Pages

Jumat, Oktober 24, 2014

TNI AL Pesan 4 Kapal Perang Trimaran

BANYUWANGI-(IDB) : TNI Angkatan Laut terus melengkapi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). Terbaru adalah pembuatan Kapal Cepat Rudal (KCR) berlambung tiga (Trimaran) 63 meter. Kapal tersebut diproduksi oleh PT Lundin Industry Invest yang berbasis di Banyuwangi.

Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr Marsetio meninjau proses pembuatan kapal tersebut di Pantai Cacalan, Banyuwangi. Turut mendampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letkol Laut (P) Edi Eka Susanto, Komandan Kodim 0825 Banyuwangi Letkol Inf Mangapul Hutajulu, dan Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi I Made Parma.

"Ini merupakan salah satu kunjungan ke galangan kapal kebanggaan nasional karena di sinilah Kapal Trimaran dibuat. Ini juga menjadi kebanggaan bagi warga Banyuwangi, karena ternyata daerah di ujung timur Pulau Jawa ini menjadi salah satu produsen alat pertahanan negara,” kata Marsetio, Jumat (24/10/2014).

Marsetio mengatakan, Kapal Trimaran yang terbaru ini merupakan yang pertama di Asia. Selain bekerja sama dengan Swedia, dalam pembuatan desain Trimaran, TNI Angkatan laut juga melibatkan BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan nasional seperti PT PAL (Persero) dan PT Pindad (Persero).

"Untuk tahap pertama, TNI AL memesan empat kapal. Sekarang di sini sedang dibuat yang pertama," ujar Marsetio.

Desain KCR Trimaran yang terbaru ini sedikit berbeda dengan Kapal Trimaran yang sebelumnya. Kapal terbaru ini akan terbuat dari bahan tahan api dan anti-radar.

"Kapal ini tidak hanya akan dipakai di dalam negeri, tapi akan menjadi salah satu produk pertahanan unggulan yang akan dijual ke luar negeri. Seperti kapal LPD yang diproduksi PT Pindad sudah dipesan oleh Angkatan Laut Filipina. Nanti kapal ini juga akan kita jual ke luar negeri," imbuh Marsetio.

Bupati Anas mengaku bangga karena kapal canggih itu diproduksi di Banyuwangi dengan sinergi swasta dan BUMN di bidang industri pertahanan. "Industri pertahanan adalah industri strategis bagi bangsa. Banyuwangi ikut bangga," katanya.

Selain industri pertahanan, mobil listrik berukuran mini juga segera diproduksi di Banyuwangi. Produksi ini melibatkan teknologi Swedia di PT Lundin Industry yang berbasis di Banyuwangi.

"Dubes Swedia dalam waktu dekat ini akan ke Banyuwangi. Saya berharap ada transformasi teknologi, pengetahuan, budaya inovasi bagi kami yang ada di Banyuwangi," tutur Anas.




 Sumber : Detik

Pindad Kenalkan Panser Canon

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Rencananya panser varian terbaru tersebut akan diberi nama oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Nanti rencananya yang kasih namanya Pak Jokowi," kata Kepala Humas PT Pindad, Sena Maulana Jumat (24/10/2014).

Varian panser generasi terbaru yang diluncurkan adalah tipe canon 90mm dan amphibi. Untuk panser canon memakai persenjataan buatan Belgia sedangkan untuk paser amphibi menggandeng perusahaan asal Italia.

Harga per unit panser tipe canon rencananya dipatok Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar per unit, sedangkan varian amphibi dijual lebih murah.

Dari gambar yang diperoleh detikFinance, panser varian canon yang dirancang dan dibuat oleh Pindad di Bandung Jawa Barat secara desain mirip dengan panser Tarantula buatan Korea Selatan (Korsel).




Sumber : Detik



TNI Pamer Kekuatan Pasukan Elite Dan Alutsista Di Beijing

BEIJING-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Jumat petang "unjuk kekuatan" di Tiongkok, serangkaian peringatan hari jadinya ke-69, dengan menampilkan beragam alat utama sistem persenjataan serta kemampuan tempur prajurit yang dimilikinya.

