Pages

Minggu, Oktober 19, 2014

Analisis : Kita Akan Melaju Terus

ANALISIS-(IDB) : Pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo tanggal 20 Oktober 2014 merupakan momentum sejarah bernilai akbar dan membanggakan. Karena disamping dihadiri oleh banyak kepala pemerintahan, menteri luar negeri dan utusan negara sahabat yang punya kepentingan dengan RI, juga disiarluaskan ke seluruh dunia oleh media utama dunia sebagai sebuah suksesi terhormat dari negara demokrasi terbesar ketiga dunia, berpenduduk muslim terbesar di dunia, dengan PDB sepuluh besar dunia.  Majalah TIME menampilkan cover majalah bergambar Jokowi dengan mimik serius berjudul : A New Hope.



Tetapi seperti biasanya tidak ada rasa syukur dari sebagian politisi kita dan juga sebagian media kita, yang hanya melihat sudut pandang demokrasi dari kacamata dia, kata dia, sesuai kehendak dia. Jika tidak sesuai dengan kepentingannya lalu keluarlah kalimat dan judul yang tak pantas dan tak terhormat. Dunia mengakui nilai dan kualitas demokrasi Indonesia yang bergengsi, mampu dijalankan dengan aman dan lancar.  Artinya para pemilih kita adalah pemilih cerdas yang telah melakukan hak dan kewajibannya secara cerdas dan bersemangat.




Disambut 20 ribu prajurit dengan kehangatan
Sambutan dunia yang begitu antusias untuk menyambut pemerintahan baru Indonesia sesungguhnya tak terlepas dari geliat perkuatan ekonomi dan perkuatan militer negeri seribu kepulauan ini selama sepuluh tahun terakhir. Ini adalah pandangan paling obyektif ketika kita ingin menjelaskan tentang keberhasilan yang telah dicapai.  Sesungguhnya RI mampu menegaskan pada dirinya sendiri, pada kekuatannya sendiri untuk bangkit, berdiri dan berlari mengejar ketertinggalannya dan “kekuatan lari” itu sekarang diperhitungkan oleh dunia.



Kekuatan daya beli bangsa ini, kekuatan PDB, daya serap belanja masyarakatnya yang luar biasa, pangsa pasar yang menggairahkan, rasio utang dan PDB yang cukup aman, sumber daya alam yang menggairahkan, kebiasaan masyarakatnya yang gemar “silaturrahim” di media apa saja termasuk media sosial sehingga selalu menjadi trending topic dunia, tak bisa terbantahkan.  Republik Indonesia saat ini adalah sebuah kapal besar yang sedang melaju dan terus melaju dengan segala potensinya, peluangnya, gairahnya dan eksistensinya.



Sebagai contoh perkuatan militer kita saat ini sebenarnya barulah tahap awal untuk menuju kekuatan militer yang sepadan dengan luasnya wilayah yang  mesti dilindungi.  Unjuk kekuatan yang dilakukan pada saat hari ulang tahun TNI tanggal 7 Oktober 2014 adalah bagian dari kampanye militer bahwa negeri ini akan terus memperkuat militernya untuk gizi otot kekuatan teritorialnya, harkat martabatnya, dan kekuatan diplomasinya. Dan ini seirama dengan pertumbuhan dan perkuatan ekonomi nasional.



Negara-negara yang mengirimkan “utusannya” pada pelantikan Jokowi, apakah kepala negara langsung atau menlu dan menteri lain seungguhnya punya kepentingan pada kekuatan ekonomi dan militer Indonesia.  Bayangkan saja misalnya dengan anggaran belanja 200 trilyun untuk belanja alutsista selama lima tahun ke depan, itu bukan duit sembarangan Om.  Itu madu manis yang mampu menarik semut produsen alutsista utuk berbondong-bondong datang ke Jakarta. Makanya perhelatan pelantikan itu mesti dihadiri meski tak ada undangan resmi. Ya hitung-hitung sebagai penghormatan dan ikut bersuka cita atas kemegahan demokrasi dan kemenangan Jokowi.




