Pages

Senin, Mei 02, 2011

Dikabarkan 13 ABK Indonesia Tersandera Lagi Di Somalia

JAKARTA-(IDB) :  Pemerintah Indonesia akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Singapura untuk pembebasan Kapal MT Gemini yang membawa 13 WNI yang dibajak perompak Somalia sejak Sabtu (30/4).

"Benar, ada kapal berbendera Singapura dari 25 ABK (anak buah kapal), 13 diantaranya Warga Negara Indonesia. Kita akan koordinasi dengan Singapura, sehingga kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan harus seizin Pemerintah Singapura untuk keterlibatan bersama-sama membebaskan sandera," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin (2/5).

Ia mengemukakan, upaya pembebasan kemungkinan akan dilakukan oleh Satuan Tugas TNI yang melakukan operasi militer di Somalia. Dalam operasi militer pembebasan kapal Indonesia MV Sinar Kudus di Somalia, TNI mengerahkan satu kapal LPD, dua kapal fregat, satu helikopter dan pasukan khusus yang terdiri atas unsur marinir, kopassus, dan kostrad.

Pemilik Kapal MT Gemini, Glory Ship Management yang berbasis di  Singapura menyatakan Kapal MT Gemini direbut para perompak, Sabtu pekan lalu (30/4), sewaktu kapal tersebut berlayar menuju kota pelabuhan Mombasa, di Kenya.

Pihak manajemen perusahaan itu menyatakan perompak merebut Kapal MT Gemini yang berawak, diantaranya, 13 WNI, lima warga Tiongkok, empat warga Korea Selatan dan tiga warga negara Myanmar.

Korsel Optimis Menangkan Tender kapal Selam Indonesia

SEOUL-(IDB) : Daewoo bersaing dalam pengadaaan kapal selam Indonesia sebesar $ 1 Milyar dolar. Indonesia berencana membeli empat kapal selam diesel elektrik.

Daewoo telah mengeluarkan produknya yaitu kapal selam U-209 seberat 1.300 ton yang akan bersaing dengan Rusia, Jerman dan Prancis. Kapal selam jenis U-209 ini dibangun dibawah pengawasan bantuan teknis dengan HDW Jerman.

Kapal selam diesel elektrik ini memiliki panjang 56 meter dan lebar 5 meter, sehingga kapal selam ini dapat menyelam hingga kedalaman 250 meter dan memiliki daya selam sekitar dua minggu.

"Saya yakin dengan alih teknologi dan program pelatihan kapal selam untuk Indonesia, kita akan bisa bersaing dengan negara yang mengikuti tender kapal selam", Kata Nam. "Negosiasi saat ini masih berlangsung dan kami berharap untuk mendapatkan hasil yang terbaik".



Sumber: Korea Times

TNI AU Akan Tambah Radar dan Satuan Peluru Kendali

SURABAYA-(IDB) : Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, SIP beserta staf melakukan kunjungan kerja di Pusat Pendidikan dan Latihan Pertahanan Udara Nasional (Pusdiklat Hanudnas), di Kenjeran, Surabaya, pekan lalu.


Kepada Kasau, Komandan Pusdiklat Kolonel Pnb Supriharsanto menjelaskan Pusdilat Hanudnas merupakan pelaksana program pendidikan dan latihan sistem pertahan udara nasional diantaranya pendidikan Pelatihan Sistem Hanudnas untuk para Pamen, Ground Control Interseption (GCI), Identifikasi, Pernika Hanudnas, Suspa Tranmisi Data Air Situation (TDAS); dan Sishanudnas bagi para Pama, Ploter, dan Military Civil Coordination (MCC) bagi Bintara dan Tamtama serta pelaksanaan praktik para siswa menggunakan
Simulator Pusdiklat telah memadai.


Kasau mengatakan program TNI Angkatan Udara kedepan dalam mewujudkan Minimum Esensial Force (MEF) akan menambah radar-radar untuk memenuhi kebutuhan penginderaan wilayah udara nasional yang sangat luas. 

