Pages

Jumat, Oktober 03, 2014

TNI AD Ajak Warga Naik Tank Leopard Keliling Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat akan memamerkan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik mereka di Markas Kodam V/Brawijaya, Surabaya, Rabu (8/10/2014) mendatang.

Dalam kesempatan itu, TNI AD mengajak masyarakat yang ingin mengenal lebih dekat tentang persenjataan milik mereka untuk menaikinya.

Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, pameran itu merupakan bagian dari perayaan HUT Ke-69 TNI. Kali ini tema yang diambil "Patriot, Profesional dan Dicintai Rakyat".

"Atas izin Panglima TNI, masyarakat diundang pada pukul 08.00 WIB. Kita syukuran dan doa bersama di lapangan Kodam Brawijaya," kata Gatot di Makodam Brawijaya, Jumat (3/10/2014).

TNI, kata Gatot, ingin menunjukkan bahwa selama ini pajak yang telah dibayarkan masyarakat telah membuahkan hasil. Salah satunya adalah pengembangan alutsista milik TNI selama kurang lebih dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Adapun sejumlah alutsista yang akan dipamerkan, di antaranya tank Leopard dan Marder. Leopard merupakan jenis tank tempur utama, sedangkan Marder sejenis tank medium. Keduanya merupakan alutsista bekas yang dibeli TNI dari Jerman.

Sementara itu, jumlah tank yang dibeli TNI masing-masing 105 unit untuk tank Leopard dan 50 unit untuk tank Marder. Pengiriman tank itu sendiri dilakukan secara bertahap hingga tahun 2015 mendatang.

"Jadi boleh dinaiki kendaraan yang digelar saat devile pada 7 Oktober dan kita akan keliling sebagian Surabya," katanya.

Meski memiliki beban yang sangat berat, namun mantan Pangkostrad itu menjamin jika tank Leopard yang akan digunakan untuk mengitari Surabaya tak akan merusak jalan yang ada. "Yang katanya Leopard berat bisa dinaiki dan saya jamin tidak akan merusak aspal Surabaya," tandasnya.



Sumber : Kompas

Rusia Mulai Produksi AIP Untuk Kapal Selam

MOSCOW-(IDB) : Kapal selam Angkatan Laut Rusia kelak dapat bertahan lebih lama di dalam air. Hal tersebut terkait keputusan Kementerian Pertahanan Rusia untuk memulai produksi massal “sistem propulsi bebas udara” bagi kapal-kapal selam tenaga disel milik Rusia, baik yang sudah ada sekarang maupun yang akan dibuat di masa mendatang. Kabar ini disampaikan oleh RIA Novosti mengutip pernyataan seorang narasumber dari industri pertahanan Rusia.


“Kementerian Pertahanan Rusia telah memutuskan untuk melakukan produksi massal sistem propulsi bebas udara, melengkapi sistem tenaga penggerak kapal selam masa depan proyek 677 Lada milik Rusia,” ujar sang narasumber.


Ia juga menambahkan bahwa pembuatan komponen prototipe sistem tersebut telah dimulai. “Uji coba prototipe sistem propulsi bebas udara di laboratorium berjalan sukses. Uji coba selanjutnya akan dilakukan langsung di dalam kapal selam,” ungkap narasumber itu.



Sumber : RBTH

Bakorkamla Resmi Berubah Menjadi Bakamla

JAKARTA-(IDB) : Badan Kordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla RI) resmi menjadi Badan Keamanan Laut (Bakamla) terhitung dengan tanggal disetujuinya Undang-Undang Tentang Kelautan oleh DPR pada 29 September 2014.

Bakorkamla tetap menjalankan tugas dan fungsinya sampai dengan terbentuknya Bakamla. Oleh karena itu, kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh Bakorkamla disesuaikan dengan undang-undang tersebut.

