Pages

Senin, Oktober 13, 2014

Analisis : Bukan Perjalanan Biasa

ANALISIS-(IDB) : Perjalanan Trans Java MBT Leopard 2 dan kawan-kawan dari Surabaya menuju Jakarta dan Bandung bukanlah perjalanan biasa.  Dari perhelatan akbar HUT TNI di Surabaya tanggal 7 Oktober 2014 yang lalu konvoi alutsista paling populer itu mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat luas yang dilewatinya.  Di Sragen, Solo, Yogya dan Semarang tempat dimana khafilah alutsista TNI AD itu “diberhentikan sejenak”, maka ribuan masyarakat mengelu-elukannya bak seorang artis pujaan.  Ya, tak berlebihan kiranya sosok yang bernama Leopard 2 itu menjadi pusat kerumunan, pusat kebanggaan sekaligus pusat perdokumentasian berbagai posisi foto yang kemudian disiarluaskan melalui media sosial.



Perjalanan ini adalah sebuah pembuktian pertanggungjawaban dan sosialisasi, makanya disebut bukan perjalanan biasa.  Rombongan 4 Leopard2, berikut Marder dan APC M114 sebagai bagian pertanggungjawaban dari pengadaan 103 tank gede banget made in Jerman itu.  Untuk diperlihatkan kepada segala lapisan masyarakat sekaligus sosialisasi bahwa kehadiran alat tempur  utama ini tidak merusak jalan, tidak mengalami ambles rute jalan yang dilewatinya sebagaimana yang ditiupkan oleh angin opini dengki selama ini.



Bukti tak terbantahkan


Ketika melewati jalur jalan raya paling bergengsi di tanah air, pantura Jawa mulai dari Semarang sampai Cirebon, begitu banyak khalayak yang terkesima, kagum dan bangga dengan iringan kendaraan lapis baja yang diangkut dengan truk transporter beroda puluhan.  Artinya kampanye tanpa orasi itu secara lahiriyah dan bathiniyah berhasil dikumandangkan sekaligus mematahkan argumentasi “jamaah amblesiyah” yang awalnya selalu gembar-gembor bahwa kucing hutan besi ini akan merusak jalan yang dilalui dan membuat kerusakan besar alias ambles.



Sekarang ini banyak opini yang menjadi sendok pembenaran untuk dipaksa disodorkan ke mulut masyarakat berdasarkan kepentingan bisnis, kepentingan politik dan kepentingan “bank saku” (jangan salah sebut, bukan bangsaku).  Salah satunya ya tentang Main Battle Tank ini. Makanya jalan-jalan pulang ke home basenya sengaja diperlihatkan kepada khalayak ini loh barang yang diopinikan akan membuat kerusakan besar di jalan, ternyata tak ada masalah kan.



Yang menarik perjalanan ini juga mendapatkan nilai lebih lainnya seperti kata pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.  Sambutan masyarakat yang luar biasa hebatnya memberikan apresiasi tersendiri bahwa sesungguhnya rakyat bangsa ini sangat membanggakan tentara dan alutsistanya.  Ini tak bisa terbantahkan meski puluhan LSM oposisi memberikan opini tandingan dengan sejuta argumentasi.  Kehadiran rombongan alutsista TNI AD maupun komentar sekitar perhelatan akbar HUT TNI kemarin di Surabaya memberikan spirit buat tentara pengawal republik bahwa  kalian sesungguhnya dibanggakan dan dielu-elukan oleh rakyat bangsa ini sebagai benteng NKRI yang menjaga amanah kedaulatan dan harga diri bangsa.


Perkuatan alutsista adalah keniscayaan yang harus terus menerus dilakukan, meski pemerintahan berganti figur.  Kita tidak boleh lengah apalagi sampai mengurangi atau bahkan menghentikan program perkuatan tentara dan senjatanya. Karena ini adalah “fardhu kifayah” bagi pemerintahan selanjutnya. Jika tidak dilaksanakan maka boleh jadi ibu pertiwi akan menangis dan berucap lantang: “memang kalian ini anak tak tahu diuntung, jangan sampai kalian kualat sama merah putih”.



Sumber : Analisis 

Sukhoi Serahkan Batch Pertama SU-35 Dan SU-30M2

MOSCOW-(IDB) : Hari ini Sukhoi menyerahkan batch pertama pesawat tempur Su-35 dan Su-30m2 ke Kementerian Pertahanan yang disampaikan oleh industri pertahanan. Upacara Transfer yang berlangsung di bandara cabang Perusahaan Sukhoi – Komsomolsk-on-Amur aviation plant- disaksikan langsung dalam video-conference oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu.

Pesawat diproduksi sesuai dengan perintah Negara untuk penyediaan pesawat tempur bagi Angkatan Udara Rusia di bawah Program Persenjataan Negara untuk tahun 2011 – 2020. Implementasi ini akan memastikan modernisasi yang mendalam dari Angkatan Udara Rusia dan menyediakan pekerjaaan jangka panjang untuk Sukhoi Company dan mitranya.


Su-35S adalah pesawat tempur super modern multirole generasi “4 + +”. Teknologi yang diterapkan dari generasi ke-5 menghadirkan keunggulan bagi pesawat Su-35S terhadap pesawat tempur di kelas yang sama. Pesawat ini memiliki karakteristik penerbangan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pesawat tempur asing sejenis dalam banyak karakteristik teknis.