Beragam alat utama sistem persenjataan dan kemampuan tempur prajurit TNI tersebut ditampilkan melalui pameran foto dan film pendek dalam malam resepsi peringatan HUT TNI 2014 di Beijing.

Di hadapan Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo serta sekitar 200 tamu undangan kepala perwakilan dan wakil militer negara sahabat, TNI menampilkan kemampuan tempur prajuritnya melalui film pendek berdurasi sekitar sepuluh menit.

Dalam film pendek tersebut ditampilkan seluruh kemampuan prajurit TNI, termasuk pasukan khusus dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara dalam melakukan pengintaian, penyusupan, penyerbuan, pembebasan sandera, hingga pendudukan suatu wilayah.

Selain melalui film pendek, para undangan juga disuguhi gambaran peran TNI baik dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun dalam menjalin hubungan baik dengan militer negara sahabat, seperti Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (People's Liberation Army/PLA) melalui pameran foto.

Ketujuh belas foto yang dipamerkan antara lain menampilkan eratnya hubungan militer Indonesia dan Tiongkok, mulai dari saling kunjung Menteri Pertahanan kedua negara, saling kunjungan Panglima Angkatan Bersenjata kedua negara, forum konsultasi pertahanan Indonesia-Tiongkok, hingga latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) dan Komando Pasukan Khas TNI Angkatan Udara dengan mitranya masing-masing dari militer Tiongkok.

Foto lainnya menampilkan kesiapsiagaan prajurit TNI dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI serta persenjataan yang dimiliki seperti tank Leopard TNI Angkatan Darat, KRI Bung Tomo dan Helikopter AS-565 Panther TNI Angkatan Laut dan pesawat jet tempur Sukhoi SU-27SKM serta SU-30MK2 TNI Angkatan Udara yang tampil saat melakukan aksi aerobatik udara dengan formasi "cross ever break".

Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo mengatakan TNI selama 69 tahun telah banyak berperan sejak era kemerdekaan hingga kini dalam proses pembangunan nasional.

"TNI bahkan terus melakukan reformasi untuk terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman, tantangan serta ancaman yang berkembang, baik nasional, regional maupun global," katanya seperti dikutip Antara, Jumat (24/10).

TNI, tambah Dubes Soegeng, ikut berperan dalam operasi militer selain perang seperti penanganan bencana alam, kejahatan trans-nasional dan lainnya serta ikut terlibat dalam misi pemeliharaan PBB.

Ia menambahkan untuk membangun kemampuannya, TNI juga melakukan kerja sama dengan beberapa negara sahabat termasuk Tiongkok mulai dari saling kunjung pejabat tinggi militer kedua negara hingga latihan bersama antara lain Kopassus TNI Angkatan darat dan Korps Paskhas TNI Angkatan Udara dengan mitranya masing-masing dari Tiongkok.

Kerja sama yang dijalin antara TNI dan militer sejumlah negara tidak saja untuk membangun hubungan baik kedua negara, secara bilateral tetapi juga bagi kepentingan kawasan yang lebih damai, aman dan makmur, kata Dubes Soegeng.

Hadir dalam malam resepsi peringatan HUT ke-69 TNI wakil dari Angkatan Bersenjata Tiongkok yang diwakili Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Tiongkok Mayjen Li Chun Chao.

Dalam acara itu ditampilkan pula beberapa atraksi budaya nusantara seperti rampak gendang serta lagu-lagu daerah.




Sumber : Merdeka

Berita Foto : AL AS Dan Indonesia Latihan Di Belawan

BELAWAN-(IDB) : Angkatan Laut Amerika Serikat (U.S. Navy) dengan Kapal USS Rodney M. Davis (60) dan Angkatan Laut Indonesia dengan Kapal KRI Sultan Hasanuddin ‎(366) melakukan latihan bersama hari ini, Kamis 23 Oktober 2014 di Belawan. 




Sumber : SumutPos

Argentina Dan Brasil Garap Gripen

JKGR-(IDB) : Brasil dan Argentina memulai negosiasi atas pembelian pesawat tempur Gripen desain Swedia yang akan diproduksi di Brasil. Keputusan ini disampaikan di Brasil setelah kunjungan Menteri Pertahanan Argentina Agustín Rossi.