Kepemimpinan santun dengan senyum yang khas
Angka 200 T itu bukanlah angka istimewa atau hanya sebuah mimpi untuk mencapainya.  Itu sebuah angka yang realistis dan obyektif sebagaimana data yang pernah disampaikan oleh  pemerhati pertahanan Andi Widjajanto jauh-jauh hari. Istimewanya lagi Andi adalah orang dekat Jokowi. Dalam program MEF I (2010-2014) telah disediakan anggaran 150 T dan hasilnya bisa kita lihat sendiri sehingga untuk kelanjutan program MEF II maka angka 200 T itu merupakan sebuah angka yang sangat wajar untuk dianggarkan.



Kita masih akan terus memperkuat diri untuk menambah minimal 2 skuadron tempur, tambahan beberapa kapal selam selain 3 Changbogo yang sedang dibuat, satuan peluru kendali anti serangan udara jarak sedang, kapal-kapal kombatan bertonase besar, penambahan radar militer dan lain-lain.  MEF II (2015-2019) adalah sebuah episode penting untuk menjadikan pengawal republik diperhitungkan di kawasan ini.  Lima tahun ke depan, ketika matahari memasuki cakrawala 2020 kita sudah bisa membeton kekuatan pagar teritori kita secara keseluruhan.



Kita akan melaju terus dengan kegairahan yang tak terbendung. Kita sudah meletakkan dasar-dasar keberhasilan selama sepuluh tahun terakhir ini.  Keberhasilan itu tentu tidak terlepas dari kepemimpinan Presiden SBY yang harus kita akui mampu memberikan nilai tambah yang mengagumkan dalam pertumbuhan dan perkuatan ekonomi, perkuatan alutsista dan perkuatan demokrasi.  Ada yang kurang, tentu, tidak ada kesempurnaan dalam setiap pola kepemimpinan. Namun dalam bingkai penilaian proporsional kita sangat mengapresiasi keberhasilan SBY selama masa pemerintahannya.



Terimakasih Jendral Susilo, meski ada sebagian kecil warga bangsa yang termakan fitnah media partisan dan politisi kampungan, tetapi yakinlah pada sebuah saat nanti mereka akan bisa membandingkan kualitas kepemimpinan anda.  Dan bagaimanapun anda telah memberikan dharma bakti yang begitu luar biasa di alam demokrasi yang hingar bingar ini.  Suksesi adalah kodrat demokrasi untuk menampilkan wajah baru dan kepemimpinan baru.  Kita menyambut dengan sejuta doa semoga bangsa ini akan semakin terhormat, disegani, berkarakter dan sejahtera.



Sumber : Analisis

Yonif 413/Bremoro Jadi Batalyon Mekanis

SUKOHARJO-(IDB) : Sebanyak 13 Tank Marder buatan Jerman mulai memperkuat Kompi A Batalyon Infanteri (Yonif) 413/Bremoro, yang resmi menjadi Batalyon Mekanis, Jumat (17/10/2014).

Ke-13 Tank tersebut tiba di Markas Komando Yonif 413 Mekanis/Bremoro, Kostrad di Jalan Solo-Tawangmangu, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (17/10/2014).

Tank-tank seberat 33 ton tersebut diangkut dengan trailer khusus. Pertama, tank yang baru datang dari Surabaya, tiba pukul 09.30 WIB.

Puluhan personel TNI pun ikut mengamankan penurunan Tank Marder yang masuk ke Markas Kompi A. Tak ayal kedatangan tank-tank marder itu menjadi tontonan ratusan warga.

"Penasaran dengan tank. Saya nunggu sejak jam 08.00 WIB," ujar salah seorang warga bernama Sutarto (50).

