Pages

Kamis, Oktober 02, 2014

Kejutan Jelang HUT TNI

JAKARTA-(IDB) : Kurang dari seminggu selebrasi perayaan HUT TNI, berbagai alutsista telah disiapkan. Beberapa diantaranya sudah tiba di tanah beberapa minggu atau bulan sebelumnya. Tapi ini yang paling mengejutkan. Yaitu munculnya ranpur baru yang direncanakan akan memperkuat TNI-AD. Inilah ranpur M-113, yang telah tiba di Bandara Soekarno Hatta, kamis siang.

Gosip mengenai akuisisi ranpur M-113 sejatinya telah ARC dengar sejak beberapa waktu lalu. Jumlah dan akan dimana penempatannya masih belum jelas. Namun konon kabarnya, ranpur buatan Amerika ini akan memperkuat Batalyon Infantri Mekanis. Meski demikian, yang pasti ranpur ini akan turut serta dalam defile perayaan HUT TNI ke 69, 7 oktober mendatang



Sumber : ARC

PLA Akan Beli 700 Pesawat Tempur Siluman

BEIJING-(IDB) : Angkatan Udara dan pasukan udara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) berkeinginan untuk membeli 700 pesawat tempur siluman baru, menurut Edward Hunt, seorang konsultan pertahanan senior di IHS Aerospace, Defense & Security dalam sebuah artikel yang ditulisnya untuk mingguan pertahanan Jane yang berbasis di Inggris.
 

Amerika Serikat sendiri akan membeli 2.616 pesawat tempur generasi kelima siluman, termasuk F-22 Raptor dan F-35 JSF yang dirancang dan diproduksi oleh Lockheed Martin, menurut artikel tersebut. Negara-negara anggota NATO lainnya, seperti Inggris, Belanda, Denmark, Italia, Turki dan Kanada berencana untuk membeli total 600 pesawat tempur F-35. Sedangkan untuk wilayah Pasifik, Jepang dan Korea Selatan dan Australia akan membeli total 300 F-35.
 

Rusia, China dan India diperkirakan akan mendapatkan lebih dari 1.500 pesawat tempur generasi kelima siluman untuk melawan Amerika Serikat. Pesawat-pesawat tempur siluman ini ditujukan untuk menggantikan pesawat tempur tua generasi keempat dari ketiga negara tersebut, seperti Su-27, Su-30 dan MiG-29. Untuk mengatasi ancaman potensial F-35 dari pasukan AS dan sekutunya di Timur Jauh, China kemungkinan akan membeli hingga 300 unit pesawat tempur siluman J-20 dari Chengdu Aerospace Corporation dan 400 unit J-31 dari Shenyang Aircraft Corporation.
 

Dengan memiliki 700 pesawat tempur siluman, China diperkirakan akan mampu mengatasi pesawat tempur F-35 Jepang dan Korea Selatan dalam konflik terkait sengketa Laut China Timur. Sementara itu China mungkin juga akan berhadapan dengan F-35 Australia di Pasifik Selatan.
 

Pada tahun 2030 nanti, pesawat tempur siluman akan menjadi pesawat tempur standar  pasukan udara dunia. Pada saat itu, Jepang kemungkinan sudah memiliki armada Mitsubishi ATD-X untuk potensi pertempuran udara melawan China dalam sengketa Pulau Diaoyu atau Senkaku.



Sumber : Artileri

Impor Alutsista TNI Meningkat Tajam

JAKARTA-(IDB) : Impor Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI bulan Agustus tercacat sebesar US$ 214,7 juta. Nilai impor ini meningkat pesat dibandingkan Juli 2014. Menurut data Kementerian Perdagangan, pada bulan Agustus lalu total impor meningkat 5,1 persen month to month menjadi US$ 14,8 miliar.

"Pada bulan Agustus, terjadi peningkatan impor untuk alat alutsista," kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis 2 Oktober 2014.