Menteri Pertahanan Brasil mengatakan pembicaraan atas kemungkinan pembelian 24 Gripen yang diproduksi di Brasil, tidak hanya soal pembelian tetapi juga partisipasi Argentina dalam produksi pesawat rancangan Saab tersebut.


“Kesediaan kita untuk bekerja sama dengan Argentina, tetangga dan sekutu kami, adalah total,” kata Menteri Pertahanan Brasil Celso Amorim. Brazil dan Argentina sudah bekerja sama dalam sejumlah proyek pertahanan dan selama kunjungan Menteri Pertahanan Argentina ini, ditandatangani kesepakatan kerjasama baru untuk memperkuat hubungan antara industri pertahanan kedua negara.

Brazil diperkirakan akan menandatangani perjanjian dengan Swedia akhir tahun ini untuk pengadaan sebanyak tiga lusin pesawat tempur multi-peran Gripen buatan Saab, dengan ketentuan transfer teknologi dan manufaktur lokal. 



Sumber : JKGR

Dua Pesawat Tempur Hawk Bermanuver Di Angkasa Natuna

NATUNA-(IBD) : Dua pesawat tempur jenis Hawk 109/209 wira-wiri di langit Ranai, Natuna, Rabu (22/10/2014).

Beberapa manuver yang dilakukan dua unit jet tempur itu menarik perhatian warga Natuna.
Sejak Selasa (21/10), pesawat tersebut mengikuti latihan rutin yang digelar skuadron udara 1 Lanud Supadio, Pontianak. Sementara wilayah Natuna menjadi point alternative base dalam latihan tersebut.

 

Kepala Divisi Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud TNI AU Ranai, Letdasus Iman Sukirman mengatakan, bahwa Ranai hanya sekedar dilewati jet tempur ini dalam simulasi ADF Approach dan Low Approarch.
 

"Ini agenda latihan rutin di Skuadron Pontianak, kebetulan Ranai jadi alternative base dalam latihan itu," ujar Iman.
 

Suara mesin jet tempur terbang terdengar bergemuruh dan membahana saat melesat di udara. Sesekali Hawk terbang rendah.
 

"Gemuruh jet itu bukan nakut-nakuti, sebenarnya ini juga bisa jadi pembinaan potensi dirgantara (Binpotdirga), jadi sekalian menginsipirasi atau menumbuhkan minat para remaja dan anak-anak untuk menjadi pilot atau penerbang jet tempur handal," ujar Iman




Sumber : Tribunnews

Baret Merah Tak Pernah Lekang

JAKARTA-(IDB) : Prabowo Subianto tampil gagah dengan baret merah Kopassus. Mantan Danjen Kopassus ini hadir dalam cara serah terima jabatan Danjen Kopassus dari Mayjen TNI Agus Sutomo ke Mayjen TNI Doni Monardo. Prabowo memang dekat dan lekat dengan Kopassus. Nama dia moncer di kesatuan elite TNI AD ini.

Pada Jumat (24/10/2014) pagi, Prabowo kembali hadir di Cijantung, Mako Kopassus. Biasanya, Prabowo memang rutin datang ke acara yang digelar Kopassus.


Berbaret merah dengan jas hitam, dasi merah, dan kacamata hitam Prabowo duduk di baris depan tamu undangan. Sejumlah purnawirawan juga memberi salam hormat ala militer kepada Prabowo yang segera dibalasnya. Tampak pula Wakil Ketua DPR dari Gerindra, Fadli Zon.


Diajak Foto Bersama Hingga Selfie
 
imageSaat akan menyaksikan atraksi terjun payung, Prabowo dan para tamu undangan yang tadinya berada di bawah tenda, maju ke depan. Mantan Danjen Kopassus ini pun sempat memuji atraksi tersebut. “Luar biasa, luar biasa,” kata Prabowo kepada Agus Sutomo.


Gaya Prabowo yang santai ternyata mengundang para tamu untuk mendekat. Mereka pun mengajak pria berusia 63 tahun itu untuk berfoto bersama.


Prabowo yang masih memakai kaca mata hitam ini tampak ramah saat melayani tawaran selfie dari para tamu. Belasan orang berebut untuk selfie bersama Prabowo, namun tetap tertib.