Komandan Brigif 6/2 Kostrad, Kolonel Inf Agung Pambudi melalui Kepala Staf Brigif 6/2 Kostrad, Letkol Inf Aminton mengungkapkan bahwa, 13 tank tersebut baru saja digunakan untuk acara puncak peringatan HUT TNI ke-69 di Surabaya, Jawa Timur.



Ke-13 tank itu direncanakan akan digunakan untuk prajurit Yonif Mekanis 413/Bremoro. "Sesuai arahan Mabes TNI, dijadikan Batalyon Mekanis. Semua sudah dipersiapkan, mulai dari sumber daya manusia (SDM) dan perlengkapan," kata Aminton, Jumat (17/10/2014).

Dia menjelaskan, kedatangan 13 tank dikawal oleh dua mekanik ahli dari Jerman. Tank tersebut dalam kondisi prima, sehingga dalam waktu dekat sudah bisa dioperasikan. Dengan belasan tank itu, akan menambah alusista.

"Menambah kekuatan keamanan di Soloraya. Ada rencana untuk dikenalkan kepada warga Soloraya. Kami masih konsolidasikan soal itu. Yang penting tank yang ditunggu beberapa bulan ini, akhirnya tiba," jelasnya.

Brigif 6/2 Kostrad membawahi tiga batalyon. Yakni 411 di Salatiga, 412 di Purworejo dan 413 di Palur, Sukoharjo.

Khusus untuk 413, memang diproyeksikan menjadi batalyon khusus mekanis. Disamping kemampuan Raider, juga kemampuan dalam Tank Marders.



Sumber : Sindo

Malaysia Akhirnya Bongkar Suar Tanjung Datuk

TD-(IDB) : Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Manahan Simorangkir, mengatakan menara suar yang sempat dibangun oleh Malaysia di Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, sudah dibongkar mulai hari ini.



Menurut laporan yang diterima oleh Manahan, Malaysia sendiri yang membongkar bangunan setinggi 13 meter tersebut. 



Demikian ungkap Manahan yang dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Jumat 17 Oktober 2014. Atas tindakan Negeri Jiran itu, Pemerintah Indonesia menyatakan apreasiasi yang tinggi. 



"Karena itu berarti, mereka memegang komitmen dan niat baik untuk tetap menjalin hubungan baik dan menjaga keamanan regional. Kami berikan apreasiasi yang tinggi kepada Malaysia," kata Manahan.



Sementara itu, terkait wilayah lautnya, tambah Manahan, masih tetap menjadi status quo. Artinya, tidak boleh ada kegiatan apa pun di sana yang dapat memprovokasi. "Masing-masing pihak, tetap saling menjaga stabilitas wilayah," ujar dia.  



Sementara itu, Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim, hanya menyebut bahwa kasus sengketa di Tanjung Datuk telah selesai. 



"Kasus pembangunan menara mercusuar di Tanjung Datuk sudah selesai. Penyelesaiannya sudah ada dan diterima kedua pihak," kata Zahrain yang ditemui VIVAnews dalam pertemuan media terbatas di Gedung Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta Selatan. 



Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut, penyelesaian macam apa yang diterima oleh kedua pihak. Zahrain menjelaskan, selain Tanjung Datuk, masih terdapat tiga area lainnya yang disengketakan. Ketiga area tersebut yakni, wilayah di Sulawesi yang disebut Indonesia sebagai Ambalat, area di Selat Malaka, dan sebelah timur Singapura.



Isu sengketa di Tanjung Datuk ini dimulai dari keresahan warga di sana yang melihat adanya aktivitas pembangunan mercusuar oleh Malaysia. Kepala Dusun Mauluddin, Desa Temajuk, Zamri, mengaku melihat sendiri aktivitas pemasangan tiang pancang mercusuar oleh Malaysia. Namun, dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena takut. 



TNI AL akhirnya turun tangan berpatroli, karena bangunan mercusuar itu berdiri di perairan Indonesia. 

