Pages

Selasa, Agustus 09, 2011

Pertemuan Perdana Joint Committee Program KF-X/IF-X

SEOUL-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan telah menandatangani nota kerjasama pengembangan pesawat tempur Korean – Indonesia Fighter (KF-X/IF-X). Pesawat ini didisain lebih unggul dari pesawat F-16 buatan Amerika dimana radius penyerangannya lebih luas, sistim avionik dan sistiem radar lebih canggih, serta tidak tertangkap radar musuh (stealth technology).

Kerjasama tersebut akan meliputi kerjasama pengembangan teknologi (technology development) selama 2 tahun dari tahun 20011.

Kemudian dilanjutkan kerjasama dengan engineering dan manufacturing Development yang akan membutuhkan waktu 10 – 15 tahun hingga mendapatkan prototipe yang sudah mendapatkan sertifikat. Setelah itu baru akan di produksi secara masal baik untuk digunakan oleh masing-masing angkatan udara kedua negara maupun untuk dijual ke negara lainnya. Tahun 2020 KF-X/IF-X ditargetkan sudah siap untuk di operasikan oleh kedua negara dan dijual ke negara lainnya.

Untuk memulai kerjasama pengembangan teknologi tersebut diatas, pada tanggal 2 Agustus 2011 lalu telah dilakukan pertemuan pertama joint committee antara pejabat kedua negara (the first joint committee meeting).

Dalam kesempatan tersebut juga telah diresmikan fasilitas Combined Research & Development Center (CRDC) di kota Daejeon sebagai fasilitas bersama pengembangan teknologi KF-X/IF-X. Pejabat Indonesia yang terlibat pada saat peresmian CRDC adalah Sekjen Kemhan, Duta Besar RI untuk Korsel, Dirjen Pothan Kemhan, Ka. Balitbang Kemhan, dan Deputi Relevansi dan Produktivitas Iptek Kementerian Riset dan Teknologi. Sedangkan dari Korea Selatan adalah pejabat dari DAPA (Defence Acquisition Procurement Administration), Presdir ADD (Agency for Defence Development), Presdir KARI (Korea Aerospace Research Institute), Presdir KAI (Korean Aerospace Industry), Presdir LIG, dan Marsekal Madya dari Airforce Korsel.

Dengan diresmikannya CRDC maka kerjasama pengembangan teknologi sudah dimulai. Tim engineering Indonesia yang sudah ada di Daejeon-Korsel saat ini sejumlah 21 orang dari total rencana 35 orang. Sisanya akan dikirim dalam waktu dekat ini.

Adapun komposisi tim engineering lengkap nantinya adalah 21 orang dari PT DI, 4 orang dari ITB dan 7 orang dari TNI-AU, serta 3 orang dari Kemhan. Mereka akan bekerjasama dengan tim engineering (lebih kurang 150 orang) Korsel selama 3-6 bulan. Setelah itu akan dikirim kembali tim engineering lanjutan beberapa gelombang hingga tahun 2012.

Sumber: Ristek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar