Pages

Selasa, Oktober 07, 2014

Berita Video : Acara Puncak HUT TNI Ke 69

SURABAYA-(IDB) : Berikut liputan video Acara Puncak Peringatan HUT TNI Ke 69 di Markas Komando TNI AL Ujung Surabaya


Parade






Sumber : Youtube

Tantangannya Guncangan Hebat Dan Suhu Dingin di Ruangan

JP-(IDB) : Menandai perayaan HUT Ke-69 TNI pagi ini (7/10), jajaran TNI-AL akan meluncurkan tiga kapal perang RI (KRI) terbaru dan paling canggih. Yakni, KRI Bung Tomo, KRI John Lie, dan KRI Usman-Harun. Wartawan Jawa Pos SURYO EKO PRASETYO dan GUSLAN GUMILANG mendapat kesempatan on board tiga hari di KRI Bung Tomo dalam pelayaran perdananya pekan lalu.

***

SEDIKITNYA 24 KRI baru memperkuat armada TNI-AL selama sepuluh tahun terakhir. Di antara puluhan kapal perang berbagai tipe dan ukuran itu, tiga kapal mutakhir jenis multi-role light frigate (MRLF) diklaim KSAL Laksamana TNI Marsetio paling canggih bila dibandingkan dengan kapal kombatan yang pernah dioperasikan maupun yang dikoleksi matra laut Merah Putih hingga kini.

”Spesifikasi MRLF sebagai kapal perusak kawal radar yang multiperan anti-kapal atas permukaan, anti peperangan udara, dan anti-kapal selam,” terang Marsetio yang ditemui di sela-sela acara geladi bersih HUT Ke-69 TNI di gedung Candrasa, Mako Armatim, Surabaya, Sabtu (4/10).

Kapal MRLF sangat siap menghadapi siapa pun di medan tempur. Serangan dari kapal lain, dari udara, hingga kapal selam dapat dihadapi. Kapal itu dilengkapi maritime surveillance untuk mengamati posisi lawan-lawannya.

Kemampuan MRLF dinilai Marsetio melebihi empat KRI jenis SIGMA (ship integrated geometrical modularity approach) produksi Belanda 2003. Empat SIGMA itu adalah KRI Sultan Hasanuddin, KRI Diponegoro, KRI Iskandar Muda, dan KRI Frans Kaisiepo. SIGMA merupakan kapal kelas terakhir sebelum kedatangan MRLF. Sebelum itu, TNI-AL mengoperasikan kapal-kapal eks Jerman. Yakni, kelas parchim dan kelas Van Speijk.

Tiga MRLF baru tersebut diseberangkan dari galangan Barrow in Furness, Inggris, dalam dua gelombang. KRI Bung Tomo (TOM) pada awal Agustus 2014, disusul KRI John Lie (JOL) dan KRI Usman-Harun (USH) pada awal September lalu. Untuk persiapan parade persenjataan dalam puncak peringatan HUT Ke-69 TNI di Mako Armatim hari ini, KRI TOM tiba lebih dahulu di pangkalan Armada RI Kawasan Timur (Armatim) pada pertengahan September. KRI TOM perlu waktu tak lebih dari 1,5 bulan untuk melayar dari Inggris ke Surabaya.

Setelah tugas menyeberangkan tuntas, Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan yang menjadi komandan pertama KRI mendapat tugas menyambut kedatangan KRI JOL dan KRI USH. Pelayaran penyambutan dikemas dalam latihan manuver di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. KRI TOM berlayar dari Armatim ke Karimunjawa dengan didampingi kapal kelas Van Speijk, yakni KRI Slamet Riyadi (SRI), bertemu KRI JOL dan KRI USH di perairan timur laut Karimunjawa.

KRI JOL dan USH –begitu masuk perairan Indonesia dari seberang Pulau Rondo, Aceh– berlayar ke tenggara dan timur dengan dikawal kapal lain kelas Van Speijk, KRI Oswald Siahaan. Kedua MRLF itu akhirnya bertemu ”saudara”-nya, KRI TOM, di utara laut Karimunjawa Minggu (29/9). Setelah itu, mereka menuju Mako Armatim di Surabaya untuk mengikuti parade persenjataan dalam acara perayaan HUT Ke-69 TNI hari ini.

Tiga kapal MRLF sempat berlatih menembak sasaran Pulau Gundul yang tidak berpenghuni di perairan Karimunjawa. Penembakan menggunakan meriam OTO-Melara 76 mm. Setelah itu, berlanjut latihan berbagai manuver. Formasi pertama berupa baris satu per satu ke belakang. Dilanjutkan berjajar ke samping, formasi panah, dan tombak.

’’Latihan ini menguji semua kemampuan dengan kecepatan tinggi. Kami putar (berbalik 360 derajat) ke kiri, kemudian putar ke kanan. Alhamdulillah tidak ada kendala berarti,’’ tegas Yayan.