Fitur utama Su-30m2 meliputi sistem kontrol senjata yang dimodifikasi dengan kemampuan canggih untuk menghancurkan target darat dan laut; sistem baru tampilan kokpit dengan multifunctional color liquid crystal displays, peningkatan sistem navigasi dan radio komunikasi; sistem pertahanan kapal modern; berbagai senjata “udara-ke-udara” dan “udara-ke-permukaan” dengan 12 cantelan; sistem pengisian bahan bakar dalam penerbangan; badan pesawat dan landing gear yang diperkuat, memastikan pengoperasian pesawat dengan tangki bahan bakar penuh dan beban tempur maksimum pada berat take-off hingga 38 ton. Sistem deteksi pada kontrol senjata Su-30m2, pelacakan dan penghancuran target udara, darat dan laut dengan senjata pesawat dalam segala kondisi cuaca, siang dan malam.



Sumber : JKGR

Caesar, Howitzer Andalan Artileri TNI AD

SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sejumlah alat tempur baru guna memperkuat pertahanan dan kemanan negara.

Salah satunya ialah meriam 155 Caesar. Alat pelontar roket ini memiliki daya jelajah hingga 600 kilometer.

Meriam yang memiliki daya jelajah 600 kilometer ini diproduksi di Prancis dan baru dimiliki TNI pada tahun ini.

Alutsista ini untuk melengkapi persenjataan Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 12 Divisi Infanteri 2 Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) di Ngawi dan Yonarmed 9 Divisi Infanteri 2 Konstrad Purwakarta.

Meriam ini dilengkapi dengan komputer balistik yang terintegrasi, global positioning system (GPS) dan MV radar.

Kemampuan roket ini memiliki jarak capai 39 kilometer dengan amunisi standar dan daya hancur ledakan di sasaran dengan radius 50 meter.



Sumber : Sindo

System Hanudnas Sebagai Kekuatan Penangkal RI

PELITA-(IDB) : Pada masa sekarang kita sendiri menghadapi ancaman bagi kedaulatan dan penegakan hukum berupa aneka pelanggaran oleh pesawat atau kapal negara luar saat melewati atau menggunakan wilayah udara dan laut negara kita. Kebanyakan pelanggaran tersebut unchecked atau tak terawasi dan tak tertindak. 

Belum lagi bila kita perhitungkan ancaman dari udara berupa pesawat komersial yang dijadikan Rudal berawak dalam misi bunuh diri seperti peristiwa serangan udara 911 di AS. Ancaman faktual pertahanan udara kita saat ini antara lain pelanggaran wilayah udara yurisdiksi nasional oleh pesawat militer dan sipil asing, pelanggaran jalur alur laut kepulauan kita, pelanggaran wilayah udara nasional dibawah pngendalian negara lain, penerbangan gelap mendukung penyelundupan atau separatis, pelanggaran kegiatan survei udara dan pelanggaran pesawat negara tetangga yang terlibat sengketa perbatasan atau pulau-pulau terluar dengan kita. Hampir semua pelanggaran diakibatkan kurangnya Alutsista yang langsung bisa digerakkan oleh Kohanudnas dalam jumlah memadai dan disposisi kekuatan merata.

Sistem Pertahanan Udara Nasional yang kuat tidak hanya sekedar mengawal wilayah udara Indonesia namun akan secara signifikan meningkatkan daya tangkalnya dari kekuatan militer sebagai penyangga pilar perangkat kekuatan nasional kita. Berbagai kegiatan lintas wilayah udara ilegal atau pelanggaran aturan penerbangan pasti akan berkurang bila wilayah udara nasional diawasi dan dijaga secara penuh terus menerus sepanjang tahun. Tidak akan ada kekuatan lain yang akan membantu kita menegakkan Keunggulan Udara di atas wilayah negara kita kecuali mengandalkan kekuatan pertahanan udara kita sendiri.

Keunggulan udara akan membatasi atau membatalkan niat kegiatan ilegal di wilayah udara dan permukaan kita, sementara di sisi lain mampu melindungi kegiatan udara dan permukaan kita dari gangguan pihak luar. Kita sudah memiliki sebuah Komando Pertahanan Udara Nasional yang pada tanggal 9 Februari genap berumur 48 tahun telah mengawal kedaulatan negara di udara. Namun dalam kenyataannya sistem yang sudah bekerja dengan baik secara nyata mengawasi ruang udara selama 24 jam terus menerus tanpa henti masih memiliki beragam tantangan yang harus kita atasi bersama. Alutsista pertahanan udara adalah pesawat tempur buru sergap (interceptor), Radar udara (darat dan terbang) serta Rudal anti-pesawat. Sayangnya Kohanudnas yang membawahi empat Komando Sektor Hanudnas (Medan, Jakarta, Makassar, dan Biak) saat ini belum cukup efektif karena keterbatasan Alutsista yang dimilikinya, baik jumlah dan kemampuannya. Kohanudnas yang saat ini dalam kenyataannya hanya memiliki jajaran Radar militer yang dalam jumlah belum cukup memayungi ruang udara kita disamping sebagian sudah berumur dan kurang efektif lagi. 


