Pages

Rabu, Oktober 15, 2014

Transporter, Truk Kokoh Pengangkut Tank Leopard

SURABAYA-(IDB) : TNI terus memoderenisasi peralatan perangnya. Langkah tersebut menjadi tuntutan bagi TNI dalam menjaga kedaulatan negara. 

Salah satu armada tempur terbaru yang dimiliki Indonesia ialah transporter, yakni truk pengangkut untuk tank Leopard.

Transporter ini mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya mampu mengangkat beban seberat 90 ton.

Tidak hanya itu, armada buatan Italia ini mampu bergerak dalam jarak yang cukup jauh.

Dalam pengoperasiannya, truk ini dilengkapi dengan lowbed doll buatan Jerman.

Keistimewaan yang dimiliki lowbed doll yakni memiliki tujuh sumbu yang memungkinkan seluruh rodanya mampu bergerak secara bersamaan sehingga menjamin kelincahan dengan radius putar yang kecil.



Sumber : Sindo

Layner, Rudal Balistik Baru Kapal Selam Rusia

Mengutip sebuah sumber industri pertahanan Rusia, Interfax melaporkan bahwa rudal balistik ‘Layner’ (Liner) yang baru telah digunakan oleh armada kapal selam Rusia. Rudal ini mulai dipasang pada awal 2014. Kabarnya, hulu ledak rudal ‘Layner’ lebih hebat dari yang dimiliki Bulava.

MOSCOW-(IDB) : Kapal selam strategis kelas ‘Delfin’ di Armada Utara akan dipersenjatai dengan rudal ‘Layner’. Hal itu memungkinkan barisan APL (Atomnykh Podvodnykh Lodok, kapal selam nuklir) menjaga kesiapan tempur Rusia setidaknya hingga tahun 2025 sampai 2030.


Program uji rudal balistik ‘Layner’ selesai pada Oktober 2011. Peluncuran uji rudal dilakukan dua kali dan keduanya dianggap sukses. Rudal balistik ‘Layner’ yang baru ini diharapkan akan digunakan bersama rudal balistik ‘Sinyeva’ yang telah dimodernisasi sebagai bagian dari sistem persenjataan kapal selam kelas ‘Delfin’.


Rudal ‘Layner’ sendiri merupakan modifikasi dari ‘Sinyeva’. Rudal ‘Layner’ memiliki karakteristik terbang yang sama dengan ‘Sinyeva’, tetapi sistem supresi pertahanan rudalnya lebih modern untuk PRO (Protovo-Raketnaya Oborona) dan memiliki jarak lebih jauh. Rudal ini dapat dipasang hulu ledak gabungan. ‘Layner’ dapat membawa hulu ledak berkapasitas kecil (low yield) sebanyak 9 – 12 buah, yang membuatnya lebih unggul daripada rudal ‘Bulava’. Dalam hal rasio kemampuan muatan berbanding beratnya, rudal ini lebih unggul dibanding semua rudal strategis berbahan bakar padat yang digunakan Inggris, Cina, Rusia, Amerika Serikat dan Prancis. Selain itu, hulu ledaknya dapat dipasang paralel bersama dengan sistem supresi pertahanan rudalnya.


Menurut sumber terbuka, R-29RMU2.1 ‘Layner’ memiliki panjang sekitar 15 meter, diameter 1,9 meter dan berat luncur lebih dari 40 ton metrik. Sistem rudal ‘Layner’ memungkinkan tembakan serentak atau tembakan tunggal ketika bergerak pada kedalaman hingga 55 meter dan kecepatan hingga tujuh knot.


Menurut seorang perwakilan armada, penggunaan ‘Layner’ memang dibutuhkan, sambil menunggu kapal selam proyek 955 generasi baru kelas ‘Borey’ dengan rudal ‘Bulava’ selesai dan bisa digunakan. “Angkatan laut strategis Rusia terus mengikuti perkembangan zaman. Dua kapal selam kelas ‘Borey’ telah mulai digunakan dan yang ketiga masih diuji negara, sementara yang keempat baru dibangun,” kata sang perwakilan armada tersebut.