Untuk itu peran Pusdiklat Hanudnas sangat penting sehingga harus selalu diperbarui sesuai perkembangan teknologi. Selain itu juga akan menambah satuan Peluru Kendali (Rudal) jarak menengah guna menjaga kedaulatan NKRI, jelasnya. Kunker ke Lanud Abd Saleh 

Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, SIP didampingi para staf melakukan kunjungan kerja di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, pekan lalu. Menurut Kadispenau Marsma TNI Bambang Samoedro, pada kesempatan itu, Kasau disambut Komandan Lanud Abdulrahman Saleh Marsma TNI Agus Dwi Putranto, Komandan Koharmatau Marsda TNI Ferdinan Alexander Myne, para Komandan Sekadron, dan pejabat staf   Lanud Abdulrachman Saleh. 


Kujungan kerja tersebut, dimaksudkan untuk silaturahmi dan melihat serta mendengar secara langsung tentang pelaksanaan program kerja dan pembinaan baik di bidang operasi dan latihan, personel dan logistik di Lanud Abdulrachman Saleh serta kendala yang dihadapi saat ini, guna mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI Angkatan Udara. 

Kasau menekankan kepada seluruh personel Angkatan Udara khususnya yang berada di Lanud, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap pengaruh radikalisme yang sedang marak mempengaruhi kepada anak-anak khususnya bagi yang sedang kuliah, menghindari penyalahgunaan Narkoba karena bagi siapa yang menggunakan maupun mengedarkan akan ditindak tegas. 

Selain itu, jangan sampai anggota TNI AU terlibat pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dan menghindari perbuatan perzinahan, karena hal itu disamping menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat juga merupakan dosa besar, kata Kasau. 

Dalam perekrutan prajurit, Lanud Abdulrachman Saleh sebagai pintu masuk wilayah Jawa Timur jangan sampai melakukan tindakan yang tercela dengan merugikan masyarakat. Saya mengharapkan panitia penerimaan daerah dapat memilih calon-calon prajurit yang benar-benar terbaik, sehingga SDM TNI Angkatan Udara kedepan akan lebih berkualitas, tegas Kasau.  

Dalam kunjungan tersebut, Kasau melakukan peresmian Stadion Dirgantara dan peninjauan di Skadron Udara-32, Skadron Udara-4, Skadron Udara-21, Skadron Tehnik-22, mess-mess, komplek, dan masjid di Lanud.


Menhub Usulkan Penempatan KRI di Perairan Somalia

JAKARTA-(IDB) :  Pemerintah RI mengkaji perlunya penempatan kapal perang TNI di perairan Somalia, Afrika. Keberadaan kapal tersebut untuk mengawal kapal-kapal berbendera Indonesia yang melewati daerah rawan perompakan tersebut.

"Untuk mengamankan kapal-kapal Indonesia, kita sedang mengkaji beberapa alternatif. Apakah akan ada kapal perang TNI yang harus bersiaga disana untuk mengawal di tengah laut atau yang lain," kata Menteri Perhubungan Freddy Numberi di Jakarta, Senin (2/5/2011).

Penempatan kapal perang di Perairan Somalia, jelasnya, dimungkinkan karena, laut tersebut sudah masuk dalam perairan internasional. "Boleh dong, itukan laut internasional, tidak ada wilayah negara yang kita langgar," ujarnya.

Freddy menyatakan hal tersebut sehubungan dengan dibajaknya kapal MV Sinar Kudus di Perairan Somalia. Kapal milik PT Samudera Indonesia Tbk tersebut dibajak oleh kawanan perompak di perairan Teluk Aden, Laut Merah, kawasan Terusan Suez.

Untuk menempatkan kapal perang, jelas Menhub, butuh dana yang cukup besar, karenanya butuh payung hukum. Menko Polhukam akan menelaah usulan ini. "Kalau untuk keperluan darurat, misalnya pengawalan Kapal Labobar untuk membawa pulang TKI telantar di Jeddah, itu sudah dikawal," jelas Freddy.

Selain itu, jelasnya, butuh kerjasama internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menangani perompakan di Perairan Somalia.

Sumber: Tribun News

Indonesia Harus Berpartipasi Dalam Memerangi Perompak

Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana
JAKARTA-(IDB) : Pengamat Hukum Internasional Hikmahanto Juwana menilai insiden penyanderaan kapal berbendera Indonesia oleh perompak Somalia harus menjadi alasan kuat bagi Pemerintah Indonesia untuk berpartisipasi dalam upaya internasional memerangi perompak.