Mulai dari tamu undangan dari Korea Selatan, ibu-ibu, sampai wartawan berpose di samping mantan suami Titiek Soeharto itu. Prabowo pun tersenyum dan jepret!


Diarak Prajurit
 
image
Prabowo dalam Sertijab Danjen Kopassus
Di akhir acara, para anggota Kopassus berfoto bersama KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo, Doni Monardo, Agus Sutomo, dan sejumlah para jenderal purnawiran yang diundang hadir. Di antaranya Pramono Edhie Prabowo, Endriartono Sutarto, Muchdi PR dan Subagyo HS. Termasuk Prabowo Subianto yang saat masih aktif di TNI juga pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus.


Setelah berfoto bersama, Prabowo diarak dengan cara dipanggul oleh para prajurit Kopassus. Selain Prabowo, KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo, Mayjen TNI Agus Sutomo, dan Danjen Kopassus yang baru, Mayjen TNI Doni Monardo, pun juga ikut diarak bersama-sama. Keempatnya diarak oleh para prajurit sambil menyanyikan mars Kopassus. Banyak juga prajurit berebutan bersalaman dengan Prabowo.

“Pak Prabowo memang diundang sebagai Danjen Kopassus, bukan mantan Danjen, maka saya sebut para Danjen Kopassus. Tapi ada yang nggak datang juga, ada yang sakit,” kata Gatot di lokasi acara. 




Sumber : JKGR

Mewujudkan Mimpi Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia

JAKARTA-(IDB) : Salah satu prioritas pemerintahan Presiden Indonesia Joko Widodo dan wakil Presiden Yusuf Kalla adalah meningkatkan sektor kelautan Indonesia, untuk kepentingan ekonomi dan pertahanan Indonesia.

Sumber daya alam yang berlimpah di laut Indonesia harus bisa dikelola dengan maksimal untuk kesejahteraan rakyat, sembari memperkuat Angkatan Laut agar tidak ada lagi kekuatan asing yang melintas batas seenaknya atau mencoleng ikan semaunya.

Pengamat Pertahanan Universitas Indonesia sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Defense and Security Studies, Connie Rahakundini Bakrie, kepada CNN Indonesia (22/10) mengatakan Jokowi punya tugas berat dalam mengoptimalkan potensi kelautan Indonesia.

Wanita yang disebut-sebut sebagai salah satu calon Menteri Pertahanan Indonesia 2014-2019 ini mengatakan sudah saatnya Indonesia berhenti menjadi penonton dan mulai bergerak dalam mempertahankan wilayah lautnya yang kaya.

Berikut wawancara lengkap CNN Indonesia dengan Connie Rahakundini Bakrie:

Jokowi akan mewujudkan maritim sebagai prioritas utama dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan sumber daya maritim, menurut anda apakah visi ini cukup rasional?

Justru sangat rasional. Seperti penasihat beliau Pak Andi Wijayanto dan juga kami yang beraliran realis sejati, maka jelas pendekatan akan pencapaian national interest dari Jokowi sangat berbeda dengan Presiden ke-6 yang menganggap negeri dengan 12 lautan dan 39 selat seperti Indonesia adalah negeri yang mampu melakukan visi politik "thousand friend, zero enemy".

Jokowi sangat paham bahwa posisi geostrategi, geopolitik dan geoekonomi Indonesia harus dijaga untuk dikelola dan dimanfaatkan nilai ekonominya. Jadi beliau rupanya paham betul akan defense for prosperity dan bukan lagi berpijak pada pakem lama defense from prosperity yang sejak periode Soeharto kita jalankan.

Saya kira, sejauh ini, hanya Soekarno dan Jokowi yang sangat rasional tentang posisi strategis Indonesia dan peran penting yang bisa dimainkan Indonesia di abad ini.

Perhatikan saja pidato perdana Jokowi tentang "memunggungi lautan" dan kutipan lain dari Pidato Soekarno dimana saat kepemimpinannya, Indonesia kemudian terbukti menjadi kekuatan terbesar di bumi bagian Selatan.

Apa yang perlu digarisbawahi oleh Jokowi dalam memajukan bidang maritim untuk kemajuan ekonomi Indonesia?