Ia menambahkan, meski beberapa personel militer, misalnya mantan Kepala RVSN (Raketnye Voyska Stategicheskogo Naznacheniya/Pusat Kekuatan Roket Strategis Vladimir Yesin) berpendapat bahwa ‘Layner’ bersaing langsung dengan ‘Bulava’, anggapan itu tidak tepat. “Sungguh keliru menyamakan keduanya, karena pada dasarnya dua rudal itu dirancang berbeda. ‘Sinyeva’ dan ‘Layner’ adalah roket berbahan bakar cair, sementara ‘Bulava’ menggunakan bahan bakar padat. Selain itu, rudal-rudal ini masuk ke kategori berat yang berbeda. ‘Sinyeva’ lebih berat, setidaknya selisih 4 ton metric dan lebih besar, setidaknya selisih 3 meter,” terang perwakilan armada.


Menurut informasi dari berbagai sumber militer, tidak ada rencana untuk mengembangkan rudal ‘Layner’ ini lebih lanjut, meski memiliki berbagai keunggulan dibanding ‘Bulava’. Rusia sedang dalam proses menciptakan rudal balistik berbahan bakar padat untuk angkatan lautnya di masa mendatang. Meski rudal dimetil hidrazin asimetrik (bahan bakar cair) lebih kuat daripada rudal berbahan bakar padat, rudal tersebut lebih bahaya digunakan, khususnya bagi angkatan laut itu sendiri.



Sumber : RBTH

Bakorkamla Terima Hibah Sensor Satelit Dari Cina

JAKARTA-(IDB) : Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) menandatangani nota kesepahaman perjanjian kerja sama (MoU) dengan China National Space Administration (CNSA).

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla Laksdya DA Mamahit serta perwakilan CNSA yang juga Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xie Fang di kantor Bakorkamla, Jakarta Pusat, Senin (6/10).

Laksdya DA Mamahit menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman ini sebagai implementasi dari MoU antara pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat Cina (RRC) yang berbasis pada Maritime Cooperation Committee (MCC), yang ditandatangani di Beijing pada 23 Maret 2012 antara menteri luar negeri (Menlu) Indonesia dan menlu RRC.

"Sebagai implementasi salah satu butir kerja sama tersebut, dalam hal keamanan dan keselamatan laut, Bakorkamla telah melakukan pembicaraan terkait pengguna teknologi terkini untuk monitoring real time kondisi perairan Indonesia dalam hal pengembangan aplikasi penginderaan jauh satelit," ujarnya.

Mamahit menyatakan, pemerintah Cina akan menghibahkan ground station (stasiun bumi) untuk ditempatkan di Bangka Belitung dan Bitung. Dia berharap, setelah alatnya datang dan dilakukan pemasangan, hibah peralatan sensor untuk keamanan laut Indonesia itu dapat digunakan mulai awal tahun depan.

Mamahit mengatakan, langkah itu juga didahului dengan dua kali pelatihan staf Bakorkamla di Cina, yang melibatkan seluruh stakeholder sebagai rangkaian proyek besar untuk dapat memiliki satelit sendiri yang dapat memantau seluruh aktivitas di laut berbasis equator.

"Hibah peralatan teknologi tinggi berbasis satelit yang diberikan RRC melalui Bakorkamla sejalan dengan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan yuridiksi Indonesia," kata pria yang juga menjabat sebagai rektor Universitas Pertahanan itu.

Sekretaris Pelaksana Harian Bakorkamla, Dicky R. Munaf mengakui, keterbatasan anggaran menjadi faktor utama Bakorkamla menerima hibah dari CNSA. Dia menyatakan, hibah yang diberikan Cina sangat bermanfaat bagi pemantauan keamanan laut di Indonesia.

Menurut dia, dengan adanya alat identifikasi tersebut maka lembaganya bisa secara maksimal memberikan layanan kepada pengguna kapal dalam menjalankan aktivitasnya di laut. Kendati begitu, Dicky mengaku juga sudah mempertimbangkan masalah kedaulatan negara dalam penerimaan hibah peralatan berteknologi tinggi yang berbasis pada satelit tersebut.

"Kita sudah pikirkan bagaimana cara mengamankan data agar tidak dicuri mereka. Kita berharap bisa semakin menjaga wilayah laut Indonesia agar semakin aman dari gangguan," ujarnya.

Menurut dia, peran Bakorkamla ke depan semakin strategis. Pasalnya, program pemerintah yang ingin membangun poros maritim dan tol laut harus diimbangi dengan tingkat keamanan laut.

