Pages

Sabtu, November 12, 2011

Iran Mandiri Dalam Teknologi Rudal

TEHRAN-(IDB) : Menteri Pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, Iran telah menjadi benar-benar mandiri dalam teknologi rudal. Ditambahkannya, Iran juga telah mencapai swasembada di semua bidang terkait pertahanan, IRNA melaporkan pada Jumat (11/11).
 
"Standar yang digunakan dalam memproduksi peralatan pertahanan Iran sesuai dengan standar internasional yang paling canggih," tambahnya.
 
Ditanya apakah kementerian pertahanan akan mengungkap rencana pertahanan baru di bulan-bulan sisa tahun kalender Iran saat ini (berakhir 20 Maret 2012), Vahidi menandaskan, rincian rencana tersebut akan resmi diumumkan pada waktunya.
 
Irantelah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan dan sistem militer penting dalam beberapa tahun terakhir.
 
Pada Januari 2011, Departemen Pertahanan Iran memperkenalkan sistem baru rudal jelajah, Qader untuk angkatan laut. Dengan kisaran 200 kilometer jarak tembak, rudal Qader mampu menghancurkan berbagai sasaran, termasuk kapal perang serta target musuh di pesisir.
 
Irantelah berulang kali meyakinkan bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain. Doktrin militer Iran didasarkan pada pertahanan.

Sumber : Irib

Skuadron Udara 45, Skuadron Helikopter Baru TNI AU

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara membentuk skuadron helikopter baru, yakni Skuadron 45. Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat meresmikan Skuadron Udara 45 yang merupakan satuan angkut VIP dan VVIP di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jumat (11/11/2011).

KSAU juga melantik Letkol (Pnb) Muzawar sebagai Komandan Skuadron Udara 45. "Untuk membangun Angkatan Udara yang kuat adalah tidak mudah dan membutuhkan dana yang tidak sedikit," kata KSAU.

Menurut KSAU, sebagai pangkalan operasional, Lanud Halim Perdanakusuma menjadi salah satu pengkalan dengan tingkat operasional yang sangat tinggi. Karena itu, semua personel Satuan Lanud Halim Perdanakusuma harus benar-benar memperhatikan masalah keselamatan terbang dan kerja yang menjadi dasar sebagai pegangan dalam setiap pelaksanaan tugas.

Saat ini di Lanud Halim berpangkalan Skuadron Udara 17 yang juga bertugas mengangkut para penumpang VIP dan VVIP. Skuadron Udara 17 menggunakan pesawat fixed wing, seperti Boeing, dan sejumlah pesawat terbang lain. 

Sumber : Kompas

BUMN Industri Pertahanan Butuh Fasilitas Fiskal Untuk Produksi Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Untuk mendorong pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari dalam negeri, pemerintah diminta mengeluarkan kebijakan pemberian fasilitas fiskal dan bea masuk.

Hal itu disampaikan pengamat BUMN Muhammad Said Didu kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, terkait rencana pengadaan alutsista dari perusahaan lokal.

Said Didu mengatakan selain pemberian fasilitas fiskal dan bea masuk, pemerintah juga diminta untuk memberikan fasilitas lainnya berupa jaminan pemerintah ke bank agar bisa dibiayai perbankan, kegiatan penelitian dan pengembangan, pendidikan sumber daya manusia serta mekanisme pengadaan secara khusus.

Menurut dia, dengan adanya pemberian berbagai kebijakan tersebut, diyakini pengadaan alutsista dalam negeri bisa berjalan dengan baik.

Selain itu juga dapat mendorong berkembangnya perusahaan BUMN khususnya di bidang industri persenjataan.

"Saya pikir rasional industri alutsista kita akan tumbuh jika didorong dengan kebijakan tersebut," kata Said.

Said mengatakan langkah pemerintah untuk melakukan pengadaan alutsista dari dalam negeri akan memberikan dampak positif terhadap Indonesia.

"Dampak positif tersebut berupa terwujudnya kemandirian secara bertahap, mendukung pertumbuhan ekonomi, terjadinya alih dan penguasaan teknologi, wahana kembalinya tenaga ahli Indonesia dari luar negeri, penampungan tenaga kerja terutama sumber daya manusia yang bekualitas serta meningkatkan pendapatan negara," katanya.