Dia mengakui, MRLF secara persenjataan paling lengkap daripada KRI kelas lain. Sebelum mengomandani KRI TOM, Yayan malang melintang di berbagai kapal kombatan. Di antaranya, kelas SIGMA KRI Frans Kaisiepo dan Van Speijk KRI Ahmad Yani. Persenjataan di tiga MRLF itu didesain sama. Kapal-kapal tersebut berdimensi panjang 95 meter dengan lebar 12,7 meter dan tinggi 15,49 meter. Masing-masing dilengkapi sedikitnya lima instalasi persenjataan.

Selain meriam standar OTO-Melara 76 mm, kapal dilengkapi peluncur rudal Exocet MM40 dan senapan pertahanan DS 30B Remsig kaliber 30 mm. Dua senjata khas dari BAE Systems di MRLF itu adalah peluncur misil udara MICA dan peluncur torpedo 324 mm.

’’Sistem teknologi peralatan di MRLF ter-computerized dan semua serba sensitif,’’ terang Yayan. Sensitivitas yang dimaksud berupa early warning system.

Teknologi tersebut menggabungkan efektivitas biaya dengan standar aturan angkatan laut dunia. MRLF bisa menjadi kapal siluman yang tak bisa dideteksi radar bagi kapal target. Selain bertebaran closed circuit television (CCTV), sensor di MRLF sangat peka terhadap gangguan seperti asap.

Sistem pengendalian terintegrasi dari anjungan kapal maupun pusat informasi tempur (PIT) secara real time dapat mendeteksi kerusakan. Misalnya, ada sedikit gangguan di sistem mesin maupun peralatan pendukung, sensornya spontan menyala. Sistem tersebut mampu menghasilkan tingkat keselamatan tinggi dengan getaran minimal.

’’Saya bisa memantau semua itu langsung dari ruangan komando ini. Pasukan khusus (di TNI­-AL seperti Satuan Pasukan Katak dan Batalyon Intai Amfibi Korps Marinir maupun Detasemen Jala Mangkara) masuk kapal ini dari pintu mana pun pasti akan ketahuan,’’ ulas alumnus AAL angkatan 38/1993 itu.

Lantaran segala sesuatunya dapat dipantau dari ruang komando, dia bisa mengetahui segala gerak-gerik anak buahnya maupun keberadaan orang asing di kapalnya.

Kapal-kapal tersebut diyakini lebih dari layak menjaga perairan Indonesia. Laju jelajah MRLF bisa mencapai 31 knot (1 knot setara 1,8 kilometer per jam). Kecepatan itu tergolong tinggi untuk kendaraan laut. Kecepatan kapal setara 55,8 kilometer per jam. Hampir sama dengan kecepatan minimal mobil di jalan tol.

Jawa Pos yang mendapat izin dari Panglima Armatim Laksda TNI Sri Mohamad Darojatim untuk mengikuti latihan manuver KRI TOM turut merasakan tantangan yang tidak biasa berada di dalam MRLF. Meski cuaca pagi hingga sore relatif cerah, gelombang laut pada malam sempat membuat kapal terguncang agak keras. Perut bisa terasa mual bagi yang tidak terbiasa menaiki kapal perang berlayar.

”Kencangkan tali penambat helikopter dan peralatan-peralatan sebelum latihan manuver.” Demikian bunyi perintah Yayan kepada kru penerbang Pusat Penerbangan TNI-AL maupun kru kapal yang tergabung dalam satgas KRI TOM. Peringatan perwira menengah senior dengan tiga melati di pundak itu cukup beralasan. Sebab, ketika kapal berputar 360 derajat, kemiringan kapal dilihat dari anjungan bisa mencapai hampir 30 derajat.

Menurut bintara penerangan Dispen Armatim Peltu Era Budi Suganjar, berada di dalam MRLF termasuk lebih tenang daripada berlayar dengan SIGMA. ’’Saya merasakan naik KRI TOM ini seperti di kapal kelas Van Speijk dan lebih smooth dibanding berada di dalam SIGMA,’’ jelas Ganjar.

Berdasar gambar dimensi MRLF, kapal tersebut dilengkapi properti semacam sirip ikan di kanan kiri lunas yang berfungsi sebagai penyeimbang.

Tantangan lainnya, para penumpang harus siap menghadapi temperatur udara di dalam ruang kapal yang rata-rata 20 derajat Celsius. Suhu udara dalam kapal yang masih kinyis-kinyis itu termasuk dingin. Ruang tidur di geladak X yang disiapkan untuk ABK terasa lebih dingin daripada suhu di ruang lain. Meski begitu, penumpang bisa menghangatkan tubuh di ruang dapur.

’’Saya tidak menyangka di sini lebih dingin daripada pengalaman saya berlayar di KRI Sultan Hasanuddin,’’ komentar Ahmad Taufik, staf khusus Badan Intelijen Negara, yang turut dalam tim dokumentasi satgas itu.



Sumber : JP

Kapal Perang Malaysia Hilang Di Dekat Kalimantan

KUALA LUMPUR-(IDB) : Sebuah kapal perang milik Angkatan Laut Malaysia berisi tujuh orang awak hilang di perairan dekat Kalimantan. Upaya pencarian saat ini tengah dilakukan.
Seorang pejabat angkatan laut Malaysia, Senin (6/10/2014) mengatakan, insiden tersebut terjadi saat dilakukan patroli laut rutin pada Minggu di dekat Pulau Mengalum, sebelah timur Sabah.


