Pages

Kapal Pendarat Amfibi Angkatan Laut AS Bermasalah

JAKARTA-(IDB) : Kapal perang amfibi serang kelas Angkatan Laut Amerika Serikat kelas San Antonio (USS San Antonio/LPD-17) resmi masuk dalam dinas angkatan bersenjata negara itu. Harga kapal perang berteknologi terkini itu mahal, bahkan untuk ukuran Amerika Serikat.

Dalam kabar yang dirilis situs militer di Amerika Serikat, antara 10 dan 11 unit kapal itu diluncurkan dari 41 unit yang dipesan. Secara fisik, kapal itu lebih besar dari pendahulunya dengan misi membawa, mengangkut, mendaratkan, dan mendukung elemen tempur Kekuatan Pendarat Korps Marinir Amerika Serikat.

Yang berubah adalah ukurannya, biaya pembangunan kapal, dan kemampuan serta teknologi yang digunakan untuk mendukung misi militer itu. Dari semua tambahan itu, kapal dirancang ulang untuk mendukung operasionalisasi wahana pendarat MV-22 Osprey dari Marinir serta wahana lapis baja pengangkut personel amfibi AAV7 Amtrac.
Walau dianggap lebih canggih, ada sejumlah kritik bagi kapal perang baru itu. Di antaranya adalah penunjukan galangan kapal di New Orleans, yang memerlukan waktu hingga 2,5 tahun sejak kapal dipesan hingga dioperasikan Angkatan Laut Amerika Serikat. USS San Antonio/LPD-17 diketahui juga sandar di Bahrain karena ada kebocoran oli dan dia bukan satu-satunya kapal perang yang mengalami hal serius seperti itu.

Bukan apa-apa, biaya pembangunannya mahal juga untuk Amerika Serikat yang sedang dilanda resesi ekonomi, yaitu 1,7 miliar dolar Amerika Serikat per unit. Biaya ini diketahui tiga kali lebih mahal ketimbang kapal kelas LPD yang lain, semisal kelas Rotterdam. Bahkan 10 kali lebih mahal ketimbang kapal serupa milik Singapura berbobot 6.600 ton, kelas Endeavor.

Sumber : Antara

Perang Elektronika Jadi Tantangan TNI Di Masa Depan

JAKARTA-(IDB) : TNI berkomitmen tentang perang pada masa depan. Perang elektronika dengan pihak lain merupakan tantangan dan ancaman yang harus diantisipasi melalui observasi dan penindaklanjutan terhadap kapasitas dan kapabilitas pihak lain.

Di bawah supervisi asisten Panglima TNI bidang Komunikasi Elektronika, TNI telah melakukan penyusunan sistem komunikasi yang terpadu, efektif, rahasia dan cepat sehingga pelaksanaan operasi gabungan TNI dapat dikendalikan secara terpusat.

"Pula penanggulangan bencana alam dapat dilaksanakan secara baik serta pemantauan seluruh perbatasan Indonesia dapat dilaporkan secara optimal," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, saat menerima menerima pelaporan korps serah terima jabatan Asisten Komunikasi dan Elektronika Panglima TNI dari Laksda TNI Ir Sudjiwo, kepada Laksda TNI Slamet Yulistiyono, di Markas Besar TNI Cilangkap.

Dengan demikian, kata Suhartono, ada hal juga penting dilaksanakan, meningkatkan sistem komunikasi dan elektronika TNI yang handal dan dapat mendukung komando serta pengendalian secara optimal dan melaksanakan pemantauan dan pendataan dalam mengantisipasi perang elektonika.

Pada kesempatan itu, posisi Kepala Pusat Misi Pemelihara Perdamaian TNI diserahkan dari Brigjen TNI I Gede Sumertha kepada Kolonel Inf Imam Edy Mulyono.

Khusus tentang yang terakhir ini, Suhartono menyatakan, peningkatan tugas pemeliharaan perdamaian dunia TNI dalam sesuai amanah konstitusi. Misi khusus ini dibentuk TNI sejak 2007.

Saat ini lebih dari 1.800 prajurit TNI tengah mengemban tugas memelihara perdamaian dunia di berbagai negara konflik seperti Lebanon, Kongo, Sudan dan Darfur. Jumlah tersebut dua kali lipat dari kondisi sebelumnya.

Permintaan pasukan dari PBB secara nyata diimbangi juga dengan penampilan para prajurit TNI yang profesional dan memegang teguh prinsip–prinsip PBB dalam bertugas, hal tersebut membuat para Force Commander PBB memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi pada prajurit TNI terkait dengan keberhasilan pasukan TNI di daerah penugasan.

Sumber : Antara

Pangkostrad Siap Amankan Daerah Perbatasan Indonesia Malaysia

JEMBER-(IDB) ; Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Azmyn Yusri Nasution menyatakan kesiapannya untuk mengamankan daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.

"Saya siap ditempatkan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tutur Letjend AY Nasution di sela-sela kunjungannya ke markas besar Brigade Infantri Dharaka Yudha, Batalyon Infanteri 515 di Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.

Menurut dia, Kostrad akan mempertahankan wilayah perbatasan Dusun Camar Bulan dan Tanjung Datu, Sambas, Kalimantan Barat, yang diduga dicaplok oleh Pemerintah Malaysia.

"Masalah pengambilalihan wilayah Indonesia oleh negara Malaysia seharusnya dapat dibicarakan dengan kepala dingin, namun pada prinsipnya kami siap mengamankan daerah perbatasan itu," tegas mantan Komandan Batalyon Infantri 515 Tanggul tahun 1995 hingga 1996 itu.

Selama di Jember, Pangkostrad Letjend TNI AY Nasution melakukan kunjungan kerja ke Brigif 9 Kostrad dan jajarannya, Yon Armed 8 Kostrad, pangkalan Yonif 514 Raider, pangkalan Yonif 509 dan menuju Markas Komando Brigif 9 yang baru.

Kunjungan Pangkostrad ke Brigif 9 Kostrad adalah kunjungan kerja guna untuk melihat pangkalan dan memberikan pengarahan bagi prajurit Kostrad yang ada di jajaran Brigif 9 Kostrad dan Armed 8 Kostrad.

Dalam pengarahan kepada para prajurit, Pangkostrad memberikan semangat dan moril kepada prajuritnya, serta arahan agar setiap prajurit selalu siap untuk melaksanakan tugas yang diemban dan selalu mengingat untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sementara itu, Komisi I DPR bidang Pertahanan berencana meninjau daerah perbatasan Dusun Camar Bulan dan Tanjung Datu, Sambas, Kalimantan Barat, yang dicaplok oleh Malaysia.

Kunjungan anggota DPR tersebut untuk mengetahui kebenaran informasi soal penggeseran patok batas wilayah Indonesia-Malaysia. 

Sumber : Antara