"Untuk apa membangun infrastruktur laut kalau keamanan tidak terjamin? Semakin banyak kapal lewat dan ekonomi bisa lebih efisien, ini bisa membuat biaya pengiriman barang semakin murah. Ini tugas kami melakukan penjagaan, monitoring, dan penindakan hukum di lautan," kata Dicky.

Sementara itu, Dubes Cina untuk Indonesia, Xie Fang menginginkan agar setelah penandatanganan MoU ini, hubungan kedua negara bisa semakin erat. RRC dan Indonesia, kata dia, dapat semakin intens dalam menghelat kerjasama di bidang pengamanan wilayah laut.



Sumber : Republika

Uji Dinamis Roket Oleh Dislitbangau Di Lanud Iswahjudi

MAGETAN-(IDB) : Tim dari Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) yang dipimpin oleh Sesdislitbangau Kolonel Tek Suharto, memaparkan produk yang akan di uji coba sebelum pelaksanaan uji dinamis Roket, diterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T., M.D.S., didampingi para Pejabat Lanud Iswahjudi, di Ruang Rapat Malanud Iswahjudi. Selasa, (14/10).


Dalam paparan tersebut disampaikan bahwa Roket jenis FFAR MK. 4 MOD. 10 buatan PT. Dirgantara Indonesia, akan diuji dengan menggunakan pesawat tempur F-5 Tiger dalam waktu dekat. Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan uji coba, Tim dari Dislitbangau memaparkan produk yang akan diuji guna menyamakan persepsi terhadap hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan oleh Dislitbangau dengan satuan pengguna, sehingga akan diketahui hal-hal yang perlu mendapat perhatian.


Sementara itu, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T., M.D.S., merasa bangga dan mendukung pelaksanaan uji dinamis Roket jenis FFAR MK. 4 MOD. 10 buatan PT. Dirgantara Indonesia, atas hasil yang telah dicapai oleh Dislitbangau, karena hal ini merupakan upaya mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk Luar Negeri dan sebagai wujud kemandirian terhadap industri di tanah air.


Selanjutnya, Tim Dislitbangau akan mulai melakukan latihan uji statik roket jenis FFAR MK. 4 MOD. 10 yang dipasang disayap pesawat F-5 Tiger untuk selanjutnya dilakukan proses kerjanya sesuai prosedur yang berlaku.



Sumber : TNI AU

Pesan Vladimir Putin Untuk Jokowi

JAKARTA-(IDB) : Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim utusan khusus dari negaranya untuk menghadiri pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden RI. Dia adalah Menteri Industri dan Perdagangan Denis Manturov.

“Pemerintah kami mengirim utusan khusus untuk seremoni inaugurasi Pak Joko Widodo, beliau adalah Pak Denis Manturov, menteri industri dan perdagangan Rusia,” kata Dubes Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (15/10/2014).


Selain menjabat sebagai menteri, Denis juga kini duduk sebagai co-chairman dalam Komisi Ekonomi Rusia dan Indonesia.


Menurut Galuzin, kehadiran utusan khusus dalam pelantikan sebuah kepala negara merupakan pesan bahwa hubungan bilateral antara kedua negara sangat baik. Baik Indonesia maupun Rusia sudah menjadi negara sahabat dan partner dalam berbagai bidang.


Gulazin berharap, kerjasama yang selama ini sudah terjalin dengan baik di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat berlanjut di kepemimpinan Jokowi-JK.

“Kami sudah sukses dalam kerjasama di bidang ekonomi dan mencari solusi atas berbagai isu. Kami berharap langkah positif ini bisa berlanjut dan melaju lebih baik di bawah kepemimpinan Pak Joko Widodo,” tambahnya.



Sumber : Detik

Rafale “Head To Head” SU-35

Rafale
SU 35

COMPARISON

 Overall Table :


CATEGORY DASSAULT RAFALE SUKHOI SU-35
Rate of Climb max. 300 m/s – 60k ft/min max. 280 m/s – 55k ft/min
Thrust/Weight 1.13 1.10
Service Ceiling 17 km – 55k ft 18 km – 59k ft
Speed 2.00 Mach 2.25 Mach
Fuel Economy 0.27 km/l – 0.63 NM/gallon 0.19 km/l – 0.44 NM/gallon



BVR Armament Comparison :


