Pages

Minggu, Mei 15, 2011

Menhan China Berkunjung Ke Indonesia, Singapurra dan Filipina

BEIJING-(IDB) : Menteri Pertahanan China Liang Guanglie akan meninggalkan Beijing pada hari minggu untuk mengunjungi Singapura, Indonesia dan Filipina.

Selama kunjungannya, Liang akan bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan para menteri pertahanan dari tiga negara tersebut, untuk melakukan bertukar padangan dalam hubungan bilateral, hubungan militer dan memperdalam kerjasama pragmatis.

Liang juga mengunjungi beberapa institusi militer.

Liang akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Singapura dan Menteri Pertahanan Teo Chee Hean, Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Nasional Filipina Voltaire Gazmin.

Para rombongan Liang yaitu Weirong yang merupakan komandan Angkatan Udara dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Zhang Baoshu, wakil komandan Komando Militer PLA Beijing, Zhu Jinlin, Komandan Komando Daerah Militer PLA Xinjiang, Zhilou Yao wakil komandan armada Laut Cina Selatan ALP. Ye Wanyong komisaris politik daerah komando militer PLA Sichuan, Song Dan wakil direktur umum Komisi Militer Pusat serta Jia Xiaoning wakil direktur Kantor Luar Negeri Departemen Pertahanan.


Sumber: CRI

Iran Dan Korut Bertukar Teknologi Nuklir

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr, salah satu fasilitas nuklir milik Iran.
DETIK-(IDB) : Sebuah laporan rahasia PBB menyatakan Korea Utara dan Iran nampaknya secara reguler melakukan pertukaran teknologi pembuatan misil balistik nuklir.

Dengan melakukan pertukaran teknologi, masih menurut hasil laporan itu, kedua negara melanggar sanksi yang dijatuhkan PBB.

Laporan itu juga menyebut pertukaran dilakukan melalui negara ketiga. Sejumlah diplomat yang tidak ingin disebut namanya kepada Reuters menduga keras negara ketiga itu adalah Cina.

Laporan ini akan semakin memperkuat kecurigaan dunia terhadap dugaan kerjasama nuklir Iran dan Korea Utara.

Selain itu, laporan ini menyulut keprihatinan atas komitmen Cina dalam mendukung sanksi terhadap Teheran dan Pyongyang terkait pengembangan program nuklir.

Laporan itu diserahkan sebuah Panel Pakar PBB kepada Dewan Keamanan, Jumat (13/5) lalu.

Panel ini beranggotakan para pakar yang melakukan monitor terhadap pelaksanaan sanksi PBB terhadap Pyongyang setelah Korea Utara melakukan tes nuklir pada 2006 dan 2009.

Sanksi PBB itu antara lain melarang penjualan nuklir dan pertukaran teknologinya dengan Korea Utara, termasuk embargo persenjataan.

PBB juga melarang transaksi dagang dengan sejumlah perusahaan Korea Utara, membekukan aset dan larangan bepergian untuk sejumlah individu Korea Utara.

"Barang-barang yang terkait misil balistik yang dilarang diduga telah berpindah antara Korea Utara dan Iran dalam penerbangan reguler Air Koryo dan Iran Air," kata laporan itu

"Korea Utara juga menyewa pesawat jika dirasa barang yang akan dikirim akan mudah diketahui," lanjut laporan tersebut.

Sejumlah diplomat di Dewan Keamanan PBB menyatakan Cina nampaknya akan menentang publikasi laporan dewan pakar itu.

Sumber: Detik

Armatim Sambut Kedatangan KAL Kudungga di Sangatta

Kasarmatim Laksamana Pertama TNI Arief Rudianto, SE didampingi Bupati Kutim, Ketua DPRD Kutim, Asrena Pangarmatim, Wadan Lantamal IV dan Danlanal Sangatta foto bersama didepan KAL Kudungga setelah acara penyambutan Kapal tersebut, Selasa (10/5).
SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Timur (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Arief Rudianto, SE menyambut kedatangan Kapal patrol KAL Kudungga yang dipesan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dari PT. Pelindo Batam, di perairan Sangatta, belum lama ini, Selasa (10/5).

Sejumlah pejabat pemerintah daerah setempat juga hadir, diantaranya Bupati Kutai Timur Isran Noor, jajaran Muspida, anggota DPRD Kutim dan para undangan lainnya. Tepat pada saat kapal melabuh, penari kesenian tradisional Kaltim pun menyambut kedatangan kapal tersebut. Begitu kapal sandar, Nampak Komandan KAL Kudungga Kapten Laut (P) Deksatiana memberikan laporan kepada Kasarmatim.

Dalam sambutannya Kasarmatim Laksamana Pertama TNI Arief Rudianto, SE mengatakan, dalam waktu dekat kapal ini akan dipersenjatai dengan meriam kaliber 20 mm yang mampu menembakkan 1.000 peluru per menit. Kasarmatim menyambut baik kehadiran kapal ini, sebagai sarana pengamanan wilayah keamanan laut Kutim yang cukup panjang sekaligus penguatan pengamanan obyek vital nasional. “Kapal ini siap dioperasikan,” kata Kasarmatim.

Sementara itu Bupati Kutim Isran Noor dalam sambutannya mengatakan, bahwa Pemkab Kutim membeli kapal patrol untuk tiga kepentingan. Pertama, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap bangsa dan Negara dalam memelihara kedaulatan. Kedua, menekan tingginya penjarahan di kawasan ALKI II yang mengakibatkan hilangnya kekayaan Negara. Ketiga, strategi pertahanan dan keamanan rakyat semesta. “Inilah yang coba dikontribusikan Pemkab Kutim,” katanya.

Menurut Bupati Kutim, bahwa pembelian kapal ini telah mendapatkan persetujuan masyarakat Kutim melalui para wakilnya di DPRD. Kapal ini juga akan memberikan manfaat riil secara material dan immaterial. Misalnya sebagai sarana pengamanan wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia pada daerah utara Pulau Kalimantan, memudahkan dalam pendistribusian bantuan bahan makanan, pakaian dan obat-obatan sebagai langkah penanggulangan korban bencana alam, serta sebagai sarana mendukung program social kemasyarakatan.

Dikatakan Bupati Kutim, bahwa kapal tersebut tetap milik Pemkab Kutim dan tidak dihibahkan ke TNI AL. Biaya operasional kapal juga tetap ditanggung Pemkab. Namun pengelolaannya akan dilakukan melalui kerjasama dengan TNI AL. “Kapal akan dioperasikan oleh TNI AL, dan akan diwaki oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dan kepolisian.