“Ya, itu benar. Tolong doakan keselamatan mereka,” kata Kepala Angkatan Laut Malaysia Abdul Aziz Jaafar dalam pesan Twitter ketika ditanya tentang hilangnya kapal tersebut.


Ia menambahkan, operasi pencarian dan penyelamatan secara intensif telah dilakukan, namun terhambat cuaca buruk.


“Perairan berombak dan awan hujan yang rendah membuat pencarian dan operasi penyelamatan kapal tempur CB204 dengan kapal dan pesawat Beechcraft sulit dilakukan,” tambah dia.



Sumber : Kompas

SBY Minta TNI Berperan Aktif Jaga Perdamaian Dunia

SURABAYA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, kekuatan TNI tidak hanya untuk menjaga keutuhan NKRI, tapi juga menghadapai ancaman keamanan non-tradisional. Di antarnya bajak laut, terorisme, kejahatan transnasional, serangan cyber, penyelundupan manusia, dan perdamaian dunia.
 

“Upaya ini menjadi penting, relevan, dan kontekstual, termasuk dari luar negeri,” kata SBY di hadapan ribuan prajurit TNI dalam upacara HUT ke-69 TNI di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya, Selasa (7/10/2014).

SBY menilai, alutsista yang modren dan lengkap tidak hanya berdampak pada kokohnya militer Indonesia, tapi juga berdampak pada kemandirian bangsa. Pembangunan kekuatan TNI harus dilanjutkan seiring berkembangnya kondisi politik luar negeri.

Misalnya saja yang terjadi antara Ukraina dan Rusia yang berpotensi mengakibatkan ketegangan strategis berkelanjutan di bagian Eropa. Ratusan warga tidak berdosa sudah menjadi korban akibat jatuhnya pesawat MH-17 yang merupakan buah dari konflik dua negara tersebut.

Pun demikian dengan situasi keamanan di Timur Tengah yang tidak menentu. Tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza Palestina hingga saat ini masih berlangsung. Kejahatan kemanusiaan oleh ISIS juga belum bisa dihentikan. Belum lagi dengan ancaman virus ebola yang mematikan.

“TNI harus mengambil peran dalam perdamaian dunia. Prajurit TNI perlu berinteraksi dengan prajurit dari negara-negara sahabat dalam setiap operasi memelihara perdamaian dunia. Kami bisa mengirimkan kontingen Indonesia ke sejumlah wilayah konflik di dunia,” tukasnya.



Sumber : Okezone

Strategi Pertahanan RI Di Tengah Minimnya Anggaran

SURABAYA-(IDB) : Pemerintah harus bisa mewujudkan Minimum Essential Force (MEF), yaitu pemenuhan kekuatan pokok minimum alutsista TNI yang memiliki kemampuan efek penggentar terhadap pihak manapun yang mengancam kedaulatan NKRI. Karenanya, upaya tersebut dilakukan dengan strategi kebijakan anggaran belanja Pemerintah Pusat dalam RAPBN 2015.
 

Melansir Nota Keuangan dan RAPBN 2015, Selasa (7/10/2014), guna mendukung percepatan pencapaian MEF sesuai dengan kemampuan keuangan negara, maka pemerintah lebih memberdayakan industri pertahanan dalam negeri.

Data Bank Dunia saat ini menunjukkan bahwa pada 2013 rata-rata belanja militer seluruh negara di dunia adalah sebesar 2,35 persen dari PDB. Rata-rata kawasan Asia Timur dan Pasifik (versi World Bank Incl Indonesia) adalah sebesar 1,9 persen PDB.


Namun, belanja militer Indonesia pada 2013 hanya sebesar 0,9 persen PDB bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia 1,5 persen, Singapura 3,2 persen, Vietnam 2,1 persen, Thailand 1,5 persen atau China 2 persen, dan Australia 1,6 persen. Hal ini tentu saja akan menyebabkan kekuatan militer dan Indonesia sebagai suatu bangsa menjadi kurang disegani.


Sebut saja kasus penyadapan oleh Australia, sikap Malaysia, Singapura kasus KRI Usman Harun dan lain-lain. Fakta memperlihatkan bahwa Indonesia belum bisa banyak bicara terhadap negeri tetangga.


Oleh karenanya, upaya meningkatkan kemampuan dan modernisasi alutsista TNI tentu saja hanya bisa dilakukan dengan meningkatkan anggaran belanja militer, pelaksanaannya sementara diarahkan untuk dapat tercapainya kekuatan pokok minimum (minimum essential force TNI).


Untuk itu, pemerintah dalam RAPBN 2015, mengalokasikan tambahan dana pada fungsi pertahanan sebesar 14 persen menjadi Rp94,90 triliun, jika dibandingkan dengan alokasinya dalam APBNP 2014 sebesar Rp83,22 triliun.


Dengan penambahan anggaran lebih banyak, diharapkan pemenuhan MEF dan pemeliharaan dan perawatan (harwat) alutsista Indonesia dapat tercapai. Dengan demikian, Indonesia bisa lebih bertaji di Asia.