Di sisi lain untuk keperluan penyergapan Kohanudnas menggunakan pesawat penyergap dari jajaran komando operasi lainnya, untuk Rudal anti-pesawat hanya mengandalkan Rudal anti-pesawat jarak pendek di bawah jajaran Arhanud dan belum memiliki satuan Rudal anti-pesawat jarak sedang. Untuk efektifitas dan kesiapsiagaan Kohanudnas sepanjang waktu sesuai semboyan operasi Siaga Senantiasa maka ketiga jenis Alutsista ini harus berada dalam jajaran Alutsista Kohanudnas.

Menurut Connie Rahakundini Bakrie, pengajar FISIP UI yang juga pengamat militer dan pertahanan dalam bukunya Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal menyebutkan idealnya TNI AU memiliki pesawat tempur penyergap (interceptor) sejumlah 744 unit dan pesawat tempur penyerang (ground attack) sejumlah 456 unit. Jumlah yang sangat mengesankan jika dibandingkan dengan kekuatan pesawat tempur AU menengah di Asia Pasifik seperti India (852 unit), Korea Utara (510 unit), dan Korea Selatan (493 unit). Namun ada baiknya kita lebih realistis dengan mengacu pada kemampuan keuangan negara dikaitkan dengan kebutuhan daya tangkal kuat yang mutlak dipenuhi sebelum jadi makin lemah dan berakibat langsung pada kekuatan negosiasi kita di dunia internasional.

Dalam buku Rencana Strategis Penataan Kohanudnas ke Depan (2009) yang disusun untuk menjadi pedoman dalam penataan Kohanudnas ke depan disebutkan beberapa poin menyangkut doktrin, organisasi, dan Alutsista Hanud. Menyangkut doktrin bisa disebutkan bahwa pembenahan melingkupi wewenang tugas yang harus lebih diperjelas dan dilindungi Undang Undang karena operasi Hanud langsung berkaitan dengan dunia internasional dan mempunyai implikasi pada keamanan nasional. Menyangkut organisasi disarankan Kohanudnas sebagai Komando Strategis dengan memiliki tanggung jawab mengawasi wilayah udara seluas daratan Eropa atau negara AS selayaknya dipimpin oleh seorang Perwira Tinggi setingkat bintang tiga dengan penyesuaian kepangkatan bagi jajaran di bawahnya. Terakhir dalam buku ini juga ditegaskan bahwa Kohanudnas harus diperkuat dengan penambahan serta modernisasi seluruh Alutsistanya.

Penambahan dan modemisasi pertama adalah menyangkut satuan Radar Hanud termasuk sistem komunikasi datanya agar pengawasan penuh ruang udara selama 24 jam berjalan baik, disamping itu perlu dilengkapi dengan Radar terbang untuk keperluan operasi Hanud pada lokasi dan situasi khusus sesuai kebutuhan operasi. Selanjutnya Alutsista pesawat tempur ditambahkan di jajaran Kohanudnas dengan membentuk Wing Buru Sergap dengan membawahi satu Skadron Buru Sergap (masing-masing 16 pesawat) di tiap Kosek Hanudnas (Medan, Jakarta, Makassar, dan Biak) maka secara total Kohanudnas memitiki empat Skadron Buru Sergap (64 pesawat). Bila setiap Skadron siap mengirimkan tiga flight pesawat buru sergap (masing-masing tiga-empat pesawat) maka total ada 12 pangkalan udara depan yang bisa menjadi ujung tombak penindakan pelanggaran udara. Terakhir disarankan Kohanudnas memiliki Wing Rudal Anti-Pesawat jarak sedang dimana keempat Kosek memiliki masing-masing satu Skadron Rudal, dimana setiap Skadron bisa mengirimkan empat flight rudal mobile untuk menghadapi ancaman udara di 16 titik strategis terdepan kita. 


Disamping itu dalam buku ini juga disampaikan perlunya kerjasama yang lebih erat dengan industri dalam negeri seperti sistem peralatan integrasi Kodal Hanud TDAS (Transmisi Data Air Situation) yang merupakan hasil kerjasama dengan vendor lokal. Demikian pula kerjasama dengan Dephub dan Perum Angkasa Pura dalam integrasi data Radar sipil dengan Radar militer dalam memantau ruang udara nasional, seperti yang juga dilaksanakan negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Uni Eropa. Untuk pengadaan Radar udara permukaan dan Radar terbang bisa menjalin kerjasama dengan negara-negara maju untuk membangun industri tersebut bersama industri dalam negeri, termasuk pembuatan Radar pasif yang mampu menangkap pesawat siluman (Stealth).

Semoga kita bersama-sama sepakat memandang bahwa paham liberalism saja tidak cukup untuk menjadi sokoguru perjuangan kita di kancah internasional, demikian pula paham realist yang memandang bahwa kekuatan militer adalah syarat utama dalam membela kepentingan nasional kita. Mari kita bersama memadukan kekuatan diplomasi yang secara sinergis dengan kekuatan ekonomi, kekuatan informasional, dan kekuatan militer kita untuk meningkatkan daya negosiasi kita dimasa depan. Pertahanan Udara Nasional yang kuat dengan sistem yang baik, personel berkualitas, dan Alutsista yang baik dan jumlah memadai akan sanggup meningkatkan daya tangkal dan rasa percaya diri bangsa sehingga memperkuat totalitas Instrument of National Power dalam membela kepentingan nasional kita. Tidak ada yang tidak bangga jika kita memiliki Komando Pertahanan Udara Nasional yang tangguh sebagai benteng terdepan dalam penegakan kedaulatan negara kita. Labda Prakasa Nirwikara.