Sambil menunggu finalisasi ortala Bakamla, Bakorkamla terus menyempurnakan Sistem Deteksi Dini (SDD) dan Sistem Peringatan Dini (SPD) Keamanan Laut sesuai dengan amanat PerPres No. 39 Tahun 2013, yang secara ekplisit dikatakan bahwa presiden menghendaki Bakamla dibentuk tahun 2014. UU Kelautan mengamanatkan bahwa dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan PerPres tentang struktur organisasi, tata kerja dan personal Bakamla harus sudah ditetapkan.
Demikian dijelaskan oleh Laksma Maritim Eko Susilo Hadi, SH, MH – Kepala Pusat Informasi, Hukum dan Kerjasama (Kapus Inhuker Bakorkamla), Kamis (2/10/2014).

Pada saat yang sama dijelaskan pula rencana penandatanganan MOU antara China National Space Administration (CNSA) dan Bakorkamla RI terkait dengan Kerjasama Proyek Aplikasi Penginderaan Jarak Jauh Stasiun Bumi (Remote Sensing Satellite Application Ground Stations). Penandatangan kerjasama akan dilakukan di kantor Bakorkamla, Jakarta pada Senin (6.10).

Eko Susilo Hadi menjelaskan bahwa dalam UU. Kelautan dalam BAB IX tentang Pertahanan, Keamanan, Penegakan Hukum dan Keselamatan Laut, dikatakan bahwa untuk mengelola kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan ganggung terhadap keutuhan bangsa dan negara di wilayah laut, dibentuk sistem pertahanan laut.

Sistem pertahanan laut itu diselenggarakan oleh kementerian yang menyelenggarakan uruan pemerintah di bidang pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pelaksanaan atas pertahanan laut disesuakan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

“Maksud pembentukan Bakamla tersebut dalam adalah rangka penegakan hukum di wilayah perairan dan wilayah yuridiksi, khususnya dalam melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan  di wilayah perairan dan yuridiksi Indonesia. Oleh karena itu, pasal 24 ayat 3  UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,” ujar Eko Hadi yang saat ini sedang mengikuti pendidikan Lemhanas – PPRA ke-51.

Diurai lebih dalam bahwa BAKAMLA ini merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden melalui menteri yang mengoordinasikannya.


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bakamla berwenang (1) melakukan pengejaran seketika, (2) memberhentikan – memeriksa – menangkap – membawa – menyerahkan kapal ke instansi terkait yang berwenang untuk pelaksanaan proses hukum lebih lanjut dan (3) mengintegrasikan sistem informasi keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan yuridiksi Indonesia.

Terkait dengan itu, Eko menambahkan, kebijakan nasional di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yuridiksi Indonesia ditetapkan oleh Presiden.

Kerjasama
 

Merealisasikan amanat Presiden tersebut di atas, diadakanlah tindak lanjut rintisan sejak tahun 2009 berupa kerjasama antara CNSA dan Bakorkamla pada Senin mendatang.


Kerjasama dalam bentuk Proyek Aplikasi Penginderaan Jarak Jauh Stasiun Bumi (Remote Sensing Satellite Application Ground Stations - RSSAGS), merupakan tindak lanjut dari Kerjasama Maritim antara Pemerintah Tiongkok dan Pemerintah Indonesia yang ditandangani sejak 23 Maret 2012, yang diikuti dengan Rapat Kerja Pertama Komite Kerjasama Maritim antara Tiongkok dan Indonesia pada bulan Desember tahun yang sama.

Kerjasama RSSAGS yang berlandaskan pada asas manfaat bersama yang berdasar pada undang-undang dan peraturan yang berlaku di kedua negara, kesepakatan atau konvensi internasional.

Kerjasama itu berupa hibah peralatan Stasiun Bumi Bergerak (Moveable Ground Stations) sebesar RMB Yuan 47.870.000 yang berupa pembangunan infrastruktur terkait yang terletak di Bangka-Belitung (Babel), Bitung Sulut dan Kantor Pusat Jakarta, survai, dukungan teknis dan pelatihan serta data information gathering (DIG).

Menurut Eko Susilo Hadi, substansi  dari kerjasama ini adalah penyiapan dukungan infrastruktur dalam membangun Sistem Peringatan Dini (SPD) dan Sistem Deteksi Dini (SDD), yang merupakan sistem awal pencegahan pelanggaran atas kedaulatan, keamanan dan keselamatan di wilayah perairan laut Indonesia.