Peningkatan impor tersebut dipicu oleh naiknya impor non migas sebesar 15 persen MoM, sedangkan impor migas turun 18,5 persen. Dalam data tersebut, tercatat impor mesin dan pesawat mekanik sebesar US$ 2,309 miliar. Impor ini tumbuh 21,2 persen atau US$ 403,2 juta dibandingkan Juli 2014. Impor mesin dan peralatan listrik tercatat US$ 1,46 miliar. Impornya naik US$ 246,8 juta atau 20,3 persen dibandingkan Juli 2014.

Sedangkan impor alutsista melesat pesat, bahkan sampai puluhan ribu persen. Pada Agustus, impor senjata dan amunisi sebanyak US$ 214,1 juta dan naik US$ 214,1 juta dibandingkan Juli 2014. Dibandingkan bulan sebelumnya, impor ini naik 38.002,9 persen.

"Ini sebenarnya sesuatu yang sangat penting dan baik," katanya.

Program belanja alutsista dikenal dengan sebutan MEF (Minimum Essential Force) yaitu program pemenuhan alutsista untuk standar minimal yang dipersyaratkan.

Meski belanja alutsista bernuansa revolusioner selama lima tahun ini ternyata belum mencapai standar kecukupan. Namun, program belanja alutsista TNI akan berlanjut di MEF II pada 2015 hingga 2019.

Setelah 18 unit KH179, telah tiba juga 12 pesawat coin Super Tucano, delapan jet tempur F16 blok 52, empat UAV Heron, dua Pesawat angkut berat Hercules, lima Pesawat angkut sedang CN295, enam helikopter serbu Cougar, 20 helikopter serbu 412EP.

Kemudian ada empat radar, 11 helikpter anti kapal selam, tiga Kapal Korvet Bung Tomo Class, tiga Kapal Cepat Rudal 60m PAL, tiga LST, dua BCM, 40 tank Leopard, 40 tank Marder, 50 panser Anoa, 36 MLRS Astross II, 37 Artileri Caesar, sejumlah peluru kendali SAM, sejumlah peluru kendali anti kapal, simulator Sukhoi.



Sumber : Vivanews

Model Klaster Industri Strategis Indonesia


RISTEK-(IDB) : Indonesia pernah berhasil mengembangkan klaster industri strategis melalui upaya transformasi industri nasional yang digagas Prof. B. J. Habibie. Menerapkan konsep “mulai dari akhir dan berakhir di awal” yang populer itu, negeri ini dalam rentang seperenpat abad (1970-1995) mampu mengembangkan antara lain industri dirgantara, industri maritim dan perkapalan, industri pertahanan, industri elektronika dan telekomunikasi, sebagai engine of growth sekaligus pijakan menuju tahap ekonomi berbasis inovasi.


4 tahap klaster“Kita tidak bisa membuat sebuah penemuan ulang suatu teknologi yang sudah lama ditemukan bangsa lain, sebab kita akan tertinggal,” demikian ucapan yang terkenal dari B. J. Habibie, mewakili konsep transformasi industrinya. Artinya, Indonesia perlu melakukan terobosan, alih-alih meniru dan menempuh “jalur lambat” tahapan evolusi industri negara-negara maju yang dimulai dari fase riset dasar hingga ke fase perakitan dan pemasaran produk. 

Melalui formula micro-accelerated evolution unit (MAEU), B. J. Habibie merumuskan bahwa tahapan transformasi industri Indonesia berlawanan arah dengan fase di negara-negara maju justru akan dimulai dari fase perakitan dan pemasaran produk dan berakhir di fase riset dasar.



Konsep terobosan transformasi industri ini mengejawantah dalam empat tahapan penting, yang kadang-kadang dilakukan secara overlap


Tahap Pertama :


Pembentukan kemampuan teknologi produksi melalui penerapan Progresive Manufacturing Plan (PMP). Ini merupakan kebijakan terpadu untuk membentuk kemampuan manufactur suatu produk dengan teknologi yang diperoleh melalui lisensi, yang secara bertahap, teknologitersebut akan dikuasai sepenuhnya. 