"Pemerintah harus berpartisipasi dalam upaya masyarakat internasional memerangi perompak Somalia dan para pengendalinya baik yang berada di Somalia atau di luar," kata Hikmahanto dalam keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Ia menilai, Pemerintah perlu mendorong PBB untuk memberi bantuan kepada pemerintah Somalia agar Somalia bangkit dari negara gagal.

"Perompakan di daerah Somalia merupakan akibat dari tidak dimungkinkannya rakyat Somalia mendapatkan pekerjaan yang layak," katanya.

Pada kesempatan itu ia mengapresiasi Pemerintah dan PT Samudera Indonesia atas keberhasilan pembebasan 20 WNI ABK NV Sinar Kudus.

"Sebagaimana disampaikan oleh David Batubara dari SI bahwa negosiasi ini relatif cepat bila dibandingkan dengan negosiasi yang dilakukan oleh kapal-kapal berbendera negara lain," katanya.

Menurut Hikmahanto, Pemerintah dan SI telah membuktikan mereka tidak mengabaikan perlindungan bagi warga negaranya.

"Mereka telah serius dalam upaya menyelamatkan para ABK," katanya.

Saat ini, kata dia, pemerintah harus memikirkan upaya agar kapal-kapal berbendera Indonesia tidak menjadi sasaran empuk bagi perompak Somalia serta WNI ABK di kapal-kapal berbendera bukan Indonesia tidak terancam keselamatannya.

Pemerintah, kata dia, harus menyiapkan prosedur tetap yang dilakukan ketika peristiwa yang sama terjadi.

"Bagaimana prosedur kerja antara pemerintah dengan pemilik kapal dan bagaimana opsi militer dalam posisi siaga," katanya.

Pemerintah, lanjut dia, juga bisa memikirkan kemungkinan TNI untuk berperan dalam mengawal kapal-kapal kargo yang penting bila melewati jalur laut itu, atau bahkan memikirkan agar personel militer dapat berada di dalam kapal.

"Pemerintah juga bisa mendorong agar ada jasa pengamanan swasta untuk turut melakukan pengamanan di atas kapal berbendera Indonesia," katanya.

Pada akhir pekan ini, kapal berbendera Indonesia yang dibajak oleh perompak Somalia telah dibebaskan setelah pemilik kapal membayar tebusan.

Sumber: Antara

TNI Lumpuhkan Empat Perompak Somalia Setelah Sandera Dilepaskan

JAKARTA--MICOM: Militer Indonesia melumpuhkan empat dari 35 perompak Somalia yang membajak kapal MV Sinar Kudus pada Minggu (1/5).

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda (Laksda) Iskandar Sitompul mengatakan hal tersebut saat ditemui di Jakarta, Senin (2/5). Data intelijen yang diterima TNI menyebutkan 20 anak buah kapal (ABK) WNI Sinar Kudus terpencar sehingga sempat menghambat upaya militer.

"Menurut data intelijen, ABK yang disandera tidak dikumpulkan di satu tempat melainkan terpencar-pencar. Sehingga, jika operasi militer menyelamatkan sebagian sandera, sebagian lainnya terancam keselamatannya," ujar Iskandar yang menambahkan posisi kapal milik PT Samudera Indonesia (SI) itu telah turun jangkar di dekat pantai Somalia dan menyulitkan operasi militer.

Lebih jauh, Iskandar menekankan setelah uang tebusan dari PT SI dijatuhkan menggunakan helikopter, satu per satu perompak mulai meninggalkan kapal kargo dengan speedboat. Begitu rombongan perompak terakhir meninggalkan kapal, TNI menguasai kapal dan memastikan keselamatan ABK yang dipimpin Kapten Slamet Juari.

"Setelah kapal Sinar Kudus tidak ada perompak, rombongan perompak terakhir yang terdiri dari empat orang akhirnya dilumpuhkan TNI saat mereka menuju ke darat," sambung Iskandar.

Kapal Sinar Kudus pada awal Maret lalu mengangkut bijih nikel milik PT Aneka Tambang (Antam) dari Sulawesi menuju Rotterdam, Belanda. Sejak 16 Maret, kapal yang tengah melewati Laut Arab dihadang perompak berjumlah 35 orang dengan senjata AK-47. Setelah 46 hari, PT SI pada Minggu (1/5) akhirnya mengonfirmasi pembebasan sandera dengan mekanisme uang tebusan.