Sumber : Okezone

SBY Klaim Sepuluh Tahun Konsisten Membangun TNI

SURABAYA-(IDB) : Untuk kali terakhir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan amanat upacara dalam peringan HUT TNI. Ya, sejak sepuluh tahun lalu, SBY selalu berpidato di peringatan HUT TNI. Dia pun memberingan beberapa wejangan kepada para prajurit di masa-masa terakhirnya menjadi panglima tertinggi TNI.


"Sejak sepuluh tahun lalu, pemerintah konsisten melakukan pembangunan kekuatan personel TNI dan memodernisasi alutsista," kata SBY saat memberikan amanah upacara dalam peringatan HUT TNI ke 69 di Dermaga Ujung Mako Armatin, Surabaya, Selasa (7/10). 


Dia lantas menjabarkan, bahwa di lima tahun pertama pemerintah fokus untuk menutup celah dengan pengadaan alutsista yang lebih baik. Sedangkan lima tahun berikutnya, dirinya berupaya memadukan doktrin kekuatan personel TNI dengan modernisasi alutsista. Kini di masa menjelang kepemimpinannya, pemerintah terus fokus untuk mempercanggih alutsistanya. 

"Dalam bulan Oktober ini, masih banyak lagi alutsista canggih yang akan didatangkan. Ini adalah bentuk pertanggung jawaban pemerintah pada rakyat," imbuh SBY.

Belum Maksimal Majukan TNI, SBY Minta Maaf

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak selaku inspektur upacara dalam peringatan hari ulang tahun TNI ke-69 di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Selasa, 7 Oktober 2014. Peringatan HUT TNI kali ini merupakan yang terakhir bagi SBY selaku Presiden RI. Karena pada 20 Oktober mendatang, SBY akan meletakkan jabatannya, dan menyerahkan kepada Presiden Terpilih Joko Widodo.

Dalam pidatonya, SBY meminta maaf kepada para prajurit TNI sebab selama 10 tahun memerintah, belum semuanya kebijakan yang dia keluarkan dapat memajukan TNI, khususnya dalam mewujudkan kesejahteraan prajurit.

"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf bila ada kebijakan yang belum terpenuhi. Tetapi percayalah, saya telah berusaha keras untuk mewujudkan cita-cita dan kesejahteraan TNI," kata SBY di lapangan dermaga ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Selasa 7 Oktober 2014.

Namun, SBY menegaskan, di tahun-tahun terakhir ini, pemerintah telah meningkatkan kesejahteraan TNI."Di tahun-tahun terakhir ini, kita telah meningkatkan gaji, remunerasi, lauk pauk dan gaji ke-13 bagi prajurit TNI," ujarnya.

Selain itu, sejak 2006 lalu pemerintah juga telah meningkatkan industri pertahanan nasional untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Serta untuk memenuhi permintaan alutsista negara-negara sahabat yang memesan dari Indonesia.

"Kekuatan TNI harus mampu dan siap, tidak hanya senantiasa menjaga keutuhan NKRI. Tetapi juga mengantisipasi ancaman dari luar, yakni bajak laut, terorisme, serta membantu bencana alam di Tanah Air," ungkapnya.

Jokowi Berkomitmen Lanjutkan Modernisasi Alutsista TNI

Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen melanjutkan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Profesionalisme TNI terus kita tingkatkan dengan juga modernisasi peralatan-peralatan, saya kira kita harus konsisten terus," katanya saat menghadiri upacara perayaan ulang tahun ke-69 TNI di Dermaga Ujung, Pangkalan Komando Armada Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

Jokowi berjanji akan melanjutkan dan meningkatkan apa yang sudah dibuat oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dalam 10 tahun terakhir.

"Sudah saya sampaikan berkali-kali kalau ekonomi baik, di atas tujuh persen, itu anggaran TNI bisa diperjuangkan dua sampai tiga kali lipat. Itu juga kesejahteraan prajurit jangan dilupakan, ditingkatkan," kata Jokowi, yang mengenakan jas hitam dengan kemeja putih dan dasi merah.

Ia mengatakan bahwa TNI adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia.

"Ingin kami sampaikan bahwa TNI itu pilar pemersatu bangsa. Kalau kita lihat tadi defile, semua alutsista dikeluarkan itu menjadi kebanggaan kita semua sebagai bangsa juga rakyat pasti bangsa," katanya.

Pada upacara Hari Ulang Tahun TNI ke-69, Jokowi tampak duduk di belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Inspektur Upacara. Di sebelah Jokowi ada Jusuf Kalla dan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva.

Presiden Yudhoyono berharap modernisasi dan penambahan alat utama sistem persenjataan dapat dilanjutkan pemerintahan mendatang.

"Pada lima tahun pertama untuk pengisian celah kebutuhan penggantian alutsista yang sudah tidak berfungsi," kata Presiden.

Dalam lima tahun terakhir, pemerintah antara lain fokus menambah jumlah serta memodernisasi alutsista.

Menurut dia, pemerintah sudah menambah tank tempur utama kendaraan tempur, meriam, rudal pertahanan udara, rudal antitank, heli angkut, heli serbu dan heli serang beserta amunisi.