CATEGORY DASSAULT RAFALE SUKHOI SU-35
BVR AAM missile MBDA Meteor Vympel R-77M
Nation NATO RUSSIA
Range (mile) 62 99
Range (km) 100 160
Speed (mph) 2640 2970
Speed (km/h) 4248 4779
Speed (Mach) 4 4,5
Weight (lb) 407 497
Weight (kg) 185 226



Dogfight (armament: only cannon) :


CATEGORY DASSAULT RAFALE SUKHOI SU-35
Cannon GIAT 30M/719B GSh-30-1
Caliber (mm) 30 mm 30 mm
Rate of Fire (rpm) 2500 rpm 1800 rpm
Muzzle Velocity (m/s) 1025 m/s 850 m/s
Maneuverability (x/10) 9,5 8,4
Thrust/Weight Ratio 1,13 1,10
Total Points 65 33
Probability of winning 66% 34%



General Data Table :


CATEGORY DASSAULT RAFALE SUKHOI SU-35
Length 15.27 m – 50 ft 1 in 21.90 m – 72 ft 10 in
Wingspan 10.80 m – 35 ft 4 in 15.30 m – 50 ft 3 in
Height 5.30 m – 17 ft 3 in 5.90 m – 19 ft 4 in
Weight 10,100 kg – 22,6k lb 18,500 kg – 41k lb
Power 2 x 75 kN – 17k lbf 2 x 142 kN – 32k lbf



Armament :


DASSAULT RAFALE SUKHOI SU-35
14 HARDPOINTS 14 HARDPOINTS
1 × 30 mm GIAT 30/719B cannon (125 rounds) 1 × 30 mm GSh-30-1 cannon (150 rounds)
MBDA MICA IR/EM (AAM missile) Vympel R-27R, R-27ER, R-27T (AAM missile)
Magic II (AAM missile) Vympel R-27ET, R-27EP, R-27AE (AAM missile)
MBDA Meteor (AAM missile) Vympel R-77, R-77M1, R-77T (AAM missile)
MBDA Apache (AGM missile) Vympel R-73E, R-73M, R-74M (AAM missile)
SCALP EG (AGM missile) Kh-31A, Kh-31P Anti-radiation (AGM missile)
AASM (AGM missile) Kh-59 (AGM missile)
AM 39 Exocet (AGM missile) Kh-29T, Kh-29L (AGM missile)
ASMP-A (nuclear AGM missile) KAB-500L, KAB-1500 (bomb)
Paveway II (bomb) FAB-250, FAB-500 (bomb)

LGB-250 (bomb)

B-13, S-13 (rocket)

B-8, S-8 (rocket)

S-25LD, S-250 (rocket)



Dassault Rafale – Sukhoi SU-35 : Results Comparison


Sukhoi SU-35 Is Faster.
Sukhoi SU-35 Is Better Armed.
Dassault Rafale Is Better Dogfighter.
Dassault Rafale Is Smaller Than Sukhoi SU-35.
…lalu pertanyaan saya, kita, dan sebagainya adalah, seberapa besar kemungkinan masing-masing kandidat pesawat dapat kita miliki ? Dan berapa Skadron kira-kira masing-masing..?



Sumber : JKGR





Jika F-22 Raptor Dogfight Lawan Jet Gen 4

JKGR-(IDB) : Dianggap hampir tak terkalahkan dalam perang udara-ke-udara, F-22 berhasil memulai debutnya dalam pertempuran dengan mengambil bagian dalam serangan udara terhadap sasaran-sasaran ISIS. Namun tentu Suriah tidak bisa dijadikan bukti kehabatan siluman ini. Pertanyaan muncul bagaimana jika pesawat ini benar-benar bertemu pesawat canggih, setidaknya dari generasi keempat. Sesuatu yang belum ditemui di Perang Suriah.


Ketika melakukan serangan ke Suriah, Raptor yang tidak membawa tanki eksternal karena untuk mempertahankan sifat silumannya, mengisi bahan bakar setidaknya dua atau tiga kali dalam perjalanan ke Suriah dan kembali ke UEA dengan misi terbang 6 – 7 jam.


Raptor menyimpan senjata di teluk internal yang mampu mengakomodasi 2x AIM-9 rudal Sidewinder, beberapa rudal udara ke udara AIM-120C AMRAAM, serta 2x GBU-32 JDAM atau 8x bom kecil GBU-39. Kekuatan ini bisa menjadi andalan Raptor untuk mendapatkan dominasi udara. Apalagi dua mesin Pratt & Whitney F-119-PW-100 memberi kemampuan mencapai kecepatan melewati kecepatan suara tanpa afterburner (disebut supercruise) dan TV (Thrust Vectoring), yang sangat berguna, dalam kondisi tertentu, untuk menempatkan Raptor dalam posisi yang tepat untuk mencetak tembakan.