Perompak Somalia yang semula menuntut US$2,6 juta (sekitar Rp23 miliar) kemudian naik ke US$3,5 juta, melunak. Mereka menyetujui penurunan jumlah tebusan sampai US$3 juta dengan catatan harus segera ada pernyataan. Kendati demikian, detik-detik kepastian pembayaran tebusan sempat diwarnai kejengkelan para perompak. Pada Jumat (15/3) pada pukul 11.00 waktu Somalia (15.00 WIB), PT SI mengirim pernyataan kesanggupan membayar tebusan sebesar US$2,8 juta.

Padahal, PT SI awalnya menyatakan sepakat atas tuntutan US$3 juta dari bajak laut. Mohamed Salah dkk jengkel dan langsung menaikkan uang tebusan menjadi US$3,050 juta.

Kantor berita Reuters mengabarkan Sinar Kudus dibebaskan dengan uang senilai US$4,5 juta (Rp38 miliar) melalui helikopter. Kendati demikian, pihak PT SI menampik kabar jumlah tebusan yang beredar di media massa.

TNI Kawal Kapal MV Sinar Kudus

Deputy Presiden Director Samudera Indonesia (SI) Group David Batubara (tengah) berbicara dengan Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamada Muda Iskandar Sitompul (kanan), didampingi Director SI Group Asmari Herry di kantor Samudera Indonesia Group, Jakarta
JAKARTA-(IDB) : Sejumlah prajurit TNI yang dilengkapi dengan persenjataan akan mengawal kapal MV Sinar Kudus menuju tempat aman setelah dibebaskan oleh perompak di perairan Somalia.

"Semua sudah dibebaskan. Selanjutnya TNI yang di sana akan mengawal kapal sampai aman," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul dalam keterangan pers bersama pimpinan PT Samudera Indonesia di Jakarta, Minggu malam.

Laksamana Muda Iskandar menjelaskan, TNI akan mengawal kapal ke tempat yang diinginkan oleh PT Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal MV Sinar Kudus.

Menurut dia, kapal tersebut perlu di kawal karena ada sekitar 15 kelompok perompak yang beraksi secara terpisah di perairan Somalia.

"Kalau ini kita lepas saja, ada risiko bisa dirompak lagi," kata Iskandar.

Para perompak tersebut sudah terlatih dan sangat terorganisasikan. Iskandar menjelaskan, setiap kelompok perompak memiliki tim yang melakukan tugas masing-masing, misalnya menyergap, tim perunding , dan penanggung jawab senjata.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia David Batubara mengatakan, kapal MV Sinar Kudus telah meninggalkan perairan Somalia Minggu sore . Kapal tersebut bergerak ke arah utara dengan kecepatan 12 knot.

"Rencananya akan berlabuh di sebuah pelabuhan yang sudah disiapkan dan aman," kata David tanpa menjelaskan lebih rinci tentang tempat tersebut.

Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menambahkan, pemerintah telah memutuskan untuk menggabung opsi perundingan dan operasi militer untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus.

Hal itu, kata Iskandar, sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinyatakan dalam sidang kabinet pada 18 Maret 2011, atau dua hari setelah kapal dibajak.

Menurut Iskandar, TNI telah mengirimkan sejumlah pasukan, tiga kapal, satu pesawat, dan satu helikopter untuk menjalankan misi itu.

"Kita mem-back up dari belakang dengan jarak dekat sekali," katanya.

Iskandar menjelaskan, TNI tidak melakukan penyerangan terhadap perompak karena beberapa pertimbangan, antara lain adalah saran dari Ikatan Nahkoda Niaga Indonesia. Kelompok itu menyarankan pihak terkait untuk mendahulukan upaya perundingan .

"Keluarga, ibu, dan anaknya juga mengatakan usahakan diplomasi," kata Iskandar menambahkan.

Selain itu, posisi MV Sinar Kudus yang sudah lego jangkar atau merapat ke daratan dan berada di antara kapal dari negara lain juga menjadi pertimbangan. Operasi militer berupa penyerangan dalam posisi seperti itu bisa menimbulkan banyak korban, termasuk dari pihak kapal negara lain.