Malaysia Tahu Jokowi Akan Keras

Setelah sempat menjadi perdebatan, akhirnya tiang pancang mercusuar yang dibangun Malaysia di Tanjung Datu, Kalimantan Barat (Kalbar), dibongkar.


Pembongkaran tiang pancang yang berada di landas kontinen Indonesia itu dilakukan sejak 15 Oktober lalu. Sebelumnya, pemerintah sudah melayangkan protes ke pemerintah negeri Jiran terkait pembangunan pancang yang diketahui Indonesia sejak 16 Mei 2014.


“Melalui proses perundingan yang panjang dan survei bersama, kedua negara akhirnya memastikan keberadaan mercusuar tersebut berada di atas landas kontinen Indonesia,” kata Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional UI, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (23/10/2014).


Menurut Hikmahanto, berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982, bila Malaysia hendak membangun mercusuar di atas landas kontinen Indonesia maka Malaysia harus mendapat izin dari Indonesia sebagai negara yang memiliki landas kontinen.


Jelang akhir pemerintahan SBY, Panglima TNI telah melakukan ultimatum agar Malaysia merobohkan sendiri pembangunan tersebut. Namun Malaysia tidak menggubris ultimatum tersebut. Kemungkinan Malaysia melihat pemerintahan SBY yang menekankan pendekatan persuasif ketimbang tegas dan keras. Akibatnya pembongkaran tidak kunjung dilakukan.


“Namun menjelang pergantian kepemimpinan dari SBY ke Jokowi barulah Malaysia melakukan pembongkaran,” kata Himahanto.

“Kemungkinan Malaysia melakukan hal ini karena tahu pemerintahan Jokowi akan bertindak tegas dan keras terhadap siapapun negara yang mengganggu kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia,” imbuhnya.


Hikmahanto memperkirakan, ke depan pemerintahan Jokowi-JK tidak akan menggunakan pola kebijakan luar negeri yang digunakan SBY, yaitu ‘seribu teman dan nol musuh’, khususnya di isu-isu bilateral.


“Terlebih lagi visi negara maritim Jokowi yang mengharuskan pemerintah harus berwibawa terhadap gangguan negara lain di laut,” imbuhnya.


Meski demikian Malaysia patut diapresiasi dalam membongkar mercusuarnya sehingga tidak memunculkan konflik antar negara dengan dimulainya pemerintahan baru di Indonesia. Apa yang dilakukan Malaysia harus juga menjadi pelajaran bagi negara-negara lain, khususnya Australia yang mengembalikan para pencari suaka secara tidak sah ke Indonesia melalui laut.

Indonesia sejak masa kepemimpinan Jokowi akan tegas dan keras bila kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia diganggu. “Hal ini merupakan investasi awal yang baik bagi pemerintahan Jokowi dalam mewujudkan visi negara maritim,” katanya.


Sumber : Vivanews

Rusia Kembangkan Robot Perang Tanpa Awak Berbasis Darat

MOSCOW-(IDB) : Rusia makin serius mengembangkan robot perang tak berawak. Setelah beberapa waktu lalu dilaporkan mengembangkan kendaraan serang udara tak berawak (unmanned aerial vehicle/UAV) 20 ton, kini di sebuah pangkalan militer Rusia, muncul kendaraan serang tak berawak berbasis daratan.



Dilansir Daily Mail, Jumat 24 Januari 2014, kendaraan tak berawak raksasa itu muncul dari danau dan menyusuri tempat pelatihan militer Rzhevka, Rusia.



Salah satu penampakan gambar mesin perang tak berawak Rusia yakni kendaraan mirip tank dengan ukuran raksasa dan drone kecil berbasis darat beroda enam.



Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menyadari potensi kendaraan tak berawak di masa depan. Namun ia memastikan dalam pengembangannya, Rusia tak akan mengambil cara yang sama dikembangkan oleh negara lain.