Hal ini sudah beliau garis bawahi sejak masih dalam konsep Nawa Cita-nya bersama JK saat beliau kampanye. Realisasinya adalah beliau sadar betul akan perlunya konektivitas antar pulau untuk saling bertukar hasil bumi andalannya masing-masing.

Saat bertemu dengan saya, beliau paparkan tentang rencana pembangunan 26 port tambahan Indonesia dan akan dibiayai secara mandiri melalui efektifitas penanganan keuangan Pelindo 1 dan 2.

Selain itu terkait data kemiskinan nelayan. Pada saat ini armada perikanan tangkap di dominasi armada tradisional, mencakup perahu tanpa motor 50%, motor tempel 26% dan kapal motor kurang dari lima GT (gross tonage) sebanyak 16% jadi total sekitar 90%.

Jumlah armada tersebut tidak otomatis menggambarkan jumlah nelayan, karena setiap kategori armada terdiri dari jumlah nelayan yang berbeda.

Diperkirakan jumlah nelayan dengan armada di bawah lima GT sebanyak 1,3 juta jiwa atau 66%. Sulit untuk mengatakan bahwa nelayan dengan armada ini pasti miskin, atau di atas lima GT pasti tidak miskin.

Nelayan perahu tempel yang menangkap ikan kerapu tentu hasilnya relatif lebih baik dari seorang ABK biasa yang ikut di kapal 50 – 100 GT selama 40 Hari.

Jadi Jokowi harus mendorong menteri dan kementerian terkait bahwa alat tangkap belum bisa menjadi indikator kemiskinan. Jelaslah, tidak adanya data kemiskinan nelayan ini mempersulit pertanggungjawaban pemerintah terhadap publik.

Sebenarnya seberapa besar potensi laut Indonesia, sampai harus diperhatikan betul?

Kita telah mengabaikan potensi maritim kita yang luar biasa jumlahnya tanpa bisa mengambil manfaatnya, antara lain:

Pertama, potensi bioteknologi maritim Indonesia selama ini belum dikembangkan secara optimal.

Padahal dari nilai ekonomi yang terkandung di dalamnya diperkirakan mencapai US$40 miliar, di antaranya pemanfaatan untuk obat anti kanker, makanan laut, pembuatan kertas, hingga bioetanol.

Kedua, pembangunan sektor perikanan merupakan harapan bangsa Indonesia di masa depan. Potensi perikanan adalah harta karun yang belum termanfaatkan secara optimal.

Ketiga, terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, di samping hutan mangrove dan padang lamun.

Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.

Diperkirakan luas terumbu karang di perairan Indonesia adalah lebih dari 60 ribu km2, yang tersebar luas dari perairan kawasan barat sampai timur Indonesia.

Bidang pertahanan maritim juga jadi salah satu prioritas Jokowi, menurut Anda apakah yang perlu dibenahi dari pertahanan laut Indonesia?
 
Terkait pertahanan, mari bicara soal SLOC (Sea Lanes of Communications) atau Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Tanpa disadari, sudah lima puluh tahun lebih, sejak Deklarasi Juanda 1957, bangsa ini seakan membiarkan potensi tiga ALKI yang dimiliki untuk dilalui begitu saja oleh kapal-kapal asing yang lalu lalang.

Padahal, melalui tiga ALKI yang masing-masing; ALKI I melintasi Laut Cina Selatan-Selat Karimata-Laut Jakarta-Selat Sunda, ALKI II melintasi Laut Sulawesi-Selat Makassar-Luat Flores-Selat Lombok, dan ALKI III melintas Sumadera Pasifik-Selat Maluku, Laut Seram-Laut Banda, Indonesia bisa meraup devisa miliaran rupiah setiap tahunnya.

Bandingkan dengan Singapura yang hanya senggolan jalur perdagangan dunia mampu memanfaatkan kondisinya dengan meraup devisa yang besar buat negaranya.

Permasalahannya, nampaknya ada yang kurang ketika Deklarasi Juanda tahun 1957, yang tidak memperhatikan kepentingan ekonomi Indonesia.