“Bagi Indonesia SDD dan SPD merupakan kelengkapan utama yang harus ada terutama jika Bakamla sudah terbentuk. Fungsi, tugas dan wewenang Bakamla hanya bisa dilakukan secara optimal jika SDD dan SPD dapat diimplementasikan dalam wilayah perairan laut Indonesia. Pelanggaran dan tindak kriminal atas wilayah perairan Indonesia dapat terdeteksi dengan cepat melalui kedua sistem ini, selain juga bermanfaat bagi lingkungan dan biota laut,” ujar Eko Susilo Hadi.




Sumber : Tribunnews

Demo Laut Semarakkan HUT TNI Ke 69

SURABAYA-(IDB) : Peringatan ke 69 Hari TNI tahun 2014 sebentar lagi akan digelar di Koarmatim. Geladi upacara parade dan defile termasuk demo gabungan dari tiga angkatan beberapa kali telah dilakukan. Pada hari ini, Kamis (2/10), juga dilaksanakan geladi serupa, salah satu nya demo matra laut yang nantinya menyemarakkan peringatan HUT TNI yang berlangsung di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya. Kegiatan latihan ini ditinjau Panglima TNI Jenderal TNI DR. Moeldoko, Kasum TNI Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E ke tiga Kepala Staf Angkatan dan pejabat teras TNI lainnya.

Pada peringatan ke 69 HUT TNI tahun 2014,  akan ada sekitar 18 ribu personel yang mengikuti perayaan HUT TNI tersebut. Baik yang upacara maupun yang ikut demonstrasi.  Dalam upacara tersebut akan ditampilkan semua Alutsista ketiga matra hasil pembangunan kekuatan TNI selama dua periode masa jabatan Presiden  RI, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dari tahun 2004 s.d. 2014.

Demo laut dalam rangka memperingati HUT TNI nanti, TNI AL  mengeluarkan seluruh kekuatan Alutsistanya, dengan berbagai jenis kapal perang, seperti  Divisi Kapal Selam, Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis Korvet, Fregate, Van Speijk, Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (Sigma) dan Parchim. Termasuk Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR), kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat) dan kapal bantu melaksanakan manuver Sailing Pass, disusul formasi Pesawat Udara (Pesud) TNI AL.

Dalam demo laut tersebut, kekuatan Alutsista TNI AL akan melakukan beberapa rangkaian kegiatan. Diantaranya, melaksanakan bantuan tembakan kapal (BTK) dan menembak AKS (Anti Kapal Selam). Juga melakukan RDO (Rubber Duck Operation dan statik laut. Demo laut lainnya yang ditampilkan, yaitu pembebasan sandera di kapal dengan melakukan RDO, infiltrasi dengan free fall. Termasuk melaksanakan Stabo serta Ship Boarding, dengan menggunakan Sea Reader, perahu karet dan Fast Rope.

Berbagai Alutsista yang terlibat antara lain, kurang lebih 239 pesawat udara,  42 KRI termasuk kapal perang terbaru milik TNI AL dari jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) dari Inggris yaitu KRI Bung Tomo-357; KRI John Lie-358; dan KRI Usman Harun-359.  Kurang lebih 149 Ranpur dalam berbagai jenis dan peralatan tempur yang lain. Upacara tersebut juga akan dihadiri oleh seluruh Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Menteri Pertahanan dan Panglima Angkatan Bersenjata Negara sahabat. 


Sumber : TNI AL

Dankorpaskhas Tinjau Langsung Prajuritnya Di Koarmatim

SURABAYA-(IDB) : Dalam rangka persiapan HUT ke-69 Tentara Nasional Indonesia, baru-baru ini Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI M. Harpin Ondeh, S.H., saat mendampingi Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko beserta para Kepala Staf Angkatan berkesempatan langsung memeriksa latihan defile yang dilakukan oleh para prajurit Korpaskhas yang akan melaksanakan upacara dan defile di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya pada 07 Oktober 2014 mendatang. Para Prajurit Korpaskhas yang terlibat pada peringatan HUT TNI ke-69 ini berasal dari berbagai kesatuan yang ada dalam lingkup jajaran Korpaskhas.