Selain itu, lanjutnya, ada pengadaan kapal perang corvet, kapal cepat rudal, kapal perusak, kapal multi frigat, roket multilaras taktis, pesawat angkut sedang, pesawat latih, pesawat angkut hercules, pesawat tempur.

"Ini sebagai laporan dan pertanggungjawaban pemerintah kepada bangsa dan negara," katanya.



Sumber : JPNN

SBY : 200 Pesawat Tempur TNI Gelapkan Langit Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Hari ini, Selasa 7 Oktober 2014, Tentara Nasional Indonesia menggelar parade dengan mengeluarkan semua kekuataan persenjataan (alutsista) dalam rangka HUT ke-69 TNI. Upacara hari jadi TNI ini akan dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Parade kekuatan persenjataan TNI semua angkatan itu juga dihadiri Wakil Presiden Boediono, beserta para pejabat negara.

SBY mengatakan, parade kali ini akan ada kejutan bagi rakyat Indonesia, khususnya warga Surabaya. Sebab, ratusan pesawat tempur akan dikerahkan memeriahkan HUT TNI tersebut.

"Hari ini, langit di atas kita akan hitam. Sebab, lebih dari 200 pesawat tempur kita akan terbang, terutama pesawat TNI AU, AL, dan AD," kata SBY di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya.

Parade alutsista TNI kali ini merupakan sejarah baru bagi bangsa Indonesia. Sebab, sejak 69 tahun lalu, RI belum pernah memiliki kekuatan alutsista sebesar ini.

"Sejak Indonesia merdeka, sekaranglah saatnya kita akan bangga karena akan banyak pesawat tempur kita yang terbang," ujarnya.

Selain pesawat tempur, juga akan melintas puluhan kapal perang milik TNI AL yang bertugas menjaga kedaulatan wilayah perairan RI. "Serta MBT Leopard, helikopter serang Apache milik Angkatan Darat yang akan menjaga wilayah darat," terangnya.

Sementara itu, sebanyak 18.580 personel TNI akan terlibat dalam kegiatan ini. Sedangkan TNI Angkatan Darat akan mengerahkan 192 alutsista, di antaranya tank baru Leopard pabrikan Jerman, Tank Marder, Panser Tarantula, Tank Scorpio, dan lainnya.

TNI AL mengeluarkan 195 alusista di antaranya, KRI Bung Tomo, KRI Usman Harun, dan KRI John-Lie yang baru tiba di tanah air.

Sedangkan TNI AU juga tak mau kalah. Mereka menampilkan 139 pesawat. Pesawat itu, antara lain, Sukhoi Su27/30, F5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Super Tucano.



Sumber : Vivanews

Pesan Cinta Jupiter Aerobatik Team TNI AU

SURABAYA-(IDB) : Enam pesawat latih KT-1B Woong Bee terlihat menari di atas langit Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10/2014) siang. Pesawat itu dikendarai oleh enam penerbang TNI Angkatan Udara saat perayaan HUT TNI ke-69 di Pangkalan Komando Armada Timur, Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur.

Berbagai gerakan dipertontonkan oleh pesawat yang memiliki pola panah bercat merah putih itu. Mulanya, pesawat yang terbang dari Pelabuhan Udara TNI Angkatan Laut Juanda itu, membentuk formasi segitiga saat tiba di lokasi perayaan.


Kedatangan pesawat itu, sontak membuat para tamu undangan dan masyarakat sekitar lokasi yang menyaksikan jalannya aksi aerobatik berdecak kagum. Tepuk tangan meriah terdengar ketika mereka mulai bermanuver dengan membuat gerakan melengkung ke atas untuk kemudian berbalik dan menuju podium dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ibu negara Ani Yudhoyono berada.


Lantunan musik Bendera karya grup band Cokelat yang sengaja diputar melalui speaker aktif menambah semarak aksi aerobatik tersebut. Seolah mendengar musik yang dilputar, para pilot seakan semakin bersemangat dalam memacu kuda terbang mereka meliuk di angkasa.


Dua pesawat, Jupiter Lima dan Jupiter Enam, secara tiba-tiba memisahkan diri dari formasi. Mereka menghilang. Sementara empat rekan mereka masih asik berputar dan seakan membentuk gerakan ombak.


Namun tiba-tiba, kedua pesawat yang memisahkan diri itu muncul dari sisi kiri dan sisi kanan podium. Dengan kecepatam tinggi, masing-masimg pilot memacu pesawat mereka.


Para penonton pun sempat berteriak histeris ketika kedua pesawat itu nyaris bertabrakan. Tapi insiden itu merupakan bagiam dari atraksi. Kedua pesawat kemudian melakukan manuver menghindar satu sama lain.


Merasa tak ingin kalah, empat pesawat yang membentuk formasi serupa berupaya menghibur tamu undangan. Dengan mengeluarkan asap dari ekor pesawat, mereka terbang dari sisi kanan menuju sisi kiri podium. Salah satu pesawat terlihat memisahkan diri dari barisan untuk kemudian membentul gerakan meliuk dan berputar 360 derajat mengitari asap yang keluar.