Deklarasi Juanda hanya fokus dalam memperjuangkan pengakuan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan di tingkat PBB. Sementara sisi ekonomi terutama yang terdapat di jalur-jalur ALKI tidak mendapat perhatian serius para pemuka bangsa Indonesia waktu itu.

Sekarang Jokowi sudah datang sebagai pemimpin yang melanjutkan perjuangan Ir. Juanda untuk memperjuangkan sisi ekonomi dari pemanfaatan ALKI dan kekayaan SDA laut dan maritim kita.

Maka dari sisi defense sudah jelas rencana pembelian tiga drone sekelas Global Hawk meskipun mahal tapi menjadi murah jika kita bandingkan dengan kerugian ratusan ribu kali lipat jika kita tidak membelinya.

Angkatan Laut sudah jelas harus didukung faktor kapabilitasnya yang menurut saya untuk sementara harus konsentrasi untuk diperkuat dengan ratusan armada kapal cepat berbobot sekitar 186 ton, kru kecil sekitar 17 hingga 20 orang anggota TNI AL tetapi kapal ini bisa berkecepatan sekitar 12 knots dan cruising radiusnya 500 mil juga harus bisa dipersenjatai minimum dua misilles dan 20mm automatic gun serta radar navigasi dan warning receiver.

Indonesia ini kan besar, kalau kapal-kapal cepat, canggih dan lincah ini diadakan untuk melindungi nelayan dan resources kita yang sangat banyak dicuri, percaya deh, soon our economic wil be rocketing!

Soal pelanggaran batas wilayah oleh negara tetangga, Australia contohnya, apa yang harus ditingkatkan Jokowi dalam mempertahankan garis batas Indonesia dari kekuatan asing?

Australia AMIZ harus di counter dengan IMIZ atau Indonesia Maritime Identification Zone.

Itu mutlak menurut saya dilakukan oleh Jokowi dan JK. Ini menunjukan kita juga punya sikap dan harga diri bukan saja sebagai penonton yang melihat pertunjukan film di perairan kita tapi menjadi pemain di situ dan mengatur jalannya skenario keamanan dan ketertiban kawasan.

Bukan saja AMIZ tapi saya kira radius dan cakupan ADIZ (air defense identification zone) Indonesia harus disampaikan segera oleh Jokowi secara tegas, mumpung ADIZ masih bisa ditetapkan secara unilateral.

Karenanya, jelas visi misi Jokowi yang berwawasan Ocean Leadership ini juga harus didukung oleh Menhan dan Menlu yang memliliki visi misi serupa dan berani bersuara serta menunjukan sikap lebih sebagai pemain dari pada penonton.

Apa tantangan Jokowi dalam meningkatkan kekuatan maritim Indonesia?

Tantangan pertama, adalah untuk segera mewujudkan National Security Council. Kedua, dalam lakukan efektifitas dan efisiensi anggaran di 13 departemen yang bermain di laut kita. Jangan sampai 13 departemen ini berebut anggaran, mementingkan ego masing-masing.

Banyak pengamat mengatakan, Jokowi akan lebih inward-looking artinya lebih berpandangan ke dalam negeri, berbeda dengan SBY yang outward-looking. Bagaimana menurut Anda?

Saya melihatnya malah terbalik. Jokowi sangat outward-looking makanya beliau bermimpi menjadikan kembali Indonesia sebagai Negara Poros Maritim Dunia. Catat: Dunia, bukan kawasan.

SBY menurut saya sangat inward looking dengan paradigma "thousand friend, zero enemy" dan tetap berkutat di MEF (minimum essential force) untuk anggaran pertahanan misalnya.

Jadi, jikapun dinilai outward looking menurut saya lebih untuk self branding image-nya sebagai seorang SBY sendiri - bukan buat Indonesia - sebagai suatu bangsa yang membawa urgensi kepentingan-kepentingan nasional.  




Sumber : CNN

Melihat Rudal Berkemampuan Nuklir Baru India

NEW DELHI-(IDB) : Pada hari Jumat, India berhasil menguji tembak rudal jelajah subsonik berkemampuan nuklir "Nirbhay" buatan dalam negeri. Rudal yang memiliki jangkauan antara 700-1.000 kilometer ini diharapkan akan menjadi alat pengirim hulu ledak nuklir sebagai bagian dari strategi pencegahan India.
 