Tampak dalam gambar Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI M. Harpin Ondeh, S.H., dari dekat meninjau dan memberi semangat langsung kepada prajurit-prajuritnya yang tengah berlatih defile di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya



Sumber : TNI AU

Pengadaan Alutsista TNI 2014

TNI AL Beli 6 Kapal Selam Kilo

Data tentang kekuatan bawah laut Indonesia, akhirnya mulai dibuka sedikit demi sedikit. Kapal Selam Kilo milik TNI AL yang sempat menjadi gosip dan menghangatkan jagad forum militer, mulai dibuka datanya oleh TNI.

Dalam harian Kompas Jumat, 3 Oktober 2014, halaman 35, disebutkan TNI AL telah memiliki dua kapal selam kilo. Untuk memastikan agar informasi ini sampai secara benar, keberadaan kapal selam kilo itu, dimasukkan dalam info grafik alutsista TNI AL. Dan sudah pasti kalau ada info grafik dari TNI yang akan dipublikasikan oleh media massa, terutama alutsista, tentu dicek kebenarannya oleh pihak TNI.

Kompas sebenarnya sudah pernah membocorkan keberadaan kapal selam Kilo Indonesia, namun dengan cara yang halus. Saat itu disebutkan, kapal selam Indonesia akan melakukan latihan perang dengan menembakkan rudal jarak jauh 300km. Kapal selam Cakra class type 209, jelas tidak memiliki kemampuan itu.


Informasi soal keberadaan kapal selam kilo Indonesia, juga sebenarnya sudah diketahui tetangga. Wakil Menteri Pertahanan Malaysia sempat meminta tambahan kapal selam, dengan alasan karena Indonesia sudah memiliki dua kapal Selam Kilo.


Tempo juga pernah menuliskan secara tersamar keberadaan kapal selam Kilo Indoneia, melalui Duta besar Rusia untuk Indonesia saat itu, Ivanov.

Mengapa keberadaan kapal selam kilo ini dibuka ?. Itu bukan pertanyaan yang tepat, kira kira kapal selam apa yang sedang dipesan Indonesia sehingga keberadaan kapal selam kilo dibuka.

TNI AU Beli 16 Pesawat Tempur SU-35

Panglima TNI Jenderal Moeldoko sempat mengatakan kepada publik, bahwa kandidat pengganti F-5 Tiger yang paling kuat adalah Sukhoi SU 35. Pernyataan ini terlontar dari Jenderal Moeldoko di beberapa kesempatan saat ditanya wartawan.

TNI AU sebagai user, juga konon menginginkan SU35 sebagai pengganti F-5 Tiger.


Dan kini pembelian SU-35 oleh TNI akan semakin mendekati kenyataan. Dalam infografik Harian Kompas, Jumat 03/10/2014, dituliskan Indonesia dalam proses pengadaan 16 Jet Tempur SU-35. Wow….pilihan yang sangat brilian dan membuat Indonesia semakin disegani. Alutsista dengan kemampuan yang sangat mematikan.

Dengan adanya SU-35 ini, bisa dikatakan Indonesia sedang menuju “Macan Asia”, jargon yang sempat diutaarakan oleh Presiden SBY.


Tidak hanya itu, Indonesia juga sedang memesan 6 kapal selam kilo. Tidak disebutkan jenisnya tapi patut diduga jenis yang modern dan memiliki persenjataan yang maut. Persenjataan kapal selam Indonesia yang bisa menembak rudal jarak jauh, sudah beberapa kali disampaikan oleh Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro.


Presiden SBY, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro dan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, anda orang-orang hebat.

Ya…Anda orang-orang hebat, karena menjadi faktor pembeda. Jayalah negeriku Indonesia. Nama anda akan selalu kami kenang.



Eurofighter Typhoon Cacat Produksi, Jerman Hentikan Pembelian

BERLIN-(IDB) : Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) telah mendeteksi cacat produksi pada pesawat tempur Eurofighter Typhoon, yang menyebabkan Jerman menghentikan pembelian pesawat ini hingga masalah diselesaikan. Berita ini menjadi pukulan berat bagi Eurofighter setelah sebelumnya didera masalah harga.