Setelah acara seremonial, kegiatan dilanjutkan dengan joy sailing atau uji coba kapal di perairan Sangatta. Puluhan undangan pun berbondong-bondong menuju kapal untuk mengikuti momen langka tersebut. Kapal diuji coba  sampai kecepatan 20 knot.

Sumber: Koarmatim

Sukhoi Paksa Pesawat Asing Mendarat

Personel TNI AU menggelar simulasi pada latihan Sriti Gesit di Landasan Udara Sultan Hasanuddin, Kamis 12 Mei.
MAKASSAR-(IDB) :  TNI AU Lanud Sultan Hasanuddin mengerahkan sukhoi untuk memaksa pesawat asing mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin. Pesawat tempur modern itu disiagakan setelah Radar Kosekhanudnas II mendeteksi pesawat asing melintasi wilayah udara di sekitar Makassar.

Demikian simulasi pada latihan Sriti Gest di Landasan Udara Sultan Hasanuddin, Kamis 12 Mei. Latihan ini melibatkan seluruh personel TNI AU Lanud Sultan Hasanuddin dan alutsista yang dimiliki serta sarana prasarana pendukung lainnya, termasuk sukhoi yang andal dalam pengintaian.

Simulasi yang berlangsung sekira pukul 06.40 wita tersebut digambarkan pada berbagai situasi darurat. Dimulai dari ilustrasi pengintaian illegal fishing di Laut Sulawesi oleh Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin. Data intelijen mengidentifikasi lokasi kegiatan illegal fishing dan ditengarai dilakukan oleh kapal-kapal perang asing. Menyadari aktifitasnya dimonitor  TNI AU, kapal-kapal perang asing tersebut mengintimidasi  pesawat intai Skadron Udara 5.

Komandan Lanud Sultan Hasanuddin  selanjutnya segera berkoordinasi dengan komando atas Koopsau II untuk menyiapkan unsur tempur pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11. Dalam waktu beberapa menit penghancuran terhadap target permukaan di perairan Sulawesi pun dilakukan.

Pada saat yang sama Radar Kosekhanudnas II  mendeteksi pesawat asing yang melintasi di angkasa Makassar tanpa izin.  Pesawat Sukhoi Skadron Udara 11 dikerahkan untuk memaksa pesawat asing tersebut mendarat (force down).  

Usai latihan, Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Mujianto mengatakan, satuan udara di bawah Lanud Sultan Hasanuddin yaitu Skadron Udara 11 yang mengoperasikan pesawat tempur Sukhoi Su 27/30 dan Skadron Udara 5 yang mengoperasikan pesawat intai Boeing 737 dan CN 235 MPA harus senantiasa meningkatkan profesionalisme seluruh krunya sehingga tugas satuan dapat terlaksana dengan baik. "Hal utama yang perlu diperhatikan adalah keselamatan terbang dan kerja," ucapnya.

Sedangkan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Barhim menjelaskan latihan Sriti Gesit  digelar untuk menjaga dan meningkatkan combat readiness atau kesiapan tempur dari seluruh personel TNI AU khususnya awak pesawat.

"Latihan Sriti Gesit untuk menguji kesiapan seluruh satuan di bawah jajaran Lanud Sultan Hasanuddin guna meningkatkan kesiapsiagaan operasional Lanud Sultan Hasanuddin dalam mendukung tugas TNI AU" jelas Barhim.

Sumber: Fajar

Sukhoi Dan Pesawat Boeing 737-200 TNI AU Pantau Ambalat

TARAKAN-(IDB) : TNI Angkatan Udara (AU) tetap mengerahkan beragam pesawat untuk memantau perkembangan di perairan Blok Ambalat, Kaltim, meski tidak ada indikasi pelanggaran kewilayahan. Komandan Pangkalan TNI AU (Lanud) Tarakan, Letkol Nav Budi Handoyo, mengatakan Mabes TNI mengintruksikan tugas rutin mengerahkan beragam pesawat untuk pengintaian.

Patroli dan pengamanan kawasan Ambalat lewat udara katanya, menggunakan pesawat Boeing 737, Sukhoi Su-27/30 MK, dan Hercules yang standby on call (siaga terbang) di Lanud Tipe C, Tarakan. “Sepekan lagi kami datangkan pesawat Sukhoi untuk operasi Ambalat, sambil mengecek fasilitas runway di Bandara Juwata Tarakan, apakah layak untuk operasi terus atau menunggu perpanjangan runway,” jelasnya.

Menurutnya, wilayah udara Kota Tarakan sebagai pulau terluar dalam pengamanan, menjadi kawasan penyiapan operasi yang dilaksanakan TNI AU. Kota Tarakan menjadi pangkalan pengamanan perbatasan dengan Negara Malaysia, sehingga beberapa fasilitas pendukung perlu dipersiapkan, seperti apron untuk parkir pesawat-pesawat tempur.

“Selama ini pesawat take off (lepas landas, Red.) dari Makassar (Sulawesi Selatan, Red.). Kalau dikondisikan standby di Tarakan akan lebih baik. Kendalanya di Lanud belum ada apron sendiri. Bulan ini sudah ada pengukuran rencana membangun apron, semoga cepat terealisasi,” ungkapnya.

Luas bangunan apron tambahnya, memerlukan 2-3 hektare untuk menampung pesawat tempur dan pesawat intai. Dalam bulan ini saja direncanakan 4 pesawat yang masuk. “Standarnya itu bisa ada pesawat Sukhoi, F-16, F-5 dan Hawk. Rata-rata 6 pesawat lah nanti bergantian dengan pangkalan lainnya,” tambahnya.

Jumlah personel di Lanut tipe C ini diperkirakan juga akan bertambah secara bertahap. Idealnya terdapat 120 anggota. Saat ini ada 70 anggota, namun dipastikan mampu mengkaver pengamanan.

“Pangkalan Aju inikan menjadi pendukung operasi, ya jumlah 70 personel sudah cukup, meski ditambah lagi juga baik. Kami terus berbenah, dan berkoordinasi dengan satuan samping lainnya di Tarakan,” tutupnya. 

Sumber: Kaltimpost

Anggaran Pengamanan Laut Meningkat Tiga Kali Lipat

JAKARTA-(IDB) : Anggaran operasi pengamanan laut yang dialokasikan untuk Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), pada tahun 2011 akan meningkat tiga kali lipat dibanding anggaran tahun ini. Demikian dikatakan Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla, Laksamana Madya TNI Y Didik Heru Purnomo kepada Tempo di kantornya, akhir pekan lalu.