Sumber: Antara

Kronologi Pembebasan ABK Kapal Sinar Kudus

JAKARTA-(IDB) : Perompak Somalia akhir benar-benar membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia, Minggu, 1 Mei 2011. Perompak mau membebaskan setelah menyepakati uang tebusan yang nilainya lebih dari Rp 38,5 miliar. Mereka menyandera awak kapal Sinar Kudus selama 46 hari.

"Kami telah menerima kepastian bahwa kapal telah meninggalkan perairan Somalia," ujar Vice President PT Samudera Indonesia David Batubara dalam jumpa pers di Jakarta, Ahad, 1 Mei 2011.

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul sebanyak 897 anggota TNI diterjunkan untuk membebaskan ABK Sinar Kudus. Selain itu, tiga KRI TNI dan satu helikopter hercules dikerahkan.

Kapal Fregat TNI AL, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 saat tiba di Kolombo
Berikut kronologis pembebasan MV Sinar Kudus itu.

16 Maret 2011
  • Pukul 14.49 WIB MV Sinar Kudus disandera perompak di Somalia.

23 Maret
  • Pukul 18.00 WIB KRI Abdul Halim Perdanakusumah dan KRI Yos Sudarso sebagai Satuan Tugas Duta Samudera berangkat dari Kolinlamil Tanjung Priok. Mereka merapat pada 25 Maret pukul 10.00 WIB di Pelabuhan Teluk Bayur Padang untuk persiapan (bekal ulang).
  • Pukul 11.45 WIB dua kapal ini berangkat menuju pelabuhan Colombo.

29 Maret  
  • Pukul 07.20 waktu setempat Satgas bersandar di pelabuhan Colombo dan melakukan persiapan. 
  • Pukul 11.45 pesawat Boeing 737 TNI AU mendarat di Colombo, selanjutnya dilaksanakan embarkasi pasukan Taifib dan Kopasus.

30 Maret
  • Pukul 07.25 waktu setempat Satgas menuju daerah operasi di El Daman. Namun perompak yang menguasai Sinar Kudus menjauh.

5 April
  • Pukul 06.00 Satgas tiba di perairan Somalia mengumpulkan data dan persiapan ulang.

9 April
  • Respons tak kunjung datang, perompak pun menaikkan nilai tebusan kepada pemilik kapal, PT Samudera Indonesia. Jika awalnya hanya meminta US$ 1 juta atau sekitar Rp 9 miliar, sekarang mereka meminta US$ 3,5 juta atau Rp 31,5 miliar.

10 April
  • Pembajak memberi tenggat dua hari untuk pembayaran tebusan. Jika tak direspons, mereka mengancam akan menaikkan nilai tebusan. 
  • Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah, menyatakan pemerintah telah melakukan upaya pembebasan awak kapal MV Sinar Kudus.

11 April
  • PT Samudera Indonesia mengumpulkan anggota keluarga ABK di Jakarta untuk memberikan informasi terkait kondisi keluarga mereka di Somalia.
  • Presiden SBY menekankan agar pembebasan 20 ABK MV Sinar Kudus dilakukan dengan negosiasi yang cermat.
  • Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan semua opsi, termasuk operasi militer terbuka untuk membebaskan 20 awak kapal Sinar Kudus.

12 April
  • Perompak Somalia menurunkan nilai tebusan menjadi US$ 3 juta atau sekitar Rp 27 miliar.

13 April
  • Dubes Somalia untuk Indonesia, Mohamud Olow Barow, menyampaikan permintaan maafnya kepada pemerintah Indonesia.
  • Dubes Somalia mempersilakan pemerintah Indonesia menggunakan aksi militer jika negosiasi menemui jalan buntu.

21 April
  • KRI Banjarmasin berangkat dari Tanjung Priok bergabung dengan dua KRI lainnya.

25 April
  • Pukul 10.30 Satgas tiba di pelabuhan Salalah Oman.

26 April
  • Satgas menuju daerah operasi yang jaraknya 3 mil dari pantai timur Somalia.

1 Mei
  • Pukul 06.00 waktu setempat Satgas berada di perairan Somalia berjarak 15 Nm dari Sinar Kudus.
  • Pukul 13.10 Sinar Kudus dibebaskan dan dikawal KRI Banjarmasin menuju Salalah Oman.