Sumber : Pelita

Kadislitbang TNI AU Cek Persiapan DAHANA

SUBANG-(IDB) : PT DAHANA (Persero) kini tengah menggarap persiapan produksi bahan peledak militernya, yaitu bomb P 100 Live untuk amunisi pesawat Sukhoi. Sebelum jauh memasuki produksi massal, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Amirudin Akhmad mengecek langsung perkembangan persiapan alat produksi yang dimiliki oleh Dahana yang berada kawasan Energetic Material Center (EMC) Dahana Subang. Kedatangan Amirrudin Akhmad pada Selasa, 30 September 2014 bersama timnya disambut langsung oleh F. Harry Sampurno Direktur Utama PT DAHANA (Persero) beserta tiga direksi lainnya.


“Kami ingin mengetahui, sudah sejauh mana perkembangan persiapan proyek Bomb P 100 L yang sudah dilakukan oleh DAHANA, karena sebelum menuju produksi massal, DAHANA sudah harus mempersiapkan Protoype P 100 L yang nantinya akan kami uji untuk mendapat sertifikasi, apakah cocok dengan kebutuhan kita,” terang Amirudin Akhmad kepada Dfile.


Untuk melihat langsung persiapan yang telah dilakukan oleh DAHANA, Tim EMC mengajaknya untuk meninjau langsung perlengkapan yang sudah dipersiapkan dan disimpan sementara di Gedung Workshop DAHANA. Nampak beberapa perlengkapan yang telah disiapkan pada tahap awal ini. Lempengan cetakan untuk uji kepadatan handak serta alat pemanas dan pendingin yang akan digunakan saat pengisian bahan peledak pada bomb produksi P 100L.  Tim juga diajak mengecek laboratorium sebagai tempat uji formula serta meninjau langsung pabrik meltpour yang nantinya sebagai tempat pengisian handak bomb pesawat Shukoi.


Melihat apa yang telah disiapkan oleh DAHANA, Amirudin Akhmad pun berharap DAHANA untuk segera menyelesaikan tahap awal pembuatan P 100 L. “Kita kan mulai lagi dari nol, jika melihat apa yang telah disiapkan untuk langkah awal sudah sangat memadai, oleh karena itu saya berharap ini secepatnya terealisasi agar nantinya bisa memasuki tahap produksi missal,” ujar Amirudin Akhmad.


Dalam menangani proyek ini, PT DAHANA (Persero) tidak sendirian, namun menggandeng perusahaan swasta untuk bekerjasama, PT Sari Bahari dalam pembuatan body P 100 L.

Bom P 100 L merupakan bomb yang akan dipasang pada pesawat Sukhoi. Bomb ini memiliki warna khas yaitu hijau yang panjangnya 1.130 mm dengan berat 100 sampai 125 kg, berdiameter 27 mm dan memiliki ekor yang panjangnya 410 mm.




Sumber : BUMN

Alutsista TNI Akan Gunakan Teknologi Anti Radar

JAKARTA-(IDB) : Sebuah teknologi anti radar dikembangkan oleh TNI dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Teknologi ini diharapkan mampu memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI.


Wakil Ketua Dewan Juri Lomba Inovasi TNI 2014, Avanti Fontana menjelaskan, teknologi ini diciptakan dengan menggunakan bahan dasar cangkang udang (chitosan) dan tulang ikan (hidroksiapatit). Adapun pengembangan teknologi ini telah dilakukan sejak 2011 lalu.


Menurut Ketua Umum Yayasan Planet Inovasi itu, sistem kerja utama alat itu yakni dengan menyerap pantulan gelombang frekwensi radar musuh yang dilayangkan ke alutsista milik TNI. Dengan diserapnya gelombang tersebut, maka musuh tak dapat mendeteksi kendaraan yang digunakan TNI dalam menjalankan operasinya.


“Inovasi ini jelas membantu meningkatkan peran dan tugas TNI,” kata Avanti disela-sela pemberian penghargaan Inovasi Panglimat TNI 2014 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (12/10/2014).


Pengembangan teknologi ini dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa IPB, yang terdiri dari Bambang Riyanto, Akhiruddin Maddu, dan Esa Ghanim Fadhallah.


Ketiga orang itu akhirnya didapuk menjadi salah satu tim pemenang dalam ajang Inovasi Panglima TNI 2014. Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun, mengapresiasi pengembangan teknologi tersebut. Ia meminta agar penelitian dan pengembangan teknologi itu dapat dipercepat sehingga dapat segera diaplikasikan di alutsista TNI.


Terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Fuad Basya mengatakan, TNI akan menggandeng PT Pindad dalam pengaplikasian teknologi ini. Di samping itu, TNI juga berencana agar teknologi ini dapat diproduksi secara masal. Meski demikian, ia mengatakan uji coba atas alat anti radar itu harus diuji coba terlebih dahulu di Badan Litbang TNI.



Sumber : Kompas

10 Penerima Penghargaan Inovasi Panglima TNI 2014

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak sepuluh peserta menerima penghargaan inovasi Panglima TNI 2014 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (12/10) malam. Penghargaan diberikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia.