Aksi yang berlangsung selama 12 menit itu ditutup dengan lukisan yang dibuat oleh Jupiter Lima dan Jupiter Enam. Kedua pesawat itu terlihat terbang ke atas dari arah belakang podium menuju Pulau Madura. Kemudian, dengan menggunakan asap, kedua pesawat yang semula terbang beringan itu melakukan manuver berpisah dan melukis hati di atas awan Kota Surabaya.


Hati merupakan simbol cinta. Melalui simbol itu, TNI ingin menyampaikan pesan bahwa mereka ingin menjadi prajurit profesional yang dicintai rakyat.


Rasa takjub dan kagum, mungkin dirasakan oleh sebagian besar masyarakat dan tamu undangan saat itu. Standing ovation pun diberikan ketika para Jupiter terbang meninggalkan lokasi perayaan HUT TNI ke-69.



Sumber : Kompas

Helikopter Apache Dan Sukhoi Su-35 Segera Perkuat TNI

SURABAYA-(IDB) : Modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI terus dilakukan. Untuk TNI AD, dalam beberapa tahun ke depan akan diperkuat helikopter AH-64D Apache Longbow. Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, pengadaan helikopter serang buatan Amerika Serikat tersebut segera memperkuat jajaran TNI AD.

"Apache, sudah berjalan. Uang muka sudah ada, uang cicilan sudah ada. Sudah kontrak, semoga terpenuhi pada 2019, sebanyak delapan unit," ujar Moeldoko di Markas Koarmatim pada akhir pekan lalu.

Menurut dia, pengadaan helikopter AH-64D Apache Longbow sudah masuk ke dalam rencana strategis (Renstra) II pada 2015-2019. Dia berharap, pemerintahan baru nanti ikut mendukung penguatan alutsista TNI. Dengan begitu, lima tahun lagi delapan unit helikopter serang terbaik di kelasnya itu bisa semakin meningkatkan daya gentar TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI.

"Apabila pemerintahan baru tidak mengubah kebijakan. Kalau dilanjutkan terus, ini bisa dipenuhi," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) itu.


Moeldoko juga menyinggung bakal terjadi pergantian pesawat F-5 Tiger milik TNI AU. Menurut dia, jet tempur buatan negeri Paman Sam itu sudah tidak layak pakai lantaran teknologinya sudah ketinggalan zaman. Karena itu, sedang dikaji oleh Mabes TNI AU beberapa pesawat sejenis yang akan dibeli dalam waktu segera untuk menjaga wilayah udara Indonesia.

Moeldoko menyatakan, terdapat tiga opsi sebagai pengganti F-5 Tiger, yaitu pesawat buatan Rusia, Swedia, dan AS. "Untuk udara, ada pengajuan penggantian F-5. Sukhoi Su-35 menjadi pilihan pertama, Saab JAS 39 Gripen pilihan kedua, dan pesawat F-16 pilihan ketiga," kata mantan wakil gubernur Lemhannas itu.

Sedangkan untuk TNI AL, Moeldoko menyebut, saat ini sedang dilakukan pembuatan tiga kapal selam Changbogo buatan Daewoo Shipbuilding, Korea Selatan. Karena dilakukan transfer of technology, maka satu kalap selam dibuat di PT PAL. Dia mengharapkan, rencana itu berjalan sesuai target dan 2017, tiga kapal selam baru bisa memperkuat jajaran TNI AL.

"Saya yakin kemampuan TNI di kawasan semakin diperhitungkan, walapaun baru 30 persen dalam konteks MEF (minimum essential forces), perubahan ini sangat signifikan. Kalau kapal selam datang, pasti memiliki daya gentar," ujar Moeldoko.



Sumber : Republika

TNI : Modernisasi Alutsista Lampaui Target

SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia, TNI akan memperingati ulang tahunnya ke-69 di Surabaya, Selasa (06/10), yang akan ditandai pameran besar-besaran sistem peralatan senjata terbaru hasil modernisasi yang diklaim telah berjalan lebih cepat dari target.

Namun seorang pengamat mengatakan, modernisasi sistem persenjataan Indonesia saat ini belum optimal dan masih membutuhkan setidaknya satu dekade lagi untuk dapat berperan maksimal.

Berbeda dengan acara ulang tahun TNI sebelumnya yang digelar sederhana, perayaan yang akan digelar hari ini di Surabaya akan memamerkan secara besar-besaran hasil modernisasi sistem persenjataan utama TNI.

Unjuk kekuatan sistem persenjataan terbaru ini, seperti kehadiran pesawat F-16, Sukhoi, tank Leopard serta kapal frigate terbaru, juga diniatkan untuk memberitahu bahwa militer Indonesia serius mengadopsi teknologi militer terbaru.

Modernisasi alat utama sistem senjata alias alusista TNI sesuai rencana jangka panjang untuk menjangkau kebutuhan mininum TNI, demikian keterangan Kementerian Pertahanan, yang saat ini melampaui target.

"Sekarang kita sudah mencapai 40% dari target 100% sampai tahun 2024, sehingga dalam dua rencana strategis yang akan datang selama 10 tahun, pemerintah diharapkan dapat mencapai 60% sisanya," kata Kadispen Kementerian Pertahanan Brigjen Sisriadi Iskandar kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Senin (06/10) sore.
 