Sumber: Tempo

TNI Batalkan Operasi Militer Pembebasan ABK Di Somalia

Kapal MV Sinar Kudus
JAKARTA-(IDB) : Bajak laut Somalia telah membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera sejak 16 Maret lalu setelah mereka menerima tebusan lebih dari Rp 38,5 miliar. Sebenarnya, TNI telah bersiap untuk melakukan penyerbuan. Tapi, rencana itu dibatalkan.

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, Sinar Kudus dibebaskan melalui proses negosiasi pada pukul 06.00 WIB, menyusul keputusan pembatalan operasi militer. Menurut dia, operasi militer dibatalkan karena kapal lanun yang berada di El Daman menjauh dari posisi TNI yang berada di Pelabuhan Kolombo, Sri Lanka. "Saat itu kami mau menyergap, tapi perompak menjauh menuju perairan Somalia," ujarnya.

Aksi militer berikutnya dibatalkan lagi lantaran para sandera tidak dikumpulkan di satu tempat. Menurut dia, di Sinar Kudus hanya ada tiga sandera sehingga percuma menyerbu ke kapal.

Alasan pembatalan lainnya, kata Iskandar, karena ada permintaan dari keluarga awak kapal, yakni Listiana dari Makassar dan Yuanita dari Kediri. Mereka mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar tidak menggunakan cara militer dalam pembebasan sandera. "Ikatan Nakhoda Niaga Seluruh Indonesia juga tidak mau. Mereka juga kirim surat," kata dia.

Oleh karena itu, akhirnya dipilih opsi menyerahkan uang tebusan. Penyerahan uang tebusan tidak dikawal oleh tentara. "Tapi, di dalam tim sudah ada intelijen," ujarnya saat mendampingi David. Namun, Iskandar menolak menyebutkan lokasi penyerahan uang tebusan.

Setelah dibebaskan, kapal milik PT Samudera Indonesia Tbk itu akan melanjutkan perjalanan menuju Rotterdam, Belanda. Menurut David, Sinar Kudus mengangkut feronikel 800 ribu ton milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dari Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Sekretaris Perusahaan PT Antam, Bimo Budi Satrio, mengatakan nilai feronikel tersebut lebih dari Rp 500 miliar. Bimo tidak terlampau khawatir akan keberadaan feronikel tersebut. "Sudah kami asuransikan," ujarnya saat dihubungi, Minggu, 1 Mei 2011.

Mengenai uang tebusan yang dibayarkan kepada para pembajak, kata Bimo, PT Antam bersedia membantu. "Itu akan kami bicarakan besok (Senin 2 Mei 2011 ini)," kata dia.

Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, David Batubara, mengatakan kapal itu telah dikuasai oleh TNI Angkatan Laut sejak pukul 13.10 waktu Somalia kemarin. Ia mengatakan para sandera dalam keadaan sehat.

"Saat ini kapal bergerak meninggalkan perairan Somalia menuju pelabuhan terdekat," kata David dalam jumpa pers di Gedung Samudera Indonesia, Jakarta, Minggu, 1 Mei 2011.

Ia mengatakan kapal Sinar Kudus akan dikawal oleh KRI Banjarmasin milik TNI Angkatan Laut menuju Wa Salala, Oman. Sinar Kudus akan dicek kondisinya dan ada pergantian awak kapal baru. "Awak yang disandera kami pulangkan ke Indonesia," ujarnya.

David menolak menyebutkan jumlah uang tebusan yang dibayarkan. Namun, kata dia, jumlahnya lebih dari yang disebutkan media asing, yakni US$ 4,5 juta atau sekitar Rp 38,7 miliar. "Jumlahnya jauh di atas angka yang disepakati dengan pembajak," kata dia. Uang tebusan itu, ujar David, sepenuhnya ditanggung Samudera Indonesia.

Sumber: Tempo

Gelar Pasukan Gabungan Pengamanan KTT Asean

JAKARTA-(IDB) : Prajurit TNI mengikuti upacara gelar kesiapan pasukan pengamanan KTT ASEAN ke-18, di Silang Monas, Jakarta, Minggu (1/5). Pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN pada 4-8 Mei di Balai Sidang Jakarta akan dikawal ribuan personel TNI-POLRI yang tergabung dalam Komando Operasi Pengamanan dipimpin Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.


Sumber: Antara