 Penerima penghargaan inovasi Panglima TNI tahun 2014 meliputi:

Pertama, kategori Inovasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI Angkatan Darat diberikan kepada Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat, dengan inovasi tentang Rancang Bangun Senjata Dopper.

Kedua, penghargaan untuk Kategori Inovasi Alutsista TNI Angkatan Laut diberikan kepada Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut, dengan inovasi tentang Pembuatan Prototipe Swamp Boat.

Ketiga, penghargaan untuk Kategori Inovasi Alutsista TNI Angkatan Udara diberikan kepada Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara, dengan inovasi tentang Pembuatan Bom Tajam BT-500 untuk Pesawat Standar NATO.

Keempat, penghargaan untuk Kategori Inovasi Non-Alutsista TNI Angkatan Darat diberikan kepada Kapten Ctp. Edi Nursantosa, S.Si., M.Sc dengan Inovasi tentang Pendekatan Indeks Vegetasi Citra Satelit Penginderaan Jarak Jauh untuk Mendeteksi Samaran Pasukan di Medan Tertutup.

Kelima
, penghargaan untuk Kategori Inovasi Non-Alutsista TNI Angkatan Laut. Penghargaan diberikan kepada Kolonel Laut (T) Abdul Rahman, S.T., M.T., dan Tim dengan inovasi tentang Rancang Bangun Pos Angkatan Laut Mandiri Energi Guna Meningkatkan Fasilitas Pangkalan di Lokasi Terpencil.

Keenam, penghargaan untuk Kategori Inovasi Non-Alutsista TNI Angkatan Udara diberikan kepada Kapten Lek Ramayuda Rahmad, S.T., dan Tim dengan inovasi tentang Server DEPOHAR 40 sebagai Integrator Jaring Komunikasi dalam Mewadahi Jaringan C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance). Penerima Penghargaan adalah DANSATHAR 42 DEPOHAR 40 Lanud Sulaiman.

Ketujuh
, penghargaan untuk Kategori Inovasi Partisipasi Masyarakat diberikan kepada Bambang Riyanto, S.Pi., M.Si., Dr. Akhiruddin Maddu, S.Si., M.Si., dan Esa Ghanim Fadhallah dengan Inovasi tentang Material Organik Penyerap Gelombang Radar dari Komposit Penyerap Chitosan-Hidroksiapatit untuk Aplikasi Militer Modern. Penerima Penghargaan adalah Bambang Riyanto, S.Pi., M.Si.

Kedelapan, penghargaan untuk Kategori Inovasi Partisipasi Organisasi Publik diberikan kepada Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia dengan inovasi Siaran Suara Perbatasan RRI.

Kesembilan, penghargaan untuk Kategori Inovasi Partisipasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diberikan kepada Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai daerah pendukung tugas pokok dan fungsi TNI di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga Republik Demokratik Timor Leste di daerah Atambua, Nusa Tenggara Timur. Penerima Penghargaan adalah Penjabat Bupati Belu, Drs. Wellem Foni, M.Si.
 

Kesepuluh, penghargaan untuk Kategori Inovasi Partisipasi Pemerintah Daerah Provinsi diberikan kepada Provinsi Kalimantan Timur sebagai Kontribusi dan partisipasi Pemerintah Daerah untuk mendukung tugas pokok dan fungsi TNI sekaligus sebagai daerah ketahanan pangan di wilayah Kalimantan Timur. Penerima Penghargaan adalah Gubernur Kalimantan Timur, Dr. H. Awang Faroek Ishak.

Sementara itu, Dewan Juri Penghargaan Inovasi Panglima TNI 2014 terdiri dari Ketua Dewan Juri, Dr. Ninok Leksono, MA (Anggota Komite Inovasi Nasional, Rektor Universitas Multimedia Nusantara dan Redaktur Senior Kompas); Wakil Ketua, Avanti Fontana, Ph.D., C.F., C.C. (Dosen Strategi dan Manajemen Inovasi Universitas Indonesia, Tim Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Planet Inovasi) serta delapan anggota tim juri yakni Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA (Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas); Prof. Dr. Idzam Fautanu (Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Tim Pendiri Yayasan Planet Inovasi); Prof. Dr. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc. (Guru Besar Bidang Rekayasa Air, Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, Tim Pendiri Yayasan Planet Inovasi); Dr. Ir. Iwan Sudrajat, MSEE (Direktur Pusat Pengkajian Kebijakan Difusi Teknologi/PPKDT, BPPT); Dr. Lily Sudhartio (Dosen Strategi dan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia); Luky A Yusgiantoro, Ph.D. (SKK Migas, Tim Pendiri Yayasan Planet Inovasi); Prof. Dr. Mohammad Nasikin (Guru Besar Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Pakar Rekayasa Reaksi Kimia dan Katalis untuk Sintesis Produk Baru, Ketua Laboratorium Rekayasa Produk Kimia dan Bahan Alam); dan Sandiaga Salahuddin Uno, MBA (Pendiri dan Pengusaha, Saratoga Investama Sedaya).




Sumber : Jurnas

Dorong Ekosistem Inovasi Di Lingkungan TNI

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko memberikan apresiasi kepada individu, tim, satuan militer dan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan TNI serta individu, tim, organisasi non militer, yang menciptakan dan atau mengembangkan produk-produk inovatif. Panglima TNI juga mendorong tumbuh kembangnya ekosistem inovasi di lingkungan TNI dengan memperkuat kerja sama inter-sektoral, antar aktor inovasi serta memonitor implementasi kebijakan pimpinan TNI tentang inovasi.