Tahap ini meliputi pula upaya untuk meningkatkan kandungan lokal serta menguasai berbagai aspek organisasi dan manajemen QCD (quality, cost, delivery) produksi, jaringan vendor dan industri pendukung, pemasaran, penjualan dan layanan purna jual, dan berbagai aspek bisnis lain bertaraf internasional. Contoh produksi teknologi tahap pertama adalah CN-212, kapal Caraka Jaya, pabrik pupuk Iskandar Muda, pabrik Semen Gresik, Fast Patrol Boat (FPB) 57, kereta api argo bromo, dan Argo Gede serta sistem telekomunikasi Pasopati.



Tahap Kedua :


Pembentukan kemampuan mendifusikan dan mengintegrasikan teknologi ke dalam desain dan manufaktur suatu produk baru yang memiliki pasar prospektus. Selain memperdalam kemampuan yang mulai terbentuk pada tahap pertama, tahap kedua memfokuskan diri pada penguasaan berbagai aspek pengembangan produk dan hubungan umpan-baliknya yang rumit melalui perencanaan produksi, analisa pasar, manajemen siklus hidup produk/teknologi, Metrology, Standard, Testing and Quality (MTSQ), serta pengembangan jaringan pemasaran dan purnajual.


Pada tahap ini dibentuk pula berbagai aliansi dengan sumber-sumber teknologi sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan seluruh proses desain, produksi, dan pemasaran. Produk-produk domestik yang dihasilkan pada tahap ini ialah CN-235, mobil Toyota Kijang, kapal Palindo Jaya I, pabrik Pupuk Pusri 1-B, Garbarata dan jalan layang Sosrobahu.


Tahap Ketiga :


Pembentukan kemampuan inovasi untuk menginstegrasikan teknologi termutakhir, sekaligus mengembangkan desain dan manufaktur produk baru yang lebih maju ketimbang yang telah ada di pasar. Pada tahap ini dipersiapkan kemampuan bersaing secara langsung dan terbuka di pasar global, seiring dengan terbentuknya kepercayaan diri dalam pengembangan dan pemasaran produk baru pada tahap kedua.

Faktor-faktor keberhasilan krusial pada tahap ini meliputi kemampuan untuk :

  1. Mengikuti dan mengantisipasi kemajuan iptek
  2. Memobilisasi dan mengelola akumulasi keahlian baik yang terbentuk melalui berbagai kegiatan desain, produksi, dan pemasaran secara rutin maupun yang melalui kegiatan litbang di dalam perusahaan maupun tempat-tempat lain di dalam negeri
  3. Mengembangkan berbagai bentuk hubungan dengan jaringan global sumber-sumber iptek.

Unsur penting lainnya adalah pemahaman tentang mekanisme “Teknologi Push” dan “Market Pull” yang komplek di dalam proses inovasi serta kaitannya dengan sistem bisnis dan persaingan secara menyeluruh. Contoh produk alih teknologi tahap ketiga antara lain pesawat N-250 Gatotkoco dan mesin tekstil Texmaco. Setelah melalui tahap ketiga, perkembangan industri menjadi sangat bergantung pada perkembangan dunia riset, informasi, dan khasanah iptek yang terbentuk baik didalam maupun di luar negeri.



Tahap Keempat :


Sebagai konsekuensinya, di tahap ini perlu dikembangkan kemampuan penelitian dasar secara substansial. Ini ditujukan untuk menciptakan ilmuwan-ilmuwan yang mampu berkiprah pada ujung tombak kemajuan teknologi, dimana kehadiran mereka juga penting untuk mengaitkan diri ke jaringan riset global. Hubungan antara industri dan masyarakat ilmu pengetahuan dan penelitian yang telah mulai dirintis pada tahap ketiga juga akan diperluas.


Konsep transformasi industri B. J. habibie ini mengantarkan Indonesia yang pada 1990-an dijuluki salah satu “Macan Asia” memiliki sepuluh BUMN industri strategis yang dikembangkan dan dikoordinasikan oleh Badan Pengelola Industri Strategis, yakni PT. IPTN (sekarang PT. DI-penerbangan), PT. PAL (perkapalan), PT. LEN (elektronika), PT. INKA (perkeretaapian), PT. INTI (telekomunikasi), PT. Krakatau Steel (baja), PT. Pindad (persenjataan), PT. Barata Indonesia (peralatan berat), PT. Boma Bisma Indra (peralatan industri) dan PT. Dahana (bahan peledak).