Nirbhay, seperti halnya dengan rudal-rudal buatan India lainnya, dikembangkan oleh Defence Research and Development Organization (DRDO) India di laboratorium Aeronautical Development Establishment (ADE) di Bangalore. Dengan jangkauan tertinggi sekitar 1.000 kilometer, Nirbhay memang bukan rudal jarak jauh antar benua seperti rudal Agni-V, namun yang menjadi karakteristik pembeda dari rudal India lainnya adalah tingkat manuvernya yang tinggi. Ini merupakan ciri khas dari rudal jelajah seperti halnya rudal Tomahawk Amerika Serikat yang sangat efektif selama Perang Teluk.
 

Selama peluncuran Jumat, Nirbhay terbang total sejauh 1.050 kilometer dan memukul target yang ditetapkan dengan akurasi 5-6 meter. Kedepan, Nirbhay diharapkan akan mampu mencapai akurasi 1-2 meter.
 

Tidak seperti rudal lainnya, Nirbhay memiliki sayap dan ekor. Setelah peluncuran vertikal dan Nirbhay mencapai ketinggian 100 meter, booster dilepaskan, lalu rudal terbang secara horizontal dengan mengembangkan sayapnya seperti pesawat terbang. Di saat yang sama, mesin turboprop menghentak dan memberikan dorongan untuk terbang di kecepatan Mach 0,8 pada ketinggian 5 kilometer.
 

Nirbhay (dalam bahasa Inggris berarti "fearless") diberikan tambahan kemampuan untuk terbang di ketinggian yang lebih tinggi, kontrol dan bimbingan yang baik, tingkat akurasi yang tinggi, teknik mengelak dari radar (seperti terbang di ketinggian pepohonan) yang membuatnya sulit dideteksi dan diintersep. Sumber-sumber militer India mengkonfirmasi kepada media bahwa Nirbhay mampu terbang serendah 5 meter, bahkan mampu "melayang-layang" di sekitar target, menyerang dari segala arah sementara menentukan titiknya saat terbang.


Dengan jangkauan efektif lebih dari 700 kilometer, Nirbhay membuat India mampu untuk menyerang jauh ke dalam wilayah musuh. Menempatkan Pakistan dan China berada dalam jangkauan. Rudal yang berdimensi panjang 6 meter, diameter 0,52 meter, dan rentang sayap 2,8 meter ini juga memiliki keunggulan lainnya, yaitu sangat mudah dimobilisasi yaitu mampu diluncurkan dari peluncur bergerak, seperti truk. 
Nirbhay pertama kali diuji coba pada 12 Maret 2013, namun uji coba tersebut dianggap gagal. Rudal harus dihentikan di tengah jalan karena melenceng dari jalurnya sekitar 20 menit setelah peluncuran dan tidak memenuhi parameter yang diinginkan. Selain versi darat, Nirbhay juga akan dikembangkan untuk diluncurkan dari kapal permukaan, kapal selam dan pesawat tempur. Untuk versi udara, Nirbhay akan dipecat dari Su-30MKI, namun ukurannya akan lebih kecil karena tidak lagi menggunakan booster.

Kemunculan Nirbhay tepat bersamaan niat India untuk membangun triad nuklir (nuklir dari darat, laut dan udara). Awal tahun ini, India berhasil menguji coba rudal balistik "K-4" dari kapal selam (SLBM). Tahun lalu, INS Arihant, kapal selam nuklir pertama yang dibangun India, juga sudah memulai uji coba di laut. Baik Arihant dan ICBM Agni-V direncanakan akan masuk layanan tahun depan.
  


Sumber : Artileri

Putin Dan Jokowi Diharapkan Segera Bertemu

JAKARTA-(IDB) : Dalam lawatannya ke Indonesia (20/10/2014), Denis Manturov? selaku Menteri Perdagangan dan Industri Rusia hadir dalam pengucapan sumpah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta.


Setelah menghadiri acara pelantikan, Manturov didampingi Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Mikhail Galuzin bersama rombongan delegasi Rusia lain bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Irman Gusman di Gedung MPR/DPR/DPD.