“Pemberian penghargaan Panglima TNI Award 2014 kepada prajurit TNI dan lembaga publik di luar TNI ini merupakan upaya meningkatkan peran strategis Research and Development (R&D) di lingkungan TNI pada khususnya dan nasional pada umumnya,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dalam keterangan pers sesaat sebelum acara pemberian penghargaan Inovasi Panglima TNI Award 2014 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (12/10) malam.

Panglima TNI mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu ajang pemberian penghargaan kreatifitas dan inovasi di lingkungan TNI. Penghargaan inovasi Panglima TNI (Panglima TNI Innovation Award) mengidentifikasi, mengenali, mengakui, dan mendiseminasi karya inovasi militer dan terkait yang berasal dari lingkungan TNI/luar lingkungan TNI, yang mencakup jenis inovasi teknologi dan inovasi pendekatan kemanusiaan serta inovasi sumber daya manusia (human-approach innovation, low-end innovation).

Jenderal Moeldono menegaskan bahwa acara tersebut dimaksudkan untuk mencari sumber-sumber inovasi baik di lingkungan TNI maupun di luar TNI, utamanya inovasi yang berkaitan dengan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI.

“Saya mau membangun tradisi baru di lingkungan TNI. Acara di Mabes TNI malam ini adalah berkumpul tiga marwah yakni marwah disiplin, teknologi serta seni dan budaya,” tegas Panglima TNI.

Moeldoko menjelaskan marwah disiplin menjadi kekuatan TNI, sedangkan marwah teknologi untuk semantiasa menghadirkan teknologi dan produk alutsista dalam negeri. Sementara itu, marwah seni dan budaya dihadirkan agar prajurit TNI memiliki cita rasa.

“Terpadunya disiplin, teknologi serta seni dan budaya menjadi kekuatan baru bagi TNI dan prajurit TNI,” tegas Panglima TNI.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menyerahkan penghargaan kepada finalis inovasi Panglima TNI, menilai acara penghargaan Inovasi Panglima TNI 2014 ini sangat baik dalam upaya mendorong inovasi Alutsista TNI dan alutsista non TNI. Menhan juga menilai acara tersebut sebagai wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat.

Selain Menhan dan Panglima TNI, acara penghargaan inovasi Panglima TNI 2014 ini juga dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI ida Bagus Putu Dunia, Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) Prof. Dr. Zuhal, dan para petinggi TNI. Pada kesempatan ini, menampilkan konser musik Iwan Fals, Fitri Carlina, Youbi Sister serta prajurit TNI dengan membawakan lagu berjudul Joged Komando.

Kepala Dinas Penerangan Umum (Kadispenum) Pusat Penerangan TNI, Kolonel Inf. Bernardus Robert, menambahkan peserta lomba terdiri dari 120 finalis lomba kreatifitas karya cipta teknologi (KCT) dan karya tulis ilmiah dalam lima tahun terakhir (2010-2014); 30 peserta produk Litbang unggulan TNI (2010-2014); peserta yang berasal dari lingkungan TNI di luar kategori tersebut yakni individu/tim dari organisasi/unit kerja/satuan kerja TNI yang telah berhasil menerjemahkan ide atau inisiatif inovasi hingga menjadi produk-produk inovasi sosial atau inovasi komunitas selama lima tahun terakhir (2010-2014). Selain itu, peserta individu/tim/organisasi di luar TNI yang telah berhasil menerjemahkan ide atau inisiatif menjadi produk-produk inovasi dalam lima tahun terakhir (2010-2014) yang bermanfaat bagi TNI.

Seleksi tahap I, tanggal 18 Agustus sampai 20 September 2014, dengan kegiatan pendaftaran peserta, koleksi naskah/dokumen, dan verifikasi dokumen. Seleksi tahap II, tanggal 1 sampai 3 Oktober 2014 dilaksanakan di Pusdiklat PNS Mabes TNI, Jati Makmur. Pada tahap ini sudah terseleksi menjadi 38 karya, dengan perincian 13 karya dari TNI AD, 7 karya dari TNI AL, dan 18 karya dari TNI AU. Kemudian dilanjutkan seleksi oleh Dewan Juri pada tanggal 6-7 Oktober 2014.

Bernardus Robert menjelaskan jenis penghargaan inovasi Panglima TNI yaitu tiga penghargaan inovasi TNI Alutsista TNI, tiga penghargaan inovasi TNI Non Alutsista, dua penghargaan inovasi (Ko-Inovasi) TNI dan Pemerintah Daerah, dua penghargaan inovasi (Ko-Inovasi) TNI dan individu/tim/organisasi/lembaga publik di luar TNI.



Sumber : Jurnas

Pesawat Tempur F-16 Amankan BDF

DEN PASAR-(IDB) : Setelah sukses melaksanakan fly pass dalam rangka HUT ke-69 di Surabaya pada tanggal 7 Oktober 2014, pesawat tempur F-16 figting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi melanjutkan misi operasi yaitu pengamanan Forum Demokrasi Bali (Bali Democracy Forum). BDF berlangsung di Nusa Dua, di Bali, tanggal 10-11 Oktober 2014.