Belum Maksimal

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya telah mengumumkan akan menghabiskan anggaran pertahanan hingga Rp 150 triliun Rupiah antara 2010-2014 dan menargetkan tercapainya kemandirian senjata untuk kebutuhan TNI.

Ini dilakukan setelah sistem persenjataan Indonesia tertinggal semenjak 15 tahun terakhir sehingga kalah bersaing dengan sistem persenjataan negara-negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia.
Anggaran pertahanan Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Peneliti masalah pertahanan dari CSIS, Iis Gindarsah mengatakan, saat ini keberadaan alutsista belum maksimal untuk mengamankan seluruh wilayah Indonesia.

"Dengan kekuatan modernisasi alutsista sedikitnya 40% yang sudah dijangkau, dari 100% target yang akan dicapai, tentu belum maksimal," kata Iis Gindarsah kepada BBC Indonesia.

"Contoh, jumlah kapal yang dimiliki TNI belum mencukupi untuk mengcover seluruh wilayah kepulauan Indonesia," katanya.
Pemerintahan SBY menargetkan kemandirian senjata untuk kebutuhan TNI pada 2029 nanti.

Sebuah penelitian lembaga strategi keamanan di London menyebutkan, anggaran belanja persenjataan di Asia selama tahun lalu meningkat 14 persen, termasuk Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya.

Ketidakpastian konflik perbatasan di perairan Laut Cina Selatan dianggap salah-satu pencetusnya, demikian analisa pengamat.

Dalam perkembangan terakhir, Indonesia telah menjalin kerjasama dengan Korea Selatan untuk pengadaan sistem persenjataan utama senilai 8 miliar Dolar Amerika Serikat.



Sumber : BBC

Pesawat Tempur Super-Tucano Turut Meriahkan HUT TNI

SURABAYA-(IDB) : Pesawat tempur taktis ringan Super-Tucano turut memeriahkan puncak perayaan hari ulang tahun ke-69 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Surabaya pada Selasa 7 Oktober 2014. Tujuh dari delapan pesawat yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh ini akan diterbangkan besok.

Komandan Skadron Udara 21 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Letnan Kolonel Penerbang Toto Ginanto menginformasikan, satu unit Super-Tucano tetap di pangkalan yang berlokasi di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Malang, Jawa Timur.

“Tujuh dari delapan pesawat akan diterbangkan semua (ke Surabaya),” kata Toto, Senin (6/10/2014).

Menurutnya, empat Super-Tucano yang dilibatkan dalam HUT TNI merupakan pesawat terbaru yang diterima Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh pada 26 September 2014. Sedangkan empat pesawat pertama diterima pada 2 September 2012.

Pesawat Super-Tucano rutin melakukan latihan dan operasi pertahanan melintasi wilayah Malang hingga Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Delapan Super-Tucano merupakan bagian dari 16 pesawat serupa yang dipesan Indonesia untuk menggantikan peran OV-10 Bronco yang dipensiunkan oleh TNI AU pada Oktober 2010. Sementara seluruh pilot Bronco kemudian ditugaskan menerbangkan Super-Tucano setelah mendapat pendidikan dan latihan.

Kedelapan pesawat itu ditempatkan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang karena peralatan untuk merawat pesawat di sana sudah komplet yang disiapkan pada 2010.



Sumber : Sindo

TNI Unjuk Kekuatan Alutsista Baru

SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) unjuk kekuatan dengan menampilkan sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) baru pada peringatan hari jadinya ke-69 di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa pagi.

Saat peringatan hari jadinya yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, TNI menampilkan alutsista baru seperti Main Battle Tank (MBT) Leopard yang dibeli dari Jerman, tiga kapal perang jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) yang dibeli dari Inggris, yaitu KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359.


TNI AD juga memamerkan alutsista lainnya, yakni tank Marder, roket Mistral, hingga Meriam 155 mm/Caesar buatan Prancis.


Sementara TNI Angkatan Udara juga menampilkan pesawat tempur canggih, seperti CN-235 MPA, pesawat tempur T-50i Golden Eagle, Sukhoi SU-30 MK2, pesawat CN-295, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, Hercules C-130, pesawat Super Tucano dan lainnya.

Secara total, TNI AD akan mengerahkan 192 unit alutsista yang terdiri dari 22 Tank Leopard, 22 Tank Marder, 13 Tank Tarantula, 13 Tank Scorpio, 6 Meriam 155mm Caesar dan 43 pesawat.


TNI AL mengerahkan 195 unit alutsista, diantaranya 35 KRI, 10 LVT-7, 6 BVP-2, 26 BMP 3F1, 4 RM70 Grad dan 23 Pesawat.


TNI AU mengerahkan 139 pesawat, antara lain 12 Sukhoi Su27/30 Flanker, 3 unit F5 Tiger,10 unit F16 Fighting Falcon, 12 unit Hawk 109/209, 3 unit Super Tucano, 1 C130 Tanker dan tiga unit Boeing 737.


Pelaksanaan upacara peringatan HUT ke-69 TNI ditandai dengan flying pass tiga unit pesawat latih milik TNI AL yang membawa spanduk berisi Dirgahayu TNI dengan tema HUT, Patriot Sejati, Profesional dan Dicintai Rakyat yang melintas di Dermaga Ujung Koarmatim.