Sumber : Ristek

Yonkav Lampung Terima Empat Tank

LAMPUNG-(IDB) : KRI Teluk Gilimanuk 531 “memuntahkan” empat unit tank. Tank-tank tersebut “dimuntahkan” di Dermaga A Pelabuhan Panjang Bandar Lampung, Kamis 2 Oktober 2014.

“Ada empat tank yang kami antarkan ke Lampung yakni dua unit tank BTR 50 dan dua unit tank PT 76. Rencananya hendak diikutkan untuk memeriahkan perayaan HUT TNI ke-69 di Lampung. Tank-tank tersebut berasal dari Menkav (Resimen Kavaleri) Jakarta. Selesai ikuti HUT TNI selanjutnya akan ditaruh di Yonkav (Batalyon Kavaleri) Lampung,” jelas Pjs Kepala Divisi Senjata Bahari (Kadiv Senbah) KRI Teluk Gilimanuk Letnan dua Laut (P) Country Aurora (26).

Lebih lanjut Country mengatakan keberadaan KRI Teluk Gilimanuk di Lampung hanya sampai malam nanti. “Kemarin berangkat dari Jakarta jam 12 siang karena cuma antarkan keempat tank ini. Jadwalnya berangkat malam ini meninggalkan Lampung menuju ke Teluk Bayur - Padang dan Pulau Nias buat turunin barang juga,” jelas Contry Aurora sambil menunjukkan dua mobil dan dua motor baru untuk operasional Pangkalan AL baru di Nias.

KRI Teluk Gilimanuk - 531 tiba di Pelabuhan Panjang pukul 07.20 WIB. Dengan bantuan pengarahan dua kapal tugboat Pulau Sebesi I-212 dan selat Legundi III -212 merapat di Dermaga A. Komandan Angkatan Laut (Danlanal) Lampung Kolonel Laut (P) Suharto menyambut langsung kedatangan KRI Teluk Gilimanuk 531 yang dipimpin Komandan kapal Letkol Laut (P) Erry Pratama Yoga.



Sumber : Saibumi

Yonif 403 Akan Dijadikan Batalyon Mekanik

Yonif 403 Akan Dijadikan Batalyon Mecanize 
YOGYAKARTA-(IDB) : Tak lama lagi wilayah Yogyakarta akan memiliki Batayon Mekanik. Rencananya dalam waktu dekat ini, Batayon Infanteri 403 akan difungsikan menjadi Batayon Mekanik. Meski masih menunggu surat penetapan resmi dari Kasad, persiapan-persiapan terkait hal tersebut sudah dilakukan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Danrem 072/ Pamungkas Brigjen Sabrar Fadhilah, sebenarnya untuk fungsi Batayon Mecanize ini nantinya akan memiliki spesialisasi dalam hal perang kota. Pembentukan batayonini menurut Fadhilah merupakan bentuk strategi TNI AD dalam menjaga keamanan di wilayah Indonesia.

"Namun tentunya lantaran dalam situasi damai, fungsinya bisa disesuaikan," papar Brigjen Fadhilah ketika ditemui di Makorem 072/Pamungkas, Kamis (2/10/2014) siang.

Dalam penyesuaian fungsi tersebut nantinya akan disesuaikan dengan karakteristik daerah. Wilayah Yogyakarta sendiri memilik karakteristik yang rawan dengan bencana, sehingga fungsi batayon mekanik akan disesuaikan saat terjadi bencana alam.

"Diharapkan dengan perbaruan kendaraan dan peralatan, mobilisasi ke daerah bencana bisa dilakukan secara lebih cepat," imbuh Fadhilah.

Proses persiapan sendiri dibeberkan Fadhilah saat ini sudah memasuki tahap pembaharuan peralatan tempur. Rencananya, untuk Yonif 403 akan diberikan tambahan berupa 52 kendaraan tempur Anoa. Untuk tahap awal, sudah ada 3 kendaraan tempur Anoa yang dalam waktu dekat ini akan diserah terimakan ke Batayon Infanteri 403.  




Sumber : SJ