Kecacatan produksi ditemukan pada sejumlah lubang bor baut pada bagian belakang pesawat, yang mana perusahaan terbesar di Eropa BAE Systems yang bertanggung jawab dalam pengerjaan komponen ini. Tepi lubang bor tidak dirapikan atau dihaluskan sesuai dengan proses produksi standar.



Meskipun belum jelas apakah cacat produksi ini akan berdampak pada umur, fungsi atau dapat membahayakan pilot, namun laman Spiegel Online melaporkan bahwa dalam kasus terburuk, kecacatan ini dapat menyebabkan lambung pesawat menjadi tidak stabil. Sebagai dampaknya, Jerman menolak mengakuisisi Typhoon baru, termasuk 6 unit pada tahun ini.



Terkait masalah ini, baik Angkatan Udara Inggris dan Jerman juga telah menurunkan jam terbang yang direkomendasikan untuk Typhoon, yaitu dari 3.000 jam menjadi 1.500 jam per tahun dengan harapan meminimalisir overstres pada Typhoon.



Menurut seorang juru bicara Eurofighter, masalah ini sebenarnya telah teridentifikasi sejak awal tahun lalu. Yang mana ditemukan saat pengecekan dalam program untuk meningkatkan kualitas pada komponen utama produksi Typhoon. 



Produksi Typhoon dijalankan oleh Eurofighter Jagdflugzeug GmbH, sebuah perusahaan patungan yang berbasis di Jerman yang juga dimiliki oleh BAE Systems, Airbus, dan perusahaan Italia Alenia Aermacchi. Lebih dari 10.000 karyawan dari 400 perusahaan subkontrak di seluruh Eropa dilibatkan dalam setiap produksi Typhoon.



Alberto Gutierrez, CEO Eurofighter GmbH mengatakan pada 2 Oktober bahwa perusahaannya sadar dan aktif menangani masalah kualitas baru-baru ini yang ditemukan pada bagian belakang badan pesawat Typhoon.
"Kami ingin memperjelas masalah, bahwa tidak akan mempengaruhi keselamatan penerbangan, juga tidak berdampak pada armada Typhoon yang saat ini sedang menjalankan operasi," ujar Gutierrez.



Typhoon digambarkan oleh Angkatan Udara Inggris sebagai pesawat tempur multiperan yang sangat lincah. Sebagai produksi bersama, pesawat ini digunakan oleh beberapa negara Eropa yaitu Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol. Baik Jerman dan Inggris telah menempatkan pesanan awal masing-masing 250 unit, dan hingga kini keduanya telah memiliki lebih dari 100 Typhoon di angkatan udaranya. Kemudian Austria, Arab Saudi, dan Oman juga tertarik dan selanjutnya memesan pesawat ini.



Pihak BAE Systems mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengirimkan pesawat sesuai dengan kontrak dan jadwal pengiriman yang ditentukan oleh Angkatan Udara Inggris dan Angkatan Udara Arab Saudi. Kementerian Pertahanan Inggris sendiri telah menyatakan bahwa mereka akan terus menerima pesawat dan mengatakan bahwa masalah cacat produksi tersebut tidak berdampak pada pengoperasian Typhoon. 


Menurut seorang juru bicara Eurofighter, pengiriman ke Typhoon ke Spanyol yang tertahan saat ini tidak terkait dengan masalah ini namun terkait masalah komersial. Dalam waktu dekat dialog akan dilakukan lagi untuk memungkinkan pengiriman kembali. Sedangkan pihak Italia, melalui juru bicara pengadaan Kementerian Pertahanan, menyatakan bahwa pesawat-pesawat mereka dalam kondisi yang aman. Pengurangan jam terbang hanya masalah biasa, dan pihak Eurofighter akan menyiapkan solusinya, menurut juru bicara tersebut.





Di lain tempat, di Austria, Peter Pilz, seorang anggota parlemen dari Partai Hijau (Green Party) telah meminta pemerintahnya membatalkan kontrak pembelian Typhoon, dilansir laman The Local. Ia sangat marah karena Austria mengetahui cacat produksi tersebut hanya dari pemberitaan pers, bukan dari perusahaan langsung. Padahal Austria saat ini sudah mengoperasikan 15 Typhoon.