Pada tahun 2010, anggaran operasi pengamanan laut untuk Bakorkamla hanya sebesar Rp 35 Miliar. "Untuk tahun 2011 nanti, anggarannya meningkat sampai sekitar Rp 120 Miliar," ujarnya. Anggaran untuk operasi pengamanan laut ini meningkat seiring peningkatan anggaran belanja Bakorkamla untuk 2011.

Pada 2010, total anggaran yang dialokasikan untuk badan tersebut hanya Rp 90 Miliar, anggaran operasi pengamanan laut sebesar Rp 35 Miliar sudah termasuk didalamnya. Selebihnya adalah untuk gaji dan belanja pegawai serta belanja barang. Untuk 2011, anggaran Bakorkamla ditingkatkan hingga sebesar Rp 356 Miliar atau hampir empat kali lipatnya. Dengan adanya peningkatan anggaran Bakorkamla itu, anggaran untuk operasi pengamanan laut pun bisa ikut ditingkatkan.

Peningkatan anggaran tersebut, menurut Didik, terkait rencana Bakorkamla menggelar operasi pengamanan laut sepanjang tahun atau 365 hari pada 2011 nanti. Pada tahun ini operasi pengamanan laut tak digelar sepanjang tahun karena ketiadaan dana. Dengan anggaran cuma Rp 35 Miliar setahun, badan ini hanya bisa menggelar operasi terpadu dengan nama "Operasi Gurita" sebanyak lima kali saja. Setiap Operasi Gurita digelar selama 20 hari. "Jadi, dalam setahun ada lima kali operasi, cuma dapat 100 hari," kata mantan Kepala Staf Umum TNI dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini. Lokasi gelaran operasi dipilih berdasarkan random (acak).

Pada 2011 nanti, Bakorkamla bisa menggelar operasi terus-menerus selama setahun. Namun operasi sepanjang tahun itu bukan berarti menggelar operasi di seluruh wilayah laut Indonesia secara serentak. Meski digelar setiap hari, operasi akan dilakukan perwilayah secara periodik. "Misalnya perode ini di wilayah mana, periode berikutnya pindah dimana, dan itu dilakukan terus menerus selama setahun," kata Didik. "Kalau menggelar operasi di seluruh wilayah Indonesia duitnya nggak ada (tidak cukup)."

Kendati demikian diluar operasi yang digelar Bakorkamla, satuan-satuan lain tetap akan melakukan tugas rutin pengamana lautnya secara mandiri. Bakorkamla yang diketuai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, bertugas mengkoordinir dan mensinergikan pengamanan laut dan pelayaran yang dilakukan beberapa institusi. Seperti TNI Angkatan Laut, Satuan Polisi Air dan Udara Kepolisian RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. 

Sumber: Tempo

KSAL: Perlu Ada Kesepakatan Kawal Kapal Niaga

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno menyatakan perlunya kesepakatan bersama dalam pengawalan kapal niaga berbendera Indonesia yang melintasi perairan internasional yang rawan perompak.

"Kami sependapat dengan wacana pengawalan kapal niaga, tapi perlu ada kesepakatan bersama dulu," katanya setelah memimpin upacara Hari Pendidikan TNI Angkatan Laut (Hardikal) ke-65 di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, kesepakatan TNI-AL, pemerintah, dan pemilik kapal sangat diperlukan sebelum pengawalan kapal niaga benar-benar direalisasikan.

"Sejak wacana itu muncul, kami sudah mendiskusikannya di internal TNI-AL," katanya.

Ia mendukung pengawalan itu. Kalau tidak mungkin dilakukan pengawalan oleh armada TNI-AL, maka pilihan lain adalah menempatkan personel TNI-AL di kapal niaga yang berlayar di perairan internasional.

Menurut dia, pilihan itu paling realistis daripada kapal niaga berbendera Indonesia dibiarkan melintas di perairan internasional yang rawan perompak tanpa pengawalan.

Dalam pembebasan awak MV Sinar Kudus yang mengangkut bijih nikel dari Sulawesi Selatan menuju Belanda dari tangan perompak Somalia beberapa waktu lalu, pihak TNI sebenarnya tidak setuju cara-cara membayar tebusan.

"Jangan ada lagi model-model tebusan seperti itu. Lebih baik dilakukan pengawalan saja, karena cara itu (penebusan) itu memanjakan para perompak," kata Soeparno.

Sebelumnya, Solidaritas Pelaut Indonesia (SPI) meminta TNI AL memberikan pengawalan kepada kapal niaga berbendera Indonesia terutama yang melintasi perairan internasional yang rawan perompak agar peristiwa yang menimpa MV Sinar Kudus tidak terulang.

Ketua Umum SPI, Pius Lajapera, saat diterima KSAL di Jakarta, beberapa waktu lalu bahkan meminta agar TNI-AL menempatkan personelnya pada kapal-kapal niaga berbendera Indonesia yang akan melintasi perairan internasional yang rawan perompak.

"Dengan begitu, kapal-kapal Indonesia bisa melewati jalur-jalur tersebut dengan perasaan tenang dan aman," .

Sumber: Kemhan

AL Filipina Berminat Membeli Kapal Perang ke Indonesia

Wakasal didampingi Pangkolinlamil dan Kasal Philipina, Laksamana Madya Alexander P. Pama saat menerima paparan dari PT.PAL di anjungan KRI Banda Aceh-593


JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut Filipina Laksamana Muda Alexander Pama mengunjungi dua kapal perang TNI AL jenis Landing Platform Dock (LPD) di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta, Kamis (12/5).

Dalam kunjungan itu, Pama didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio dan Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan.

KRI Banjarmasin 592
 Dua kapal perang TNI Angkatan Laut jenis LPD yang dikunjungi adalah KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593.

Petinggi matra laut Filipina itu melihat beberapa bagian kapal seperti anjungan dan geladak serta beberapa fasilitas lain.

Peninjauan Pama ke dua kapal perang jenis LPD itu, terkait rencana Filipina untuk membeli kapal sejenis tersebut dari PT PAL.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, sejumlah negara seperti Filipina berminat membeli sejumlah kapal buatan PT PAL.

"Filipina yang membeli kapal buatan PT PAL jenis kapal LPD (landing platform dock) yang yang bisa didarati helikopter," katanya.

KRI Banda Aceh 593
Menhan menjelaskan fungsi kapal itu sangat luas sehingga dapat untuk angkut pasukan dan juga untuk operasi penanggulangan bencana.

"Filipina membeli tiga unit kapal LPD," kata Purnomo menambahkan.