Semua kemampuan ini telah membuat F-22 hampir tak terkalahkan (Setidaknya di atas kertas). Memang, sebuah pesawat Raptor dalam pelatihan salah satu serangan mendadak, mampu membunuh delapan F-15 dalam sebuah pertempuran udara bahkan sebelum F-15 bisa melihat F-22.


Hasil ini diraih berkat program pelatihan khusus yang menempatkan pilot F-22 melawan jet terbaik. Ketika latihan Raptor memiliki rasio membunuh yang luar biasa saat melawan pesawat generasi keempat baik F-16 maupun F-15 yang berperan sebagai musuh. Selama latihan Noble Edge di Alaska pada bulan Juni 2006, beberapa F-22 mampu mengalahkan 108 lawan dengan tanpa satupun yang masuk target lawan, Sedangkan pada latihan sama 2007 mereka melakukan 114 kemenangan tanpa pernah kalah sekalipun.



Typhoon dikabarkan pernah mengimbangi Raptor

Eurofighter Typhoon
Eurofighter Typhoon
Ketika pertama berpartisipasi dalam Red Flag Februari 2007, Raptor mampu membangun dominasi udara dengan cepat dan tanpa kerugian. Seperti dilansir Dave Allport dan Jon Lake dalam sebuah ulasan yang muncul di majalah Angkatan Udara Bulanan, selama Inspeksi Kesiapan Operasional (ORI) pada tahun 2008, F-22 mencetak 221 kemenangan dalam simulasi tanpa kalah sekalipun. Bahkan ketika dikeroyok oleh F-15, F-16 dan F-18, dalam WVR (Within Visual Range) F-22 tetap tak terkalahkan.


Tetapi F-22 pernah terancam ketika melakukan simulasi dogfight dengan Rafale dan Eurofighter Typhoon. Pada saat Red Flag 2012 Alaska, Eurofighters Jerman dikabarkan mampu membunuh Raptor. Meski hal itu masih tetap diperdebatkan kebenarannya karena ada laporan yang berbeda tentang simulasi pertempuran tersebut.


Kenapa Typhoon bisa mengimbangi Raptor? Meski bukan pesawat siluman pesawat ini dilengkapi dengan Helmet Mounted Display (HMD) dan IRST (Infra-Red Search and Track), dua fitur yang tidak ada pada Raptor. HMD pada Typhoon disebut Helmet Mounted Symbology System (HMSS). Sama seperti JHMCS Amerika (Joint Helmet Mounted Cueing System) yang terintegrasi pada F-15C / D, F-16 Block 40 dan 50 dan F-18C / D / E / F, HMSS menyediakan informasi penting terhadap target. Alat ini memungkinkan pilot bisa melihat ke segala arah dengan semua data yang dibutuhkan.


F-22 Raptor tidak dilengkapi dengan sistem serupa (proyek untuk melaksanakan itu dihentikan pada 2013 karena masalah anggaran). Alasannya pesawat siluman akan sulit untuk didekati lawan dalam jarak tembak dan posisi moncong senjata menghadap Raptor untuk meluncurkan AIM-9X.


Dengan teknologi Joint Helmet Mounted Cueing System F-15 juga bisa jadi masalah bagi Raptor. Tentu, tapi resiko tetap ada ketika lawan berada pada jarak hingga 50 km. Pesawat yang dilengkapi dengan IRST dapat mendeteksi lawan. Bahkan yang siluman sekalipun. Dan inilah yang masih menjadi titik lemah Raptor karena bisa dicium generasi keempat yang mengusung dua teknologi tersebut.

Kesimpulannya F-22 memang tetap menjadi pesawat paling mematikan saat ini. Namun, tidak memiliki beberapa fitur bagus yang dapat berguna untuk menghadapi gerombolan pesawat musuh, terutama jika yang masuk dalam kelompok musuh adalah F-15, Typhoon, Rafale atau nanti jika sudah hadir, J-20 China dan PAK-FA Rusia. 



