista yang dibeli guna dipelajari di dalam negeri.Hal ini didukung dengan kebijakan pemerintahnya yang bersedia memesan dalam jumlah banyak meski itu baru proses belajar.

Rencana pembelian helikopter bekas oleh pemerintah ini di satu sisi bisa menguntungkan industri dirgantara.“Sebagai produsen, kita senang karena beli bekas itu artinya usia pakai lebih cepat rusak,”sebut dia. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menuturkan, pembelian alutsista bekas juga tidak sesuai dengan rencana awal pemerintah untuk membangun industri pertahanan dalam negeri.

“PT DI kan sekarang juga sedang mengembangkan pembuatan helikopter, tapi malah akan membeli bekas dari luar negeri,” ungkapnya. Alutsista bekas juga merugikan karena memiliki usia pakai yang lebih pendek dan kesulitan mendapatkan suku cadang serta amunisi. Selain itu, alutsista bekas juga belum tentu cocok dengan kondisi geografis Indonesia, kecuali helikopter.

“Kita lihat F-16 yang katanya hibah, tapi ternyata harus keluar duit USD700 juta. Jadi, dihitung-hitung tetap mahal juga,”imbuhnya. Sebelumnya,Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan,pemerintah mendorong agar setiap pembelian alutsista impor dilakukan dengan sistem government to government (G to G) sehingga akan didapat garansi yang lebih banyak untuk dapat memanfaatkan senjata itu dengan baik.

Pemerintah juga menolak membeli jika disertai persyaratan tertentu yang bakal menyulitkan di kemudian hari, misalnya membuka peluang ancaman embargo.Belajar dari pengalaman masa lalu, pemerintah pernah membeli alutsita yang ternyata barang itu tidak bisa digunakan.

“Belajar dari situ, kita sekarang tidak mau lagi melakukan pembelian, misalkan ada persyaratanpersyaratan yang menyulitkan kita.Itu clear,”ujarnya.

Sumber : Sindo

AS Datangkan Satu Kapal Induk Dan Kapal Perusak Ke Bali

NUSA DUA-(IDB) : Satu kapal induk Amerika Serikat USS Essex dan satu kapal perusak USS Stethem diam-diam telah disiagakan untuk pengamanan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang akan menghadiri KTT Asia Timur di Nusa Dua, Bali. 

Kedatangan 2 Kapal perang AS di sekitar perairan selatan Bali itu tidak banyak diketahui masyarakat luas. Bahkan pihak kepolisian dan TNI juga tidak mengetahui lebih jauh seputar aktivitasnya di laut.
 
"Sebenarnya sudah berada di perairan Bali sejak beberapa hari lalu, posisinya sekira 15 mil dari lokasi tempat digelarnya KTT ASEAN," kata Kepala Penegakan Hukum Direktorat Pol Air Polda Bali, AKBP Handoyo, dihubungi, Rabu (16/11/2011).

Sejauh ini, kontak dilakukan sangat terbatas antara pihak Kapal Induk AS dengan aparat keamanan di daerah. Yang pasti, kata Handoyo, kehadiran dua kapal perang canggih itu terkait pengamanan Obama yang akan mengikuti serangkaian kegiatan KTT Asean dan KTT Asia Timur.
Menurutnya, kemungkinan besar armada tersebut langsung didatangkan dari Amerika atau pangkalan terdekat. Selama berada di Bali, kapal tersebut akan senantiasa memantau seluruh aktifitas laut di seputar perairan Bali terutama di sekitar wilayah Nusa Dua Bali.

Kapal perusak USS Stethem merupakan kapal perang canggih jenis perusak rudal. Sedangkan kapal induk USS Essex diketahui pernah menjadi kapal pendukung operasi bantuan militer AS di Nangroe Aceh Darussalam. 

Sumber : Seruu

TNI AL Latih Cara Merawat Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Dinas Pemeliharaan Kapal Komando Lintas Laut Militer (Kadisharkap Kolinlamil) Kolonel Laut (T) Rachmat Hartoyo membuka acara penyegaran Sistem Pemeliharaan Terencana (SPT) yang dilaksanakan oleh perwira Satuan Pemeliharaan Material Wilayah Barat (Satharmatbar) di Gedung Laut Sulu, Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/11).

Acara penyegaran SPT tersebut dianggap sangat penting dilaksanakan, mengingat alutsista yang dimiliki oleh Kolinlamil saat ini sebagian besar sudah sangat tua. Oleh karena itu, diperlukan perawatan dan pemeliharaan secara sistematis dan terus-menerus oleh personel KRI selaku pengawak guna mencapai usia pakai yang optimal.

Seperti dilansir dalam siaran pers Dispen Kolinlamil, Rabu, Kadisharkap Kolinlamil menekankan kepada para ABK KRI terutama Kadepsin dan ABK yang mengikuti kegiatan tersebut untuk menyimak materi yang disampaikan oleh Tim penyegaran SPT dari Satharmatbar. Dengan demikian, kata dia, diharapkan kegiatan ini mencapai tujuan menghindari terjadinya kerusakan yang lebih berat dan material tetap siap pakai untuk mendukung tugas operasi yang akan dilaksanakan oleh Kolinlamil.

Tim Penyegaran SPT dipimpin oleh Kabag SPT Satharmatbar Letkol Laut (T) Singgih Adi Susanto. Materi yang akan disampaikan selama dua hari meliputi Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pemeliharaan kapal, Pengantar SPT, SPT Kapal bidang Platform, Panduan Verifikasi dan Pengawasan Materiel Kapal bidang Platform.

Hadir pada acara pembukaan penyegaran SPT tersebut para perwira korps Teknik dari Staf Logistik, Dismatbek, Disharkap, para Kepala Departemen Mesin (Kadepsin) KRI jajaran Satlinlamil Jakarta serta anggota KRI Departemen Mesin.

Sumber : Jurnas