Ia mengatakan pemerintah terus menawarkan produk industri produk pertahanan nasional ke sejumlah negara calon pembeli seperti Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam.

Sumber: Dephan

Korps Marinir Beli Senjata Baru Untuk Yon Arhanud

JAKARTA-(IDB) : Korps Marinir TNI AL akan menambah tujuh perangkat senjata anti serangan udara baru pada tahun ini. Persenjataan seharga total US$ 15 juta atau Rp 135 miliar itu sebagian bakal dipasang di sekeliling Istana Negara, Jakarta, untuk pengamanan serangan dari udara.

"Sekarang sudah mulai dirakit dan akan dikirim ke sini akhir tahun ini," kata Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Alfan Baharudin kepada Tempo di kantornya di Kwitang, Jakarta, Jumat (13/5). Senjata berupa kendaraan tempur yang dilengkapi meriam kaliber 35 milimeter ini dibeli dari Swiss, namun perakitannya dilakukan oleh perusahaan di Cina.

Alfan menjelaskan, selain untuk antiserangan udara, senjata ini juga bisa dipergunakan untuk serangan darat. Sebagian senjata akan ditempatkan di Markas Korps Marinir di Kwitang dan Markas Brigadir Infanteri Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan. Semua senjata ini dibeli untuk melengkapi kebutuhan Batalion Artileri Pertahanan Udara Marinir guna mengganti peralatan lama yang sudah tua.

Korps Marinir, kata Alfan, juga akan membeli lagi tambahan kendaraan tempur amfibi BMP-3F buatan Rusia sebanyak 54 unit atau setara dengan satu batalion. Dengan penambahan ini, Marinir akan memiliki tiga batalion resimen kavaleri. Tank ini dipesan sejak 2009 dan sudah tiba 17 unit Januari lalu.

BMP-3F mampu melaju di darat dengan kecepatan 70 kilometer per jam dan di air mencapai 12 knot per mil. Tank ini menggunakan mesin buatan Ukraina. "Ini tank terbesar di Tanah Air," ujar Alfan.

TNI juga berencana membeli satu skuadron pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan untuk menggantikan jet latih Hawk MK-53 milik TNI Angkatan Udara yang sudah usang. Namun, "Itu kontraknya belum dibuat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantor Wakil Presiden, Jakarta, pada 13 April lalu.  

Sumber: Tempo

Komisi I DPR Terima Kolega dari Korsel

Mahfudz Shiddiq
JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI menerima kunjungan kehormatan Anggota Parlemen bidang Pertahanan Korea Selatan Song Young-sun dan Lee Jin-sam untuk membahas peningkatan kerja sama pertahanan kedua negara dan pengadaan alat utama sistem persenjataan.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Gedung DPR/MPR di Senayan Jakarta, Kamis, Parlemen Korea Selatan menawarkan kerja sama pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Pesawat T50 dan kapal selam serta latihan operasi militer bersama antara Korea Selatan dan Indonesia di teritorial Indonesia.

Mahfudz Siddiq mengatakan, keinginan Parlemen Indonesia dalam hal peningkatan kerja sama pertahanan Indonesia dan Korea Selatan, tidak hanya semata dalam pengadaan alutsista, tetapi juga lebih kepada kerja sama peningkatan industri pertahanan.

"Kerja sama pertahanan lebih kepada peningkatan industri pertahanan," katanya.

Menurut Mahfud, seiring dengan peningkatan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Korea, pihaknya sedang menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Industri Pertahanan, yang didalamnya juga akan mengatur kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan negara lain di bidang pertahanan.

Sumber: Antara

BUMN Industri Pertahanan Butuh Suntikan Dana

Illustration
JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri pertahanan membutuhkan suntikan dana untuk memperkuat manajemen produksinya.

"Kita tahu ada beberapa BUMN industri pertahanan yang membutuhkan dana dalam memperkuat manajemen produksinya, yakni PT PAL Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia (DI)," kata Sjafrie usai Tabligh Akbar di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat.

Sementara untuk PT Pindad, lanjut dia, dilihat dari kemampuannya sudah cukup.

PT Krakatau Steel sendiri yang juga merupakan BUMN bukan membutuhkan dana, melainkan terobosan regulasi.

"Ini sudah dipikirkan pemerintah dengan mengurangi pembiayaan, pemberlakuan biaya bea masuk terhadap bahan baku. Tapi, yang paling penting adalah suntikan dana untuk memperkuat produksi industri pertahanan nasional," tutur Sjafrie.

Menurut dia, pemerintah sebagai pembeli memberi peluang itu, seperti pada 2011 ini Kemhan membeli sekian juta amunisi kepada PT Pindad, namun PT Pindad harus mempunyai biaya produksi.

Ia mengatakan, perlu juga ada perhatian dari perbankan nasional dan Kementerian BUMN untuk memformulasikan kekuatan kemampuan produksi BUMN.

"Ini ada pembagian tugas. Ini semua dikelola oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), yang diketuai oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro," paparnya.

Sjafrie mengatakan, perlu adanya kekuatan industri pertahanan dalam negeri, baik yang dikelola oleh pemerintah (BUMN) atau swasta agar kekuatan industri pertahanan nasional bisa mandiri.

"Kemandirian membangun industri pertahanan jangan dibaca absolut. Kita sekarang membangun panser, tetapi kita ingin membangun sendiri. Langkah kita ke depan, mesin itu mungkin bisa sendiri namun tetapi komponen bisa saja dari luar negeri. Yang harus kita lakukan dengan cara membangun pabrik komponen," ujarnya.

Sumber: Antara

Menhan Terima Kunjungan Anggota Parlemen Bid. Pertahanan Korea

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, S.Ip dan Kapuskom Publik Kemhan Kol. Inf. Hartind Asrin, Rabu (11/5) menerima kunjungan kehormatan anggota Parlemen Bidang Pertahanan Rep. Korea (Defense Committee of the National Assembly Rep. Korea) Park Sang-Chun beserta rombongan di kantor Kemhan, Jakarta.

Maksud kunjungannya kali ini seperti disampaikan salah seorang delegasi parlemen bidang Pertahanan Rep. Korea yang sekaligus juga pengamat militer adalah untuk meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara di semua sektor kehidupan seperti bidang perekonomian tetapi lebih khusus adalah kerjasama di bidang pertahanan. Selain itu disampaikan kepada Menhan juga bahwa kerjasama kedua negara yang dibangun selama ini didasarkan pada azas saling percaya.