Sumber : JKGR

Kopasaka Beraksi Di Bandara Juanda

SURABAYA-(IDB) : Satu tim Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim melaksanakan latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) berupa pembebasan sandera (anti teror) di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Selasa (14/10/2014). Latihan tersebut disaksikan langsung oleh President Director Angkasa Pura Airports Tommy Soetomo.

Dalam latihan ini melibatkan sekitar 950 personel, termasuk dari PT Garuda Indonesia dan Airnav Indonesia. Tema yang diangkat dalam latihan ini adalah One Day Exercise, yang pada pelaksanaannya menggabungkan tiga latihan sekaligus yaitu meliputi Security Exercise, Building Fire dan Full Scale Exercise of Aircraft Accident.

Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat ini merupakan kegiatan yang rutin diadakan oleh Angkasa Pura Airports, sebagai komitmennya dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para stakeholder.

Dengan melalui latihan PKD ini, diharapkan agar personel di lapangan selalu sigap dan dapat berkoordinasi secara cepat jika terjadi keadaan darurat, seperti adanya ancaman bom dari teroris atau kebakaran gedung maupun kecelakaan pesawat terbang yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Latihan PKD di Bandara Juanda Surabaya ini, merupakan kali ke empat dan selanjutnya akan diselenggarakan hal serupa di Bandara I Gusti Ngurah Rai bali pada bulan Nopember mendatang sebagai latihan PKD terakhir pada periode tahun 2014.

Konsep skenario yang akan diusung akan lebih dramatis dan lebih besar, mengingat lebih dari 50 persen penumpang pesawat di Bandara tersebut merupakan turis asing dengan kapasitas pesawat yang beroperasi jenis wide body seperti Airbus 330 dan Boeing 777.



Sumber : TNI AL

Upacara Penurunan Ular-Ular Perang KRI Tanjung Fatagar-974

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Komando Lintas Laut Militer (Kaskolinlamil) Laksamana Pertama TNI Karma Suta, S.E., memimpin pelaksanaan upacara penurunan ular-ular perang KRI Tanjung Fatagar-974 yang merupakan salah satu unsur kapal perang TNI Angkatan Laut di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) sekaligus menandai berakhirnya pengabdian sebagai Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), bertempat di Dermaga Semampir Koarmatim ujung Surabaya, Rabu (15/10).

Upacara militer yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Arief Rahmat Bintoro yang sehari-hari bertugas sebagai Komandan KRI Teluk Parigi-539, Kaskolinlamil saat membacakan sambutan Pangkolinlamil Laksamana Muda TNI Arie H. Sembiring yang mengatakan, bahwa ular-ular perang merupakan salah satu sarat sebuah kapal menjadi suatu kapal perang yang selalu berkibar di tiang gafel, oleh sebab itu saat ini dapat dijadikan sebagai suatu peristiwa resmi yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian sebuah KRI Tanjung Fatagar-974 sebagai unsur kekuatan TNI Angkatan Laut.

Lebih lanjut Kaskolinlamil menjelaskan, bahwa KRI Tanjung Fatagar-974 sebelumnya merupakan kapal Pelni yang bernama KM Rinjani dengan melayani rute pelayaran dalam negeri selama 21 tahun. Kapal ini dibuat di Galangan JOS L Meyer Papenburg Jerman pada 3 Oktober 1983 yang memulai peluncurannya pada 18 Februari 1984. Kemudian dihibahkan kepada TNI Angkatan Laut pada 20 Juli 2005, selanjutnya memperkuat jajaran Kolinlamil sebagai kapal bantu angkut personel dalam operasinya untuk mendukung pergeseran personel dan material untuk Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Mengingat KRI TFG-974 saat ini telah melebihi maksimal batas usianya, untuk itu sudah layak diistirahatkan dalam kenangan bangsa yang penuh dengan kebanggaan dan kejayaan TNI Angkatan Laut.

Dalam upacara penurunan ular-ular perang kapal yang memiliki ukuran panjang seluruh 144 m, lebar 23 m, draft 5,9 m, DWT 3400 ton, GRT 3947,80 ton, dan NRT 8583,82 ton tersebut turut dihadiri oleh Kasarmatim, Danguspurlatim, Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut, Wadan Kobangdikal, Dan Lantamal V, Dan Pusdik Opsla, mantan Komandan KRI TFG-974 serta perwira, bintara, tamtama prajurit Satlinlamil Surabaya.



Sumber : TNI AL