Untuk diketahui, pemerintah akan mengedepankan pengadaan alutsista dari dalam negeri, di antaranya dengan melibatkan perusahan-perusahan BUMN seperti PT Pindad dan PT PAL. 

Sumber : Antara

Kebijakan Pemerintah Membeli Alutsista Dalam Negeri Sangat Tepat

JAKARTA-(IDB) : Langkah pemerintah untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) produksi dalam negeri dinilai sebagai langkah yang tepat. Untuk itu diperlukan kebijakan yang tepat untuk mewujudkan hal itu.

Menurut pengamat BUMN, Muhammad Said Didu, untuk mendukung pengadaan Alutsista produksi dalam negeri, ada beberapa kebijakan yang harus dijalankan. Kebijakan tersebut diantaranya adalah penyehatan BUMN pertahanan, pemberian fasilitas fiskal berupa keringanan pajak dan bea masuk.

"Selain itu juga harus ada kebijakan tentang jaminan pemerintah ke Bank agar bisa dibiayai perbankan, kegiatan R & D atau penelitian dan pengembangan, pendidikan sumber daya dan manusia serta mekanisme pengadaan secara khusus," ujarnya kepada INILAH.COM, Jumat (11/11/2011).

Said merasa yakin jika kebijakan tersebut dilaksanakan maka Indonesia bukan hanya bisa maju dalam pengembangan alutsista namun juga ada keuntungan lainnya. "Dengan adanya berbagai kebijakan tersebut saya optimis tidak hanya perusahan BUMN kita yang sehat, tapi juga bisa maju dalam pengembangan alutsista," kata Said Didu.

Menurut Said langkah pemerintah untuk pengadaan alutsista dalam negeri akan memberikan dampak positif terhadap Indonesia. Dampak positif tersebut berupa terwujudnya kemandirian secara bertahap, mendukung pertumbuhan ekonomi, serta terjadinya alih dan penguasaan teknologi.

"Dampaknya juga bisa membuat wahana kembalinya tenaga ahli Indonesia dari luar negeri, penampungan tenaga kerja terutama sumber daya manusia yang bekualitas serta meningkatkan pendapatan negara," ucapnya.

Sumber : Inilah

Hizbullah: Serang Iran, Akan Picu Perang di Timteng

BEIRUT-(IDB) : Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrullah mengatakan, setiap serangan terhadap Republik Islam Iran akan memicu perang skala penuh di kawasan Timur Tengah.
 
"Rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat ingin melemahkan poros muqawama dengan menempatkan Tehran dan Damaskus pada sasaran serangan," tambahnya.
 
"Para agresor harus mengerti bahwa perang atas Iran dan Suriah tidak akan terbatas di kedua negara, tetapi akan menyebar ke negara-negara lain di kawasan. Kami tidak mengeluarkan ancaman, tapi ini adalah realita," tegas Nasrullah pada hari Jumat (11/11).
 
Seraya menyatakan bahwa Iran tidak takut terhadap Armada Angkatan Laut AS, Nasrullah menandaskan, ancaman dan Armada Angkatan Laut AS tidak dapat melemahkan tekad rakyat Iran.
 
Berpidato pada peringatan ‘Hari Syahid', yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 11 November, Nasrullah menjelaskan bahwa AS telah gagal di Irak dan dipaksa untuk menarik pasukannya dari negara itu. Ditegaskannya, "Akibatnya, AS ingin menghukum negara-negara yang menentang pendudukan di kawasan. AS ingin menghukum Iran dan Suriah dan bermaksud untuk menjaga mereka di bawah tekanan."
 
Berbicara tentang perkembangan terakhir di Timur Tengah dan Afrika Utara, tokoh kharismatik ini mengatakan, perubahan rezim di Tunisia, Libya dan Mesir telah menghancurkan kepentingan AS dan Israel dan ini adalah alasan lain mengapa mereka ingin menghukum Suriah dan Iran.
 
"Era kelemahan dan ketundukan kepada AS atau Israel telah berakhir. Kita telah memasuki era kemenangan," tegasnya.
 
Pada 11 November 1982, seorang pejuang muqawama, Ahmad Qassir menyerang sebuah markas militer Israel di kota Tyre, Lebanon Selatan, menewaskan puluhan tentara Zionis dan perwira intelijen.
 
Hizbullah menghormati dan mengenang pejuang yang mengorbankan hidup mereka untuk Lebanon setiap tahun.

Sumber : Irib