Sumber : Artileri

TNI Segera Hadirkan Sistem Antirudal Canggih

SURABAYA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan mengerahkan seluruh kekuatan mereka dalam sistem persenjataan (Alutsista) pada peringatan HUT TNI ke-69 yang akan digelar di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Selasa pekan depan, 7 Oktober 2014.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, pada hari jadi TNI ini merupakan kesempatan untuk pamer kekuatan militer Indonesia kepada dunia.

"Agar masyarakat bisa melihat, ini bentuk pertanggungjawaban Presiden SBY lewat Panglima TNI. Pertanggungjawab secara keseluruhan, atas pembangunan militer, TNI khususnya. Pemerintah telah mengeluarkan uang, seperti apa bentuknya. Ini transparansi," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko kepada VIVAnews, Rabu, 1 Oktober 2014.

Menurut Moeldoko, apa yang disajikan dalam peringatan HUT TNI ke-69 belum semuanya. Karena ada kekuatan yang belum diwujudkan. "Kita punya antirudal dari Inggris yang paling canggih saat ini. Tapi belum sampai," katanya.

Terkait dengan ancaman yang ada, TNI kata Moeldoko akan terus meningkatkan kekuatan dengan sangat signifikan meski ada kecenderungan skenario di kawasan Asia Pasifik mengalami perubahan persenjataan yang riil.

Menurut Moeldoko, dengan mengerahkan semua alutsista TNI itu, RI ingin menunjukkan seluruh kekuatan militer Indonesia kepada dunia internasional. Sehingga negara-negara luar tahu bahwa sebagai negara besar, TNI juga memiliki kekuatan militer yang tangguh.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menambahkan, peringatan HUT TNI itu juga momentum bagi prajurit untuk menunjukan kemampuannya kepada bangsa Indonesia.

"Panglima TNI gunakan kesempatan itu sebagai unjuk kemampuan. Agar prajurit bangga dan masyarakat bangga ikut memiliki TNI dan memberikan pesan bahwa TNI saat ini memiliki kemajuan yang lebih baik," katanya.




Sumber : Vivanews

Pesawat CN235 PT. DI Usung Teknologi ASW

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PTDI) meningkatkan kemampuan salah satu produk unggulannya yakni pesawat baling-baling CN235 dengan teknologi Anti-Submarine Warfare (ASW). Pesawat CN235 ini bisa dilengkapi oleh sonar dan radar khusus yang mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.

"Kita coba anti submarine di pesawat CN235. Kita upgrade menjadi anti submarine. Dia bisa deteksi kapal selam," kata Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI Budiman Saleh, Jumat (3/10/2014).

Selain dilengkapi teknologi anti kapal selam, CN235 bisa dipasang torpedo. Teknologi anti kapal selam ini baru terpasang pada pesawat CN235 yang dibeli dan dimiliki oleh militer Turki.

"Kita ujicobakan pada CN235 di Turki," sebutnya.

Budiman menjelaskan insinyur PTDI memiliki kemampuan di bidang rekayasa atau pengembangan pesawat. Dengan kemampuan itu, para insinyur mampu meningkatkan kemampuan CN235 yang awalnya merupakan produk kerjasama PTDI dan Cassa Spanyol (sekarang Airbus Military) tersebut.



"Kita banyak buat rekayasa, itu justru bikin nilai lebih tinggi. Itu dilakukan dari Bandung semua," sebutnya.

Dengan nilai tambah ini, harga pesawat pun bisa melonjak. Varian termahal seperti CN235 MPA. Pesawat yang biasa digunakan untuk patroli laut atau marine patrol ini telah dipakai militer Indonesia dan penjaga pantai Korea Selatan.

"CN235 sangat variatif harganya. Minimal US$ 28 juta. Itu sangat basic sedangkan untuk yang kompleks bisa US$ 55 juta," jelasnya.

PTDI berencana mengembangkan varian CN235 next generation (nextG). Nantinya kapasitas penumpang akan dinaikkan. Pesawat, CN235 nextG ini, menggunakan sistem navigasi dan komunikasi digital dan glass cockpit technology.



Sumber : Detik