Menjawab hal tersebut, Menhan menyatakan bahwa kerjasama di bidang pertahanan yang telah terjalin antara Indonesia dengan Rep. Korea selama ini sudah cukup baik terlebih lagi Indonesia saat ini sedang membangun industri pertahanan. Untuk itu dukungan Korea dalam membangun industri pertahanan Indonesia sangatlah penting dan Menhan menyatakan kepuasannya atas kerjasama yang telah dibangun selama ini antara kedua negara di sektor industri pertahanan.

Menhan menambahkan bahwa beberapa alutsista Indonesia merupakan hasil produksi industri pertahanan Korea dan beberapa hal yang patut mendapat penghargaan diantaranya mengenai sistem jual beli. Selain itu juga kesediaan Rep. Korea dalam Transfer of Technology (ToT) serta kesediaannya bersama-sama dengan Indonesia dalam membangun proyek industri pertahanan Indonesia.

Dijelaskan Menhan bahwa dalam lima tahun ini Indonesia memiliki anggaran sekitar $ 7 miliar untuk membangun kekuatan pertahanan Indonesia yaitu kekuatan darat, udara dan laut. Untuk itu Menhan berharap dengan anggaran yang dimiliki, Indonesia dapat menemukan mitra yang memahami keinginan Indonesia untuk membangun industri pertahanannya. 
Sumber: DMC

SBY Diminta Desak Singapura Selamatkan 13 WNI ABK Gemini

Kapal MT Gemini milik Singapura yang dibajak perompak Somalia
JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR, Tubagus Hasanuddin, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendesak Pemerintah Singapura untuk segera menyelamatkan kapal MV Gemini. Ada 13 warga Indonesia yang menjadi awak kapal berbendera Singapura itu.

"Pemerintah harus 'G to G' (government to government) minta tolong selamatkan 13 WNI kita. Presiden juga bisa mendesak Pemerintah Singapura," kata Hasanuddin kepada wartawan di Gedung DPR, Rabu 11 Mei 2011.


Sabtu, 30 April 2011 lalu kapal berbendera Singapura, MV Gemini, dirompak lanun Somalia di wilayah perairan Afrika Utara. Sebanyak 25 awak disandera, 13 di antaranya adalah warga Indonesia. Belum diketahui bagaimana kondisi ABK asal Indonesia itu. Sejauh ini, Pemerintah Indonesia hanya menunggu langkah Singapura.


Hasanuddin tak memungkiri bahwa pihak yang paling berkompeten untuk memimpin operasi penyelamatan kapal Gemini adalah Pemerintah Singapura. Pasalnya, kapal itu berbendera Singapura. Adapun posisi Indonesia hanya membantu. 

Meski demikian, politikus PDI Perjuangan ini menganggap soal itu seharusnya tak menjadi hambatan bagi Pemerintah Indonesia untuk mengusahakan penyelamatan 13 warganya. "Atas permintaan Singapura, kita bisa bantu. Nanti apakah kita di depan atau di belakang, itu terserah Singapura," kata dia.
Sumber: Tempo

Pemerintah Janji Tak Lepas Tangan Soal Nasib 13 ABK Gemini

NUSA DUA-(IDB) : Pemerintah berjanji akan terus memantau perkembangan nasib 13 WNI anak buah kapal MT Gemini secara intensif. Namun, hingga kini belum ada perkembangan lanjutan dari pihak Singapura sebagai pemilik kapal yang disandera perompak di sekitar Perairan Somalia itu.

"Jangan diabaikan, pemerintah berupaya melindungi warganya. Lagi pula kita tahu itu bukan di bawah otoritas Indonesia dan masih terus berkomunikasi," kata juru bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, di Bali Collection, Nusa Dua Bali, Rabu 11 Mei 2011.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan anak buah kapal di MT Gemini dalam kondisi sehat. Kabar ini diperoleh Pemerintah Indonesia dari Pemerintah Singapura yang berhasil melakukan komunikasi dengan para awak kapal pada Jumat pekan lalu, 6 Mei 2011.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menyatakan Pemerintah Indonesia pun siap memberikan bantuan kepada Singapura dalam upaya pembebasan kapal MT Gemini. Namun, menurut Djoko, hingga saat ini belum ada permintaan dari pihak negeri Singa itu sehingga pemerintah tak bisa mengambil langkah-langkah lain.

Menurut Julian, pemerintah akan tetap mempersiapkan kemungkinan bantuan kepada Singapura untuk pembebasan para sandera. Indonesia, kata Julian, tidak akan begitu saja lepas tangan dan menyerahkan penanganan kepada Singapura. "Memang tentunya ada hal lain, bahas dengan pihak yang punya otoritas," ujar Julian. 

Sumber: Tempo

TNI Siap Selamatkan 13 WNI Awak Kapal Gemini

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia siap menerima instruksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelamatkan 13 warga Indonesia yang menjadi anak buah kapal (ABK) MV Gemini milik Singapura. "Kalau Presiden perintahkan kami siap," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Gedung DPR, Rabu 11 Mei 2011.

Agus mengatakan, TNI tak bisa mendahului mengambil sikap dalam perompakan kapal Gemini. Sebabnya, tataran kebijakan koordinasi di lapangan dilakukan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto. "Nanti hasil koordinasi itu yang harus dilakukan TNI, ya, kami lakukan," kata dia. 


Keterlibatan TNI dalam operasi penyelamatan, kata Agus, juga tergantung sikap resmi Pemerintah Singapura. Seperti diketahui, kapal Gemini berbendera Singapura. "Kami serahkan sepenuhnya tindakan-tindakan tergantung dari Pemerintah Singapura," ujar Agus. 


Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR, Tubagus Hasanuddin, meminta Presiden Yudhoyono mendesak Pemerintah Singapura untuk segera menyelamatkan kapal MV Gemini. Alasannya, ada 13 WNI yang menjadi awak kapal tersebut.


"Pemerintah harus 'G to G' (government to government) minta tolong selamatkan 13 WNI kita. Presiden juga bisa mendesak Pemerintah Singapura," kata Hasanuddin kepada wartawan di Gedung DPR.


Hasanuddin tak memungkiri bahwa pihak yang paling berkompeten untuk memimpin operasi penyelamatan kapal Gemini adalah Pemerintah Singapura. Posisi Indonesia hanya membantu.

Sumber: Tempo

Penanganan Teroris Tak Cuma dengan Tembak-tembakan

JAKARTA-(IDB) : Dalam menangani kasus terorisme, publik sering disuguhi dengan adegan tembak menembak antara para teroris dengan Densus 88. Sebenarnya, menangani teroris tidak melulu dengan tembak-tembakan. Melainkan dibutuhkan aturan yang tegas.