Tak lama kemudian, defile pasukan dari tiga matra TNI memasuki lapangan upacara yang diiringi musik Mars TNI dan melakukan yel-yel.


Lima unit pesawat Sukhoi melintas di belakang panggung, kemudian satu pesawat Sukhoi mengeluarkan flare yang berfungsi sebagai pengecoh rudal musuh.


Tak berselang lama, Presiden Yudhoyono memasuki lapangan upacara.


Dalam upacara tersebut ditampilkan semua alutsista ketiga matra hasil pembangunan kekuatan TNI selama dua periode masa jabatan Presiden Yudhoyono dari tahun 2004 sampai dengan 2014.


Di akhir upacara, digelar rangkaian demo darat, laut dan udara.


TNI AL mengeluarkan seluruh kekuatan alutsistanya, dengan berbagai jenis kapal perang, seperti Divisi Kapal Selam, Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis Korvet, Fregate, Van Speijk, Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (Sigma) dan Parchim, termasuk Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR), kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat) dan kapal bantu melaksanakan manuver Sailing Pass, disusul formasi Pesawat Udara (Pesud) TNI AL.


Dalam demo laut, kekuatan alutsista TNI AL, AD dan AU melakukan beberapa rangkaian kegiatan, di antaranya melaksanakan bantuan tembakan kapal (BTK) dan menembak AKS (Anti-Kapal Selam), serta melakukan RDO (Rubber Duck Operation) dan statik laut.


Demo laut lainnya yang ditampilkan, yaitu pembebasan sandera di kapal dengan  melakukan RDO, infiltrasi dengan free fall, termasuk melaksanakan Stabo serta Ship Boarding, dengan menggunakan Sea Reader, perahu karet dan Fast Rope.


Dalam upacara HUT itu, TNI melibatkan sedikitnya 18.580 personel, baik dari AD, AU maupun AL.


Hadir pada kegiatan itu, Ibu Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, KSAL Laksamana TNI Marsetio, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II serta sejumlah perwakilan negara-negara sahabat.


Sumber : Republika

Kapuspen TNI: Langgar Perintah Atasan, Hukumannya Tembak Kepala

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko melarang pihaknya, diluar tim investigasi memberikan komentar terkait bentrokan yang berujung pada penembakan empat anggota TNI oleh anggota Brimob Polda Kepulauan Riau, pada 21 September lalu.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI M Fuad Basya menegaskan akan memberikan sanksi tegas bagi siapapun yang melanggar larangan dari Panglima TNI.


Ia mengatakan apabila ada pejabat TNI yang memberikan keterangan terkait dengan hasil Tim Investigasi terhadap kasus bentrokan anggota TNI-Polri, maka yang bersangkutan telah melawan perintah atasan atau keputusan pimpinan, hal ini sudah insubordinasi.


“Bila insubordinasi tersebut dilakukan oleh anggota TNI maka hukumannya tembak kepalanya”, ujar Kapuspen TNI serius.


Kapuspen TNI melanjutkan Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri diketuai oleh Pasuspom TNI Mayjen TNI Maliki Mift dan sebagai Wakil Ketua ditunjuk Brigadir Jenderal Pol Fahrizal, adalah yang berhak untuk memberikan keterangan hasil investigasi atas kasus tersebut.


Ia menambahkan, TNI tetap  mengutamakan kepentingan organisasi dengan tidak melindungi setiap anggotanya yang salah. Hal ini penting demi kebaikan organisasi dan adanya efek jera dan soliditas antar satuan ke depan.


“Saya menghimbau kepada semua pihak agar bersabar. Yakinlah bahwa  Tim Investigasi telah bekerja secara obyektif untuk mencari pihak mana yang salah, harus diberi sanksi demi adanya rasa keadilan sehingga semua harus berjalan di atas koridor hukum yang benar,” jelasnya.


Sebelumnya Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko kembali melarang pihaknya untuk berbicara apapun mengenai kasus tertembaknya empat anggota TNI Batalyon Yonif 134 Tuah Sakti oleh oknum anggota Brimob Polda Kepulauan Riau di kawasan Tembesi, Batu Aji, Batam, pada 21 September lalu.


Menurutnya perkembangan kasus bentrokan antar oknum TNI-Polri di Batam saat ini telah menjadi wewenang tim investigasi. Sehingga jika ada yang terlalu cepat berkomentar atau menyimpulkan, maka dikhawatirkan hal itu akan mengganggu proses investigasi.


Seperti diketahui, empat orang anggota TNI Batalyon 134 Tuah Sakti ditembak oleh anggota Brimob. Penembakan berawal ketika petugas Polda Kepri melakukan penggerebekan terhadap lokasi penimbunan BBM. Kemudian dua anggota TNI yang melintas, bermaksud melihat apa yang terjadi namun keduanya ditembak.


Sementara dua anggota TNI lainnya tertembak di depan Mako Brimob Polda Kepri. Pascapenembakan TNI-Polri kemudian membentuk tim investigasi. Namun meski waktu investigasi sudah selesai sejak 25 September lalu, namun hingga kini hasilnya belum disampaikan.



Sumber : Republika