Pesawat temput F-16 melaksanakan pengamanan dengan terbang patroli/Combat Air Patroll (CAP) di wilayah udara pulau Bali dan sekitarnya. Patroli dilaksanakan sehari 4 sortie mulai tanggal 9 sampai dengan 11 Oktober 2014, dibawah kendali Komando Sektor (Kosek) Pertahanan Udara Nasional (Hanudnas) II, Makassar. Tujuannya untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin menggagalkan pelaksanaan BDF tersebut.

Dalam misi tersebut, pesawat F-16 dengan persenjataan yang disiapkan melakukan terbang dari Lanud Iswahjudi menuju pulau Bali dan berputar-putar di wilayah udara Pulau Bali. Berdasarkan siaran pers Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau), apabila situasi dinyatakan aman, pesawat F-16 kemudian kembali ke Lanud Iswahjudi lagi.



Sumber : Jurnas

Rudal Pantsir AAMG Perkuat AL Rusia

Armada bersenjata Rusia akan menerima sistem rudal dan senjata antipesawat Pantsir baru, Armor, pada 2016. Versi ini lebih ringan, kompak, dan efisien dibanding pendahulunya, Kortik, meskipun mungkin memerlukan modernisasi kapal perang Rusia. Para ahli menilai, prospek ekspor AAMG baru masih samar. Sistem Rudal Pantsir AAMG Lengkapi Persenjataan Angkatan Laut RusiaPantsir-M merupakan senjata yang lebih kuat dibanding Palash AAMG. 

MOSCOW-(IDB) : Pengujian Pantsir AAMG, yang dirancang untuk digunakan oleh angkatan laut, baru saja selesai. Dua tahun lagi, pasukan laut Rusia akan memiliki senjata anti-pesawat yang menjanjikan yang terpasang di geladak kapal mereka. Senjata ini menggantikan model Kortik yang sudah usang (yang diekspor dengan nama Kashtan/Kastanye). Dalam situs resmi perusahaan negara Rostekh, Kementerian Pertahanan Rusia dinyatakan telah menandatangani sebuah kontrak penyediaan Pantsir AAMG laut. 

Rudal Jelajah Pembunuh 

Biro Desain Instrumen Tula, bagian dari perusahaan induk Vysokotochnye Kompleksy, telah mengembangkan AAMG laut sejak lama. Model senjata ini mencontoh Pantsir versi darat. Sistem tersebut dirancang untuk menghancurkan rudal jelajah, kendaraan udara tanpa berawak, pesawat terbang, serta target darat dalam radius 20 kilometer pada ketinggian 15 kilometer. Kecepatan sebuah roket yang ditembakkan AAMG ialah 1.300 meter per detik. Tata letak model laut, di bawah label Pantsir-ME, pertama kali dipamerkan pada publik di tahun 2011.

Pakar independen pertahanan udara Said Aminov menjelaskan keuntungan dari sistem kapal gabungan AAMG tersebut terdapat dalam kombinasi dari dua jenis senjata yang saling melengkapi dengan menyediakan cakupan dari target udara sampai garis pertahanan terluar.

“Target yang paling berbahaya bagi kapal adalah rudal jelajah (CR) yang terbang dengan kecepatan tinggi. Rudal pandu antipesawat (SAM) tidak selalu berhasil menjatuhkan atau meledakan kapal. AAMG dapat menghancurkan rudal yang terbang melalui inersia dengan tingkat tembakan yang sangat tinggi, bahkan di perbatasan ekstrem,” terang Aminov. 


Kuat, Namun Tak Sendirian

Pantsir-M tidak akan menjadi satu-satunya AAMG yang beroperasi di Angkatan Laut Rusia. AAMG Palash (Pedang Lebar) yang diekspor dengan nama Palma juga akan melengkapi armada Rusia. Palash berfungsi menjamin perlindungan fregat baru Rusia dari Proyek 22350 (zona laut jauh) dan kapal-kapal lain milik Angkatan Laut Rusia.

Aminov menjelaskan, Pantsir-M merupakan senjata yang lebih kuat dibanding Palash AAMG. Palash sendiri sudah digunakan dalam kapal patroli Gepard (Cheetah) yang dikirim ke Vietnam dengan nama Proyek 11661. Menurut Aminov, Pantsir lebih unggul daripada Palash dalam hal rudal antipesawat. Jangkauan SAM Pantsir-M mampu mencapai 20 kilometer, sementara SAM Palash Sosna-R hanya dapat menembak enam hingga delapan kilometer. Senapan mesin antipesawat di kedua sistem identik, yakni senapan mesin enam-barel 30 mm, seperti yang terdapat pada sistem Kashtan/Kortik.

Kelemahan utama AAMG Kortik adalah ketidakmampuannya untuk "memimpin" dan menembak sasaran berganda. Pantsir-M mungkin akan mengatasi kekurangan ini dan meningkatkan kinerja penembakan sistem AAMG.


Prospek Ekspor Tidak Jelas 

Seperti ditulis Rostekh pada situs resmi mereka, Direktur Pelaksana Biro Desain Instrumen Tula (KBP) Dmitry Konoplev menyatakan bahwa sejumlah kapal perusak dan kapal besar lain akan dimodernisasi untuk mengakomodasi Pantsir. Pekerjaan tersebut sedang berlangsung saat ini.