"Kalau orang punya persepsi teroris itu identik dengan tembak tembakan, sebenarnya lebih dari itu. Karena kegiatannya sangat dini dan prosesnya panjang," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Rabu (11/5/2011) malam.

Mantan Menteri ESDM ini memaparkan, diperlukan landasan hukum yang kuat untuk menangani terorisme. Sehingga, langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait bisa dibenarkan secara hukum.

"Tapi kalau dikasih kepercayaan kepada intel nanti takut disalahgunakan, yang terpenting adalah penanggulangan dini saat masih kader," kata Menhan sembari menambahkan landasan hukum yang kuat tersebut adalah UU Intelijen.

Purnomo menginginkan, upaya-upaya penanggulangan terorisme di Indonesia tidak seperti di Malaysia atau pun Singapura yang keras. Tapi Purnomo lebih menekankan landasan hukum yang tegas.

"Kita tidak mau seperti Malaysia dan Singapura yang hukumnya keras, tapi kita punya landasan yang tegas," tutup Purnomo.

Sumber: Detik

Menhan Senang AS Akan Hibahkan Pesawat F16

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku senang dengan rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) yang akan menghibahkan pesawat F16 ke Indonesia. Purnomo mendukung upaya Komisi I DPR yang saat ini sedang membicarakan hibah ini dengan AS.

"Silakan, jika Komisi I ingin membicarakan dengan pemerintah AS tentang hibah tersebut. Kami senang karena itu mereka membantu upaya untuk pindah pesawat tersebut," kata Purnomo Yusgiantoro di Kantor Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (11/5/2011).

Teknis hibahnya seperti apa, menurut Purnomo masih akan dibicarakan. Namun yang jelas menurutnya, meski pesawat yang akan dihibahkan tersebut sudah tidak dipakai, namun kondisinya masih cukup bagus.

"Hibahnya seperti apa, prosesnya nanti akan dibicarakan, dan hibah ini merupakan pesawat-pesawat yang tidak dipakai oleh mereka tapi masih bagus," imbuhnya.

Sparepart dan mintenance-nya gimana? "Itu akan dibicarakan lebih lanjut apa kita akan memproduksi atau joint production," jawab Purnomo.

Dia menambahkan, hibah pesawat F16 ini tidak akan mengurangi kemandirian Indonesia, karena memang Indonesia saat ini masih belum bisa memproduksi pesawat jenis tersebut.

"Kalau pesawat heavy fighter seperti Sukhoi dan F16 kita belum bisa produksi," ujarnya.

Sumber: Detik

Helikopter Chinook RSAF Mendarat Di Lanud Husein Sastranegara

Tampak pada gambar pesawat Helikopter Chinook saat mendarat di Lanud Husein Sastranegara
SASTRANEGARA-(IDB) : Tepat pukul 14.20 Wib, Dua pesawat Helikopter jenis Chinook 71 dengan Co Pilot Mayor Mokhee Koh dan Chinnok 72 dengan Co Pilot Capten Jaames Kec mendarat di Lanud Husein Satranegara, Rabu (11/5).

Pesawat milik Royal Singapura Air Force (RSAF) tipe CH 47 dengan nomor regristasi 732 dan 724 tersebut datang dalam rangka mendukung Latihan Bersama antara Kopassus dengan Pasukan Khusus Singapura dengan sandi “Chandrapura XVII tahun 2011” yang akan dilaksanakan di Pusdik Kopassus, Batu Jajar Kabupaten Bandung.

Pada hari yang sama pukul 16.30 Wib, pesawat C-130 milik RSAF juga mendarat di Lanud Husein Sastranegara dengan membawa 67 personel Pasukan Khusus Singapura yang akan mendukung Latihan Bersama Chandrapura, setelah menurunkan personel pesawat C-130 RSAF kembali dengan route Husein-Payalebar Singapura.

Sumber: TNI AU

Regenerasi F-16 Bisa Dilakukan di Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Selasa 10 Mei 2011, rombongan Komisi I bertemu dengan Industri Pertahanan AS. Pertemuan yang dikoordinasikan oleh Cohen Group. Pertemuan ini dihadiri oleh lima pelaku industri pertahanan di AS, seperti produsen Boeing (Stenley Roth ), Northrop Grumman (Bill Ennis/John Brooks), Lockheed Martin (Cuck Jones/Rick Krikland), Honeywell (Eric Wagner) dan Sikorsky dan Pratt & Withney.

Yang menarik dari kunjungan ini adalah kesediaan para pelaku industri pertahanan AS ini untuk menjadi mitra dalam hal transfer tehnologi kepada Indonesia dan pembelian hasil produksi Indonesia dibawah supervisi AS untuk keperluan industri ini di kemudian hari.

"Sparepart F16 dapat diproduksi di Indonesia dengan supervisi AS. Hal ini sangat baik, karena mereka tidak semata-mata hanya mencari keuntungan saja, namun juga memikirkan benefitnya bagi terciptanya lapangan pekerjaan, transfer tehnologi untuk industri di tanah air," ungkap Hayono Isman yang dihubungi detikcom dalam perjalanan rombongan menuju New York dengan bus sewaan.

'Diharapkan kunjungan Menhan RI, Purnomo Yusiantoro ke AS akhir Mei ini dapat lebih mudah dalam upaya mempercepat kerjasama antara perusahaan Indonesia dan AS dalam hal regenerisasi untuk pembuatan komponen-komponen yang nantinya akan dikirim ke AS. Komisi I mendukung penuh program ini," tambah Hayono.

Hasil kunjungan ke Federal Communication Commission (FCC) memberikan masukan kepada Komisi I untuk penyusunan RUU Penyiaran. Menurut Hayono Isman, KPI perlu diberikan wewenang untuk membatalkan izin dari lembaga kepenyiaran yang melanggar peraturan kepenyiaran dalam menyajikan konten melalui proses yang ketat.

"Proses Demokrasi di Indonesia saat ini sedang berkembang, sehingga akan kurang tepat untuk memberlakukan revoke atau pembatalan izin seperti ini. Kami lebih suka dengan istilah “Fine” atau denda bagi pelanggar ketentuan peraturan kepenyiaran. Hal ini lebih efektif dan tidak membuat khawatir para pelaku bisnis kepenyiaran di Indonesia," ujar pimpinan delegasi kunjungan kerja Komisi I DPR RI ini.