Dalam pertemuan tersebut, Manturov mengumumkan bahwa Dewan Majelis Federal Federasi Rusia akan bertemu dengan DPD RI di Gedung DPD RI pada 11-12 November mendatang. Menurut Manturov, pertemuan tersebut sangat penting untuk mendorong peningkatan hubungan kedua negara.


“Kehadiran Valentina Matviyenko selaku Ketua Dewan Majelis Federal Federasi Rusia merupakan bukti bahwa hubungan Rusia dan Indonesia semakin berkembang,” kata Manturov. “Kami berharap kunjungan itu akan mendorong peningkatan hubungan kerja sama antarnegara, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan.”
 

Terkait proses pelantikan yang dihadiri oleh sejumlah kepala negara dan utusan khusus, Manturov menilai bahwa saat ini Indonesia merupakan pelopor demokrasi di negara-negara Asia Tenggara. Partisipasi sejumlah kepala negara dan utusan khusus mancenegara dalam pelantikan presiden dan wakil presiden Indonesia membuktikan bahwa kebijakan luar negeri pemerintah Indonesia dalam membina hubungan dengan negara-nagara lain terbilang berhasil dan layak menjadi contoh untuk seluruh dunia.


Putin dan Jokowi Diharapkan Segera Bertemu
 

Di sela-sela perbincangan, Manturov menyampaikan bahwa pertemuan antara kedua kepala negara sangatlah penting. “Dalam waktu dekat, saya harap Presiden Putin dapat segera bertemu dengan Presiden Jokowi untuk membahas berbagai isu dan masalah kunci terkait kerja sama bilateral Rusia dan Indonesia,” kata Manturov.

Ketua DPD RI Irman Gusman menyambut hangat harapan tersebut. Menurut Irman, dalam masa pergantian pemerintahan seperti sekarang ini, kedua belah pihak harus bergerak cepat. “Saya sudah pernah bertemu dengan Presiden Putin dan Matviyenko. Saya melihat di bawah kepemimpinan Presiden Putin, Rusia tumbuh begitu cepat,” kata Irman.



Sumber : RBTH

Russian Helicopters Ready To Offer Indonesia New Models

MOSCOW-(IDB) : The Russian Helicopters is ready to offer Indonesia and other Asia-Pacific nations new helicopters for their aircraft fleets.


Russian Helicopters estimates the demand for medium and medium-heavy civil helicopters at more than 50 units over the next 10 years. This segment is traditionally the most substantial in the global market in monetary terms.


“We have a strong position today in the Asia-Pacific market, and we intend to strengthen it going forward,” Russian Helicopters CEO Alexander Mikheev told Interfax-AVN newswire.


Russian-made helicopters already have a 72% regional fleet share in the 10-to-20 metric-ton maximum takeoff weight segment, according to the Russian Helicopters CEO.


“Besides, Russian helicopters also constitute 22% of Asian-Pacific countries’ combat helicopter fleets,” Alexander Mikheev said.


Ways of strengthening and expanding trade between Russia and Indonesia, including prospects of Russian helicopter and helicopter parts deliveries, were among the matters discussed during Russian Trade and Industry Minister Denis Manturov’s visit to Indonesia.

Indonesia is still one of the key Asian-Pacific markets for the Russian helicopter manufacturer, with more than 10 helicopters delivered to this country over 2010-2013. Among others, a multi-role Mil Mi-171 was delivered to Airfast Indonesia in November 2013, the second Mi-171 to join the company’s fleet.


The Indonesian Air Force also operates Russian-made helicopters, with Mil Mi-17V-5 military transport helicopters and Mil Mi-35P multi-role attack helicopters  currently in service. These rotary-wing aircraft are a good match for Indonesia, as they can be operated at altitude in the mountains and in the country’s challenging climate characterized by very high humidity.


All in all, Asian-Pacific countries currently operate approximately 570 Russian rotary-wing aircraft.       


Russian Helicopters is one of the global helicopter industry leaders, Russia’s only designer, developer and manufacturer of helicopters. The holding company was established in 2007 and has it headquarters in Moscow. The holding company comprises five helicopter manufacturing plants, two design bureaus, as well as part and component manufacturers and maintenance companies, and a service company providing after-sale technical support in Russia and overseas.




Source : Rostec