"Hari ini, drone telah lebih banyak digunakan di belahan dunia. Kami tidak akan melakukan cara yang dilakukan negara lain," tegas Putin dalam pernyataan November tahun lalu. 



Bukan Permainan



Putin menyadari kendaraan tak berawak bukan sebatas permainan saja.



"Ini bukan permainan, ini juga bukan permainan komputer. Ini adalah sistem tempur yang serius, baik untuk menyergap atau pengintaian. Dan itu benar-benar, drone memiliki prospek yang bagus," kata Putin.



Menurut Voice of Rusia, pemerintah Rusia tengah membicarakan pembentukan organisasi yang mengembangkan dan memproduksi sistem pesawat tak berawak.



Era robot tak berawak kian meendunia setelah diketahui bukan hanya tingkat negara saja yang mengembangkan robot jenis ini. 



Dua perusahaan raksasa, Google dan Amazon juga telah mengadopsi robot tak beawak untuk mendukung kinerja perusahaan mereka. Amazon mengadopsi pesawat kecil tak berawak untuk tujuan mengantarkan paket ke konsumen secara lebih cepat langsung ke depan pintu rumah pelanggan. 



Sedangkan raksasa internet, Google telah mengakuisisi delapaan perusahaan robotika untuk mengembangkan robot masa depan besutannya. 



Dengan makin banyaknya adopsi mesin tak berawak ini, diperkirakan pada 2020 mendatang, dunia telah memasuki era perang robot tak berawak.
Sumber : Vivanews

Swedish Military Steps Up Hunt For 'Foreign Underwater Activity'

IT-(IDB) : Sweden boosted its military presence in Stockholm's archipelago on Saturday to scour its waters for "foreign underwater activity" in a mobilization of ships, troops and helicopters unseen since the Cold War.

The search in the Baltic Sea less than 31 miles (50 km) from Stockholm began on Friday and brought back vivid memories of the final years of the Cold War when Sweden repeatedly hunted suspected Soviet submarines along its coast with depth charges.


The operation comes amid increasing tension with Russia among the Nordic and Baltic states over the Ukraine crisis. Finland last week accused the Russian navy of interfering with a Finnish environmental research vessel in international waters. 


The Swedish military has said information about suspicious activity came from a trustworthy source, without providing details, and that more than 200 military personnel were involved in the search.


Swedish daily Svenska Dagbladet, citing unidentified sources with knowledge of the search, said the military operation came after a radio transmission in Russian on an emergency frequency.


Further encrypted radio traffic from a point in the archipelago and the enclave of Kaliningrad, home to the Russian Baltic fleet's headquarters, was intercepted on Friday evening after the Swedish search started, the newspaper said.


Ships, helicopters and troops from an amphibious unit as well as the home guard combed the search area. The forces include HMS Visby, a corvette that has stealth technology and equipment for anti-submarine warfare.


"We still consider the information we received as very trustworthy," Captain Jonas Wikstrom, head of operations for the search, told reporters. "I, as head of operations, have therefore decided to increased the number of units in the area."


In 1981, the Soviet submarine known under its Swedish designation U137 was stranded deep inside Swedish waters not far from a major naval base in the neutral country, sparking intense suspicion about the scale and motives of such incursions.


The military said on Friday there had been no armed intervention and declined to comment on who might be responsible for the suspicious activity, or whether the report had been about a submarine.


Should the search find proof of foreign military activity in Swedish coastal waters it will represent the first real test of Prime Minister Stefan Lofven's center-left minority government only weeks after coming to office. 


Last month, Sweden said two Russian warplanes entered its airspace, calling the intrusion a "serious violation" and sending a protest to Moscow's ambassador in the Nordic country.

Countries in the Baltic Sea region have become increasingly wary of Russia's military ambitions since Moscow annexed Ukraine's Crimea region in March.