Sementara itu, Komisi I mendapatkan masukan sebagai hasil kunjungan ke Office of the Director of National Intelligence (DNI), yang merupakan kantor pusat yang mengkoordinasikan 16 unit intelejen AS. Terutama dalam hal pentingnya koordinasi antar intelejen di Indonesia. Dalam hal ini Badan Itelejen Indonesia (BIN), agar dapat melakukan fungsinya sebagai pusat koordinasi, pengumpulan data dan analisa dalam berbagai kemungkinan timbulnya terorisme.

Sementara eksekusinya akan dilakukan oleh lembaga-lembaga lainnya, seperti kalau terorisme merupakan tugas polisi terutaman Densus 88 untuk melakukan penangkapan, sementara TNI untuk penangkalan dini terhadap berbagai potensi separatism dengan ‘soft power’ untuk mengatasinya. "Intelejen bertugas untuk instalasi awal penegakan demokrasi, penegakan HAM dan keterbukaan. Sehingga intelejen tidak perlu diberi wewenang untuk melakukan penangkapan," tambahnya.

Mengenai pertemuan dengan Kongres AS, Hayono mengatakan ada dua agenda yang dibahas yaitu mengenai peran Indonesia dalam perkembangan Demokrasi di Timur Tengah dan sambutan Indonesia atas kesempatan untuk berpartisipasi dalam ADA (Access Defense Article) yang harus mendapat persetujuan dari konggres AS

Menurut kongres AS yang ditemui Komisi I, Indonesia merupakan dapat menjadi role model bagi perkembangan demokrasi di Timur Tengah. "Untuk itu Komisi I akan menindaklanjuti dengan BKSAB (Badan Kerja Sama Antar BUMN)yang wakil ketuanya ada dalam rombongan bapak SIdarto Danusobroto (PDIP) dan Ibu K.Assegaf (Demokrat), untuk melakukan langkah-langkah proaktif dalam melakukan kontak dengan parlemen Mesir maupun Tunisia. 

Paling tidak dengan memberikan dukungan moril dan masukan kepada pemerintah Tunisia tentang bagaimana Indonesia melalui kegiatan parlemen bisa memperkuat demokrasi yang berkembang di Indonesia, papar Hayono.

Sumber: Detik

Empat Nelayan Filipina Ditangkap TNI AL

SAMARINDA-(IDB) : TNI Angkatan Laut menangkap 4 nelayan Filipina yang diduga mencuri ikan di sekitar perairan Karang Unarang, Sebatik, Kalimantan Timur. Selain mencuri ikan, keempat nelayan Filipina itu ditengarai sering mengintimidasi nelayan Indonesia.

Keempat nelayan pencuri ikan itu, ditangkap tim patroli Pos TNI AL Sungai Taiwan, Nunukan, Senin (9/5/2011) sekitar pukul 15.00 WITA, setelah menjalani pemeriksaan di atas kapal.

"Mereka (nelayan WN Filipina) yang kita tangkap, sering meresahkan nelayan kita. Sering mengintimidasi nelayan Indonesia," kata Danlanal Nunukan Letkol Laut Rahmad Jayadi ketika dihubungi detikcom, Rabu (11/5/2011).

Nama kapal yang disita adalah LB Usaha Baru 04 berjenis kapal nelayan bubuh GT 2 dengan spesifikasi mesin Yamaha 15 PK dengan nakhoda Akam dengan 3 ABK masing-masing Badar, Jul dan Ede. Setelah melalui interogasi petugas TNI AL dan pemeriksaan dokumen, kapal tersebut milik Juhriansyah, warga Selumit Pantai RT 10 No 67, Tarakan, Kalimantan Timur.

"Kapal nelayan itu berangkat dari Malaysia. Keempat nelayan itu warga Filipina yang tinggal di Malaysia," ujar Rahmad.

Petugas sempat kesulitan membedakan antara nelayan Filipina, Malaysia maupun nelayan Indonesia. Yang mencurigakan, sambung Rahmad, meski kapal tersebut berasal dari Malaysia, namun dokumen kapal dikeluarkan dari Tarakan.

"Mereka memang niat cari ikan di perairan Indonesia. Yang jadi pertanyaan, mereka punya pass Tarakan. Ini yang kita telusuri dan mungkin kita koordinasikan dengan kepolisian," terang Rahmad.

"Bahkan, nelayan WN Filipina itu sepertinya tahu kalau kita sedang patroli. Karena saat kita patroli, mereka tidak ada. Kali ini, kita berhasil menangkapnya," sebut Rahmad.

Dijelaskan Rahmad juga, keseluruh kapal dan 4 WN Filipina tersebut kini berada di markas Lanal Nunukan, untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.

"Yang pasti mereka tertangkap saat melakukan melakukan pencurian ikan di perairan kita," tutup Rahmad.

Sumber: Detik

Mulai Cari Gara-Gara, Israel Serang Gaza

GAZA-(IDB) : Pasukan Israel yang didukung tank dan buldoser menyerang Jalur Gaza, menghancurkan lahan pertanian Palestina di utara wilayah tersebut. 
 
Tentara Israel memasuki Gaza dari jalur penyeberangan Karni kemarin (Rabu, 11/5) dan menyusup hingga ratusan meter ke arah timur kota Gaza.

Menurut koresponden Press TV dari Gaza, tentara Israel menggali sejumlah lubang di daerah tersebut dan mengisinya dengan bahan peledak. Militer Israel kemudian meledakkan bahan peledak itu yang menimbulkan ledakan hebat di wilayah tersebut.

Para pejabat Israel menyatakan bahwa militer Zionis mencari dan menghancurkan "terowongan" di kawasan tersebut yang digunakan oleh pejuang Palestina untuk memasukkan wilayah Israel dan menangkap Zionis.

Namun para analis berpendapat bahwa aksi itu ditujukan untuk memprovokasi gerakan muqawama Palestina agar menembaki pasukan Israel, yang akan memanaskan situasi.

Ini merupakan serangan militer Israel pertama ke Gaza setelah Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi nasional di Kairo, Mesir beberapa waktu lalu.

Para pejabat Tel Aviv berulang kali menyatakan kemarahan mereka terhadap kesepakatan rekonsiliasi yang ditandatangani antara dua kelompok muqawama Palestina itu yang bertujuan membentuk pemerintah persatuan Palestina.

Sebelumnya, Hamas yang mengontrol kawasan Gaza, dan Fatah yang berkuasa di Tepi Barat, telah berselisih sejak gerakan muqawama Hamas memenangi pemilihan parlemen Palestina pada Januari 2006.

Friksi kedua pihak mencapai puncaknya pada bulan Juni 2007 ketika Hamas mengambil alih Jalur Gaza dalam upaya "menggagalkan plot kudeta" oleh beberapa elemen dari kelompok Fatah.