“Pantsir-M dirancang untuk instalasi pada kapal penjelajah, kapal perusak, dan frigat,” kata Aminov. Alih-alih Kortik, kapal akan memiliki Pantsir-M. Namun, beberapa pekerjaan masih perlu dilakukan pada instalasi dan konstruksi peralatan komunikasi baru. Tidak ada gambar resmi dari unit Pantsir-M untuk memahami bagaimana AAMG ini akan terlihat dalam menggantikan Kortik. “Tapi rupanya Pantsir-M sudah dirancang untuk kapal-kapal besar yang baru,” komentar Aminov.

Pengiriman Pantsir-M ke Angkatan Laut Rusia sudah disetujui, namun prospek ekspor masih tidak pasti. Sebagaimana yang dilaporkan perusahaan milik negara Rosoboronexport pada RBTH, unit tersebut saat ini baru diuji, sehingga isu mengenai mengekspor versi laut dari Pantsir belum dipertimbangkan.



Sumber : RBTH

Rapor Kemhan Kabinet Indonesia Bersatu II 2009-2014

JAKARTA-(IDB) : Masa tugas Kabinet Indonesia Bersatu jilid II tinggal seminggu lagi. Kementrian Pertahanan selaku salah satu lembaga di Kabinet Indonesia Bersatu, boleh dibilang cukup berhasil dalam program kerjanya selama 5 tahun terakhir. Bagaimana tidak, dalam 5 tahun terakhir terjadi perkembangan sangat signifikan di bidang Alutsista dan Anggaran. Dan artikel disini kali ini kami batasi hanya dalam bidang perkembangan alutsista saja.

Dalam bidang pengembangan postur pertahanan, Kemenhan telah mencanangkan Program Minumum Essensial Forces yang dibagi dalam 3 tahap hingga 2024. Di tahap pertama ini, program MEF Kemenhan bisa dibilang melebihi target.  Dari data yang ARC dapatkan, terlihat dari 24 kegiatan prioritas dengan pendanaan luar negeri, sebanyak 5 kegiatan selesai, 8 dalam proses produksi, 9 kegiatan tahap pengiriman, dan dalam proses ada 2 kegiatan. 8 kegiatan diantaranya selesai usai oktober 2014. Selengkapnya lihat tabel dibawah. 
Namun demikian, ada pula beberapa alutsista yang hingga kini masih dicarikan pinjaman. Diantaranya soal pengadaan Panser BTR-4, satu baterai MLRS 122mm, Kapal layar latih serta heli AKS.

Dalam beberapa kegiatan pengadaan, Kemenhan justru melebihi target yang dicanangkan dalam MEF 1. Diantaranya adalah pengadaan MBT dimana awalnya hanya menargetkan 44 unit, namun bisa didapat hingga 164 unit (Leopard dan Marder), lalu pengadaan heli serang Fennec dimana awalnya dianggarkan hanya 8 unit, namun ternyata bisa terbeli hingga 12 unit. Dan pengadaan lainnya seperti dalam tabel dibawah ini. 
Add caption
Selain itu ada pula program dengan pembiayaan On Top, seperti pengadaan heli Serang Apache, 24 Unit F-16, serta pengadaan pesawat angkut Hercules eks Australia. Pengadaan dengan skema On top ini guna mengakselerasi kekuatan pertahanan TNI.

Selain pembelian dari luar, Kemenhan juga memberdayakan perindustrian pertahanan nasional melalui Pendanaan dalam negeri. Diantara alutsista itu adalah Panser Anoa, Platform KCR-40 dan 60, kapal angkut tank hingga CN-235 MPA.

Meski belum sempurna, prestasi ini memang layak kita acungi jempol.  Dalam tahap pertama saja, sudah demikian majunya persenjataan TNI. Semoga saja program ini dilanjutkan pada kabinet pemerintahan berikutnya. Terima kasih pak Purnomo dan pak Sjafrie.



Sumber : ARC

Tarantula, Panser Serbu TNI AD

JAKARTA-(IDB) : Tarantula merupakan panser salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbaru yang dimiliki TNI AD. Panser ini ikut memperkuat satuan Kavaleri TNI AD sejak tahun 2013.

Panser Tarantula adalah produksi Doozan, Korea Selatan. Senjata pokoknya adalah canon cockriel MK III kaliber 90 mm, dan senjata PSU dan coaxial berkaliber 7,62 mm. Keunggulan lainnya adalah pada saat proyektil dilepaskan.

Dengan Cockeril 90 mili meter, senjata memiliki jarak tembak maksimum hingga 6.000 meter, dan jarak tembak efektif 1.500 meter.

Pada kubahnya terdiri dari dua awak, yakni juru tembak (gunner) dan komandan kendaraan. Kelebihan cockerill dimilikinya membuat Tarantula tidak hanya mampu beroperasi pada siang hari, bahkan malam hari pun siap dilayani.

Kelebihan itu, karena dilengkapi night vision berbasis thermal, dan periskop dengan optik mutakhir. Saat Ini Indonesia Memiliki 22 Unit Panser Tarantula yang Ditempatkan di Batalyon Kavaleri 7, Batalyon Kavaleri 9 Jakarta, Serta Kikavser 3 dan Kompi Kavaleri Pengintai 2 Jawa Timur.



Sumber : Sindo