Source :  Ibtimes

Jokowi Ingatkan Australia Tak Langgar Perbatasan

JAKARTA-(IDB) : Angkatan Laut (AL) Australia pernah menerobos perbatasan Indonesia tanpa izin untuk menghalau para pencari suaka pada awal tahun 2014 ini. Hal yang sama pernah dilakukan Australia tanpa terdeteksi, saat masa perjuangan kemerdekaan Timor Timur pada 1999 lalu. Apa reaksi presiden terpilih Jokowi?

“Kami akan memberikan peringatan bahwa ini tidak bisa diterima,” tegas Jokowi dalam wawancara eksklusif dengan kelompok Fairfax Media menjawab pertanyaan terkait AL Australia yang pernah menerobos perbatasan dengan RI. Wawancara dilansir Sydney Morning Herald (SMH) edisi 18 Oktober 2014 yang ditulis detikcom, Minggu (19/10/2014).


“Kami memiliki hukum internasional, Anda harus menghormati hukum internasional,” imbuh Jokowi.


Jokowi, dalam wawancaranya memaparkan rencana untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Australia, termasuk di bidang militer dan intelijen. Namun saat ditanya soal kedaulatan negara, Jokowi mengatakan dia bisa ‘lebih kuat’ bahkan dibanding dengan bekas rivalnya saat Pilpres lalu, Prabowo Subianto, yang seorang jenderal.


Hubungan Indonesia-Australia yang sempat rusak karena penyadapan pada telepon Ibu Negara dan soal pelanggaran batas wilayah kedaulatan, Jokowi mengatakan akan membangunnya kembali. Untuk pertama kalinya Jokowi mengatakan ia akan mendorong jalan baru kerjasama keamanan yang menguntungkan kedua negara, termasuk memerangi terorisme.


“Tidak hanya ke Australia, tetapi juga Indonesia,” tuturnya.


Jokowi juga mengajak Australia untuk menengahi masalah multilateral yang terjadi di Laut China Selatan. “Dua pertiga wilayah Indonesia itu lautan, perairan. Di Laut China Selatan, saya pikir Indonesia bisa berperan sebagai perantara yang jujur,” jelasnya.


Di bidang pendidikan, Jokowi mendorong generasi muda di Indonesia untuk belajar di perguruan tinggi di Australia, di mana salah satu putranya telah menyelesaikan pendidikannya di sana. Dan dia berharap Australia juga bisa mengirimkan generasi mudanya untuk belajar di Indonesia, dalam Colombo Plan di bawah Menlu Julie Bishop.


“Hubungan business-to-business dan people-to-people adalah penting. Kami akan mengirimkan pelajar kami dari sini ke Australia,” tuturnya.

Jokowi juga mendorong warga Australia mengeksplorasi daerah wisata selain Bali, di negara paling besar dengan keragaman terbanyak di muka bumi ini.



Sumber : Detik

John Kerry Hadiri Pelantikan Jokowi

JAKARTA-(IDB) : Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry sedang dalam perjalanan menuju Indonesia. Kehadiran Kerry ini untuk menyaksikan pelantikan Jokowi sebagai presiden pada Senin (20/10/2014) besok. Kerry menegaskan ke Indonesia dalam twitter resminya, @JohnKerry.


“Finished mtgs w/ SC Yang. Now I’m headed to #Jakarta for inaug of Pres-elect Widodo/my 8th trip to E. Asia/Pacific as Sec #AsiaRebalance,” demikian tulis Kerry yang dilansir Minggu (19/10/2014).


Kerry berangkat ke Jakarta setelah menjamu penasihat negara China, Yang Jiechi, untuk makan malam yang kecil di kediaman pribadinya di Boston pada Sabtu (18/10/2014) kemarin.


Sebelumnya, Gedung Putih sudah mengumumkan bahwa Menlu John Kerry-lah yang akan menghadiri pelantikan Jokowi sebagai presiden. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, menyatakan bahwa Menlu Kerry akan terbang ke Jakarta pada Sabtu (18/10) waktu AS, untuk menghadiri pelantikan Jokowi yang digelar pada Senin (20/10) mendatang.