Menyikapi aksi itu, Fatah memecat pemerintah Hamas secara unilateral dan mendirikan kabinet paralel di Ramallah.

Sumber: Irib

Indobat Bangun Camp Tentara Kongo

KONGO-(IDB) : Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Konga XX-H/Monusco yang tergabung  dalam  Pasukan Penjaga Perdamaian (Peacekeeper) dalam misi PBB, minggu ini sedang membangun Camp tentara Kongo/FARDC (Force Army Republic Demokratic Congo).

Diantara tugas utama dari Kontingen Indonesia adalah meneruskan pembangunan jalan Dungu-Faradje yang saat ini mencapai KM 128. Merupakan tugas tambahan seperti memperbaiki jalan di sekitar Log Base Dungu, Pemeliharaan Run Way dan Helly Pad Dungu.  

Saat ini, Satgas Kizi TNI Konga XX-H/Monusco, pimpinan Letkol Czi Widiyanto sedang membantu membuat Camp Batalyon 391 FARDC di Dungu. Pembuatan Camp ini atas perintah langsung Deputy Force Commander Mayjen Adrian Foster (Inggris) melalui Komandan Ituri Brigade Bunia Brijen Abul Kalam Azad (Bangladesh) atas permintaan Komandan Brigade FARDC  Kolonel Bruno Mandevu. 

Pasukan Force Army Republic Demokratic Congo (FARDC) ini tersebar di berbagai wilayah Kongo yang terdiri dari pos-pos kecil yang beranggotakan lima sampai sepuluh orang, terletak disepanjang  jalan Dungu-Faradje dan sekitarnya.  

Adapun lokasi pembuatan Camp tersebut terletak dibelakang Log Base Dungu Air Port,  tepatnya satu KM  dibelakang Camp Bumi Cenderawasih tempat tinggal Satgas TNI Konga XX-H/Monusco.  

Pembuatan Camp Batalyon FARDC ini adalah wujud kepedulian dan tanggungjawab  Kontingen Indonesia terhadap Monusco.  Dansatgas Letkol Czi Widiyanto berharap, agar kerjasama antara tentara FARDC dengan Kontingen Indonesia terus terjalin erat sehingga, dalam tugas-tugas kedepan dapat terselenggara dengan aman dan lebih baik. 

Pada hari Selasa, 10 Mei 2001 Deputy Force Commander Mayjen Adrian Poster yang berdomisili di Kinshasa, Danbirgade Ituri Brigjen Abul Kalam Azad (Bunia) dan rombongan mengadakan kunjungannya ke wilayah Dungu.  Ia (DFC) dan rombongan berkesempatan meninjau langsung ke lokasi pembangunan Camp Batalyon 391 FARDC di Dungu yang didampingi Komandan Satgas Kizi TNI Letkol Czi Widiyanto.

Sumber: Seruu

Koarmatim Laksanakan Latihan Penyapu Ranjau Di Perairan Tuban

KRI Pulau Rimau-724 dalam Latihan Tindakan Perlawanan Ranjau II/2011 (TPR II/2011) di daerah latihan sekitar perairan Merkawang–Tuban Jawa Timur
TUBAN-(IDB) : Satuan Kapal Ranjau Komando Armada RI Kawasan Timur (Satranarmatim) melaksanakan kegiatan Latihan Tindakan Perlawanan Ranjau II/2011 (TPR II/2011) dengan melibatkan unsur Penyapu Ranjau KRI Pulau Rimau-724, 1 Tim Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, 1 Tim Dinas Penyelamatan bawah Air (Dislambair), 1 Tim Dinas Hydro Oceanografi (Dishidros), Laboratorium Induk Senjata (Labinsen), dan Arsenal. Latihan ini dilaksanakan di perairan Merkawang Tuban Jawa Timur.

Latihan Tindakan Perlawanan Ranjau (TPR) di bawah tanggung jawab Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto, bertempat di daerah latihan sekitar perairan Merkawang–Tuban Jawa Timur selama 25 hari yang di mulai tanggal 28 April 2011 sampai dengan 22 Mei 2011. 

Pelaksanaan Latihan TPR II/2011 diawali dengan Upacara pembukaan di lapangan Satranarmatim, bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) Komandan Satuan Tugas Latihan (Dansatgaslat) TPR II/2011 Kolonel Laut (P) Benny Sukandari,S.E.,M.M. yang sehari-hari menjabat sebagai Dansatranarmatim.

Perairan Tuban (Pantai Utara Jawa) merupakan salah satu perairan di wilayah Indonesia yang secara fakta masih banyak tertanam ranjau-ranjau ex Perang Dunia II (PD-II) yang disebar oleh Jepang untuk menghambat invasi sekutu di Pulau Jawa. 

Kondisi perairan Merkawang – Tuban masuk dalam kategori daerah ranjau karena meskipun ranjau-ranjau tersebut telah berumur lebih dari 65 tahun namun masih memiliki kemampuan ledak dan membahayakan apabila terpengaruh oleh aktivitas yang mengandung unsur keakustikan, kemagnetan maupun tekanan dari pengguna laut pada level tertentu.

Tindakan Perlawanan Ranjau dilaksanakan dalam beberapa tahap. Pertama adalah Tahap Deteksi dengan menggunakan peralatan  Magnetometer, Side Scan Sonar (SSS), dan Sub-Bottom profiling untuk mencari keberadaan kontak di dasar laut. 

Setelah didapatkan kontak, maka dilaksanakan tahap Klasifikasi yaitu untuk memastikan kontak yang didapatkan tersebut menyerupai ranjau (minelike contact) atau tidak menyerupai ranjau (non-minelike contact). selanjutnya dilaksanakan tahap Identifikasi dengan menggunakan penyelam ranjau (mine diver) dengan kualifikasi EOD (Explosive Ordnance Disposal), dimaksudkan untuk memastikan jenis ranjau yang didapatkan. 

Selanjutnya adalah tahap Netralisasi dengan cara peledakan (demolisi) menggunakan Bom Laut, sehingga tidak lagi membahayakan bagi pengguna laut di daerah tersebut.

Latihan TPR merupakan rangkaian kegiatan upaya meniadakan ranjau dari suatu perairan guna menjamin keamanan perairan yang dipergunakan untuk aktivitas / lalu lintas bagi pengguna laut lainnya. Pada konteks masa damai seperti ini, keamanan perairan menjadi prioritas utama dalam mendukung pembangunan nasional. 
Latihan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, aman serta dapat menimbulkan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, juga pemerintah setempat dalam menunjang pembangunan sesuai otorita daerahnya.

Sumber: Koarmatim