“Menlu juga akan menggelar sejumlah pertemuan bilateral dengan mitra asing,” imbuh Psaki dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2014).


Disebutkan Psaki, Menlu Kerry akan memimpin delegasi sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake dan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS yang khusus ditugaskan memantau kawasan Asia, Daniel Russel.

Dari Indonesia, lanjut Psaki, Kerry akan melanjutkan perjalanan ke Jerman untuk menghadiriakan peringatan 25 tahun jatuhnya tembok Berlin. Di sana, dia akan bertemu dengan Menlu Jerman, Frank-Walter Steinmeier untuk membahas sejumlah isu regional dan internasional. 



Sumber : Detik

Berita Foto : Gladi Bersih Pelantikan Presiden

Presiden terpilih Joko Widodo hadir dalam geladi bersih terakhir pelantikan di Gedung MPR. [suara.com/Bagus Santosa -
JAKARTA-(IDB) : Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla hadir dalam gladi bersih ini, demikian pula lima pimpinan MPR. Jokowi dan JK tiba di kompleks parlemen pada sekitar pukul 09.55 WIB, didampingi Ketua Tim Transisi Rini M Soewandi.

image

Presiden terpilih Joko Widodo hadir dalam geladi bersih terakhir pelantikan di Gedung MPR. 
image
image
image
image
image
Pelantikan akan berlangsung pada Senin (20/10/2014) pagi. Sesudah pelantikan, Jokowi-JK dijadwalkan mengikuti upacara penyambutan di Istana Negara, dan sesudahnya mengikuti rangkaian kegiatan Syukuran Rakyat.



Sumber : Kompas

TNI AU Siagakan Pesawat Tempur F-5 Jaga Langit Jakarta

JAKARTA-(IDB) : TNI AU menugaskan flight pesawat tempur sergap F-5E Tiger II dari Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi di Lanud Halim Perdana Kusuma untuk melaksanakan operasi menjaga keamanan udara Ibu Kota Jakarta sejak, Sabtu (18/10/2014)

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, selain melaksanakan operasi Pertahanan Udara kegiatan ini juga dalam rangka pengamanan acara pelantikan Presiden RI terpilih Joko Widodo pada hari Senin, 20 Oktober 201 .


“Momentum penting demi kesinambungan pemerintahan Republik Indonesia,” kata Hadi dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (19/10/2014).


TNI Angkatan Udara tidak boleh lengah dalam mengawasi dan menjaga keamanan dirgantara serta kedaulatan wilayah udara nasional RI dalam situasi dan kondisi apapun, apalagi dalam acara penting lima tahunan seperti pelantikan Presiden RI yang keamanannya harus dijaga.


“Sebab ini bukti pada dunia bahwa Negara Republik Indonesia hingga periode pemilihan Presiden yang ketujuh memang negara demokrasi sejati,” lanjutnya.


Flight tempur “Si Macan” tersebut akan dikendalikan oleh Pusat Operasi Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I di Halim dimana dalam operasi pengamanan Ibu Kota akan melaksanakan patroli udara secara teratur dan siap melaksanakan penyergapan udara bila dibutuhkan sesuai perkembangan situasi keamanan.


Selain menggelar pesawat tempur F-5E dalam pengamanan Ibu Kota, TNI Angkatan Udara juga menyiapkan berbagai skadron udara dari jenis tempur, transport dan helikopter serta Pasukan Khas.


Kondisi ini dilakukan untuk mengamankan seluruh wilayah Indonesia dengan tujuan mengantisipasi segala kemungkinan demi memberikan rasa aman bagi rakyat serta mendukung upaya menjaga keberlangsungan sistem demokrasi negara kita yang tercinta.




Sumber : Tribunnews